K E K A Y A A N

Sekarang ini banyak keluarga Kristen yang suami dan istri bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Ketika kebutuhannya tercukupi mereka akan berpikir lebih jauh lagi untuk mengumpulkan modal untuk investasi dan membuka bisnis, karena ingin mempersiapkan dan menjamin masa depan pribadi dan keturunannya. Ini adalah hal yang wajar dan umum terjadi di masyarakat moderen.

Tapi jika kepada mereka ditanyakan apakah “sekarang ini” bisa menikmati satu persatu berkat Tuhan bersama keluarga dengan penuh sukacita, damai sejahtera dan memiliki hati yang selalu SIAP kapanpun bertemu dengan Tuhan? Saya percaya pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan baik, karena visi hidup dan keluarga berfokus pada mengumpulkan kekayaan untuk “mempersiapkan masa depan”.

VISI HIDUP

Ada seorang anak muda kaya yang menemui Tuhan Yesus dan bertanya, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (Matius 19:16). Tuhan Yesus meminta anak muda kaya itu melaksanakan Hukum Taurat dan dijawab semua sudah dilakukan sejak masa mudanya. Menurut pandangan manusia dia adalah anak muda yang sangat sempurna, yaitu kaya raya raya dan saleh. Ini adalah sebuah teladan yang luar biasa. Tapi kemudian Tuhan Yesus memberikan satu persyaratan yang tidak masuk akal yaitu meminta dia menjual segala harta miliknya, memberikan kepada orang miskin dan mengikut Tuhan Yesus. Mendengar itu, dia meninggalkan Tuhan Yesus dengan sedih hati, karena banyak hartanya.

Tuhan Yesus kemudian memberikan satu Firman yang sangat ekstrem yaitu: “SUKAR SEKALI seorang kaya masuk surga bahkan mustahil” -- karena lebih mudah onta masuk lubang jarum daripada orang kaya masuk surga (Matius 19:23,24)

Firman ini yang sangat ditentang oleh para hamba Tuhan dan orang Kristen pada umumnya di gereja-gereja. Umumnya orang Kristen akan berkata : orang Kristen BOLEH KAYA, bahkan kekayaan adalah simbol berkat!

Tapi saya mau sampaikan, bahwa Firman Tuhan ini adalah KENYATAAN yang terjadi di kerajaan sorga. Tuhan Yesus sebagai pemilik sorga melihat dengan mata kepala sendiri bahwa di sorga sangat sedikit ada orang kaya! Orang-orang kaya adanya di neraka!

Alasan utama orang kaya MUSTAHIL masuk surga adalah karena hatinya tidak melekat pada Tuhan tapi pada kekayaannya. Orang kaya baik yang dilahirkan kaya maupun yang bekerja keras untuk mengumpulkan kekayaan, umumnya hidup dan hatinya melekat erat pada kekayaannya. Sangat sedikit orang kaya yang selalu berdoa untuk menyelesaikan masalah hidupnya, sementara orang yang miskin umumnya setiap waktu berdoa mengandalkan Tuhan bahkan untuk mendapat sesuap nasi untuk mengganjal perutnya. Itulah sebabnya, Tuhan Yesus sebagai pemilik sorga berkata, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Matius 5:3). Tuhan Yesus sebagai pemilik surga juga menyatakan Lazarus pengemis penyakitan yang boroknya dijilati anjing ketika mati dijemput malaikat masuk ke surga, sementara orang kaya yang setiap hari berpesta ketika mati disiksa di neraka (Lukas 16:23).

Masuk surga sama sekali tidak ditentukan oleh kekayaan tapi SEMATA-MATA oleh HATI yang melekat erat pada kasih Kristus, dibandingkan dengan manusia yang selalu melihat kekayaan dan penampilan fisik (1 Samurl 16:17).

“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7).

IKATAN HATI

Di dalam pelayanan Pelepasan dan Pemulihan kita menjumpai banyak orang kaya yang hidupnya sangat kering dan menderita, dan Tuhan memperlihatkan satu ikatan yang kuat yaitu : BERHALA dalam hatinya. Ada rantai Roh seperti rantai kapal yang besar mengikat hatinya dan semua kekayaan yang dimilikinya. Inilah yang juga dilihat oleh Tuhan Yesus terhadap anak muda yang kaya, hatinya diikat berhala kekayaan -- sehingga jika dia ingin memperoleh hidup kekal maka yang utama adalah harus memutuskan rantai berhala itu dengan menjual semua harta miliknya, memberikan kepada orang miskin dan mengikut Tuhan Yesus.

Di dalam penglihatan Roh, semua orang kaya hatinya dirantai dengan kekayaannya. Orang seperti itu TIDAK AKAN masuk surga, tapi masuk neraka! Orang yang hatinya diikat dengan berhala dan tidak terikat pada Tuhan Yesus mustahil masuk ke surga, karena Tuhan tidak membutuhkan semua penampilan fisik dan kekayaan. Yang dibutuhkan Tuhan hanyalah HATI !

Nah bagaimana dengan para tokoh di Alkitab yang kaya raya seperti Abraham, Ishak, Yusuf, Daud dan Ayub? Rupanya hati mereka sama sekali tidak terikat pada kekayaan, tapi hanya kepada Tuhan. Mereka bukan orang yang mengejar kekayaan, tetapi mereka hidupnya mengejar “pekenanan” Tuhan saja, dan berikutnya Tuhan melimpahkan kekayaan kepada mereka. Ini sebabnya Tuhan berfirman, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).

ORANG KAYA VS. ANAK TUHAN YANG DIBERKATI

Di sini ada dua perbedaan dalam menjalani hidup, sekalipun hasil akhirnya menurut pandangan manusia adalah sama yaitu : menjadi kaya. Di bawah ini ada dua perbedaan orang kaya duniawi dan orang yang diberkati Tuhan

Orang kaya duniawi
1. Fokus hidupnya pada kekayaan dan mengumpulkan harta benda untuk menjamin masa depan pribadi dan seluruh keluarga.
2. Kekayaan diperoleh karena bekerja keras
3. Hatinya melekat kepada kekayaan dan bukan kepada Tuhan. Sekalipun mereka aktif melayani di gereja, tapi Tuhan Yesus di dalam Roh bisa melihat hati mereka terikat rantai yang besar dan kuat terhadap kekayaannya bukan kepada Tuhan - seperti yang dilihat Tuhan Yesus terhadap hati anak muda yang kaya.
4. Setiap hari mengandalkan kekayaan dan tidak mengandalkan Tuhan. Hanya butuh Tuhan kalau ada masalah dan untuk menjamin kekayaannya tidak lenyap.
5. Tidak siap menghadap Tuhan, takut meninggalkan kekayaannya. Takut mati.
6. Hatinya diliputi kekuatiran akan hidup dan masa depan sehingga sekalipun sudah memiliki banyak harta benda tetap selalu merasa kurang dan tidak pernah puas.

Anak Tuhan yang diberkati --> Kaya menurut pandangan manusia
1. Fokus hidupnya pada KEKEKALAN di surga, hati dan hidup selalu melekat pada kasih Kristus dan kebenaran FirmanNya.
2. Kekayaan dan harta benda hanya berasal dari berkat Tuhan, yang diberikan sesuai dengan perkembangan wadahnya (pertumbuhan iman). Tuhan akan semakin mencurahkan berkat berlimpah sejalan dengan level pertumbuhan iman yang dimiliki.
3. Hatinya hanya melekat pada Tuhan bukan pada kekayaan. Ini bukan kata-kata retorika tetapi kenyataan hidup sehari-hari yang dijalani. Hati dan pikirannya benar-benar terikat erat pada kasih Tuhan.
4. Sekalipun diberkati Tuhan kekayaan dan kelimpahan, tapi hidupnya hanya bergantung kepada Tuhan di dalam doa dan persekutuan yang erat setiap hari.
5. Hatinya selalu siap untuk bertemu dengan Tuhan di surga, dan justru selalu rindu bertemu Tuhan meninggalkan semua kekayaan dan harta milik duniawi.
6. Hatinya penuh damai sejahtera dan sukacita - sama sekali tidak kuatir tentang hidup dan masa depan, karena imannya tertempa dengan kuat untuk selalu bergantung dan mengandalkan Tuhan, sama sekali bukan pada harta benda yang dimiliki.

TIDAK INSTAN

Umumnya yang saya jumpai ketika kita tawarkan untuk hidup bertekun sesuai kebenaran Firman Tuhan, mereka akan berkata, “Nanti dulu. Sekarang saya akan mengumpulkan kekayaan, setelah sukses baru ke gereja dan melayani Tuhan.” Jika kemudian benar sudah kaya, apakah kemudian hatinya bisa digerakkan untuk cinta Tuhan? Ternyata itu hal yang sangat mustahil! Dia bisa melakukan semua kebaikan seusai aturan agama, tapi hatinya tidak akan bisa cinta Tuhan karena sudah terikat erat dengan kekayaannya. Anak muda kaya di Injil adalah orang yang sangat saleh menurut pandangan mansia, tapi dia tidak bisa masuk surga karena hatinya terikat erat dengan kekayaan dan tidak bisa melepaskannya sesuai dengan permintaan Tuhan Yesus.

Hati yang melekat pada Tuhan tidak terjadi dalam sekejap mata, tetapi ditempa dalam perjalanan hidup puluhan tahun bersama Tuhan. Orang-orang yang diberkati Tuhan dengan kelimpahan tetapi hatinya tetap melekat pada Tuhan, itu bisa terjadi karena hatinya terus menerus dilatih dan ditempa oleh Tuhan untuk setiap berkat duniawi yang diterima. Tuhan hanya akan menambahkan berkat yang lebih banyak ketika hatinya sudah siap.

Coba bandingkan dengan orang yang setiap waktu pikirannya memburu kekayaan dengan segala macam cara karena kekuatiran hidup. Sekalipun hidupnya cemar tapi dengan kerja keras bisa memperoleh kekayaan yang terus berlimpah. Orang-orang kaya dengan cara seperti ini HATInya tidak akan bisa tiba-tiba berkenan dan melekat kepada Tuhan, kecuali Tuhan memberikan “hajaran” berupa sakit parah, penderitaan atau musibah yang besar yang menempelak hidupnya.

Orang Kristen yang hidupnya fokus mengumpulkan harta benda untuk menjamin masa depan, bagi mereka akan terjadi kebenaran Firman Tuhan dalam Amsal 15:6 yaitu, “Penghasilan orang fasik membawa kerusakan.” Karena, ”Penghasilan orang fasik membawa kepada dosa.” (Amsal 10:6). Yang dimaksud orang fasik bukan hanya orang berdosa, tetapi juga orang-orang Kristen yang menerima Firman Tuhan tapi hidupnya melekat pada dunia dan segala kekuatirannya.

---

Jika sekarang kita diingatkan Roh Kudus untuk merenungkan tentang semua harta milik dan bisnis yang dilakukan, itu bukanlah soal kekayaan, bisnis atau property -- tetapi yang utama adalah soal HATI. Kita sebaiknya setiap hari mulai mengkhususkan waktu secara pribadi untuk duduk diam mendengarkan Tuhan berfirman dengan membaca Alkitab. Kemudian dengan pertolongan Roh Kudus mulai berkomitmen untuk melakukan satu persatu kebenaran Firman Tuhan dan menjaga kekudusan hidup. Setiap waktu mulai mengarahkan hidup dan pikiran kepada kasih Kristus dan tujuan kekekalan hidup di sorga.

Pada saat kita merendahkan diri dan tunduk kepada Tuhan di dalam setiap kebenaran FirmanNya, maka kita akan bisa mengalami dan merasakan HATI yang diubahkan yang penuh damai sejahtera, sukacita dan rasa cukup.

Jika berikutnya Tuhan semakin menambahkan harta kekayaan dan berbagai bisnis, pada saat itu HATI kita sama sekali sudah tidak terikat pada itu semua tetapi semata-mata hanya pada kasih Kristus. Kita tidak lagi kuatir dan cemas akan masa depan, tetapi memiliki HATI yang penuh percaya dan iman kepada penyertaan dan pertolongan Tuhan. Pada saat itu harta kekayaan yang dimiliki tidak lagi menjadi jerat tapi akan dikuduskan oleh Tuhan dan dipakai untuk melayani pekerjaan Tuhan secara ajaib.

Silahkan direnungkan dan didoakan, dan saya doakan Tuhan Yesus mulai merubah orientasi HATI kita dan keluarga, fokus kepada kekekalan hidup di sorga -- fokus kepada hidup yang berkenan dan menyukakan hati Tuhan Yesus, bukan kepada pengejaran harta kekayaan duniawi.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA