Palungan, Tanda Bagi Kelompok yang Tersingkir (Renungan Natal)

Setiap orang tua pasti ingin anaknya dilahirkan di tempat yang terbaik, dengan pertolongan dokter dan perawat yang cakap, serta dengan pelayanan yang sip, memuaskan. Kalaupun akhirnya buah hati mereka harus dilahirkan di tengah-tengah kemiskinan penanganan dan fasilitas medis, itu karena terpaksa, karena mereka tidak sanggup membayar biaya bersalin yang sangat mencekik di rumah sakit.

Namun, Alkitab menyaksikan bahwa Bapa dari semua orang tua, Sang Khalik, justru memilih kandang binatang sebagai tempat kelahiran Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus. Palungan -- tempat makan binatang, yang jelas sangat kotor, sarang penyakit -- menjadi area yang paling bersih untuk membaringkan Sang Bayi Suci! Padahal, dengan kekayaan dan kedaulatan-Nya, Ia bisa memilih tempat bersalin yang jauh lebih baik, lengkap dengan ranjang yang bersih, tenaga medis yang terampil, dan pelayanan yang memuaskan. Mengapa Allah melakukan hal itu? Pasti bukan karena terpaksa!

Umum: 
Kategori: 

Ekklesia, Jemaat, Gereja

Kata jemaat dalam Perjanjian Baru (PB) bahasa Indonesia diterjemahkan dari istilah bahasa Yunani "ekklesia". Kata tersebut dibentuk dari kata depan "ek" (keluar dari) dan kata kerja "kaleoo" (panggil), sehingga ada orang yang mengaitkannya dengan pengertian etimologisnya "orang-orang yang dipanggil keluar", yaitu keluar dari kegelapan dunia kafir masuk ke dalam terang kehadiran Allah. Namun, dalam PB arti ini pada umumnya tidak ditekankan. Dan memang kata "ekklesia" sendiri, ratusan tahun sebelum zaman PB sudah dipakai sebagai istilah dalam bahasa umum untuk mengacu pada perkumpulan orang-orang, seperti misalnya warga satu kota. Arti seperti ini pun dapat dilihat misalnya di Kisah Para Rasul 19:40 ("kumpulan rakyat", TB). Jadi, ekklesia dalam bahasa umum pada dasamya berarti "pertemuan". Namun, dalam kitab-kitab PB "ekklesia" terutama digunakan sebagai istilah dengan arti Kristen yang khusus. Dalam konteks pemakaiannya sebagai istilah Kristen, "ekklesia" lebih merujuk pada:

Kategori: 

Heri Purnomo (Peserta OKB 2010)

Dapat Menjadi Berkat

Saat membahas topik tentang persekutuan, pada waktu yang sama
persekutuan doa kami, PD Agape tengah mengalami pertentangan yang menjurus pada perpecahan. Melalui pembelajaran di OKB saya belajar untuk tidak ikut memperkeruh suasana yang ada melainkan berusaha untuk memberikan keteduhan di antara sesama jemaat yang ada agar bersatu kembali. Artikel-artikel yang dikirimkan dan sharing dimilis alumni telah membantu saya untuk dapat memberikan sumbangsih kecil dalam persekutuan kami untuk bersatu kembali.

Lidia (Peserta OKB 2010

Sangat Diberkati

Melalui diskusi di kelas OKB saya sangat diberkati, melalui tanggapan yang beraneka ragam dari peserta yang berasal dari berbagai denominasi aliran gereja. Saya diberi pengertian yang utuh melalui banyaknya pendapat yang saya terima dari peserta lain. Saya pun mulai berani untuk menjawab berbagai pertanyaan diskusi tentang memahami perpuluhan dan mengenai kurangnya waktu karena rutinitas.

Sakit Mata

Minggu ini saya kembali masuk bekerja setelah hampir seminggu lalu harus bertahan di rumah karena mengurus keluarga yang sakit mata secara bergantian.

Kejadiannya dimulai dari perayaan Paskah gereja di taman Hompimpa Lippo Cikarang pada hari Sabtu. Setelah acara Paskah, Yezki - Yehezkiel (anak pertama 8 tahun) berenang seharian. Sesampai di rumah, matanya sakit - merah dan belekan. Kemudian kita doakan dengan minyak urapan dan Tuhan Yesus menyembuhkan penyakitnya.

Pages

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA