PKS-Pelajaran 01
Nama Kursus | : | Pernikahan Kristen yang Sejati |
Nama Pelajaran | : | Cinta dan Pernikahan |
Kode Pelajaran | : | PKS-P01 |
DAFTAR ISI
- APAKAH KASIH/CINTA ITU?
Ayat Hafalan
1. Kita Bisa Mempelajari tentang Kasih dari Alkitab
2. Gambaran tentang Kasih
3. Kasih Merupakan Suatu Proses - PERNIKAHAN KRISTEN
Ayat Hafalan
1. Citra Allah
2. Diciptakan untuk Tujuan yang Baik
3. Mereka akan Menjadi Satu
4. Apa yang Salah?
5. Penebusan
DOA
A. APAKAH KASIH/CINTA ITU?
Ayat Hafalan:
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan
bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama
dengan gong yang berkumandang dan canang yang bergemerincing."
1Ko 13:1.
Manakah di antara pernyataan-pernyataan berikut ini yang paling sesuai
dengan pendapat Anda mengenai arti cinta?
- Rasa tertarik yang kuat akan seseorang.
- Sikap menyayangi dan penuh kelembutan.
- Kerinduan untuk bersama dengan seseorang.
- Sanjungan dan pemujaan terhadap seseorang.
- Nafsu birahi terhadap seseorang.
- Usaha untuk meraih sesuatu yang terbaik untuk seseorang.
- Perasaan senang jika Anda bersama seseorang, atau berpikir tentang orang itu.
Apakah definisi cinta di dalam kamus Anda? Sebagian besar orang tidak
memunyai pengertian yang cukup untuk mengerti arti kata "cinta" yang
sesungguhnya. Seringkali cinta hanya dianggap sebagai rasa tertarik
terhadap lawan jenis. Pendapat-pendapat tentang cinta di atas banyak
dipengaruhi oleh film, televisi, iklan, majalah, buku-buku, atau
komentar-komentar orang di sekitar kita. Sangat penting untuk kita
ketahui bahwa Allah adalah KASIH dan Ia menyampaikan kebenaran-Nya
tentang kasih melalui firman-Nya, yaitu Alkitab. Bacalah:
1Yo 4:7-10, 16-21.
1. KITA BISA MEMPELAJARI TENTANG KASIH DARI ALKITAB
Mungkin Anda tidak pernah berpikir seperti ini, namun sesungguhnya
seluruh Alkitab adalah sebuah kisah tentang kasih. Alkitab adalah
kisah tentang kasih Allah yang tidak pernah mengecewakan terhadap
umat manusia yang sulit dikasihi. Kasih Allah adalah kasih yang
nyata. Melalui seluruh halaman di Alkitab, kita mendapati bagaimana
Allah dekat, menjaga, merawat dan mengerjakan yang terbaik bagi
mereka yang dikasihi-Nya. Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya:
"Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku
melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu." (Yer 31:3). Dalam Perjanjian
Baru, kita melihat gambaran kasih Allah yang luar biasa terhadap
msnusia. Ini adalah kasih yang tak terbatas. Kita melihat Allah di
dalam Yesus Kristus, Anak-Nya yang rela menjalani kematian untuk
melakukan yang terbaik bagi mereka yang dikasihi-Nya.
Jika kita mau menyimpulkan semuanya, kita bisa mempelajari tentang
kasih dengan melihat hubungan Allah dengan manusia, bahwa kasih
berarti selalu memberikan yang terbaik kepada orang yang kita kasihi.
Bacalah Yoh 3:16 dan Rom 5:8.
2. GAMBARAN TENTANG KASIH
Kasih di dalam Alkitab bukanlah untuk mendapatkan sebanyak mungkin
dari orang lain, melainkan memberikan semua yang Anda bisa berikan
kepada orang lain. Kasih ini juga bukan untuk mendapatkan pamrih dari
pasangan Anda. Pernyataan yang paling lengkap tentang kasih dalam
Alkitab terdapat di 1Ko 13:4-8. Bacalah ayat-ayat tersebut,
renungkanlah tiap tindakan kasih tersebut, dan mulailah berpikir
tentang penerapannya dalam pernikahan.
- Kasih itu sabar. Kasih itu tidak mudah marah, tidak mudah
menyerang, tidak mudah sakit hati. Kasih itu memampukan kita untuk
bersabar terhadap yang kita kasihi jika kita merasa disalahi,
dikritik, atau diabaikan. Kasih akan menunggu untuk melihat efek
yang baik dari kesabaran tersebut. - Kasih itu murah hati. Kemurahan menunjukkan suatu penghargaan.
Kemurahan berarti ingin menolong, suatu suara yang merdu, suatu
keinginan hati yang ingin selalu memberi. - Kasih itu tidak cemburu. Kasih bukanlah suatu persaingan dengan
orang yang kita kasihi, juga tidak berarti kita iri kalau dia
mendapatkan lebih. Kasih bukanlah iri dengan talenta yang dimiliki
orang yang kita kasihi, kecakapan memimpinnya, kemampuannya untuk
bergaul dengan orang lain atau kemampuannya dalam mengerti firman
Tuhan. - Kasih itu tidak memegahkan diri. Kasih tidak berusaha untuk
menonjolkan dan menyombongkan diri sendiri. Tidak juga menganggap
diri lebih tinggi dari pasangan kita. Kasih tidak menyombongkan
kekuatan sendiri dan juga tidak membesar-besarkan kelemahan-
kelemahan dari orang yang kita kasihi. - Kasih itu tidak sombong. Kasih tidak memunyai sifat menonjolkan
diri dalam hati. Kasih tidak berarti mencari perhatian dari kerja
keras yang sudah dilakukannya. Kasih itu tidak bersifat menekan,
atau sok memerintah. - Kasih tidak melakukan yang tidak sopan. Kasih tidak berbuat yang
tidak sesuai etika, melainkan berbuat dengan kelembutan dan
keramahan. Kasih itu menunjukkan rasa pengertian. Kasih itu tidak
kasar atau menghina orang lain. - Kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri. Kasih itu tidak
mengharapkan segala sesuatu dilaksanakan untuk menyenangannya.
Kasih tidak mementingkan segala selalu yang menjadi haknya. Kasih
selalu mencari apa yang disenangi orang yang kita kasihi. - Kasih itu tidak pemarah. Kasih itu tidak mudah tersinggung atau
mudah mencari kesalahan. Kasih itu tidak mudah menjadi jengkel jika
ada sesuatu yang salah. Kasih itu tidak mudah dikecewakan oleh
perbuatan dari orang yang kita kasihi. - Kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih itu tidak
mudah berubah menjadi kepahitan. Tidak mudah mendendam. Kasih tidak
menyimpan perasaan yang tidak enak karena perbuatan dari orang yang
kita kasihi. - Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena
kebenaran. Kasih tidak merasa senang dengan kamalangan yang
menimpa orang yang kita kasihi. Kasih berarti tidak bersukacita
jika bisa mengatakan, "Lihat, kamu juga tidak sempurna." Kasih
memunyai sukacita batin di dalam kebenaran. - Kasih menutupi segala sesuatu. Kasih menutupi kesalahan dari
orang yang kita kasihi. Kasih tidak mencemooh seseorang yang
kita kasihi dengan mengatakan kelemahan atau kegagalannya di muka
umum. - Kasih percaya segala sesuatu. Kasih mengatasi segala kecurigaan,
kebimbangan atau ketidakpercayaan. Kasih memilih untuk percaya
pada sesuatu yang terbaik dari orang yang kita kasihi dan menerima
bahwa maksud dan motivasinya adalah murni. - Kasih mengharapkan segala sesuatu. Kasih tidak membesar-besarkan
masalah. Kasih tidak pernah menyerah, tidak pernah putus asa.
Kasih selalu mengharapkan yang terbaik dari yang dikasihi. - Kasih sabar menanggung segala sesuatu. Kasih berarti suatu
komitmen. Kasih tetap tegar dalam menghadapi masalah. Kasih mampu
bertahan dalam badai penderitaan dan kesukaran. Kasih tetap
menjaga hati yang sukacita di dalam pencobaan dan masalah. - Kasih tidak pernah berkesudahan. Kasih tidak pernah jatuh, tidak
pernah berhenti, tidak pernah memilih perceraian sebagai
penyelesaian masalah. Kasih selalu menjaga pernikahan supaya
pernikahan tetap erat.
3. KASIH MERUPAKAN SUATU PROSES
Meskipun kadang-kadang orang berkata, "Kami sedang jatuh cinta,"
tetapi mereka sesungguhnya sudah bertumbuh di dalamnya. Kasih yang
dewasa bertumbuh dari bagaimana cara mendapatkannya sampai usaha
untuk menjaganya dengan sukacita. Satu-satunya cara agar kita bisa
mengalami kasih yang dalam, setia dan bertumbuh dalam pernikahan
adalah dengan mengalami kasih Allah dalam hidup kita sendiri. Kasih
Allah bagi kita turun menjadi kasih di hati kita masing-masing.
Renungkan hal ini, ALLAH MENGASIHI ANDA!
Renungkanlah kasih-Nya, nikmati kasih-Nya, minumlah sepuas-puasnya
dari kasih-Nya, bersyukurlah kepada-Nya karena kasih-Nya. Maka segera
sesudah Anda melakukannya, Anda akan menyerahkan seluruh hidup Anda
kepada-Nya, membiarkan Dia memenuhi dan mengendalikan hidup Anda
melalui Roh Kudus-Nya, membiarkan Dia hidup dalam hidup Anda. Kasih
yang sejati akan mengalir melalui hidup Anda dan pasangan Anda.
Hasilnya adalah pribadi Anda yang baru, yang mengerti bagaimana
mengasihi dengan kepekaan yang paling tinggi dan mulia sesuai dengan
firman Tuhan. Kasih menghasilkan kasih. Allah ingin memakai kasih
semacam ini untuk mengubah pernikahan menjadi suatu hubungan yang
indah sesuai dengan rencana-Nya.
B. PERNIKAHAN KRISTEN
Ayat Hafalan:
"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya
dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging." (Kej 2:24)
Pernikahan adalah hubungan seumur hidup antara seorang pria dan
seorang wanita. Pernikahan ini memuaskan beberapa kebutuhan. Menurut
Anda manakah kebutuhan yang benar dalam pernikahan?
- kebutuhan akan mengasihi dan dikasihi,
- kebutuhan akan persahabatan yang dalam, untuk saling berbagi sebagai teman, dan untuk kebutuhan seks,
- kebutuhan untuk menghasilkan anak cucu,
- kebutuhan untuk lepas dari kesendirian.
Pernikahan seharusnya menjadi cerminan dari kasih yang juga
mencerminkan kasih Allah.
1. CITRA ALLAH
Untuk mengerti rencana Allah dalam pernikahan, kita harus memulai
dengan maksud Allah yang sesungguhnya terhadap umat manusia seperti
yang terdapat dalam Kej 1 dan Kej 2.
Allah menciptakan kita sesuai dengan citra-Nya, berupa pria dan
wanita. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan
atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka."
(Kej 1:26-27).
Manusia adalah mahluk pribadi yang tidak seperti ciptaan yang lain.
Kita memunyai kemampuan yang unik untuk berhubungan -- hubungan
dengan Allah dan hubungan antara satu dengan yang lain. Allah
menghembuskan nafas kehidupan ke dalam manusia dan kita menjadi
makhluk hidup. "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup." (Kej 2:7). Sebagai manusia
kita memunyai kemampuan untuk mencerminkan citra Allah yang memiliki
sifat-sifat: berbelas kasihan, baik, sabar, mengasihi, berintelektual,
kreatif dan mengampuni.
Hubungan pernikahan adalah jenis hubungan yang paling intim diantara
semua jenis hubungan antar manusia. Pernikahan mencakup suatu
penyatuan yang misterius dari dua pribadi yang terpisah dengan suatu
cara yang khusus sehingga mereka menjadi satu. Seorang suami dan
istri berhubungan satu dengan yang lain melalui pengalaman-pengalaman
yang lebih luas dan bermacam-macam jika dibandingkan dengan orang
lain. Hubungan ini menjadi istimewa karena terjadi dalam suatu
batasan yang terbentuk dari suatu ikatan janji seumur hidup antara
satu dengan yang lain. Pernikahan meliputi jangka waktu dari awal
tahun kedewasaan, usia menengah, usia tua dan kematian. Tidak ada
hubungan lain yang berkembang seperti ini yaitu hubungan yang penuh
dengan kenangan. Hubungan dengan teman dan rekan sekerja penting,
namun tidak ada hubungan yang melebihi hubungan pernikahan dalam hal
keintiman.
2. DICIPTAKAN UNTUK TUJUAN YANG BAIK
Apakah pemikiran Allah untuk dunia yang Dia ciptakan? "Allah melihat
bahwa semuanya [yang telah diciptakan] itu baik." (Kej 1:10). Juga
bacalah Kej 1:12, 18, 21, 25 dan Kej 1:31, segala sesuatu yang
diciptakan Tuhan adalah baik! Namun kemudian kita membaca, "Tuhan
Allah berfirman, tidak baik..." Apa yang tidak baik? "Tidak baik kalau
manusia itu seorang diri saja" Kej 2:18. Bahkan dengan seluruh dunia
binatang di sekitarnya, manusia masih tetap sendiri.
Kesendirian adalah keadaan dimana seseorang tidak mendapat kesempatan
untuk berbagi, mengerti, mencintai, mempercayai dengan seseorang
kepada siapa dia bisa menikmatinya. Seperti itulah keadaan manusia
ketika Allah menciptakannya pertama kali. Meskipun Adam terutama
memerlukan Allah, namun Allah mengatakan bahwa dia juga memerlukan
seorang teman lain. Bacalah Kej 2:18-24 untuk mempelajari jawaban
Tuhan atas kesendirian manusia.
Kata "penolong" berarti seorang pendukung, rekan sekerja, atau
pasangan. Kata ini tidak sama dengan pembantu atau seorang yang lebih
rendah, tapi berbicara tentang hubungan antar teman yang setara. Kata
"sepadan dengan dia" berarti "sama dengan dia." Ini adalah semacam
hubungan dengan teman yang intim yang dikatakan Allah tidak baik bagi
seseorang jika tidak memilikinya. Dalam pernikahan, si pria bisa
mempunyai hubungan yang intim dengan pasangannya yang penuh citra
dari Allah Sang Pencipta seperti dia sendiri. Si pasangan ini akan
mempunyai daya kreasi, kepribadian dan pemikiran-pemikiran yang
setara dengan si pria tersebut.
3. MEREKA AKAN MENJADI SATU
"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka
tidak merasa malu." (Kej 2:24-25). Ayat-ayat ini menekankan adanya
ciri-ciri yang lengkap dari dua pribadi dalam suatu pernikahan.
Meninggalkan dan keterpisahan dengan ikatan yang lama adalah penting
dalam pernikahan. Dalam istilah meninggalkan, ada aspek sosial dan
hukum dari suatu pernikahan. Tapi, yang lebih penting, ada tindakan
meninggalkan secara emosi dan secara mental. Ikatan yang lama dengan
orang tua, saudara, dan teman tidak diabaikan, namun setelah
pernikahan, janji dan posisi kejiwaan dari seseorang berubah dan
ditujukan kepada ikatannya yang baru.
Terjemahan yang tepat dari bahasa Ibrani untuk "memisahkan" (dalam
bahasa Inggris = cleave) adalah menempel pada yang lain, atau terikat
pada seorang yang lain. Pernikahan tidak boleh diartikan hanya
sekedar selembar kertas yang ditandatangani oleh pendeta atau petugas
yang berwenang. Ini lebih dari sekedar dua orang yang hidup di bawah
satu atap atau tidur di atas tempat tidur yang sama. Pernikahan harus
berarti suatu perpaduan dari dua kepribadian yang menjadi satu. Dan
juga harus terikat dalam sebuah janji antara satu dengan yang lain,
suatu pengungkapan perasaan yang saling menguntungkan dari dua emosi
yang sudah ditetapkan oleh Allah. Tujuannya adalah kesatuan,
keintiman, dan adanya saling berbagi isi hati, perasaan, dan rahasia
pribadi antara satu dengan yang lain tanpa adanya halangan.
Persatuan dari dua jenis kelamin yang berbeda dan menjadi satu daging
semakin memperkuat cinta kasih dan membuatnya bertumbuh. Persatuan
itu juga mendorong cinta menjadi suatu kesetiaan dan membuatnya
bertahan lama. Tindakan dari mengasihi adalah bukan hanya menerima,
tapi juga memberikan rasa aman dalam pernikahan. Hubungan pria dan
wanita yang sudah menjadi "satu daging" adalah merupakan suatu
kesatuan manusia yang seimbang. Segala bentuk persatuan poligami,
pernikahan dengan lebih dari satu pasangan, atau homoseksual tidak
bisa menjadi satu daging seperti yang diciptakan Tuhan. "Tetapi
mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki memunyai
isterinya sendiri dan setiap perempuan memunyai suaminya sendiri."
(1Ko 7:2)
4. APA YANG SALAH?
Dengan kembali pada Kej 1 dan Kej 2 dan melihat kembali tujuan Tuhan
dalam suatu pernikahan, kita pasti bertanya, "Apa yang salah?" Dalam
rancangan-Nya untuk umat manusia, Allah memberikan kebebasan yang luas
kepada manusia. Allah tidak ingin manusia menjadi robot yang buta dan
tanpa pikiran. Allah menghendaki mereka untuk kreatif dan menggunakan
pikiran mereka, membuat keputusan sebagai hak mereka, namun tetap ada
di dalam batasan umum dari rancangan-Nya. Bacalah Kej 1:28-31.
Kitab Kejadian menjelaskan hal ini dengan menunjukkan bahwa Allah
menawarkan semua pohon yang ada di taman, kecuali satu, sebagai
pilihan manusia. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada
manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati" (Kej 2:16-17). Berbagai macam kegiatan terbuka
bagi umat manusia selama mereka tetap tinggal dalam maksud Allah yang
mencerminkan sifat sejati dari Allah. Maksud-maksud ini adalah untuk
kebaikan dan keuntungan umat manusia. Namun mereka memilih jalan
mereka sendiri, dengan menolak pimpinan dan persahabatan Allah.
Inilah awal dari dosa. Citra Allah dalam hidup mereka menjadi rusak,
menimbulkan akibat yang sangat terasa dalam semua hubungan.
Akibat-akibat ini dimulai dalam pernikahan. Setelah jatuh dalam dosa
pria dan wanita berhenti bersikap terbuka satu dengan yang lain dan
dengan Tuhan. "Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu,
bahwa mereka telanjang ..., bersembunyilah manusia dan isterinya itu
terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman."
(Kej 3:7-8). Mereka juga mendapati keirihatian di antara anak-anak
mereka. "Tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.
Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram." (Kej 4:5).
5. PENEBUSAN
Dosa manusia memerlukan penebusan untuk memulihkan ciptaan dan
hubungan yang sudah rusak. "Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan
oleh Allah." (2Ko 5:21). Bacalah Rom 5:6-15; 1Ko 15:45-50. Kristus
datang untuk memulihkan keberadaan manusia yang telah rusak ketika
terpisah dari Allah. Hanya dengan mengijinkan Kristus memulihkan
kehidupan kita, maka citra Allah bisa terlihat kembali dalam
kehidupan manusia. Pemulihan citra akan menjadi sempurna ketika
Kristus datang kembali, namun dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa
kita harus memulainya dari sekarang, khususnya untuk suatu hubungan
dalam pernikahan. Orang-orang percaya mengharapkan pertolongan Allah
yang penuh dengan anugerah untuk memulihkan "kesatuan kasih" dalam
kehidupan pernikahan mereka.
DOA
"Bapa, terima kasih untuk kasih yang Kau anugerahkan bagi kami.
Melalui kasih-Mu itu biarlah kami boleh memulai suatu hubungan
yang baru dalam pernikahan kami sehingga kami bisa mencintai
pasangan kami sebagaimana Engkau kehendaki. Amin"
[Catatan: Tugas menjawab pertanyaan ada di lembar terpisah.]
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA