Blog Terbaru

Dua Mangkuk Baso

Dua belas tahun telah berlalu sejak kami mengucapkan janji setia di hadapan pendeta di bulan April tahun 1994. Saat itu adalah hari ulang tahun pernikahan dan kita berniat untuk merayakannya dengan sebuah acara yang khusus. Kami berniat 'berpacaran' lagi. Jalan bersama, makan, nonton dan mengingat masa-masa indah awal pertemuan kita.

Tiap Hari Adalah Mujizat

Setiap hari Minggu jam 7 pagi saya mengantar anak laki-laki saya yang sekarang berusia 4 tahun untuk mengikuti Sekolah Minggu kelas kecil. Saya selalu menunggu sampai Sekolah Minggu selesai. Itu juga yang dulu dilakukan oleh ibu saya waktu saya masih Sekolah Minggu.

Para guru sekolah minggu mengajar dengan penuh sukacita. Sebagian besar adalah pemuda yang mengajak anak-anak sekolah minggu untuk memuji Tuhan dengan gerakan-gerakan yang menarik, diiringi musik yang enerjik.

Kesalahan yang Sempurna

Seperti biasa, pada hari Sabtu tanggal muda saya mengantar istri ke mall untuk belanja bulanan seperti susu, kebutuhan dapur dan yang lain. Setelah belanja bulanan dan meletakkan semuanya di bagasi, acara dilanjutkan dengan putar-putar untuk window shopping. Sebetulnya saya tidak terlalu suka dengan window shopping, karena biasanya berujung pada konsumsi barang yang tidak begitu diperlukan. Tetapi sebagai 'pemilik tulang rusuk' yang setia, saya terus mendampingi 'tulang rusuk' saya yang dengan gesit melakukan observasi produk-produk unggulan.

Lampu Merah

Saat itu adalah pertama kali berada di negara asing. Ada pekerjaan yang harus saya selesaikan di kantor pusat di Jepang. Saya merasa menjadi seperti si Kabayan yang pertama kali datang ke budaran HI. Girang bercampur tidak percaya karena berada di Jepang, jauh dari tanah air.

Engkaukah Itu?

Engkaukah Itu?
Aku akan selalu ingat, waktu kelas empat SD, dibonceng sepeda teman kakak yang jagoan
dan ngebut dan akhirnya kakiku masuk jeruji roda sepeda dan jatuh berguling di jalan raya
dan hampir di tabrak mobil dan akhirnya tidak bisa berjalan sampai satu bulan.

Tapi bukan itu yang membekas di ingatanku, melainkan kejadian sesudah sembuh dan bisa berjalan,
dan masuk sekolah lagi, di hari pertamaku masuk sekolah, di kelasku.

Kebetulan hari itu ada test matematika, selagi mengerjakan soal tahu-tahu ibu guru sudah
di berdiri di sampingku, marah-marah melihat jawabanku, katanya bukan begitu cara mengerjakannya,

Pages

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA