Blog Terbaru

Akar Pahit

Ibrani 12:15
Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan
tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

Mengapa ada akar pahit?

Akar pahit atau kepahitan bisa diartikan dengan kejadian hidup yang tidak enak.
Makanya disebut pahit. Tidak enak disini akan berhubungan dengan banyak hal seperti:
kejadian yang menyakitkan diriku, memalukan diriku, merugikan diriku, membohongi diriku,
mencelakan diriku, dan semua hal yang membuat diriku merasa tidak enak.

Mengapa ada akar pahit? Tentu saja melibatkan dua pihak, yaitu yang menyebabkan

Arti Sebuah Nama (2)

Dahulu, kalau mendengar nama depan seseorang dengan mudah kita bisa menebak dari mana orang itu berasal. Sastro atau Bejo, semua yang berakhiran "O" biasanya berasal dari jawa atau termasuk "œwong jowo". Sedangkan Sunarya atau Wiguna, yang berakhiran "A" biasanya dari Sunda. Kalau dari Medan bisa Partogi atau Parningotan. Dan kalau dari Manado, umum yang terdengar adalah Lingkan dan Pingkan. Pingkan Mambo mantan group Ratu yang cukup beken, juga pasti dari Manado.

Arti Sebuah Nama (1)

Di dalam keluarga, ketiga kakak saya memiliki nama yang terdiri dari dua kata dengan masing-masing memiliki arti yang bermakna. Hanya nama saya yang terdiri dari satu kata : "Indriatmo" - dan saya tidak paham apa artinya. Dulu saya sering tidak nyaman dengan nama sendiri, karena selama duduk di SD dan SMP, nomor urut absensi setelah saya adalah anak perempuan yang bernama "Indriyani".

Allah, Kejahatan & Penderitaan

Pada saat pelajaran agama di SMA Loyola, Pater Ageng menerangkan tentang kejatuhan manusia dalam dosa yang menimbulkan penderitaan seluruh umat manusia keturunan Adam dan Hawa. Pada saat itu saya menyela dengan satu pertanyaan, "Kalau Allah itu Maha Kuasa, mengapa saat itu Allah tidak membinasakan setan sehingga tidak bisa menggoda Hawa. Jadi umat manusia tidak usah menderita karenanya." Sambil tersenyum Pater Ageng menjawab, "Saya juga tidak tahu ..."

Kuatkan Hatimu

Aku ingat kakakku laki-laki yang nomor dua, karena kakakku laki-laki ada tiga.
Di rumah kami berlima, anak-anak semua dan satu simbok yang menemaniku sejak bayi.
Kemana orang tua kami? Mereka bekerja di pasar besar, berjualan kelontong, berangkat
mulai jam empat pagi dan pulang sampai jam lima sore. Boleh dibilang kami hidup
tanpa pengarahan atau liar. Orang tua kami sangat menyayangi kami berlima, tetapi
tidak bisa menemani kami, mengasuh kami, membimbing kami. Mereka hanya bisa menyayangi
dan mencari uang. Bahkan kami tidak pernah menikmati yang namanya sekolah minggu sewaktu
kami kecil. Hari minggu adalah hari yang paling ramai di pasar, jadi terkadang kita

Pages

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA