PEROKOK AKTIF MENGUNTUNGKAN ORANG LAIN

Walaupun dikecam di sana-sini, sebetulnya perokok aktif itu setidaknya tetap memberi banyak keuntungan bagi orang lain. Coba kita urutkan ...

Sebelum rokok ada terselip di antara jari tangan, ada orang-orang dalam daftar ini yang menikmati keuntungan
1. Petani tembakau
2. Tengkulak tembakau
3. Pemilik pabrik rokok
4. Para buruh pabrik rokok
5. Para supplier pabrik rokok
6. Pemilik distributor rokok
7. Para karyawan distributor rokok
8. Para pemilik toko penjual rokok
9. Para karyawan toko penjual rokok
10. Para pemilik warung rokok
11. Para pengasong rokok

Setelah rokok dinyalakan, dan rokok dihisap bertahun-tahun, maka perokok aktif mulai memberi keuntungan pada orang yang lain lain lagi.
1. Produsen obat penyakit paru-paru
2. Karyawan produsen obat
3. Distributor obat
4. Pemilik warung obat
5. Pemilik apotek
6. Karyawan apotek
7. Pemilik klinik
8. Pemilik Rumah Sakit
9. Para dokter
10. Para perawat
11. Semua karyawan RS, klinik

Kalau pun penyakit akibat nikotin merenggut nyawa, tetap saja perokok ini memberi keuntungan bagi orang lain.
1. Penggali kubur
2. Pengurus jasa pemakaman
3. Penjual bunga tabur
4. Mengurangi beban sosial masyarakat, karena perokok aktif itu umumnya awet muda (tidak sampai tua ...)

Jumlah penerima keuntungan itu bisa berlipat ganda karena termasuk anggota keluarga, sanak saudara dan para handai tolan yang lainnya. Dan masih banyak pihak yang menikmati keuntungan yang luar biasa dari para perokok ini, sekalipun mereka tidak pernah menyentuh barang berasap ini dan menjalankan pola hidup sehat. Di tahun 2009, dari daftar lima orang terkaya di Indonesia - tiga orang adalah para taipan rokok, dengan kekayaan antara empat belas triliun rupiah sampai dua puluh satu triliun rupiah. Pedagang asongan rokok yang menjadi ujung tombak pemasarannya jika mengetahui hal ini niscaya akan ikut bangga dan berkata, "Bujubuneng ..."

Karena memberikan keuntungan kepada lebih banyak orang dibandingkan dengan satu orang yang menderita berbagai penyakit karena paru-parunya di-asap-i setiap waktu; maka bisa dipahami kalau di negara kita ini mudah dijumpai berbagai iklan rokok dan penjual rokok yang dengan senang hati melayani semua pembelinya, mulai dari opa-oma, orang tua, anak muda, bahkan untuk anak di bawah umur sekalipun. Semuanya bebas beli rokok, merokok sepuasnya, di mana saja dan kapan saja ... Ada uang ada asap ...

Tapi dengan adanya kasus rokok meledak ini, mungkin peringatan yang tercantum di bungkus rokok sebaiknya diganti menjadi :

PERINGATAN : MEROKOK DAPAT MENGAKIBATKAN GIGI TANGGAL DAN MULUT SOBEK-SOBEK.

Kelihatannya itu lebih "to the point" dan "cespleng" ...

* * * * *

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1Korintus 6:19-20)

"Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu." (1Korintus 3:16,17)

GBU
(Indriatmo/PD Yoel)

* * * * *

KOMBINASI ROKOK DAN OKSIGEN MEMBAHAYAKAN SI PEROKOK

DetikHealth - Jakarta, Kasus meledaknya rokok yang dialami Andi Susanto harusnya menjadi pelajaran bagi para perokok. Meski penyebabnya masih misterius, namun rokok terbukti menyebabkan kerugian, apapun alasannya. Kasus ledakan rokok juga ternyata banyak terjadi pada para pengguna terapi oksigen. Kombinasi rokok dan oksigen sangat membahayakan si perokok.

Andi Susanto kehilangan 5 gigi dan bibirnya terpaksa dijahit setelah rokok ketiga yang diisapnya meledak. Dia mengisap rokok sembari naik motor. Namun penyebab ledakan rokok itu hingga kini masih diteliti.

Ledakan akibat merokok juga bisa terjadi saat seseorang melakukan terapi oksigen. Sekitar 1 juta orang lanjut usia di Amerika memiliki alat Long Term Oxygen Therapy (LTOH) untuk mengatasi penyakit paru-paru kronis. Terapi oksigen pertama kali diperkenalkan pada tahun 1922 sebagai pengobatan terapi untuk penyakit Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).

Penyebab utama penyakit COPD adalah rokok. Gejalanya antara lain yaitu sesak nafas, batuk kronik, aktivitas memburuk, dan kondisi paru-paru yang abnormal (menggembung).

Tapi yang namanya sudah kecanduan memang sulit dihentikan. Meskipun sudah terkena penyakit paru kronis dan harus mendapat terapi oksigen masih banyak pasien yang tetap nekat merokok. Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika melaporkan, 5 hingga 40 persen orang yang melakukan terapi LTDH tetap merokok.

Padahal kombinasi rokok dan oksigen sangat berbahaya. Setidaknya ada 5 kasus kematian dan 79 yang harus dirawat di rumah sakit akibat meledaknya rokok saat melakukan terapi oksigen sejak tahun 2000 hingga 2007.

Seperti dilansir Medbc, Senin (1/2/2010), seorang pria berusia 58 tahun harus dilarikan ke rumah sakit karena wajahnya terbakar akibat ledakan rokok. Ia mengatakan bahwa rokok yang ia nyalakan tiba-tiba meledak. Setelah diselidiki ternyata pria tersebut menyalakan rokok saat melakukan terapi oksigen di rumahnya.

Itu sebabnya mengapa merokok dilarang di tempat-tempat yang banyak mengandung gas seperti pom bensin. Adanya gas-gas volatil (mudah menguap), termasuk oksigen dalam bahan bakar bisa memicu ledakan ketika ada api yang berasal dari rokok.

Sementara itu, merokok di dalam ruangan ber-AC juga dilarang karena bisa menimbulkan risiko bahaya bagi para perokok pasif. Dalam ruangan AC, partikel-partikel rokok akan berada di tempat itu saja sehingga sirkulasi udara di ruangan itu akan tercemar.

Sistem AC yang terkena polusi rokok juga akan menghasilkan ion positif dalam jumlah yang besar di dalam ruangan. Hal ini akan membuat udara menjadi jenuh dengan ion tersebut dan akhirnya membuat orang yang berada di ruangan itu menjadi lemah, sakit kepala dan pusing-pusing.

Kasus-kasus akibat merokok memang masih banyak lagi, seperti kasus kebakaran rumah, kecelakaan lalu lintas dan lainnya. Namun kasus ledakan rokok yang dialami Andi Susanto harusnya sudah bisa menjadi pelajaran betapa membahayakannya mengisap rokok. (Nurul Ulfah/Senin, 01/02/2010-fah/ir)

* * * * *

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA