Kesaksian Peserta PESTA Maret/April 2007

Nasihat dan Teladan Pelayanan Paulus Menyegarkan Hati (Deddy P. Widjaja)

Melalui pelajaran KRP ini, saya banyak mempelajari bagaimana Paulus yang berdasarkan kasih Kristus, melayani Allah dan sesama tanpa memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Pelayanan kasihnya terhadap sesama tidak memandang strata sosial, seperti yang dilakukan terhadap Onisemus, seorang budak buronan yang kedudukannya lebih rendah dari seorang pembantu (Filipi 1:10).

Dalam penjara yang penuh penderitaan, Paulus masih dapat menghibur orang lain seperti yang diungkapkannya dalam surat Filipi. Meskipun lemah secara fisik dan sedang menderita aniaya, ia menghibur dan menguatkan Timotius agar tegar dan percaya diri. Dalam keadaan sulit, ia bertekad untuk pergi ke Spanyol, karena ia merasa berutang untuk memberitakan Injil ke ujung bumi. Dalam segala penderitaan yang diembannya, ia tetap menuntut agar setiap orang mempunyai standar dalam pelayanan, seperti yang diungkapkannya dengan analogi seorang atlet yang tekun berlatih untuk menang dalam sebuah pertandingan. Dalam kedudukannya sebagai rasul ia mau merendahkan diri meminta maaf dalam peristiwa "perselisihan" dengan jemaat Korintus. Perhatiannya terhadap orang miskin juga ditunjukkannya dengan menganjurkan orang yang berlebih untuk rela membantu mereka yang berkekurangan, agar ada keseimbangan, sehingga memuliakan nama Tuhan dalam pelayanan (2Korintus 8:13-15). Ia tidak "asyik sendiri" karena ia menghormati pendapat orang lain yang bukan prinsip, meskipun mempunyai pengertian yang lebih (Roma 14:1, 15:1).

Nasihatnya agar tidak khawatir tentang apa pun juga, bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa sehingga damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiran dalam Kristus (Filipi 4:6-7, Roma 12:12), menyegarkan hati saya yang sedang menghadapi berbagai masalah bertubi-tubi, seperti sudah jatuh, tertimpa tangga, dan terjepit batu. (Kemarin kaca mata saya jatuh dan pecah, padahal sejak tahun 1990, kaca mata tidak pernah jatuh dan pecah.)

Segala tindakan Paulus sungguh tidak berpusat kepada dirinya sendiri, tetapi berpusat kepada Kristus. Saya dapat menarik pelajaran dari KRP ini untuk menyadari agar mempraktikkan apa yang telah Paulus lakukan. Antara lain, melayani satu sama lain sebagai perwujudan dari iman dan kedewasaan rohani yang bertumbuh -- iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati. Teorinya mudah dikatakan, tetapi implementasinya bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan, karena keegoan diri harus disalibkan terlebih dulu.

Sumber: Berita Pesta Edisi 23/Mei/2007

Karya Roh Kudus yang Luar Biasa (Benny Sitorus)

Satu hal yang paling membuat saya terkesima dengan pekerjaan Roh Kudus ialah kemampuannya untuk mengubah seseorang. Ia dapat mengubah orang yang sebelumnya membenci Kristus dan pengikut-pengikut-Nya, 180 derajat, menjadi seorang rasul yang mampu bekerja keras untuk menginjili dan menjadi saksi Kristus. Allah mampu mengubah karakter, penilaian, dan gaya hidup seseorang, seperti Rasul Paulus; seorang pembenci dan pembunuh para pengikut Kristus, yang kemudian dipakai Roh Kudus menjadi seorang penginjil dan saksi Kristus. Melalui kursus KRP ini, mata rohani saya mulai terbuka, bahwa Roh Kudus yang sama dapat mempergunakan kita sebagai alat-Nya di kehidupan kita sehari-hari.

Sumber: Berita Pesta Edisi 23/Mei/2007

Kategori: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA