Tempat Pendidikan Dimulai
Bapa kita di surga memberikan kita tempat-tempat untuk mengajar anak-anak kita. Di manakah tempat-tempat itu? Kita kembali pada Ulangan 6:7.
"Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."
Ayat ini menyebutkan ada empat tempat bagi kita untuk mengajar anak-anak kita. Mari kita pelajari tempat ini satu per satu.
1. Mendidik Anak Dimulai dari Rumah
Inilah yang pertama, "Apabila engkau duduk di rumahmu". Pendidikan tidak dimulai dari sekolah, tetapi pendidikan dimulai di ruang tamu rumah. Jadi, kita tidak memulai mendidik anak di sekolah, justru waktu anak masih bayi, waktu kita duduk di rumah, pada saat inilah pendidikan dan pengajaran pertama yang tepat untuk diberikan.
Mengapa Paulus memuji keluarga Timotius dengan berkata, "Aku melihat iman yang kamu warisi dari ibumu dan iman yang diwarisi ibumu dari nenekmu" (2 Timotius 1:5)? Jadi, Timotius mencontoh teladan iman ibunya. Mengapa Esau tidak mempunyai hak kesulungan? Alkitab menceritakan bahwa Esau suka keluyuran, sedangkan Yakub suka tinggal di rumah (Kejadian 25:27). Di rumah itulah, Yakub mendengar banyak cerita dari bapaknya tentang pesan Tuhan. Jadi, ruang tamulah tempat pendidikan yang baik untuk anak kita. Ajarkanlah bermacam-macam hal di rumah!
Jangan anggap remeh anak-anak kecil! Jangan anggap enteng bayi-bayi! Mari saya bagikan pengalaman tentang ilmu jiwa yang paling gampang diingat. Siapa yang paling cepat menghafal iklan yang ditayangkan di TV? Anak kecil, bukan? Karena pikiran anak kecil masih bersih, mereka tidak pernah memikirkan sewa rumah, iuran listrik, dan masalah-masalah lainnya. Jadi, apa pun yang mereka dengar dan lihat, baik atau buruk, langsung diserap ke dalam pikirannya.
Anak kecil sudah memiliki naluri yang Tuhan titipkan -- naluri belajar -- walaupun cara belajar anak-anak berbeda dengan cara belajar kita. Oleh karena itu, anak-anak suka memperhatikan sesuatu. Waktu bapak dan ibunya hanya ngomong satu kali, omongan itu sudah masuk ke dalam anak itu dua kali.
Suatu saat, saya pernah mempelajari tentang bagaimana para pakar anak-anak mengetahui memori anak-anak bayi yang berusia antara 5 - 8 bulan. Mereka membuat suatu percobaan. Belasan bayi digendong atau didorong oleh ibunya dengan kereta dorong melewati rute yang sama. Pada tiga hari pertama, bayi itu gelisah; tetapi sesudah satu minggu, dia mulai tenang. Ketika rutenya diubah, mereka mulai gelisah lagi. Kemudian, para pakar ini mulai meneliti penyebabnya dan hasilnya mengejutkan. Ternyata pada proses tersebut bayi-bayi menghafalkan warna. Setelah mereka ke luar dari rumah, mereka melihat warna-wana di sekelilingnya. Di kiri ada hijau, di kanan ada putih. Mereka menangis karena bingung sebab kemarin warnanya tidak begini. Hari kedua sama seperti kemarin. Mereka menghafalkan warna. Jadi, mata kita itu seperti kamera dan tumpukan warna itu teratur. Karena itu pada hari keempat, bayi-bayi tersebut akan terlihat betul-betul tenang karena mereka sudah mengenali rute yang dilewatinya kemarin. Bila susunan warnanya dipindah lagi, mereka akan gelisah kembali.
Sejak saat itu, saya akan marah kalau mengetahui ada ibu yang menonton telenovela mengajak anak kecil. Kalau demikian anak ini mau jadi apa? Anak kecil yang kita ajak menonton, tontonan itu akan direkam oleh otak dan menjadi memori di otaknya. Jangan anggap enteng anak-anak kecil, jaga mereka karena mereka semen basah semua! Karena itulah, duduk di rumah adalah tempat yang paling indah bagi orang tua untuk meletakkan dasar-dasar iman bagi anak-anaknya.
Ketika saya mengagumi Ibrani 11 tentang perjalanan tokoh-tokoh iman sampai pada rasul yang mati martir, saya menemukan bahwa Musa merupakan satu-satunya tokoh iman yang paling banyak diceritakan dalam pasal ini dibandingkan yang lain, termasuk Abraham! Mengapa? Apakah Musa begitu hebat sampai semua hal tentang dia ditulis secara rinci? Perhatikan Ibrani 11:24, "Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun ...."
Pertanyaan saya begini: Bagaimana dia mempunyai iman sehebat itu? Musa banyak berkumpul dengan para penyihir Mesir. Sebagai cucu Firaun, pasti hal itu sangat menyenangkan. Pasti Musa banyak menyerap ilmu-ilmu sihir Mesir yang jahat, tetapi mengapa dia bisa memiliki iman kepada Tuhan? Alkitab mengatakan bahwa dia hanya diasuh selama tiga bulan pertama dan kemudian dihanyutkan. Jawabannya diperoleh ketika saya juga melihat masa kecil Samuel. Mengapa Samuel tetap bisa memiliki iman kepada Tuhan sementara dalam masa pertumbuhannya dia mempunyai dua kakak angkat -- anak imam Eli -- yang jahat? (dalam Perjanjian Lama disebutkan dursila, artinya sama dengan jahat). Bagaimana bisa seorang anak kecil yang tinggal serumah dengan kakak yang dursila atau jahat, tetapi tidak ketularan jahat?
Kemudian, Tuhan menunjukkan dua kata dalam Alkitab yang sama-sama dilakukan oleh ibu Musa dan ibu Samuel, yakni menyusui. Berarti menyusui itu ada rahasianya. Saya lalu membaca buku-buku tentang ASI dan menemukan bahwa ASI itu hebat sekali. Bila saya hubungkan dengan kebiasaan para ibu saat mereka menyusui anaknya, ternyata mereka selalu mempunyai nyanyian pengharapan untuk anak yang disusuinya. Ketika mereka ditidurkan sambil disusui, ibu-ibu itu sambil menyanyi menyatakan harapan-harapannya kepada sang anak. Ada memori yang ditanamkan oleh ibu kepada anak-anak mereka yang berupa harapan agar kelak anaknya menjadi seseorang yang baik. Jadi kesimpulannya, pada masa-masa menyusui ibu Musa dan Hana menanamkan kebenaran/pendidikan kepada Musa dan Samuel. Bila saya menggabungkan kebenaran ini dengan ilmu kejiwaan, saya dapati bahwa anak-anak di bawah usia 5 tahun itu persis kertas polos yang tidak berwarna, bergambar, atau tidak memiliki tulisan. Jadi, orang tuanyalah yang menentukan gambar, tulisan, dan bentuk seperti apa yang akan mengisi hati anak itu. Kalau gambar pertamanya adalah firman Tuhan; ketika anak ini besar, setan tidak memiliki tempat untuk menaruh apa pun. "Tulisan-tulisan kebenaran ini" sudah memenuhi batinnya yang menjadi dasar kehidupannya.
Inilah yang dialami Musa. Jadi, setelah Musa disembunyikan tiga bulan dan akhirnya dihanyutkan ibunya ke Sungai Nil, kakaknya -- Miriam -- dengan hikmat Tuhan mengikuti adiknya dari jauh (Keluaran 2:4). Dia tidak berbohong kepada putri Firaun karena sang putri juga tidak menanyakan asal-usulnya, Miriam hanya memberi tahu yang bisa menyusui anak ini. Karena putri Firaun menyetujuinya, tentu Miriam senang sekali. Malam itu, dia pun kembali ke istana membawa ibunya. Ibu Musa menanamkan firman Tuhan kepada Musa, bahkan pada waktu Musa berada dalam kandungan, ada pernyataan bahwa dia akan menjadi orang penting dalam penyelamatan bangsa Israel. Hal itu direkam oleh Musa dan memori itulah yang menjadi landasan hidupnya.
Masa menyusui adalah anugerah. Dokter di seluruh dunia telah memberi tahu kita bahwa ASI membuat anak menjadi cerdas, membuat sel-sel otak bertumbuh, dan gigi serta tulang-tulang menjadi kuat. ASI juga membuat tubuh menjadi kebal terhadap penyakit. Imunisasi yang terhebat bukan di Puskesmas, tetapi di dalam ASI. Karena itu, kalau ada ibu hamil, kita juga harus mendoakannya supaya ASI-nya baik. Saya tidak setuju kalau bayi-bayi diberi susu kaleng! Kasihan mereka! ASI itu makanan surgawi yang luar bisa. Tuhan mempersiapkan anak-anak yang luar biasa dari dalam kandungan. Oleh karena itu, didiklah anak-anak di rumah sejak bayi karena kita mempunyai waktu banyak di rumah.
2. Mendidik Anak Ketika Sedang dalam Perjalanan
"Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan ... apabila engkau sedang dalam perjalanan ...."
Tempat kedua mendidik anak adalah ketika sedang dalam perjalanan (Ulangan 6:7). Saya sangat kagum urutan ini. Setelah masa tinggal di rumah habis, orang tua sudah bisa mengajak anak berpergian. Ada ilmu tentang pendidikan di bagian ini yang luar biasa. Sebelum para pakar pendidikan menemukannya, Alkitab telah lebih dahulu memberi tahu kita. Oleh karena itu, hamba-hamba Tuhan jangan hanya melihat Alkitab dari sisi rohaninya saja. Banyak hal yang luar biasa dalam Alkitab. Siapa yang memberitahu manusia bahwa ketika anak berumur 3 tahun, dia sudah boleh diajak ke luar rumah? Tuhan yang menyuruh anak suka melihat-lihat, lalu menanyakan apa-apa yang dilihatnya. Berapa kali kita mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anak-anak seusia ini? Ternyata Tuhan yang menyuruh anak-anak seumur itu untuk bertanya selama kita bepergian dengannya. Jangan bungkam anak itu dengan lolipop atau permen! Justru dia disuruh Tuhan untuk banyak bertanya agar ibu dan bapaknya mempunyai kesempatan untuk mengajar dan mendidiknya. Jangan menyuruhnya diam! Saat-saat seperti itu adalah waktu berharga bagi mereka karena beberapa tahun kemudian pertanyaan-pertanyaan mereka akan berhenti. Kalau kita mengajarnya saat dia tidak membutuhkannya lagi, sudah terlambat. Sayang sekali waktu yang telah berlalu itu.
3. Mendidik Anak Melalui Mimpi
"Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan ... apabila engkau berbaring ...."
Mendidik anak di tempat ketiga adalah pada waktu dia berbaring atau tidur. Urutannya luar biasa. Setelah berjalan, tentu tidur, bukan? Ternyata balita itu puluhan kali bermimpi dalam sehari. Ini yang menyebabkan pada waktu kita gendong saat dia tidur, tiba-tiba -- meski tidak terjadi apa-apa -- dia sering menangis. Ayat ini memberi tahu kita bahwa kalau seorang anak sedang bermimpi, dan dia tertawa, itu berarti mimpinya baik. Namun, bila dalam mimpi dia menangis, itu berarti mimpinya menakutkannya. Mengapa semua anak sebelum tidur minta didongengkan cerita? Tuhan yang memerintahkan bahwa pada waktu berbaring pun orang tua harus mengajar anak-anaknya. Lalu, untuk apa mereka minta diceritakan sesuatu waktu di tempat tidur? Itu bekal mereka untuk bermimpi. Kalau kita menceritakan sesuatu yang benar, Roh Kudus akan mengurapi cerita itu sehingga kebenaran itu akan mereka ingat sampai dewasa. Selama tidur mereka akan memimpikan itu. Karena itu, kalau sudah berumur 3 tahun ke atas, anak-anak biasanya suka menyepi dan bercerita sendirian. Dari mana anak ini mendapatkan bahan imajinasi untuk bercerita? Ya, dari mimpi itu!
Alkitab ini luar biasa, hebat sekali. Oleh karena itu, kita harus mengerti bahwa keluarga yang dirancang Tuhan juga hebat.
4. Mendidik Anak Sewaktu Bangun
"Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan ... dan apabila engkau bangun."
Hal keempat adalah mendidik anak pada waktu dia bangun. Pada saat itu, mereka ingin menceritakan sesuatu dari mimpinya. Jangan dilarang. Coba Anda menanyakannya, mimpinya akan diuraikannya lagi. Hebat sekali anak-anak ini! Jadi inilah empat keadaan dan empat tempat yang paling agung untuk mengajar anak-anak kita. Kalau kita menerapkannya dalam hidup berkeluarga, keluarga kita akan menjadi keluarga yang luar biasa. Anak-anak kita tidak satu pun yang "hilang". Sebab, sejak bayi sampai berumur 5 tahun, Alkitab memerintahkan kita supaya mengajarkan mereka seperti yang sudah dijelaskan dalam bab ini. Mari kita lakukan!
Diambil dari: | ||
Judul buku | : | Keluarga yang Disukai Tuhan |
Judul artikel | : | Tempat Pendidikan Dimulai |
Pengarang | : | Ev. Daniel Alexander |
Penerbit | : | ANDI, Yogyakarta 2006 |
Halaman | : | 39 -- 48 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA