Pengaruh Suara Roh Kudus

Sifat suara Roh Kudus seluruhnya berlawanan dengan sifat utama setan. Ketika kita berada di dalam prinsip ketaatan kepada firman Tuhan, Roh Kudus justru bersifat menenangkan, bukan mengacaukan.

Roh Kudus akan memutlakkan yang mutlak dan merelatifkan yang relatif. Yang tidak penting jangan dibesar-besarkan menjadi sesuatu yang penting dan yang penting jangan dijadikan tidak penting. Yang utama jangan disekunderkan, dan yang sekunder jangan diutamakan. Yang harus diuji dengan firman Tuhan hendaklah diuji dengan firman Tuhan. Jangan menerima teologi dari zaman ke zaman yang tidak tahan uji untuk tetap setia kepada Tuhan. Teologi yang terus setia kepada Tuhan dari zaman ke zaman harus kita terima meskipun sulit mendengarnya, sulit mempelajarinya, dan sulit menjalankannya. Kita harus tetap menaatinya karena Roh Kudus menegakkan firman, memelihara, dan taat kepada Dia.

Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk hidup taat dan bersyukur meskipun kita hidup di dalam penderitaan. Ketika kita menderita, sakit atau menderita kerugian, kita harus senantiasa bersyukur kepada Tuhan. Menyadari bahwa semuanya itu diperkenankan oleh Tuhan untuk mendidik kita sehingga pada hari yang akan datang kita dapat lebih setia dan lebih bersungguh-sungguh.

Hidup bersama Roh Kudus akan membuat kita senantiasa hidup suci, meninggalkan dosa, dan takut akan Tuhan Allah, tidak berkompromi dengan setan. Suara Roh Kudus bukan seperti yang sering kali dikatakan sebagai nubuat-nubuat, besok akan hujan dan seterusnya. Itu adalah hal-hal yang tidak penting. Suara Roh Kudus yang sejati akan membicarakan hal yang jauh lebih penting, yaitu membaca pada kehidupan yang suci dan dekat kepada Allah. Semua yang disebut sebagai suara Roh Kudus harus sesuai dan harmonis dengan prinsip-prinsip yang ada di seluruh Kitab Suci. Tidak ada konflik dengan firman. Jangan membedakan dan memisahkan Roh Kudus dari firman. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Kitab Suci adalah kebenaran yang diwahyukan oleh Roh Kudus. Karena Roh Kudus adalah Roh kebenaran, Roh Kudus yang mewahyukan kebenaran, mencerahkan orang akan kebenaran, dan memimpin gereja kembali dan masuk ke dalam pengertian dan kenikmatan kebenaran. Roh Kudus dan kebenaran tidak boleh dipisahkan.

Ketika kita sudah jatuh ke dalam dosa, tidak taat kepada-Nya, Ia akan memberikan teguran yang sangat keras, tetapi berbeda dengan setan yang menghancurkan pengharapan kita. Roh Kudus akan membangkitkan pengharapan bagi kita. Orang berdosa yang sangat menyesali dosanya sampai bunuh diri adalah orang yang sudah ditipu oleh suara setan. Namun, orang yang berdosa, ketika ditegur keras oleh Roh Kudus, tidak pernah dihancurkan pengharapannya. Teguran Roh Kudus akan membawa kita kepada pertobatan dan kembali berdamai dengan Allah. Roh Kudus tidak akan menganjurkan orang bunuh diri atau mengatakan bahwa kita sudah dibuang dan tidak berharga lagi. Ketika Roh Kudus menegur, Ia selalu memberikan pengharapan bahwa Kristus sudah mati untuk kita dan mengajak kita kembali kepada Tuhan. Itu alasannya, saya rasa Ananias dan Safira bukanlah orang yang sungguh-sungguh sudah diselamatkan sehingga ia begitu berani menipu Allah, sehingga ia harus mati di hadapan hukuman Allah. Di hadapan Petrus yang dipenuhi Roh Kudus, Ananias dan Safira sudah berani menipu Allah, maka Tuhan menghukum mereka. Mereka jatuh dan mati.

Beda antara Yudas dan Petrus, Yudas tidak diberi kesempatan untuk mengingat kembali perkataan Tuhan Yesus untuk bertobat, sedangkan Petrus diberi kesempatan mengingat kembali apa yang Tuhan Yesus katakan. Yesus mengatakan bahwa sekalipun Iblis berusaha untuk menampi Petrus, Yesus sudah mendoakan Petrus agar tidak kehilangan iman. Suara demikian ini merupakan ciri khas suara Roh Kudus.

Barangsiapa sudah terjerumus ke dalam dosa, merasa kecewa dan putus asa, dalam nama Tuhan Yesus saya tegaskan bahwa Tuhan Yesus telah mati bagi dosamu! Itu bukan suatu penghiburan untuk kita boleh terus berbuat dosa, tetapi merupakan penghiburan bagi kita untuk bertobat dan kembali kepada hidup yang suci. Roh Kudus juga akan mengatakan kepada kita agar mulai hari ini jangan berbuat dosa lagi dan lebih baik taat kepada Tuhan. Roh Kudus juga akan menerangi diri kita untuk senantiasa melihat kelemahan diri kita sehingga kita tidak lagi benar bersandar pada diri sendiri, tetapi bersandar pada Tuhan.

Orang yang terus-menerus sukses di sepanjang hidupnya, yang tidak memiliki dosa atau kesalahan yang besar, terkadang mendadak diperkenankan oleh Tuhan jatuh ke dalam satu kesalahan besar, sehingga membuat kita lebih berhati-hati. Mungkin melalui pendeta atau istri atau kawan-kawan, kita dibalikkan dan mengalami kegagalan. Pada saat itu, ada satu suara yang penting berkata, "Harap sekarang engkau sadar bahwa engkau tidak dapat bersandar pada dirimu sendiri lagi. Mulai hari ini, jangan lagi bersandar pada dirimu, bersandarlah pada Tuhan." Orang yang senantiasa mengingat akan peringatan itu, mengingat akan kegagalan saat itu, dan kemudian seumur hidup bersandar pada Tuhan, berbahagialah dia. Seluruh sisa hidupnya akan dipelihara lebih baik oleh Tuhan. Puji Tuhan!

Siapakah kita? Kita adalah orang-orang yang lemah, yang dapat berdosa, yang senantiasa dapat jatuh ke dalam kegagalan-kegagalan yang tak terduga sehingga kita yang pernah berjanji seperti Petrus, bahwa sampai dipenjara pun kita tidak akan meninggalkan Kristus, Yesus tidak mendebat, lihat saja, setelah menyadari kelemahan, keterbatasan kita, dan setelah kita sungguh-sungguh sadar siapakah kita, kita harus kembali kepada pimpinan Roh Kudus, berseru dan memohon kepada Tuhan Yesus untuk menjaga dan membimbing kita.

Diambil dan disunting dari:

Judul buku : Roh Kudus, Suara Hati Nurani, dan Setan
Judul bab : Pemulihan Hati Nurani
Judul asli artikel : Pengaruh Suara Roh Kudus
Penulis : Dr. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, Surabaya: 2009
Halaman : 114 -- 118
Kategori: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA