naomi HS's blog

PRINSIP

Prinsip adalah baik. Karena prinsip diperlukan untuk mengatur langkah-langkah, cara-cara atau strategi di dalam hidup kita. Orang yang berprinsip biasanya mempunyai suatu target dalam hidupnya. Misalnya bagi mereka yang masih sekolah, prinsip untuk giat belajar dan meminimumkan kegiatan yang kurang perlu adalah bagus demi tercapainya tujuan dalam sekolahnya, yaitu selesai pada waktunya atau juga karena tujuan mendapat nilai yang nemuaskan.

Setiap individu akan mempunyai prinsip yang berbeda. Perbedaan bisa disebabkan oleh usia, kebutuhan, waktu, tempat masing-masing, dll. Misalnya prinsip orang yang sudah bekerja akan berbeda dengan prinsip orang yang masih sekolah. Sejauh prinsip tersebut tidak merugikan orang lain, kita menganggap bahwa prinsip tersebut adalah benar atau bagus. Orang yang berprinsip, biasanya akan mati-matian membela prinsipnya.

SIAPA AKU DI DALAM KRISTUS

SAYA SEMPURNA DI DALAM DIA (KOL 2:10)

SAYA HIDUP BERSAMA DIA (EFESUS 2:5)

SAYA SUDAH BEBAS DARI HUKUM DOSA DAN HUKUM MAUT (ROMA 8:2)

SAYA JAUH DARI PEMERASAN, DAN TIDAK LAGI TAKUT (YESAYA 54:14)

SAYA LAHIR DARI ALLAH, DAN YANG JAHAT TIDAK DAPAT MENJAMAH SAYA (1 YOH 5:18)

SAYA KUDUS, TAK BERCACAT, UMAT PILIHAN-NYA (1 PET 1:16; EFE 1:4)

SAYA MEMILIKI PIKIRAN KRISTUS (FILIPI 2:5; 1 KOR 2:16)

SAYA MEMILIKI DAMAI SEJAHTERA DARI ALLAH YANG MELAMPAUI SEGALA AKAL (FILIPI 4:7)

SAYA MEMILIKI ROH DI DALAM SAYA, YANG LEBIH BESAR DARI PADA ROH YANG ADA DI DALAM DUNIA (1 YOH 4:4)

HADIAH

Di dalam kehidupan ini, banyak perkara terjadi di sekeliling kita. Kita melihat kesedihan, kebahagiaan, kejahatan dan hal-hal yang terkadang nampaknya aneh, tidak normal, tidak masuk akal, tapi hal itu terjadi, dan masih terjadi secara terus menerus. Sering kita bertanya sampai kapan hal ini akan berlangsung, tapi sering hati kita terlanjur menyimpulkan, bahwa kematian akan menyelesaikannya. Yang berarti selama kita hidup, kita bakal menghadapi kenyataan-kenyataan di atas.

Sebagai orang kristen, kita akan mengatakan YA bulat-bulat dan mengakui jika kita ini percaya Kristus, kita percaya kepada Allah Bapa yang telah datang ke dunia sebagai manusia, yang namaNya Yesus, Firman Allah yang hidup, Anak Manusia. Kita juga percaya bahwa kita mempunyai hak untuk disebut sebagai Anak Allah, yang mewarisi kerajaan Allah. Yah… kita percaya dan yakin akan hal itu. Tetapi kenyataan yang sering terjadi, kepercayaan dan keyakinan itu hanya dimulut saja, seperti pernyataan saja.

AYAH

Ada beberapa perkataan ayah saya, yang membekas di hati saya dan anak-anaknya walaupun beliau sudah lama tidak ada.
Yang pertama adalah tentang uang.
Ayah saya selalu mengatakan jangan mengukur harga dirimu dengan uang. Karena dirimu adalah sangat jauh berharga. Untuk memilih jodoh pun, beliau selalu berpesan, lihatlah hatinya, jangan uangnya. Kepada kakak yang laki-laki beliau selalu berpesan, jangan cari isteri yang lebih kaya, karena kamu tidak akan didengarnya. Untuk saya dan kakak perempuan saya juga selalu dikatakan, kalau memlilih suami jangan yang kaya, yang cukup saja asalkan bisa memenuhi kebutuhan hidup. Kalau suami terlalu kaya, dia akan mempunyai isteri banyak dan pasti kamu akan seperti burung dalam sangkar. Meskipun di sangkar emas, tetapi hati kamu menderita.

Cocok atau Tidak Cocok

Suami saya selalu minum obat yang sama, kalau pusing. Untuk sakit perut dia juga mempunyai obat tertentu. Pernah suatu kali dia pusing dan saya menawarkan obat merk lain karena obat yang biasa dia minum tidak ada, dia tidak mau. Dengan alasan tidak cocok. Demikian juga dengan beberapa kerabat dan teman-teman lain. Ternyata mereka mempunyai daftar obat tertantu, sesuai dengan sakit yang dideritanya sendiri-sendiri.

Di dalam kehidupan kekristenan pun saya menjumpai keanehan ini. Banyak orang mencari gereja, pendeta bahkan Firman Tuhan, yang mempunyai kecocokan dengan hati mereka. Demikian hebatnya penyakit dosa, mampu memutar balikkan hati dan pikiran manusia, sehingga kebenaran bisa didasarkan hanya dengan cocok atau tidak.

BUKAN URUSANMU

Sesuatu yang baru, baik itu berita aktual, segala informasi atau apapun yang baru mendorong naluri kita menjadi ingin tahu. Apalagi jika ‘sesuatu’ tersebut adalah topik yang hangat, yang menarik dan semua orang membicarakannya. Dengan mengetahui atau menguasai ‘sesuatu’ yang baru tersebut, akan bermanfaat pertama-tama bagi diri sendiri, karena akan menambah wawasan kita. Juga bermanfaat bagi orang lain yang kebetulan belum tahu dan bertanya kepada kita. Sehingga kita bisa menjelaskannya.

Naluri ingin tahu atau keingin-tahuan adalah sangat wajar jika dalam batas-batas tertentu dan selama bermanfaat. Karena pada kenyataannya, ada keingintahuan yang berlebihan, yang sebetulnya tidak bermanfaat, tetapi sering tidak disadari karena hanya untuk mengejar nafsu keingintahuan saja.

DIMANA KAU TUHAN ??

Maleakhi 3:3
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak...

Kita tidak akan mengerti maksud ayat ini bila kita tidak mengetahui bagaimana proses untuk memurnikan perak.
Ada seorang wanita untuk dapat mengerti ayat di atas, mengamati cara kerja atau proses pemurnian perak.

Untuk memurnikan perak, tukang perak akan memanggang sepotong perak di atas api yang membara. Api harus sangat panas untuk menghasilkan perak yang betul-betul murni. Dalam proses pemanggangan, tukang perak tidak boleh meninggalkan tempat dan harus mengawasi. Kalau tidak, perak akan musnah.

"Bagaimana anda tahu kapan perak itu sudah murni sama sekali?" tanya si wanita.

SHARING

Mengamati, mengikuti, apalagi terlibat di dalam suatu persekutuan adalah sangat indah. Karena selain mendapat Firman Tuhan, persaudaraan akan lebih terjalin erat dengan sesama anggota persekutuan. Saya akan membagikan pengalaman saya, yang saya dapat dari persekutuan juga, yang saya pikir sayang untuk dinikmati sendiri dan berharap bermanfaat untuk dibagikan.

Anggota persekutuan kami, kebanyakan atau 99% adalah TKI atau TKW tepatnya, karena semuanya wanita. Mereka kebanyakan bekerja sebagai Helper dalam rumah tangga. Kalau istilah di Indonesia adalah pembantu rumah tangga.
Sebagai pembantu di negeri orang, jauh dari keluarga dan kerabat, sangatlah menyiksa. Apalagi adapula yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak.

'mis'communication

Kalo berkomunikasi dengan sesama, paling kesel kalo sudah capek2 bicara nggak ada yang mengerti maksudnya. Lebih sebel lagi keliatannya sudah mengerti ujung2nya salah juga. Padahal segala cara dan usaha sudah dipikirkan, mulai dari pengaturan kata2, pemakaian bahasa, speed-nya, dengan tujuan supaya yang diajak bicara mengerti maksud kita. Kog bisa ya..?? Aku atau dianya yang telmi ya...? (telmi=telat mikir)
Kalo sudah begini, jadi males deh bicara ama orang tersebut. Istilahnya nggak nyambung! Buat apa? Buang2 energi aja?

Kalo mis communication nya masih antar sesama sih ok saja, Tapi kaget juga waktu melihat dan mendengar kenyataan, ada orang yang merasa or mengalami mis communication dengan Tuhan. (Kalo ini sich, yang telmi langsung ketahuan deh)

Cinta Tuhan untuk siapa?

Sulit untuk mendifinisikan apa itu cinta apalagi cinta Tuhan. Tiap pribadi pasti punya difinisi yang berbeda berdasarkan pada pengalaman hidup masing2. Kadang pernah mendengar orang berkata kalo Tuhan itu sangat cinta or sayang ama dia. Ada yang bilang sayang, tapi gak tahu kenapa masih ada masalah. Ada juga yang lugu dengan santainya ngejawab gak tahulah, gak pernah ada tandanya, ato malah ada yang menyedihkan bilang kalo Tuhan itu maunya gimana sih...??? Kayaknya gak pernah deh hidup bahagia apalagi merasakan cinta Tuhan.

Cinta bagi manusia

Pages

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA