"Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan." (Yesaya 53:2,3)
Suatu kali saat saya belajar sejarah gereja-gereja di Indonesia, sungguh suatu hal yang mengejutkan saya jika harga yang dibayar supaya Injil masuk ke Indonesia sungguh sangat mahal, Para Zending (utusan) yang diutus dari beberapa negara Eropa (Belanda, Jerman) datang ke Indonesia melalui kapal-kapal dagang dan kapal-kapal penjajah yang singgah di Indonesia. Memang banyak Misionaris yang berasal dari Belanda namun mereka bukan penjajah, mereka adalah utusan-utusan gereja.