Rangkuman Diskusi Natal November 2010
Topik I. Imanuel
Apakah signifikansi kata "Imanuel" dalam pemberitaan kabar kelahiran Kristus Yesus ke dalam dunia ini? Pesan apa yang terkandung dari pernyataan Allah ini?
Kata Imanuel memiliki cakupan yang sangat luas dan mendalam. Kata ini disebutkan dalam PL sebanyak 2 kali (Yes 7:14; Yes 7:14) dan dalam PB sebanyak 1 kali (Matius 1:23). Arti nama ini adalah Allah beserta kita. Hal ini menyatakan kehadiran Allah bagi manusia. Dimana pada masa itu Allah tidak lagi berbicara kepada para nabi-Nya. Masa ini berlangsung 400 tahun. Manusia tidak dapat mengetahui arah hidupnya. Dan dunia sedang dalam masa kegelapan karena Allah tidak lagi berfirman.
Di dalam masa kegelapan itu, Allah kembali menyapa umat-Nya. Allah menggenapi janji-Nya yang telah dinubuatkan. Kehidupan manusia yang tanpa harapan kini berubah ketika Tuhan Yesus lahir. Dan Imanuel tergenapi dalam pribadi Tuhan Yesus. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita (Yohanes 1:1). Untuk selamanya Imanuel tergenapi bagi orang-orang yang mengasihi-Nya. Untuk itu, kita harus mau berkerjasama dengan Allah, mau berserah dan taat untuk dipimpin oleh-Nya, sehingga Allah bisa bekerja lebih leluasa dalam hidup kita. Semakin berserah dan taat, maka semakin heran Allah akan bekerja.
Topik II. Tanggal 25 Desember
Mengapa peringatan Natal jatuh tanggal 25 Desember? Apa dasar pemikirannya dan siapa yang menentukan? Bagaimana kalau kita tidak merayakannya tanggal 25 Desember atau bahkan jauh dari tanggal tersebut?
Membahas tanggal 25 Desember sebagai peringatan Natal merupakan hal yang mengundang banyak orang untuk menyampaikan pendapat. Hasil dari beberapa pendapat teolog menerangkan bahwa peringatan itu awalnya digunakan untuk orang Roma yang menyembah dewa matahari pada tanggal 20 Mei. Namun, ketika kekristenan menjadi agama resmi Roma, akhirnya perayaan ini diubah dan dipakai menjadi hari peringatan kelahiran Tuhan Yesus, supaya orang-orang Roma tidak lagi menyembah dewa matahari. Dan akhirnya secara internasional sampai sekarang ini tanggal 25 Desember digunakan untuk memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus.
Mengenai tanggal itu tidak ditemukan kepastiannya. Esensi Natal yang sesungguhnya bukan masalah waktu, tetapi seberapa besar makna kelahiran Tuhan Yesus dalam hidup orang percaya. Dan apakah Tuhan Yesus telah dilahirkan dalam hati kita. Natal lebih cenderung ke masalah fakta bahwa Yesus lahir ke dunia ini sebagai manusia, Ia datang untuk menebus dosa kita, dan bangkit kembali dalam kekekalan. Inilah yang harus kita rayakan, seperti dinubuatkan dalam Zakaria 2:10. Jadi, tidak masalah kita merayakan Natal tanggal berapa pun.
Topik I. Imanuel dan Yesus
Dalam Perjanjian Lama bayi yang akan dilahirkan itu akan diberi nama Imanuel. Sedangkan dalam Perjanjian Baru bayi yang akan dilahirkan itu diberi nama Yesus. Apakah korelasi dari kedua nama ini? Adakah satu maksud Allah terkandung dalam kedua nama ini?
Kata Yesus merupakan satu kata yang selalu dipadankan atau disamakan dengan kata "Yeshua" (Yosua) dalam bahasa Ibrani yang memiliki suatu pengertian yang sama yakni "Tuhan penyelamat". Selain itu dikatakan bahwa seorang anak dara akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan dinamainya "Imanuel" yang berarti Allah beserta kita.
Para Nabi sebelumnya telah menubuatkan bahwa Mesias yang akan datang lahir dari keturunan Daud. Melalui nubuatan ini akan memberikan satu pengharapan bagi mereka yang percaya akan keselamatan yang datang dan tidak turut dihukum. Salah satu nubuatan yang datang kepada Nabi Yesaya (bdk. Yesaya 7:14). Dan pengenapan nubuatan tersebut di genapi di dalam Kristus Yesus (bdk. Matius 1:25). Sekalipun penuturan nama yang tidak sama antara nubuatan dalam Perjanjian Lama serta Perjanjian Baru tetapi inti dari nubuatan itu adalah bahwa seorang anak yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya tepat dengan apa yang ada di Perjanjian Baru.
Allah memunyai maksud untuk menyatakan penyertaan-Nya melalui pengenapan yang ada di dalam Kristus Yesus. Perwujudan pengenapan ini menyimpulkan bukti nyata kasih Allah yang selalu beritervensi dalam kehidupan umat manusia yang nyata yaitu kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Topik II. Gembala dan Majus
Apa signifikansi peran para gembala dan orang Majus dalam peristiwa kelahiran Kristus? Dan apa relevansinya bagi iman Kristen kita saat ini?
Orang Majus dari Timur Yerusalem dengan tujuan datang untuk melihat dan menyembah-Nya. Kebanyakan orang berkata bahwa orang-orang Majus ini adalah orang-orang yang terhormat, terpelajar dan dari golongan keagamaan yagn memiliki popularitas yang baik yang mana orang ini lebih menspesifikan pada bidang astrologi. Sukacita yang dialami oleh para Majus yang mana bisa meluangkan waktunya untuk datang melihat dan menyembah Yesus yang baru datang itu. Sebaliknya para gembala adalah sekelompok orang-orang yang hidup eksklusif dari masyarakat yang ada saat itu. Gembala merupakan salah satu profesi yang tidak lain adalah suatu pekerjaan yang tidak begitu terpandang (pada zaman itu), dapat dikatakan juga profesi ini adalah pekerjaan yang tidak memiliki status sosial yang berpengaruh dalam masyarakat itu (kaum buruh kasar pada zaman itu). Meskipun demikian Allah tetap saja memakai mereka untuk memberitakan kabar sukacita yang luar biasa ini. Orang Majus dan Gembala adalah dua sisi latar belakang yang berbeda dan tidak sama. Hal ini mengambarkan tentang keterlibatan keduanya yang turut merasakan akan sukacit atas lahirnya Yesus sebagai Juruselamat bagi dunia ini.
Relevansinya bagi setiap orang percaya saat ini, marilah kita semakin militan dalam mengabarkan kabar sukacita Natal kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat manusia kepada mereka yang sedang menantikan dan membutuhkan kasih dan anugerah-Nya di dalam hidupnya. Oleh sebab itu biarlah momentum Natal kita gunakan secara maksimal untuk mendeklarasikan Yesus Kristus sebagai perwujudan kasih Allah yang rela turun ditengah-tengah kehinaan manusia.
Topik I. Yusuf dan Maria
Mengapa Allah memilih Maria dan Yusuf sebagai jalan kehadiran-Nya di muka bumi ini? Apakah ada kekhususan yang dimiliki keduanya, sehingga mereka terpilih untuk menjadi kedua orang tua Kristus Yesus?
Allah memilih Maria dan Yusuf berdasarkan kasih karunia-Nya kepada mereka, khususnya kepada Maria yang akan mengandung dan melahirkan seorang Juruselamat bagi manusia yang berdosa. Hal ini juga merupakan nubuatan para nabi yang menjelaskan bahwa akan lahir seorang Juruselamat dari keturunan Daud. Jadi, Yusuf dan Maria adalah keturunan Daud. Pembuktian mengenai garis keturunan ini dapat dilihat dalam Injil Matius 1:1-17 dan Lukas 3:23-38. Kedua Injil ini menyoroti dari dua sisi yang berbeda. Injil Matius menarik garis keturunan Tuhan Yesus dari Abraham sampai kepada Tuhan Yesus, sedangkan Injil Lukas dari Tuhan Yesus sampai kepada anak Allah. Dengan kata lain, Yusuf dari keturunan anak Daud yang bernama Salomo dan Maria dari keturunan anak Daud yang bernama Natan.
Kelahiran Tuhan Yesus mengandung banyak keunikan di antara yang pernah dialami oleh setiap manusia. Salah satu keunikan yang paling tidak diterima oleh logika adalah kehamilan dari seorang perawan yang bernama Maria, yang adalah tunangan Yusuf. Bagi adat Yahudi, jika orang sudah bertunangan sudah dianggap sebagai suami isteri, tetapi belum diperbolehkan tinggal satu rumah. Sebelum menikah Yusuf mengetahhui isterinya sudah mengandung. Bagi orang Yahudi, jika kedapatan isteri mengandung di luar pernikahan yang sah, maka itu suatu penghinaan dan isteri harus dibawa ke depan umum dan dilempar dengan batu. Bagi mereka hal itu merupakan perzinahan yang sangat ditentang oleh mereka. Menyikapi keadaan ini Yusuf tetap mempertahankan ketulusan hatinya untuk tidak menceraikan Maria. Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya dan tidak bersetubuh sampai anak yang di dalam kandungan tersebut lahir. Maria adalah seorang pribadi yang benar-benar memiliki iman yang luar biasa, ketika malaikat Tuhan memberitahu bahwa dirinya akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan diberi nama Yesus, ia tetap taat kepada Allah. Keduanya adalah pribadi-pribadi yang hidupnya takut akan Allah.
Topik II. Herodes
Mengapa Herodes ingin membunuh bayi Yesus? Apa yang melatarbelakangi ia sampai membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya? Mengapa hal ini bisa terjadi!
Kelahiran Tuhan Yesus membawa sukacita bagi orang-orang Majus karena mereka bisa meluangkan waktu untuk datang melihat dan menyembah Tuhan Yesus. Sukacita orang Majus tidaklah sama dengan apa yang dialami oleh raja Herodes pada saat itu. Ketika mendengar raja yang baru lahir itu, diam-diam raja Herodes ingin membunuhnya dengan tujuan agar tidak ada seorang pun raja di negeri itu, selain raja Herodes.
Raja Herodes begitu benci dan tidak senang mendengar berita tersebut. Hal ini dibuktikan dari tindakan raja Herodes yang membunuh semua bayi laki-laki di Bethelehem dan sekitarnya yang berumur di bawah 2 tahun. Ini merupakan kemarahan raja Herodes. Dan yang menjadi alasan kemarahan raja Herodes, yaitu: Pertama, ia merasa diperdaya oleh orang-orang Majus. Kedua, raja Herodes tidak ingin ada seorang raja yang nantinya dapat menggeser tahtanya.
Pembunuhan terhadap bayi-bayi tersebut tidak dapat dihindari lagi karena raja herodes merasa harga dirinya sebagai seorang raja telah diperdaya dan dipermainkan oleh orang Majus. Hal ini sudah merupakan nubuatan Perjanjian Lama di dalam Yeremia 31:15. Tindakan seperti ini tidak diterima oleh masyarakat, namun tidak seorang pun yang berani menghalangi niat raja.
Topik I. Kemeriahan dan Kemegahan Natal
Kehadiran Yesus Kristus ke dalam dunia dipenuhi dengan kesederhanaan, tapi mengapa justru zaman ini perayaan Natal dilakukan dalam kemeriahan duniawi sehingga tidak jarang esensi Natal sendiri menjadi bias. Bagaimana supaya kita tidak terjebak dalam kemeriahan duniawi semata?
Kelahiran Tuhan Yesus merupakan peristiwa yang sangat unik dan belum pernah sejarah mencatat kejadian yang serupa dengan apa yang dialami oleh Tuhan Yesus. Seorang Juru Selamat lahir dalam keberadaan yang sangat sederhana. Tempat dimana Tuhan Yesus lahir adalah tempat yang semestinya tidak layak untuk seorang raja. Namun peristiwa kelahiran Tuhan Yesus yang sederhana ini, melibatkan beberapa oknum penting yang mewakili seluruh alam semesta, yaitu Yusuf dan Maria, Zakharia dan Elisabet, para gembala, orang Majus, dan bintang di langit. Ini merupakan penyambutan-penyambutan kepada bayi Tuhan Yesus yang baru lahir.
Seluruh alam semesta bersukacita karena seorang Juru Selamat telah lahir. Bagi dunia sekarang ini, sukacita yang besar itu dilakukan dengan penyambutan Natal secara meriah. Orang Kristen mulai disibukkan dengan segala persiapan untuk menyambut datangnya Natal. Dari persiapan di gereja sampai pribadi. Perlu diingat, terkadang kesibukkan semacam itu membuat kita melupakan apa yang menjadi makna Natal yang sebenarnya. Kesibukkan yang mewarnai Natal hendaknya dikaji kembali oleh setiap gereja. Memang tidak ada peraturan yang melarang kemegahan dan kemeriahan dalam Natal, namun esensi Natal harus tetap dipertahankan.
Melahirkan Tuhan Yesus dalam hati kita merupakan dasar yang penting untuk kita merayakan Natal. Sudahkah Tuhan Yesus lahir dalam hati kita? Kesederhanaan kelahiran Tuhan Yesus menggambarkan bagaimana kehadirannya berdampak untuk manusia. Dia tidak mengutamakan kemewahan, namun Ia mengutamakan kasih Allah yang membawa kegirangan besar bagi manusia dan dunia. Begitu pula dengan keadaan orang Kristen sekarang ini. Kita harus menyadari bahwa makna Natal yang sebenarnya harus kita miliki. Saat ini gereja dapat mengerjakan banyak hal bersama jemaatnya untuk menghidupkan kasih Natal. Hal ini membuat orang Kristen tidak terjebak dalam kemeriahan Natal. Kesederhanaan dan kasih yang dicontohkan Yesus Kristus harus menjadi gaya hidup orang-orang percaya, tidak hanya saat merayakan Natal namun dalam kehidupan sehari-hari juga.
Topik II. Aplikasi Natal
Aplikasi praktis apa yang dapat kita terapkan dan kita lakukan berkaitan dengan peringatan Natal dalam ruang lingkup:
- Keluarga
- Gereja
- Masyarakat
Kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang bukan mengacu kepada bentukya, melainkan dampaknya. Begitu pula dengan perayaan Natal yang kita peringati setiap tahunnya. Peristiwa kelahiran Tuhan Yesus memberikan dampak yang besar bagi manusia dan dunia. Keterlibatan alam semesta, yaitu Yusuf dan Maria, Zakharia dan Elisabet, para gembala, orang Majus, dan bintang di langit merupakan keterlibatan semua ciptaan Allah yang turut merasakan akan sukacita atas kelahiran Tuhan Yesus yang akan menjadi raja dan Juru Selamat bagi dunia. Setelah mereka melihat dan mengunjungi bayi Yesus, hal yang mereka lakukan adalah memberitakan kabar sukacita itu kepada orang lain. Apa yang mereka lihat dan saksikan, itu pula yang diberitakan kepada orang yang belum mengetahui kelahiran sang Juru Selamat.
Tindakan seperti kaum gembala inilah yang harus kita lakukan, yaitu memberitakan Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Banyak hal praktis yang dapat kita lakukan saat ini sebagai peringatan akan Natal. Kita bisa memulainya dalam lingkup keluarga. Dalam lingkup keluarga, hal yang dapat dilakukan adalah mengadakan persekutuan dengan anggota keluarga, shering akan penyertaan yang telah Tuhan lakukan, mengucap syukur bersama, dan mengunjungi anggota keluarga yang belum mengenal Tuhan. Semua hal ini akan memberikan makna khusus bagi keluarga dimana kasih Natal terealita di tengah-tengah kehidupan keluarga itu.
Dalam lingkup gereja, hal yang dapat kita lakukan adalah mengunjungi saudara-saudara kita dan berbagi kasih dengan mereka supaya jalinan kehidupan kasih bertambah kuat. Tidak menutup kemungkinan juga kita mengunjungi saudara-saudara kita yang ada di panti dengan memberikan artikel-artikel Natal. Dalam lingkup masyarakat, hal yang dapat kita lakukan adalah memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan dan berbagi kasih dengan cara melaksanakan kegiatan sosial bagi masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka pun dapat merasakan sukacita Natal. Dengan demikian kita dapat memberikan dampak yang baik bagi lingkungan di sekitar kita.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA