Banyak orang menghubungi saya untuk menanyakan hal-hal seputar menulis. Berikut beberapa pelajaran yang saya dapatkan selama bertahun-tahun menjadi penulis.
Seni menulis dapat dipelajari.
Jika Anda memiliki kerinduan yang kuat untuk menulis, saya percaya Tuhan telah menanamkan bakat itu dalam diri Anda. Tugas kita adalah belajar mengembangkannya. Mulailah dengan mempelajari seni menulis. Pertama-tama, belajarlah dari Sang Guru dengan membaca Alkitab setiap hari. Setelah itu, pelajarilah karya para maestro -- penulis besar, karya klasik, dan pemenang Pulitzer. Bacalah setiap tulisan dengan sikap analitis. Ikutilah kelas-kelas menulis, hadirilah konferensi penulis, bergabunglah dengan kelompok telaah naskah, dan mulailah klub buku. Terapkan setiap hal yang Anda pelajari. Teruslah berlatih, karena selalu ada sesuatu yang baru untuk dipelajari dan selalu ada ruang untuk bertumbuh. Setelah tiga puluh tahun menulis, saya pun masih merasa sebagai seorang pembelajar.
Berikut adalah buku-buku untuk memulai:
- "Stein on Writing" oleh Sol Stein
- "The Writers’S Journey" oleh Christopher Vogler
- "Characters Makes Your Story' oleh Maren Elwood
- "Story" oleh Robert McKee
- "How To Grow A Novel" oleh Sol Stein
- "Writing For The Soul" oleh Jerry Jenkins
Apakah Anda akan menjadi penulis Kristen, atau seorang Kristen yang menulis?
Apa bedanya? Seorang Kristen yang menulis mungkin menanamkan nilai-nilai iman ke dalam ceritanya, tetapi kisah itu tetap bisa berdiri kokoh sekalipun unsur-unsur tersebut dihapus. Sebaliknya, seorang penulis Kristen dipanggil untuk menulis kisah yang sepenuhnya berpusat pada Yesus. Tuhan menjadi dasar dan struktur cerita, sementara Alkitab berperan penting dalam membentuk serta mengembangkan karakter di dalamnya. Yesus adalah tema utamanya. Jika Yesus dan prinsip-prinsip Alkitab dihapus dari kisah itu, seluruh cerita akan runtuh.
Jika Anda ingin menjadi penulis Kristen,
pelajarilah Alkitab dengan sungguh-sungguh. Tenggelamkan diri Anda dalam firman Tuhan, maka kebenaran-Nya akan mengalir alami ke dalam tulisan Anda. Alkitab sarat dengan hikmat ilahi yang sanggup mengubah Anda -- baik sebagai pribadi maupun sebagai penulis. Tujuan kita adalah agar pembaca mengalami kebenaran Tuhan melalui cerita yang kita tulis: cerita yang menantang, menegur, dan menguatkan. Fiksi Kristen bertujuan membangkitkan kerinduan pembaca untuk memiliki hubungan yang lebih dalam dengan Yesus.
Jangan takut untuk bertanya!
Semua novel yang saya tulis sejak menjadi Kristen selalu dimulai dengan sebuah pertanyaan -- kecuali Redeeming Love, yang merupakan alegori tentang kasih Allah. Saat Anda mengajukan pertanyaan, perhatikanlah bagaimana Tuhan menjawabnya. Jangan menyerah jika jawabannya tampak lama datang. Hampir tidak pernah saya menerima jawaban sebelum proyek selesai; kadang malah setelahnya. Roh Kudus akan berbicara kepada Anda melalui firman Tuhan. Percayalah kepada Yesus bahwa Dia akan menepati janji-Nya.
Ya, akan ada masa-masa panjang dan gelap selama proses menulis, saat Anda mungkin bertanya-tanya apakah Tuhan mendengar doa-doa Anda. Hafalkan Yakobus 1:5-6. Jika Anda memulai dengan sebuah pertanyaan, dekati Yesus dan bergantunglah kepada-Nya untuk menemukan jawabannya. Akan tiba saat ketika Anda merasa seperti sedang berjalan di lembah bayang-bayang maut. Yakinlah, Tuhan akan selalu menyertai Anda.
Bekerja di pekerjaan tetap sambil menulis itu memungkinkan.
Diperlukan disiplin diri dan keteguhan hati. Tetap jaga prioritas Anda: Tuhan, keluarga, lalu menulis.
Terlibatlah dalam kegiatan gereja, studi Alkitab, pelayanan masyarakat, dan bergabunglah dengan klub buku.
Jangan biarkan kegiatan menulis membuat Anda terisolasi dari orang lain. Kita tidak bisa menulis tentang beragam orang dan pandangan hidup secara realistis jika kita menutup diri. Ingatlah juga, kehadiran Anda di gereja bukan hanya untuk menguatkan iman pribadi, tetapi juga untuk menguatkan orang lain. Mereka membutuhkan Anda sama seperti Anda membutuhkan mereka.
Tulislah sedikit setiap hari.
Bahkan jika Anda hanya menulis satu paragraf, tetaplah konsisten. Pada akhir tahun, Anda akan memiliki tumpukan karya yang berarti. Satu halaman sehari akan menjadi 365 halaman dalam setahun.
Selalu bawa buku catatan dan pena atau pensil ke mana pun Anda pergi.
Ide bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Simpan juga buku catatan, pena, dan senter di meja samping tempat tidur Anda -- karena inspirasi sering datang saat Anda tidak menduganya.
Gunakan masa writer’s block (saat Anda merasa buntu secara mental maupun emosional) sebagai waktu untuk mengisi ulang energi.
Bacalah dan pelajari Alkitab, tonton film yang menginspirasi, berjalan-jalan, baca buku yang baik, main golf, atau duduk di mal sambil memperhatikan orang-orang di sekitar. Semua itu bisa menyalakan kembali imajinasi Anda.
Simpan arsip ide.
Kadang, ide-ide yang tampaknya tidak berhubungan akan saling terhubung ketika Anda melihatnya dari sudut yang lebih luas, hingga akhirnya membentuk kisah besar yang Tuhan ingin Anda tulis.
Bangunlah perpustakaan referensi secara bertahap:
kumpulkan buku-buku tentang seni menulis, berbagai versi Alkitab, dan bacaan lain yang berkaitan dengan bidang minat Anda.
Jangan menyerah!
Jadikan menulis sebagai salah satu bentuk penyembahan kepada Tuhan. Serahkan seluruh hidup dan karya Anda kepada-Nya sebagai persembahan syukur.
(t/Jing-jing)
| Diterjemahkan dari: | ||
| Nama situs | : | francinerivers.com |
| Alamat situs | : | https://francinerivers.com/about/writing-tips/ |
| Judul asli artikel | : | Writing Tips |
| Penulis artikel | : | Francine Rivers |