Sharing Berkat Kelas BK_Yoh 3

  1. Binsar H. Manik

    Puji Tuhan, akhirnya saya dapat menyelesaikan kelas bedah kitab Yoh. 13-17 dengan baik. Dari kelas ini, saya mendapat berkat tentang kasih dan relasi (keintiman) menjadi hal yang utama dalam bertumbuh dan berakar, serta berbuah dalam kerohanian saya, baik suka maupun duka yang  dihadapi semasa hidup ini.

    Saya mengucapkan terima kasih kepada SABDA MLC dan tim yang sudah mempersiapkan bahan diskusi dengan sangat baik, juga admin kelas  yang sudah mengarahkan, mengingatkan sehingga diskusi berjalan dengan baik dan tepat waktu, juga teman-teman diskusi, khususnya kelas BK_Yoh 3 yang membuat diskusi menjadi hidup, semarak, dan saling membagi berkat dengan masukan yang positif.

    Akhir kata, kiranya apa yang kita sudah terima membuat kita berakar, bertumbuh, dan berbuah dalam pelayanan, keluarga, dan masyarakat kita. Tuhan memberkati. Amin.

  2. Daniel Victor Sinatrawan

    Shalom. Puji Tuhan, syukur bagi Tuhan. Terima kasih sudah bisa ikuti dari awal sampai akhir kelas di tengah padatnya pelayanan dan kegiatan, ada jaga orang tua yang lansia. Banyak hal yang didapat di saat perenungan kesatuan Tubuh Kristus yang menjadi teladan dalam kehidupan. Akhirnya, saya semakin lebih lagi diperlengkapi melalui pembelajaran kitab Yohanes ini.

    Terima kasih buat para moderator, admin, dan seluruh tim SABDA yang sudah dengan sabar dan selalu reminder di saat terkadang lupa saat pembelajaran. Semoga Tuhan Yesus selalu memberkati dan menjadi berkat bagi kita semua. Amin.

  3. Desi

    Shalom, teman-teman. Saya bersyukur bisa mengikuti kelas Bedah Kitab Yohanes Pasal 13-17. Ini adalah pengalaman yang sangat berarti karena saya bisa belajar lebih dalam tentang ajaran Yesus sebelum penyaliban-Nya. Dalam bagian ini, Yesus banyak berbicara kepada murid-murid-Nya dengan penuh kasih, memberikan penghiburan, dan menegaskan janji-Nya bagi mereka.

    Salah satu bagian yang paling berkesan bagi saya adalah Yesus membasuh Kaki murid-murid-Nya (Yohanes 13:1-17). Sebagai Tuhan dan Guru, Yesus tidak merasa terlalu tinggi untuk melakukan pekerjaan seorang hamba. Dia menunjukkan bahwa menjadi pemimpin sejati berarti siap melayani dengan rendah hati. Dari sini, saya belajar bahwa melayani bukan hanya tugas orang tertentu, tetapi panggilan bagi semua orang percaya.

    Sebagai langkah nyata dalam kehidupan sehari-hari, saya ingin belajar lebih sabar dan peduli terhadap orang lain. Mungkin bukan dengan membasuh Kaki secara harfiah, tetapi dengan cara sederhana seperti membantu teman yang kesulitan, mendengarkan dengan tulus, atau menolong tanpa mengharapkan balasan. Saya ingin belajar untuk meneladani Yesus dalam hal melayani dengan kasih dan ketulusan.

    Dalam proses diskusi, saya sangat diberkati dengan berbagai sudut pandang dari teman-teman. Wawasan yang mereka bagikan membantu saya memahami firman Tuhan lebih dalam. Namun, saya merasa masih perlu lebih berani untuk berbicara dan bertanya, supaya bisa lebih aktif dalam belajar. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari kelas ini dan belajar bersama dengan teman-teman. Semoga kita semua terus bertumbuh dalam iman dan semakin menghidupi ajaran Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari. Tuhan memberkati!

  4. Dominicus Eddy Soewito

    Puji Tuhan, saya mendapat kesempatan ikut kegiatan Bedah Kitab Yohanes Pasal 13-17. Saya dapat belajar menggali Alkitab secara induktif, menggunakan alat bantu digital yang sudah difasilitasi Yayasan Lembaga SABDA, mendapat pengayaan penggalian firman Tuhan dari teman-teman diskusi di grup WA, dan masukan berharga dari Ibu Evi pada saat evaluasi tadi pagi. Terima kasih kepada staf admin Mei dan moderator Roma yang mendampingi saya dan teman-teman diskusi di grup WA. Tuhan berkati pelayanannya.

  5. Fineke Umboh

    Belajar Kitab Yohanes Pasal 13-17 memberi kesan yang dalam di hati saya. Betapa Yesus sangat mengasihi murid-murid-Nya. Yesus begitu konsisten dalam ucapan dan tindakan. Ketika Dia berkata bahwa Dia mengasihi murid-murid-Nya, Dia benar-benar melakukannya. Dalam doa-Nya di Yohanes 17, betapa Yesus sangat mengasihi murid-murid. Menjelang kematian-Nya, Yesus berdoa bagi murid-murid dan meminta kepada Bapa agar memelihara murid-murid-Nya dan berdoa agar Bapa melindungi mereka dari yang jahat. Dalam doa-Nya, Yesus bukan fokus pada kematian-Nya, tetapi pada murid-murid-Nya. Dia ingin murid-murid-Nya berada di tempat di mana Dia berada. Kadang-kadang, kesulitan yang kita hadapi mengubah fokus kita, dan menjadikan kita tidak konsisten dalam tindakan dan perkataan. Pelajaran ini mengingatkan saya untuk meneladani Yesus. Terima kasih untuk semua kerja keras tim SABDA yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini. Tuhan memberkati. Terima kasih untuk semua teman-teman di grup BK_Yoh 3 yang saling memberkati melalui penggalian ini.

  6. George Soleman Johannes

    Puji syukur kepada Tuhan Yesus di mana bisa ikut serta dalam bedah kitab Yohanes 13-17. Melalui penggalian kitab Yohanes 13 sampai 17, saya bisa sharing dengan para peserta yang banyak ragam cara penggalian dan pendapatnya. Ada tata tertib kelasnya, ada panduan kelas.

    Pelajaran Yohanes 13: intim bukan hanya omong kosong, tetapi melalui tindakan kasih Agape. Kasih setia Tuhan Yesus tetap dan tidak berubah (2 Timotius 2:13). Saling mengasihi (Yohanes 14:34). Jadi, inti Yohanes 13 adalah kasih. Bandingkan dengan firman Tuhan: Di antara ke-3 perkataan iman, perbuatan, dan kasih mana yang lebih besar? (Jawab: kasih).

    Aplikasi: jadilah pelaku firman (Yakobus 1:22). Beritakan Injil dari Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Tanpa Yesus disalibkan, mati, dikuburkan, dan bangkit di antara orang mati, maka sia-sialah iman percaya saya dan saudara (1 Korintus 15:17).

    Evaluasi: rata-rata peserta BK_Yoh 3 menjawab menggunakan Chat AI, BaDeNo, menggali Injil, dll. Di antara para peserta, terjadi pro akan berikan emoji kepada yang menurut pendapat pribadinya setuju dan kontra dalam berikan komentar bagi yang kurang tidak setuju dengan pendapat peserta lain, dan buat pertanyaan lain. Wajar dalam diskusi terjadi perbedaan pendapat tentang penggalian kitab Yohanes 13-17. Mohon moderator/admin grup segera meredakan suasana debat kusir atau emosi yang memanas. Mengapa? Karena firman Tuhan bukan untuk diperdebatkan! Berbahagialah orang yang haus akan kebenaran firman Tuhan karena mereka akan dipuaskan (Matius 5:6).

  7. Hardi Wiyono

    Kelas ini menyadarkan saya bahwa saya membutuhkan keintiman dengan Allah. Ini didasarkan pada fakta bahwa Yesus dan Bapa (yang memiliki unsur keilahian dan sehakekat) selalu memiliki keintiman. Juga, saya tidak dapat hidup tanpa Allah, seperti ranting yang tidak dapat hidup di luar pokok sebuah pohon. Praktik keintiman dengan Allah yang perlu saya tingkatkan adalah saya harus menyediakan waktu khusus untuk mendengar firman-Nya dan bercakap-cakap dengan Dia melalui doa. Bagi saya, kedua hal itu masih sangat jauh dari yang seharusnya terjadi. Terima kasih kepada tim SABDA yang terus mendorong saya untuk memiliki keintiman dengan Allah. Kawan-kawan diskusi di grup, juga menginspirasi saya dengan berbagai varian pengalaman spiritual yang kaya. Tuhan Yesus memberkati.

  8. Juania Geertruida Elisabeth Wattimury

    Shalom semuanya. Saya sangat bersyukur karena boleh dimampukan untuk menyelesaikan kelas Bedah Kitab Yohanes dan belajar tentang keintiman kasih Allah melalui Yesus Kristus dari 5 pasal kitab Yohanes kali ini. Bedah kitab kali ini membantu saya untuk bagaimana melihat relasi kesatuan Tubuh Gereja dengan Allah, Putra-Nya (Tuhan Yesus), dan Roh Kudus, dan belajar bagaimana menggunakan kesempatan yang sudah diberikan oleh Allah dengan sebaik mungkin, seperti berbagi berkat melalui berbagai kegiatan, termasuk PA di tempat di mana saya berada (kebetulan saya sedang ada di desa tempat saudara saya).

    Saya juga berterima kasih untuk tim MLC yang telah membantu mengarahkan untuk kami bisa belajar hingga selesai, serta rekan-rekan di BK_Yoh 3 (kelas malam) yang juga tetap semangat hingga akhir. Puji Tuhan semua berjalan dengan baik dan lancar.

  9. Linna Kusuma Wati

    Shalom. Saya bersyukur bisa menyelesaikan penggalian sampai akhir. Puji Tuhan. Hal baru yang saya dapatkan tentang sahabat, Yesus tidak memanggil murid-muridnya hamba tetapi sahabat. Terima kasih Kak Roma untuk artikel Sahabat Kristus.

    Berkat yang saya dapatkan tentang kasih/Paskah intim, bagaimana Yesus dengan sabar mengajar murid-murid-Nya tentang kepergian-Nya dan kedatangan Roh Kudus, yang dikatakan-Nya berulang-ulang. Yesus tidak pernah menyerah mengasihi murid-murid-Nya. Bahkan sebelum kematian-Nya, Dia berdoa untuk murid-Nya dan untuk orang percaya termasuk saya. Kasih-Mu sungguh tiada tara. Terima kasih, Tuhan Yesus. Terima kasih Kak Mei, tim SABDA, dan teman-teman BK_Yoh 3. Selamat Paskah. Tuhan memberkati.

  10. Misda Evalina Ketaren

    Puji Tuhan bisa menyelesaikan kelas Yohanes 13-17. Banyak penekanan nilai-nilai yang saya dapatkan selama belajar dari Yohanes 13-17. Dari pembahasan dan sharing di kelas banyak sekali hal-hal baru yang bisa saya pelajari dan saya sadari tentang Paskah. Tuhan Yesus sangat ingin saya mengalami persatuan dengan Bapa melalui Dia. Saya akan belajar untuk terus membangun hubungan yang intim dengan Tuhan lewat merenungkan firman Tuhan, berdoa, dan bersaksi dalam tugas pelayanan saya karena Yesus sangat menginginkan saya berada di tempat di mana Dia berada.

    Terima kasih SABDA Ministry. Walaupun agak sulit menyesuaikan waktu, tetapi tim dari SABDA sangat support dan mendukung agar bisa terus berjuang untuk menyelesaikan kelas dengan baik. Terima kasih sekali lagi. Kiranya SABDA terus menjadi berkat bagi orang-orang yang rindu akan kebenaran firman Tuhan.

  11. Nehemia Kris

    Shalom semua. Bersyukur bisa bergabung dalam kelas Bedah Kitab Yohanes kali ini. Belajar lagi tentang relasi kasih yang Yesus teladankan. Paskah berbicara tentang pembuktian kasih Allah kepada manusia. Ketulusan kasih itulah yang Yesus wariskan kepada para murid-murid-Nya dan kepada orang percaya modern ini. Terima kasih juga untuk sharing dari rekan rekan yang sangat memberkati. Selamat mempersiapkan Paskah semua. God bless all.

  12. Ronal

    Saya sungguh terberkati dengan penggalian firman yang diadakan SABDA. Saya lebih memahami kasih Tuhan yang tak terbatas dalam kehidupan manusia. Karya-Nya di kayu salib bukan hanya untuk menyelamatkan manusia, tetapi membawa manusia kepada kesatuan dengan Dia. Roh-Nya yang kudus, mengajar, memampukan, memberi sukacita, memberi pertolongan dalam kita memahami dan melakukan firman-Nya. Terima kasih buat semua tim SABDA yang telah berjerih lelah. Tuhan Yesus terus menambah-nambahkan hikmat dalam pengajaran dan memberi hati seorang hamba.

  13. Sisca Marindra

    Puji syukur kepada Tuhan atas kesempatan luar biasa untuk mendalami Yohanes 13–17 bersama SABDA dan rekan-rekan selama beberapa hari terakhir. Ini kali pertama saya ikut PA pribadi yang tidak berdasar buku. Awalnya, saya merasa kesulitan, tetapi bersyukur dengan adanya metode pembelajaran SABDA yang memungkinkan kita untuk berdiskusi tentang hasil penggalian bersama membuat ada banyak hal yang dibukakan, terutama dalam kita bersama-sama memaknai Paskah (dan aplikasinya) jadi saya banyak terbantu.

    Pelajaran/berkat yang paling berkesan:

    • Yesus menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati adalah melayani dengan kasih dan kerendahan hati. Dia memberi teladan bahwa kasih bukan hanya perkataan, tetapi tindakan nyata. Saya juga diingatkan bahwa hanya dalam keintiman dengan Yesus, hidup saya bisa menghasilkan buah.
    • Doa Yesus membuka pemahaman yang begitu dalam tentang kasih dan rencana besar-Nya bagi kita. Dalam doa-Nya, Yesus bukan hanya berdoa untuk murid-murid-Nya saat itu, tetapi juga untuk kita yang percaya kepada-Nya hingga hari ini. Dia memohon kepada Bapa agar kita mengalami kasih yang sama seperti yang Dia alami dalam keintiman dengan Bapa, agar kita dipersatukan dalam-Nya, dan agar kita hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Ini adalah anugerah yang luar biasa; kita tidak hanya ditebus, tetapi juga dipulihkan dalam hubungan dengan Allah Bapa.
    • Doa Yesus juga meneguhkan bahwa kita diutus ke dunia seperti Dia diutus oleh Bapa. Hidup kita bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk menjalankan misi-Nya, menyatakan kasih dan kebenaran-Nya dalam dunia yang gelap. Meski tantangan pasti ada, kita memiliki pengharapan karena Yesus telah menang, dan Roh Kudus selalu menolong kita dalam setiap langkah.

    Melalui pengajaran yang saya dapat dari kitab Yoh. 13-17, saya mengambil langkah untuk terus melakukan panggilan misi saya, dikuatkan untuk terus melangkah karena saya tahu jelas sekarang  bahwa kita diutus Tuhan untuk panggilan misi yang mulia; untuk menjadi saksi Kristus dalam dunia dan memperdengarkan berita sukacita Injil keselamatan melalui Yesus Kristus. Meski berat rintangannya dan banyak pengorbanannya, kita boleh terus setia dan  tetap teguh dengan keyakinan bahwa Tuhan akan selalu menjaga dan memelihara kita, tidak pernah sekalipun Dia meninggalkan kita, kasih-Nya tetap sampai kekekalan.

    Saya juga sangat bersyukur boleh membersami belajar dengan komunitas yang luar biasa. Terima kasih untuk Kak Mei sebagai admin untuk pelayanannya yang tak kenal lelah; moderator Kak Roma yang telah memandu dan memancing dengan pertanyaan-pertanyaan sehingga diskusi semakin tajam, dalam, dan memperkaya pengetahuan rohani kita. Tak lupa juga teman-teman yang aktif berbagi perspektif dalam menggali Alkitab bersama terima kasih semuanya. Terima kasih juga terutama untuk Tim SABDA MLC yang dengan luar biasa telah memberi suatu kelas yang memungkinkan kita belajar tanpa terbatas usia, biaya, waktu, dan tempat.

    Semoga apa yang telah kita pelajari tidak hanya menjadi wawasan, tetapi sungguh mengubah hidup kita, membawa kita semakin dekat kepada Yesus, dan menggerakkan kita untuk hidup dalam kasih dan misi-Nya. Soli Deo gloria!

  14. Soejono Halim

    Melalui pelajaran ini, saya menyadari bahwa Paskah bukan hanya kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus saja, tetapi lebih dalam dari itu bahwa dengan adanya Paskah, Tuhan ingin saya lebih intim dan bergantung pada Dia. Terima kasih tim SABDA. Tuhan Yesus memberkati. Soli Deo gloria.

  15. Solagracia V. Hasian

    Puji Tuhan, saya bersyukur dapat belajar kebenaran firman Tuhan lewat Yohanes 13-17. Saya belajar untuk membangun relasi yang intim dan genuine dalam Kristus. Saya belajar kasih semakin dalam lewat teladan Kristus yang senantiasa mau untuk terus membangun dan membina relasi yang intim dengan murid-murid-Nya. Kiranya firman Tuhan ini senantiasa menjadi kekuatan yang baru bagi kita. Terima kasih.

  16. Sry Artha Manullang

    Shalom. Bersyukur bisa mengikuti kelas Bedah Kitab Yohanes. Apa yang dapat saya pelajari adalah bagaimana orang beriman dalam satu kesatuan dalam Tuhan sekalipun dalam berbagai perbedaan, sebagaimana keintiman antara Tuhan Yesus dan Allah. Saya diajak melihat lagi kasih Yesus yang intim untuk murid-murid-Nya dalam doa-Nya kepada Bapa, saya diingatkan lagi untuk membawa dalam doa, orang-orang yang saya kasihi. Saya diingatkan untuk mengasihi satu sama lain bukan karena saya mampu, tetapi Paskah ini adalah kasih Yesus bagi saya. (Kenali Tuhan-kenali diri-tahu diri). Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati. Shalom saudaraku semua.

  17. Susilawati

    Puji Nama Tuhan, saya bersyukur untuk semua materi Yohanes ini, penggalian ini membuat saya semakin mengasihi Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dengan pertolongan Roh Kudus.

    Saya akan:

    1. Tetap menjadi ranting yang melekat pada Yesus Kristus Tuhan dalam kondisi apa pun.
    2. Terus berjuang menjadi ranting yang berbuah manis (memiliki karakter Kristus) sehingga dapat menjadi berkat di mana pun berada sehingga Nama Tuhan dipermuliakan melalui hidup saya (bukan jadi batu sandungan).
    3. Saya mau membalas cinta Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus dengan memakai hidup saya menjadi kepanjangan tangan murid-murid-Nya.

    Selamat Paskah saudaraku semua. Gbu all.

  18. Tan Tjin Hin

    Hanya rasa syukur yang besar pada Allah Tritunggal dalam kasih karunia. Saya masih diberi kesempatan untuk belajar firman-Nya, terutama kitab Yohanes pasal 13 s.d. pasal 17.

    Banyak hal, saya diteguhkan kembali oleh firman-Nya, juga interaksi dalam kelas diskusi bersama teman-teman, di antaranya:

    • Hal pembasuhan kaki yang Yesus ajarkan: semoga teladan ini tidak hanya gaya-gayaan orang Kristen melakukannya tanpa dengan sungguh-sungguh memaknai dan mengerti-nya. Dari hal pembasuhan kaki, saya diajarkan untuk melayani sesama orang percaya dengan kesungguhan dan kerendahan hati yang Yesus ajarkan.
    • Hal pokok anggur: berkat yang saya dapatkan, kalau saya bisa mengerjakan apa yang Yesus perintahkan, sesungguhnya itu bukan hasil usaha saya, tetapi bagaimana saya bisa melekat pada pokok anggur, dengan melatih diri dalam hubungan yang intim akan ada buah yang bisa dilihat dan dirasakan semua orang, terutama mereka yang dekat (suami, istri, anak-anak, dan semua anggota keluarga).
    • Janji kehadiran Roh Kudus: inilah keunikan orang Kristen, sekalipun Yesus harus kembali kepada Bapa-Nya, tetapi kita tidak ditinggalkan sebagai yatim piatu, tetapi ada Penolong, Penghibur, dan Penuntun (Roh Kudus). Selanjutnya, kita semua mulai melatih diri berkomunikasi dengan Roh Kudus hingga kuasa dan peran-Nya nyata dalam hidup.

    Saya hanturkan terima kasih buat tim SABDA yang sudah memfasilitasi kelas Bedah Kitab Yohanes. Doa dan harapannya serta jerih payah nya tidak akan sia-sia. Juga buat teman diskusi, semoga apa yang kita dapatkan tidak hanya teori tetapi dapat dipraktikkan. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

  19. Timotius

    Shalom. Terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah yang empunya firman, yang telah memberi kesempatan untuk menggali lebih dalam firman-Nya melalui bedah kitab Yohanes 13-17. Dalam bedah kitab ini, saya menemukan hal baru yang begitu berharga yaitu, betapa dalamnya keintiman Yesus dengan murid-murid-Nya menjelang penyaliban-Nya. Saya jadi menyadari bahwa dalam pasal-pasal ini, bukan sekadar ajaran terakhir Yesus, tetapi ungkapan kasih dan kedekatan yang menjadi teladan bagi kita semua. Yesus mengajarkan kerendahan hati, kasih yang sejati, dan janji Roh Kudus yang menghibur. Keintiman ini bukan hanya untuk para murid saat itu, tetapi juga bagi kita sebagai jemaat-Nya di sepanjang zaman, mengingatkan bahwa iman yang sejati terbangun dalam hubungan yang erat dengan Tuhan dan sesama.

    Saya sangat berterima kasih kepada penyelenggara MLC SABDA, moderator kelas Bu Roma, admin kelas Ibu Mei, serta seluruh rekan di kelas BK_Yoh 3 malam, yang telah membuat diskusi ini begitu kaya dan memberkati. Pengalaman ini bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga memperdalam relasi saya dengan firman Tuhan. Harapan saya, ke depan saya dapat kembali diundang untuk berpartisipasi dalam kelas bedah kitab lainnya, agar terus bertumbuh bersama dalam pengenalan akan Tuhan. Tuhan memberkati kita semua. Soli Deo Gloria!

  20. Tini Setiawan

    Saya sangat bersyukur dan sangat diberkati bisa mengikuti kelas Bedah Kitab Yohanes di momen yang tepat, yaitu menjelang Paskah. Melalui kelas ini, saya memperoleh pemahaman firman Tuhan lebih luas dan mendapatkan makna yang dalam tentang Paskah yang tertulis di Yoh. 13-17. Bagaimana Yesus mempersiapkan segala sesuatu dengan sempurna menjelang penyaliban-Nya untuk menggenapi rencana keselamatan semua manusia yang dikasihi-Nya. Serta mempersiapkan murid-murid-Nya dengan matang untuk melanjutkan misi-Nya. Sehingga hasilnya bisa kita lihat dan nikmati sampai hari ini, bertambah terus orang yang percaya Yesus sebagai Juru Selamat dunia.

    Saya juga berterima kasih kepada teman-teman dalam kelas BK_Yoh 3 yang aktif berdiskusi dan merespons jawaban saya sehingga memicu saya menggali lebih dalam lagi. Juga selama diskusi semua pendapat teman-teman membuka pemahaman kita lebih luas. Terima kasih juga untuk moderator dan admin yang sangat sabar dan membantu semua kelancaran diskusi sehingga kelas berjalan baik. Tuhan Yesus memberkati MLC SABDA dan semua peserta.

  21. Zephania Maestronella

    Shalom Bapak/Ibu terkasih. Pembelajaran tentang keintiman dalam Injil Yohanes terutama di pasal 13-17 ini sangat membantu saya semakin memahami lebih dalam, seakan-akan seperti makan makanan yang lebih "keras, tetapi bergizi" dibandingkan saat masih Sekolah Minggu yang memahaminya seperti memakan "bubur" yang mudah dicerna. Saya juga merefleksikan bahwa sikap murid-murid Yesus, khususnya Petrus dan Yudas, amat sangat relevan dengan pergumulan saya saat ini. Betapa kita semua diberikan pilihan, apakah ingin jadi Yudas yang setelah menyesal karena berkhianat, kemudian malah bunuh diri? Ataukah, kita menjadi seperti Petrus, yang setelah menyesal karena menyangkal Yesus, Dia justru berbalik meneruskan legasi Sang Guru? Itu adalah pilihan kita sebagai manusia yang penuh dengan dosa.

    Keintiman sangat diperlukan. Tanpa keintiman, kita tidak mendapat bagian  dalam Tuhan. Mana yang lebih dulu: disiplin rohani baru bisa intim, atau intim dulu baru bisa disiplin rohani? Keduanya adalah satu kesatuan. Tanpa disiplin rohani kita tidak akan mengalami keintiman, tanpa adanya keintiman kita juga tidak bisa disiplin rohani. Kiranya semakin hari bagi kita yang sudah mendapatkan anugerah untuk mengenal kebenaran Tuhan, kita tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Terus berusaha untuk selalu intim dengan Tuhan.

    Terima kasih Bapak/Ibu untuk diskusinya yang menarik dan membuka wawasan, terutama terima kasih kepada tim SABDA yang tidak lelah memfasilitasi kita semua dengan komunitas Kristen yang sangat positif ini. Kiranya Tuhan memberkati. Amin.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA