NOBAR (NONGKRONG BARENG) BERSAMA TUHAN
MELAKSANAKAN HUKUM TAURAT
Polemik mengenai hukum Taurat adalah konsumsi yang laris manis di antara gereja-gereja. Selalu dikatakan bahwa hukum Taurat harus dilakukan sampai kiamat, baik itu menguduskan hari Sabat, tidak makan daging haram, dll. Dengan melaksanakan kebaktian hari Sabtu dan tidak makan daging haram, satu gereja mengklaim sudah melakukan hukum Taurat dan menunjuk gereja yang lain melanggar hukum Taurat ...
Tapi semua klaim itu sebenarnya hanyalah pemainan teori agama saja, karena sekarang ini tidak ada satu pun gereja, bahkan orang Yahudi di Israel sekalipun yang melakukan ibadah sesuai hukum Taurat yang ada di kitab Perjanjian Lama; contohnya: membakar korban pagi dan petang di atas mezbah. Padahal Hukum Taurat menyatakan semua korban bakaran, korban sajian, korban unjukan, korban curahan, korban penebus salah, korban penghapus dosa, dll, harus dilakukan turun-temurun sampai selama-lamanya.
"berkatalah ia kepada mereka: "Perhatikanlah segala perkataan yang kuperingatkan kepadamu pada hari ini, supaya kamu memerintahkannya kepada anak-anakmu untuk melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini." (Ulangan 32:46)
Kenyataannya sekarang ini tidak ada satu pun gereja di dunia dan sinagoga di Israel yang melakukannya lagi. Padahal, jika orang memaksa melakukan satu hukum Taurat (misalnya beribadah hari Sabtu) mereka selalu mengatakan bahwa : tidak ada satu pun perintah Taurat yang dibatalkan dan HARUS dilakukan.
HARI PERHENTIAN
Sekarang ini mulai marak gerakan untuk kembali menguduskan hari Sabat, di mana dikatakan itu adalah perintah Taurat yang tidak pernah dibatalkan dan berlaku sampai kiamat ... Karena kenyataannya saya sendiri tidak bisa memenuhi semua ketentuan hukum Taurat, maka lebih baik bertanya saja langsung kepada Tuhan Yesus yang adalah "Tuhan atas hari Sabat". Ada dua pertanyaan, yang pertama hari Sabat itu hari Sabtu atau Minggu, dan yang kedua apa yang sebaiknya dilakukan untuk "menguduskan hari Sabat."
Untuk pertanyaan pertama, ternyata Tuhan Yesus menyatakan hari Sabtu dan Minggu bisa digunakan sebagai Sabat (perhentian). Tuhan Yesus berkenan kepada semua orang yang bersekutu dan menyembah Tuhan Yesus di hari Sabtu dan Minggu. OK ... satu pertanyaan terjawab, dan sekarang pertanyaan berikutnya ...
Sekarang ini ada gerakan menguduskan hari Sabat dengan melarang orang Kristen berbelanja, melarang orang Kristen nonton TV, dll. Ketika ditanya, Tuhan Yesus memperlihatkan apa yang terjadi di taman Eden.
Ketika hari sejuk, Tuhan turun berjalan-jalan di taman Eden bersama Adam Hawa menikmati indahnya semua hasil ciptaanNya kepada Adam dan Hawa. Tuhan menjelaskan bagaimana satu persatu ketika DIA menciptakan, tujuannya, manfaatnya, dll. Adam dan Hawa benar-benar menikmati saat-saat bersama Tuhan, dan sebaliknya Tuhan merasa senang ada manusia yang diajak berbagi isi hatiNya.
TUHAN YESUS MENIKMATI SABAT
Setelah itu, Tuhan memperlihatkan apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus pada hari Sabat. Karena di sinagoga dan Bait Suci penuh dengan orang-orang Yahudi memusuhi dan mencari-cari kesalahannya, maka pada hari Sabat Tuhan Yesus melewatkan waktu untuk duduk-duduk di padang rumput bersama dengan anak-anak dan orang-orang yang mengerumuniNya. Mereka duduk-duduk, makan minum, dan kemudian dengan santai Tuhan Yesus menyampaikan FirmanNya. Orang-orang mendengarkan dengan santai, ada yang duduk, ada yang tiduran, ada yang berdiri, dan anak-anak ... sibuk bermain di seputar Tuhan Yesus ... Kemudian Tuhan Yesus menarik satu anak untuk duduk di pangkuannya, dan mengajarkan FirmanNya mengenai beriman seperti seorang anak kecil. Sebuah pengajaran yang langsung bisa dilihat dan dibayangkan oleh orang-orang yang berkumpul.
Satu saat Tuhan Yesus masuk ke rumah seseorang dan duduk makan bersama-sama dengan mereka. Tuhan Yesus membuka acara makan dengan mengambil roti, mengucap syukur, memecah roti bundar besar dan membagi-bagi kepada yang berkumpul. Setelah itu semua orang makan roti dan sayur yang ada di depannya. Di tengah-tengah jamuan makan itu, Tuhan Yesus menyampaikan FirmanNya dan sambil makan, orang-orang mendengar semua pengajaran Tuhan Yesus.
Kemudian diperlihatkan Tuhan Yesus berjalan bersama dengan para muridnya. Mereka berjalan santai melewati ladang gandum, melewati padang rumput maupun di bawah pohon zaitun. Sambil berjalan, Tuhan Yesus menyampaikan FirmanNya kepada para murid. Jika ada tempat teduh, mereka beristirahat dan Tuhan Yesus kembali menyampaikan FirmanNya. Para murid mendengarkan secara santai sambil berjalan beriringan maupun ketika duduk-duduk.
NOBAR (Nongkrong Bareng) BERSAMA TUHAN
Kemudian Tuhan Yesus mengalihkan vision ke jaman moderen ini ... DIA memperlihatkan satu keluarga duduk di meja makan, berdoa dan menikmati makan siang mereka. Di tengah-tengah makan itu, mereka berbicara tentang Firman Tuhan. Dan yang terlihat adalah ... Tuhan Yesus hadir di meja itu, ikut duduk dan mendengarkan pembicaraan mereka dengan senang.
Ada anak-anak yang berkumpul di ruang tamu, sambil santai mereka memuji Tuhan dengan gitar. Kemudian mereka berbicara mengenai masalah yang dihadapi dan melihatnya dengan Firman Tuhan. Ternyata di tengah pembicaraan gaul mereka yang santai, Tuhan Yesus duduk di antara mereka dan menikmatinya.
Diperlihatkan juga ada suami istri rebahan di tempat tidur dan mereka berbicara mengenai Firman Tuhan. Pada saat mereka berbicara tentang Firman Tuhan, terlihat Tuhan Yesus duduk mendengarkan percakapan mereka.
Tuhan Yesus juga memperlihatkan sepasang anak muda di Mall, sedang makan di pujasera. Sambil menikmati makanan, mereka berbicara tentang Firman Tuhan. Di tengah suasana yang ramai itu, Tuhan Yesus duduk dan tersenyum mendengarkan pembicaraan mereka.
Ternyata apa yang selama ini saya pikirkan mengenai menguduskan hari Sabat dengan semua ritualnya di gereja dan berbagai peraturan tidak boleh melakukan ini dan itu, di hadapan Tuhan Yesus menjadi sangat sederhana dan menyenangkan. Tuhan Yesus ingin kita anak-anakNya MENIKMATI hari perhentian (Sabat) bersamaNya. Menikmati bersama keluarga, menikmati bersama teman, bersama orang-orang terkasih, menikmati berkat yang dianugerahkanNya dan bersukacita bersama Tuhan Yesus.
Jika ke gereja pada hari Sabtu atau Minggu, maka beribadahlah dengan sukacita. Nikmatilah setiap rangkaian ibadah bersama Tuhan Yesus, bukan untuk memuaskan kebanggaan pribadi atau kesombongan diri. Sekalipun dari subuh sampai tengah malam, orang Kristen sibuk melayani di dalam gereja atau rumah ibadah, tetapi jika itu dilaksanakan untuk melaksanakan kegiatan organisasi gerejawi -- maka mereka semua hanya bekerja bagi diri sendiri dan organisasinya. Pada saat itu, Tuhan Yesus tetap menunggu para pelayan yang super sibuk ini menyediakan waktu bahkan meluangkan waktu untuk "nongkrong bareng" bersama Tuhan Yesus ...
Sekarang ini perjumpaan dengan Tuhan Yesus sudah digeser menjadi acara seremonial yang kusuk atau bahkan meriah untuk memenuhi kegiatan ibadah di dalam organisasi-organisasi gereja. Susunan acara atau liturgi menjadi hukum suci sebuah gereja yang tidak boleh dilanggar. Semua berkata, bahwa hari dan cara mereka beribadah itu memenuhi hukum Tuhan mengenai menguduskan hari Sabat. Jika tidak dilakukan seperti itu, maka dengan menggunakan kutipan ayat-ayat Alkitab yang panjang lebar, mereka menyatakan tidak alkitabiah ... Padahal ditengah hingar-bingar seremoni ibadah itu, Tuhan Yesus tetap setia menunggu anak-anakNya untuk MAU melewatkan hari Sabat itu bersamaNya ...
Tuhan Yesus menghargai setiap lembaga dan organisasi gereja yang ada di seluruh dunia. Tetapi DIA juga menginginkan anak-anakNya menguduskan hari Sabat dengan intim bersamaNya. Tuhan Yesus hanya menyatakan, "Kalau ada dua orang berbicara tentang FirmanKu dan hatinya berpaut padaKu, maka aku hadir mendengarkan dan menikmatinya." Sebuah persyaratan yang sangat sederhana dan mengandung makna yang sangat dalam.
Bahkan setiap saat dua orang atau lebih anak-anakNya berkumpul, santai, nongkrong, dan membicarakan Firman Tuhan, Tuhan Yesus menyatakan mereka sudah menguduskan waktu itu bagi Tuhan. Jika demikian halnya, berarti setiap waktu bisa menjadi Sabat bagi Tuhan? Ternyata Tuhan Yesus dengan tersenyum mengiyakan. Itulah sebabnya maka bagi Tuhan Yesus beribadah hari Sabtu atau Minggu itu sama saja. Yang penting adalah, pada hari itu umatNya menikmati hari perhentian bersama DIA, bukan terpaku atau sibuk melakukan ritual organisasi gereja.
PERTEMUAN KELUARGA
Pernahkan kita merenungkan, apa yang diinginkan seorang ayah yang anak-anaknya sudah besar, semuanya kost di dekat kampus dan hanya mempunyai waktu seminggu sekali untuk pulang? Ayah tersebut, pasti sangat rindu untuk bertemu, melewatkan waktu dengan duduk bersama mendengarkan cerita-cerita mereka dan merasakan kembali kehangatan kasih sebuah keluarga.
Tetapi apa yang terjadi, ketika pulang di dalam rumahnya, justru anak-anak sibuk dengan urusannya sendiri dan mengabaikan keberadaan sang ayah yang sangat merindukan mereka. Demikian juga dengan Bapa kita di surga ... DIA rindu kita bertemu, melewatkan waktu dengan intim dan saling mencurahkan isi hati. Bahkan Bapa tidak hanya menginginkan pertemuan itu seminggu sekali, tetapi DIA rindu setiap saat anak-anakNya MAU bertemu dan menikmati pelukan kasihNya.
Jadi nikmatilah hari Sabat bersama Tuhan, baik itu dalam ibadah di gereja atau persekutuan pada hari Sabtu dan hari Minggu, atau pada saat berkumpul bersama dengan orang-orang yang terkasih. Ketika ada dua orang bersama, entah itu duduk, berjalan, berbaring, makan, minum, memancing, berenang, dll. dan mereka membicarakan Firman Tuhan, maka Tuhan Yesus berkenan hadir, menikmati pembicaraan bersama mereka dan memberikan berkat dari surga.
Sekarang ini saatnya kita menguduskan hari-hari bersama orang-orang terkasih dengan Nobar (Nongkrong Bareng) bersama Tuhan Yesus. Itu adalah saat yang dinantikan oleh Tuhan Yesus bertemu dengan anak-anakNya dalam persekutuan yang indah di manapun berada.
"Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20)
Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.
Maranatha!
(Indriatmo)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA