LIMA PULUH TAHUN
Tahun ini 2017, Tuhan memberkati usia saya mencapai setengah abad atau genap lima puluh tahun. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, di mana masih kuat ingatan masa-masa kecil, masuk TK, SD dan pendidikan berikutnya, awal bekerja, menikah - dan ternyata sekarang sudah masuk di usia setengah abad.
Kalau ditanya apa yang menjadi pencapaian terbesar dalam hidup, maka saya menjawab : “Saya semakin mengenal isi hati Bapak saya yang di surga.”
(Yeremia 9:24) “Siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
Ini dimulai dari satu pertanyaan seorang anak kecil, yaitu : “Kalau mati mau ke mana?” Sekalipun saya lahir di keluarga Kristen yang taat dan setia malayani Tuhan, tetapi itu adalah pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh hati saya sendiri, sebuah pertanyaan yang terus membayang sampai saya dewasa. Berbagai ajaran teologi saya pelajari, tetapi tidak bisa ‘menentramkan’ hati saya yang terdalam.
Akan tetapi Allah Bapa adalah setia dan adil dan Dia berkenan menyatakan diriNya kepada setiap orang yang terus bertanya dan mencari kebenaran kehidupan.
(Matius 7:7) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
BAGIAN YANG TERBAIK
Allah Bapa tidak menjawab pertanyaan secara langsung tetapi membukakan tahapan demi tahapan yang harus saya jalani satu persatu, dimulai dari : ‘bagian yang terbaik.’
Ternyata ‘bagian yang terbaik’ di hadapan Allah Bapa bukanlah sibuk pelayanan atau melakukan berbagai kegiatan rohani. Semua itu adalah bagian yang BAIK, tetapi bagian yang TERBAIK adalah : “Duduk diam mendengarkan Tuhan Yesus berfirman.”
Hal inilah yang Tuhan Yesus katakan kepada Marta yang ‘SIBUK SEKALI melayani’ dan meminta Tuhan Yesus menegur Maria yang ‘tidak melakukan apa-apa’ melainkan ‘HANYA DUDUK mendengar’ Tuhan Yesus berfirman. Tuhan Yesus menegur dengan berkata : "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Matius 10:41,42)
Ketika Allah Bapa menyingkapkan rahasia rohani tersebut, setiap hari saya mulai mengambil waktu khusus untuk duduk diam membaca dan merenungkan Firman Tuhan dari Kejadian 1 sampai Wahyu 22 dibaca dengan bersuara. Dan setelah selesai, Tuhan meminta untuk diulangi lagi dan lagi sampai sekarang ini sudah puluhan kali.
TIDAK PAHAM
Pertama kali ketika mau membaca Alkitab, ada satu pertanyaan yang sangat ‘klise’, sebuah alasan yang diucapkan oleh semua orang Kristen di seluruh dunia kalau diminta membaca Alkitab yaitu, “Kalau tidak paham bagaimana?”
Terhadap hal itu Tuhan Yesus menunjukkan FirmanNya dalam Yohanes 14:26, "Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." Itu artinya Roh Kudus yang ada di dalam hidup kita yang akan mengajar setiap kebenaran Firman Tuhan secara pribadi sesuai dengan jalan hidup dan pergumulan hidup kita masing-masing. Arti kebenaran Firman Tuhan berbeda-beda untuk setiap orang sesuai dengan tingkatan perkembangan imannya.
HUKUM ROH
Ternyata apa yang dinyatakan Allah Bapa dalam FirmanNya adalah ‘YA’ dan ‘AMIN’. Roh kudus mulai menyatakan satu persatu rahasia Roh yang terdapat di dalam setiap FirmanNya, sesuai dengan pergumulan hidup sehari-hari yang saya hadapi.
Yang pertama, Firman Tuhan adalah Hukum Roh yang mengikat semua makhluk fisik dan roh yang ada di seluruh alam semesta yang berlaku secara otomatis. Artinya : jika kita taat melakukan kebenaran Firman Tuhan maka otomatis kita akan diberkati, tetapi jika kita melanggar atau menolak Firman Tuhan maka kita otomatis berada di bawah ‘kutuk’ di mana setan punya hak legal untuk masuk di dalam hidup kita dan mendatangkan berbagai penderitaan dan dukacita.
(Yeremia 17:5,7) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
Jadi karena saya ingin hidup diberkati, demikian juga keluarga dan seluruh keturunan diberkati dan menjadi berkat, maka saya berkomitmen untuk melakukan satu hal : “Apa saja yang Allah Bapa katakan di dalam FirmanNya, akan saya lakukan.” Memang kita hidup perlu memiliki pengetahuan dan hikmat untuk bekerja dan mengatur kehidupan sehari-hari, tetapi dalam banyak hal saya akan ‘meletakkan kepala saya dan menggantinya dengan Alkitab.’
Allah Bapa ‘senang’ dan ‘berkenan’ jika kita mau belajar menguji kebenaran FirmanNya. Bahkan lebih dari itu, Allah Bapa berkenan membuka ‘isi hatinya’ dan menyatakan rahasia-rahasia Roh yang selama ini tersembunyi.
(Yesaya 55:6) “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui.”
(Amsal 25:2) "Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu."
DASAR RUMAH ROHANI
Ternyata segala kebenaran Roh didasarkan dan dimulai dari Firman Tuhan, yang adalah dasar dari Rumah Rohani. Orang pandai akan membangun rumahnya di atas ‘batu karang’ dan bukan di atas ‘pasir’
Selanjutnya, setiap kehidupan manusia di seluruh dunia PASTI DIUJI oleh ‘hujan’, ‘banjir’ dan ‘angin’ dan sehebat apa pun pelayanan atau jabatan gerejawi yang dimiliki, jika Rumah Rohani-nya tidak dibangun di atas ‘Batu Karang’ Firman Tuhan maka PASTI akan roboh dan hebat kerusakannya.
(Matius 7:24-27) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Itu yang terjadi di gereja-gereja, pelayanan-pelayanan bahkan keluarga-keluarga Kristen yang tidak tahan ketika ditimpa berbagai masalah kehidupan. Gereja-gereja ‘pecah’, para pelayan jemaat saling bertengkar, keluarga Kristen kehilangan kasih dan imannya, dll.
Itu terjadi karena mereka selalu diajarkan untuk membangun rumah rohani yang “mewah dan megah” yang terlihat oleh mata, tetapi tidak membangun ‘pondasi yang kuat’. Itu sama seperti Marta yang ‘sibuk sekali melayani’ dan kemudian sakit hati terhadap Maria yang ‘hanya duduk diam’ mendengar Tuhan Yesus berfirman.
BANGUNAN RUMAH ROHANI
Selanjutnya Allah Bapa menyatakan, bahwa ketika kita melakukan bagian kita, maka DIA akan melakukan bagianNya. Bagian kita adalah membangun dasar Rumah Rohani yang kuat dengan setiap hari duduk diam membaca, mendengarkan dan merenungkan Firman Tuhan. Dan selanjutnya bagian Allah Bapa adalah : “membangun Rumah Rohani kita.” Itu yang dinyatakan Allah Bapa dalam FirmanNya, “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” (Mazmur 127:1)
Allah Bapa akan membangun Rumah Rohani kita yang nampak oleh ‘mata manusia’ sebesar pondasi yang kita bangun, bukan sebesar dan semewah Rumah Rohani yang kita inginkan. Jika kita baru membangun ‘pondasi’ yang kecil, dengan hanya sekali-sekali membaca dan merenungkan FirmanNya, maka Allah Bapa akan membuat Rumah Rohani yang ‘kecil’ selebar pondasi yang kita buat.
Bangunan rumah rohani adalah ‘telenta’ yang dianugerahkan Allah Bapa dengan cuma-cuma yang menjadi bangunan rumah rohani anakNya, yang terlihat oleh mata. Ada talenta memuji Tuhan, penginjilan, pengajar, berkhotbah, pendoa syafaat, usher, IT, musik gerejawi, dll. Semuanya ‘telenta’, ‘bangunan rohani’ dibuat oleh Allah Bapa sesuai dengan besarnya pondasi yang sudah kita buat, sesuai dengan ‘kesanggupan kita’.
(Matius 25:15) "Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut KESANGGUPANNYA."
Ini sama dengan penjelasan Tuhan Yesus mengenai ‘ranting dan pokok anggur’. Kita maunya memiliki buah pelayanan yang banyak dan hebat di mata manusia, tetapi ‘enggan’ untuk berakar kuat pada ‘pokok anggur’. Akibatnya adalah kita berusaha membuat ‘buah-buah’ dengan kerja keras dalam pelayanan dan hidup. Tetapi itu akan berakibat fatal, karena ranting yang tidak berakar kuat akan putus dan rusak karena terlalu berat memikul buah yang banyak. Dan yang paling parah, ranting tidak melekat pada pokok anggur (kebenaran Firman Tuhan) tetapi kepada pendeta, majelis, pengerja, tokoh rohani, dll.
Itu adalah bentuk dari bagian Rumah Rohani yang ada di atas ‘pasir’ yang akan rusak terkena ‘hujan, banjir dan angin’. Hanya bagian rumah yang dibangun Tuhan di atas Batu Karang Firman Tuhan yang akan bertahan tetap.
DASAR KELUARGA
Saya tidak tahu bagaimana membangun kehidupan, rumah tangga dan keluarga yang paling tepat. Tetapi satu yang saya dan keluarga pilih, yaitu hanya dibangun dan berakar kepada kebenaran Firman Tuhan di Alkitab saja.
Setiap hari kita membaca dan merenungkan kebenaran Firman Tuhan. Ketika istri hamil, saya selalu membaca Alkitab untuk janin yang ada di dalam perut. Ketika anak-anak belum bisa membaca, kita membacakan Alkitab untuk mereka, dan sekarang setiap anak mempunyai waktunya sendiri setiap hari membaca Alkitab dengan bersuara.
Dan memang, ketika kita setia terus berakar pada kebenaran pondasi Firman Tuhan, maka Allah Bapa sendiri yang akan membangun rumah Rohani bahkan jasmani kita dan anak-anak. Setiap masalah orang tua dan anak-anak PASTI selesai sesuai dengan kebenaran kuasa Firman Tuhan yang ajaib. Bahkan setiap berkat dan pertolongan yang Allah Bapa janjikan di dalam FirmanNya tergenapi satu persatu di dalam kehidupan sehari-hari.
Buah rohani yang kita alami sehari-hari adalah, sering kali anak-anak ketika sakit kemudian akan dibawa ke dokter, mereka menolak. Mereka berkata, “Aku gak mau ke dokter, aku didoain saja.” Dan benar, banyak mujizat terjadi karena iman anak-anak yang sangat murni, dan itu justru memperkuat iman kita sebagai orang tua.
Bahkan lebih dari itu, Allah Bapa mulai membukakan karunia-karunia Rohani sehingga kita diijinkan Tuhan untuk melayani anak-anakNya yang terbeban dalam hidup, dilayani dalam pelayanan Pelepasan dan Pemulihan. Bukan hanya saya dan istri, tetapi anak-anak dari kecil, usia balita, sudah diperlengkapi Allah Bapa dengan karunia-karunia Roh yang menopang pelayanan.
Itu semua adalah Rumah Rohani yang terlihat dan buah-buah anggur surgawi yang dibuat oleh Allah Bapa sendiri melalui kehidupan dan keluarga kita. Bagian kita adalah terus memperluas dan memperkuat ‘pondasi’ dengan terus bertekun melakukan ‘bagian yang terbaik’ yaitu ‘duduk diam mendengarkan Allah Bapa berfirman.’
KE MANA SETELAH MATI
Kemudian Allah Bapa juga menjawab satu persatu pertanyaan tentang kehidupan yang puluhan tahun ada di dalam hati saya, yaitu “ke mana setelah mati?”
Sesuai FirmanNya, Allah Bapa menyatakan bahwa manusia di seluruh dunia terdiri atas tiga bagian yaitu ‘tubuh’, ‘jiwa’, dan ‘roh.’
(1 Tesalonika 5:23) "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga ROH, JIWA dan TUBUHmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita."
Tubuh adalah ‘hardware’ dan jiwa adalah ‘software’ yang bisa mati (expired) seperti pada binatang yang tubuh dan jiwa pada akhir hidupnya mati menjadi debu. Sedangkan Roh manusia tidak bisa mati, dan ketika tubuh dan jiwa mati, maka roh manusia akan pergi ke dua pilihan tempat yaitu surga atau neraka.
Akan tetapi roh manusia tidak bisa pergi ke surga dengan kemauannya sendiri, karena surga adalah tempat kediaman Allah Bapa, yang adalah Api yang menghanguskan. Roh manusia tidak akan tahan berada dalam kemuliaan Allah Bapa di surga. Roh manusia hanya akan bisa pergi ke neraka!
(Ibrani 12:29) "Allah kita adalah api yang menghanguskan."
DILAHIRKAN KEMBALI
Untuk itulah, jika ingin masuk surga maka roh manusia harus DILAHIRKAN KEMBALI! Lahir kembali inilah yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada Nikodemus. Pada saat itu Nikodemus berpikir, lahir kembali adalah peristiwa fisik, sehingga apakah dia harus masuk lagi ke kandungan ibunya?
(Yohanes 3:3,4) Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
Lahir kembali adalah roh manusia yang dilahirkan kembali karena Roh Kudus masuk di dalam hidupnya! Peristiwa ini terjadi pada saat Roh Kudus masuk di dalam hidup manusia, ketika mulut dan hatinya mengaku “Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi!”
(1 Korintus 12:3) "Tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus."
Lahir kembali ini terjadi ‘satu kali’ seumur hidup, bukan setiap kali Roh Kudus masuk dan kemudian keluar dan dimasukkan lagi. Roh Kudus akan meninggalkan roh manusia jika manusia menyangkali Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
(Matius 10:33) “Barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
Lahir kembali adalah roh manusia yang dilahirkan ketika bersatu dengan Roh Kudus. Roh Manusia yang dilahirkan oleh Roh Kudus inilah yang bisa masuk ke surga, karena yang membawa roh manusia masuk ke surga adalah Roh Allah Bapa sendiri (Roh Kudus). Analogi yang sederhana terhadap hal ini adalah : hanya anak raja/presiden yang bisa membawa kita bebas bertemu dengan bapaknya (raja/presiden) di istananya.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan tidak ada seorangpun yang bisa masuk surga kalau tidak melalui DIA, tidak mengakuinya sebagai Tuhan dan Juru Selamat, tidak menerima Roh Kudus sehingga rohnya tidak mengalami Lahir Baru!
(Yohanes 14:6) "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Dan inilah yang Allah Bapa perlihatkan di dalam Roh, betapa indahnya anak-anak Tuhan yang dalam hidupnya mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat ketika meninggal. Allah Bapa memperlihatkan ketika meninggal secara fisik, tubuh (hardware) dan jiwa (software) tidak bisa berfungsi lagi, dan di dalam Roh diperlihatkan rohnya duduk – kemudian dua malaikat turun dari surga memakaikan jubah surgawi putih bercahaya dan selanjutnya membawa roh itu naik masuk ke surga.
Allah Bapa memperlihatkan anak-anak Tuhan yang ke surga berasal dari gereja Kristen Protestan, Katolik, Bethel, Pantekosta, Kharismatik, Baptis, Advent, gereja-gereja suku, bahkan orang-orang yang selama hidupnya non Kristen tetapi ketika mau meninggal dipertemukan Allah Bapa dan kita doakan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Ini seperti penjahat yang disalib di samping Tuhan Yesus, di akhir hidupnya menerima Yesus sebagai Tuhan, maka dia pada hari itu masuk ke surga.
(Lukas 23:42,43) Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Lahir Baru di dalam Roh Kudus adalah satu-satunya cara roh manusia bisa bertemu dengan Allah Bapa dalam kemuliaan kekal di surga.
Lahir baru adalah peristiwa Rohani SEKALI seumur hidup, sedangkan perubahan karakter pada jiwa (software) dan tubuh (hardware) adalah perubahan yang TERUS MENERUS dilakukan seumur hidup sebagai anak Tuhan supaya semakin serupa dengan karakter Kristus sesuai setiap kebenaran FirmanNya.
ISI HATI BAPA
Ketika setiap hari kita mau melakukan bagian yang terbaik dengan ‘duduk diam’ membaca, mendengarkan dan merenungkan kebenaran FirmanNya maka kita akan semakin memahami isi hati Bapak kita yang di surga. Bapak kita di surga akan semakin menyatakan satu persatu rahasia kebenaran dan kuasaNya secara ajaib kepada kita pribadi demi pribadi, karena Bapak surgawi adalah Bapak yang omnipresent, ada satu untuk setiap anak-anaknya. Kapanpun kita duduk dan siap mendengar dan ‘ngobrol’, DIA selalu ada selama 24/7 (24 jam sehari, 7 hari seminggu). Kapanpun, surga akan terbuka bagi kita anak-anak yang dikasihiNya.
Dan semakin hari kita akan semakin bisa merasakan hatiNya yang penuh kasih, yang akan dilimpahkan secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Termasuk ketika DIA selalu ada di depan kita untuk setiap pergumulan hidup yang kita hadapi. Kita hanya perlu melangkah setapak demi setapak dan Bapak surgawi kita yang akan berperang dan memberikan kemenangan demi kemenangan di dalam kehidupan kita.
(Keluaran 14:14) "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
Bapak surgawi selalu ingin memberkati hidup kita dan membuat hidup kita menjadi berkat. Itu adalah sifat hati Bapak surgawi yang ada di dalam setiap FirmanNya, yang sudah teruji berabad-abad sejarah manusia, termasuk selama lima puluh tahun kehidupan nyata pribadi saya.
(1 Petrus 3:9) "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat."
MENGUCAP SYUKUR
Ketika kita terus bertekun di dalam kebenaran Firman Tuhan, maka Allah Bapa akan menyatakan isi hati dan kasihNya yang meluap-luap di dalam hidup kita, baik secara langsung maupun melalui orang-orang yang kita kasihi. Allah Bapa juga akan menyatakan isi hatiNya melalui hidup kita kepada orang-orang di sekitar kita, betapa DIA mengasihi semua umat ciptaanNya.
Saya sangat bersyukur bahwa Allah Bapa menjaga, memelihara dan mengasihi hidup saya selama ini melalui orang-orang yang penuh kasih. Allah Bapa memberikan bapak dan ibu yang begitu mengasihi, merawat, mendidik, mengenalkan kebenaran Firman Tuhan dari saya dikandung, lahir sampai dewasa. Allah Bapa memberikan tiga kakak yang selalu mengasihi, menolong dan melindungi saya sebagai anak termuda di rumah. Allah Bapa mempertemukan dengan tulang rusuk (istri) yang begitu mengasihi dan menjadi penolong yang luar biasa dalam rumah tangga, pelayanan, pekerjaan dan pertumbuhan iman. Allah Bapa memberikan anak-anak yang penuh kasih, hikmat dan karunia roh yang dahsyat dari surga. Allah Bapa memberikan keluarga besar (saya dan istri), keponakan-keponakan yang mengasihi dan selalu menopang, menyemangati dalam kehidupan dan pelayanan. Allah Bapa memberikan teman hamba-hamba Tuhan, teman-teman pelayanan yang luar biasa, penuh kasih, setia melayani Tuhan Yesus, penuh hikmat dan kuasa Roh Kudus. Allah Bapa memberikan jiwa-jiwa yang lapar dan haus akan kebenaran kuasa Firman Tuhan. Allah Bapa memberikan teman-teman kerja, tetanggga, kenalan-kenalan dan semua orang yang menopang kehidupan dan selalu menyemangati.
Semuanya itu adalah berkat yang luar biasa dari Allah Bapa kepada saya pribadi selama tahun-tahun menjalani kehidupan. Hidup saya menjadi berarti, penuh warna dan penuh semangat karena dikelilingi dengan orang-orang yang dipertemukan dan dipersatukan oleh Allah Bapa surgawi dengan caraNya yang ajaib.
(1 Tesalonika 5:18) "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
KEJUTAN
Satu kali ada pengerja yang menanyakan kepada istri, apakah ibadah persekutuan di akhir tahun bisa dilakukan di rumah, karena tempatnya cukup luas bisa menampung dua wilayah persekutuan. Saya dan istri dari awal menikah selalu menyatakan bahwa rumah kita terbuka lebar untuk melayani Tuhan dan menerima anak-anakNya, sehingga tawaran itu langsung kita terima.
Ternyata ibadah persekutuan itu dilakukan di tanggal 1 Desember 2017, tepat di hari ulang tahun saya, dan hari itu hari Jumat tetapi hari libur nasional. Puji Tuhan!
Ketika kita mendoakan persiapan ibadah gabungan ini, Tuhan Yesus tersenyum, menunjukkan bahwa ini adalah hadiah spesial dari surga untuk merayakan hari ulang tahun saya. Terima kasih Tuhan Yesus.
Kemudian istri mulai mempersiapkan kue ulang tahun, konsumsi dan segala perlengkapan yang dibutuhkan, sampai hari Kamis. Dan karena memasuki bulan Desember, cuaca di Jabodetabek penuh dengan awan dan hujan, sampai malam hari sebelum acara di rumah dilaksanakan. Pagi hari cuaca masih mendung tebal, dan jika turun hujan tentu menyusahkan jemaat yang akan hadir.
Karena kita dan keluarga membangun rumah rohani di atas Batu Karang yang dahsyat yaitu kebenaran kuasa Firman Tuhan, maka kita melakukan Langkah Iman untuk menyatakan kebenaran kuasa FirmanNya - dengan mengucapkan DOA SEPAKAT.
Doa ini ada di Firman Tuhan dalam Matius 18:19, "Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini SEPAKAT MEMINTA APAPUN JUGA, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga."
Jadi kemudian kita berlima berdiri, berpegangan tangan dan saya memimpin mengucapkan doa :
“Tuhan Yesus, sesuai FirmanMu dalam Matius 18:19, sekarang ini kami berlima, bapak, mamah, mas Yezki, kak Yema, dek Yere, SEPAKAT meminta kepada Allah Bapa di surga supaya tidak turun hujan. Tidak turun hujan ketika Natal Sekolah Minggu pagi ini, dan tidak turun hujan sore hari, ketika jemaatMu datang ke rumah ini, ketika ibadah berlangsung dan ketika jemaatMu semuanya pulang sampai di rumah. Terima kasih Tuhan Yesus kami sudah menerima jawaban doa sesuai FirmanMu dalam Markus 11:24. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, Bapa kami di surga dikuduskanlah namaMu ... (Doa Bapa Kami). Amin”
(Markus 11:24) "Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu."
Dan sesuai dengan pengalaman iman kita kepada setiap kebenaran kuasa Firman Tuhan yang telah puluhan tahun teruji dalam kehidupan keluarga kita, maka pada hari itu hujan tidak turun sekalipun cuaca mendung. Acara Natal Sekolah Minggu di pagi hari di gereja berjalan dengan baik dan sore ibadah persekutuan gabungan di rumah sampai malam hari. Puji Tuhan!
Kebenaran Firman Tuhan itu ‘ya’ dan ‘amin’ dan terbukti nyata bagi setiap anak Tuhan yang mau terus belajar mengenal isi hati dan kasih Allah Bapa. Allah Bapa akan menyatakan diriNya dan isi hatiNya dengan berlimpah-limpah kepada setiap orang yang bertekun mencari kebenaran kuasa FirmanNya.
(Roma 1:16) "Aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya.”
PENGALAMAN HIDUP DALAM KUASA FIRMAN TUHAN
Umumnya anak-anak Tuhan banyak didorong untuk melakukan berbagai pelayanan maupun kegiatan-kegiatan rohani. Ternyata di hadapan Allah Bapa itu semuanya adalah perbuatan yang BAIK. Akan tetapi hanya ada satu perbuatan yang TERBAIK di bumi dan di surga di hadapan Allah Bapa adalah : “duduk diam mendengarkan Tuhan berfirman,” seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus kepada Marta mengenai Maria.
Pada saat di dunia ini hati kita bersukacita ketika duduk diam membaca, mendengarkan dan merenungkan kebenaran FirmanNya, maka di surga kita juga akan mendapat bagian yang terbaik untuk duduk di hadapan Allah Bapa mendengarkan setiap FirmanNya.
Ketika kita menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juru Selamat pribadi maka Roh Kudus masuk di dalam hidup kita dan membuat roh kita Lahir Baru. Peristiwa Roh ‘lahir baru’ terjadi sekali seperti bayi dilahirkan dari kandungan juga sekali. Kemudian jiwa (software) dan tubuh (hardware) kita juga perlu terus menerus mengalami perubahan karakter yang dilakukan seumur hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan yang dibaca dan direnungkan setiap hari. Itulah gaya hidup kudus dan pengenalan akan isi hati dan kasih Allah Bapa.
Ketika Firman Tuhan memenuhi hidup kita, maka Roh Kudus akan mengajarkan satu-persatu kebenaranNya, dan mengingatkan apa yang harus dilakukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
(Mazmur 119:105) “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Sampai lima puluh tahun ini saya sudah pernah menjalani hidup sebagai anak-anak, remaja, dewasa, berumah tangga dan sekarang diberkati anak-anak di dalam Tuhan. Saya pernah bersekolah, bekerja dan melayani Tuhan. Ada satu hal yang tidak pernah berubah dan sampai sekarang tetap menjadi pegangan hidup dan sekarang kita ajarkan kepada anak-anak dan semua orang yang kita layani, yaitu : jalani hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Caranya dimulai dengan melakukan Bagian Yang Terbaik, yaitu setia membaca, mendengar dan merenungkan Firman Tuhan SETIAP HARI.
Ketika kita bertekun dalam Firman Tuhan, maka kita sedang membangun dasar Rumah Rohani yang kokoh dan tak tergoyahkan, dan Allah Bapa sendiri yang akan membangun, menjagai dan memberkati Bangunan Rumah Rohani dan jasmani kita. Allah Bapa pasti memberkati hidup kita, pasangan hidup kita, anak-anak kita, keluarga besar kita, pelayanan kita, pekerjaan kita -- dan berkat yang dicurahkan akan meluap-luap menjadi berkat bagi banyak orang bahkan bagi bangsa-bangsa.
"Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.” (Mazmur 37:25,26)
Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.
GBU
(Indriatmo)
* * * * *
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA