Artikel

Menaklukkan Kematian Melalui Kematian

Kematian bukan realita yang termasuk dalam rancangan penciptaan Allah. Kehadiran maut dalam sejarah perjalanan hidup manusia tidak disebabkan oleh tindakan kreasi Allah. Alkitab menyaksikan bahwa pada mulanya semua ciptaan Allah dilingkupi oleh hal yang sangat positif. Kebaikanlah yang menopang segenap hasil ciptaan-Nya. Kalimat yang berbunyi Allah melihat bahwa semuanya itu baik tercatat sebanyak 5 kali dalam Kitab Kejadian 1.

Kategori

Keadilan Allah

Alkitab secara eksplisit mengajarkan bahwa Allah adalah adil. Ulangan 32:4 "Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia". Dalam Mazmur 7:12 Allah disebut sebagai Hakim yang adil. Bahkan TUHAN sendiri mengklaim sebagai Allah yang adil (Yesaya 45:21). Dalam situasi sulit yang dihadapi bangsa Yehuda di pembuangan, Daniel tetap mengakui bahwa Allah adalah adil (Daniel 9:14). Keadilan ini bahkan seharusnya menjadi dasar kebahagiaan bagi mereka yang menantikan Allah (Yesaya 30:18b).

Kategori

Naskah Khotbah: Pantaulah Sekitarmu Demi Kerajaan Allah

2 Raja-Raja 4:8-37, 8:1-6

Dalam sebuah surat kabar, pernah dimuat berita tentang seorang wanita yang ingin bunuh diri dengan cara terjun ke laut. Namun, sebelum terjun, ia masih ragu-ragu melaksanakan niatnya; ia terus saja berdiri pada sebuah jembatan kira-kira 3 jam lamanya. Perilaku wanita ini mengakibatkan lalu lintas di sekitar jembatan itu macet total, karena banyak orang berdatangan ingin menyaksikan aksi nekadnya.

Lalu, apa yang terjadi di tengah jubelan orang banyak ini? Ada beberapa sopir mulai mencaci-maki dan mengutuki wanita ini, "Ayo, cepat-cepatlah melompat, jangan menyusahkan orang lain yang ingin lewat jalan ini!" Ada pula yang berteriak, "Kalau kau mau bunuh diri, carilah tempat lain yang sepi!"

Kategori

Palungan, Tanda Bagi Kelompok yang Tersingkir (Renungan Natal)

Setiap orang tua pasti ingin anaknya dilahirkan di tempat yang terbaik, dengan pertolongan dokter dan perawat yang cakap, serta dengan pelayanan yang sip, memuaskan. Kalaupun akhirnya buah hati mereka harus dilahirkan di tengah-tengah kemiskinan penanganan dan fasilitas medis, itu karena terpaksa, karena mereka tidak sanggup membayar biaya bersalin yang sangat mencekik di rumah sakit.

Namun, Alkitab menyaksikan bahwa Bapa dari semua orang tua, Sang Khalik, justru memilih kandang binatang sebagai tempat kelahiran Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus. Palungan -- tempat makan binatang, yang jelas sangat kotor, sarang penyakit -- menjadi area yang paling bersih untuk membaringkan Sang Bayi Suci! Padahal, dengan kekayaan dan kedaulatan-Nya, Ia bisa memilih tempat bersalin yang jauh lebih baik, lengkap dengan ranjang yang bersih, tenaga medis yang terampil, dan pelayanan yang memuaskan. Mengapa Allah melakukan hal itu? Pasti bukan karena terpaksa!

Kategori

Umum

Ekklesia, Jemaat, Gereja

Kata jemaat dalam Perjanjian Baru (PB) bahasa Indonesia diterjemahkan dari istilah bahasa Yunani "ekklesia". Kata tersebut dibentuk dari kata depan "ek" (keluar dari) dan kata kerja "kaleoo" (panggil), sehingga ada orang yang mengaitkannya dengan pengertian etimologisnya "orang-orang yang dipanggil keluar", yaitu keluar dari kegelapan dunia kafir masuk ke dalam terang kehadiran Allah. Namun, dalam PB arti ini pada umumnya tidak ditekankan. Dan memang kata "ekklesia" sendiri, ratusan tahun sebelum zaman PB sudah dipakai sebagai istilah dalam bahasa umum untuk mengacu pada perkumpulan orang-orang, seperti misalnya warga satu kota. Arti seperti ini pun dapat dilihat misalnya di Kisah Para Rasul 19:40 ("kumpulan rakyat", TB). Jadi, ekklesia dalam bahasa umum pada dasamya berarti "pertemuan". Namun, dalam kitab-kitab PB "ekklesia" terutama digunakan sebagai istilah dengan arti Kristen yang khusus. Dalam konteks pemakaiannya sebagai istilah Kristen, "ekklesia" lebih merujuk pada:

Kategori