Kerohanian tidak terbatas pada relasi vertikal dengan Allah Tritunggal. Tidak pula diukur hanya dari penampilan dan aktivitas seseorang di dalam gereja. Kerohanian sejati juga harus terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Secara lebih spesifik, yang bisa mengukur kerohanian seseorang dengan lebih cermat adalah orang-orang yang ada dalam rumahnya. Keluarganya.
Mengapa demikian? Karena dalam keluarga tidak ada ruang untuk pencitraan. Tidak ada celah untuk kemunafikan. Semua terlihat secara transparan.