Artikel

Apakah Orang Kristen Harus Memiliki Anak?

Kami senang mendengar dari para pendengar internasional kami, yang tersebar di berbagai belahan dunia. Berikut ini satu pertanyaan untuk hari ini dari seorang perempuan muda. "Halo, Pendeta John! Salam dari Finlandia dan terima kasih untuk podcast ini. Saya sudah menikah, tetapi saya dan suami tidak memiliki anak. Dalam Kejadian, Allah berfirman kepada pasangan yang pertama, 'Beranakcuculah kamu serta berlipatgandalah; penuhilah bumi dan berlipatgandalah di dalamnya' (Kejadian 9:7, AYT). Sekarang ini, banyak orang di negara saya, orang-orang yang sudah menikah dan mampu memiliki anak, memilih untuk tidak memiliki anak. Perihal tidak memiliki anak yang disengaja ini telah menjadi sangat umum dalam dekade terakhir, dan alasannya beragam: ketakutan terhadap perubahan iklim, kekhawatiran tentang kesehatan ibu yang rentan, kekhawatiran akan menjadi orang tua yang buruk, dan terus terang tidak memprioritaskan anak sama sekali.

Kategori: 

Menghormati Orang Tua: Sebuah Perspektif Alkitabiah

"Tidak taat" adalah kata yang sering dilontarkan bahkan dengan kasar oleh orang tua kepada anaknya yang menurut perspektif orang tua, si anak melawan mereka. Kata yang sering dilontarkan ini didasarkan pada konsep yang salah tentang menghormati orang tua di mana menghormati orang tua identik dengan menaati orang tua dan selalu menganggap orang tua dan pandangannya pasti benar (bahkan melebihi Allah). Bahkan beberapa orang tua "Kristen" mengutip ayat Alkitab di Keluaran 20:12, "Hormatilah ayahmu dan ibumu" sebagai ayat favorit untuk mengindoktrinasi anak-anak mereka. Apa definisi yang benar dari menghormati orang tua dan aplikasinya menurut Alkitab?

Kategori: 

Apakah Artinya Ungkapan "Apa yang Telah Dipersatukan Allah, Tidak Boleh Diceraikan Manusia"?

Perintah "apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" merujuk kepada pernikahan dan perceraian. Perintah ini ditemui dalam ajaran Yesus mengenai pernikahan dan perceraian dalam Markus 10:1-12 dan Matius 19:1-12. Pada suatu waktu, para Farisi bertanya pada Yesus apakah seorang pria boleh menceraikan istrinya. Pada hakikatnya, Yesus menjawab, "Tidak": "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Matius 19:4-6; baca juga Kejadian 1:27, 2:24).

Kategori: 

Apa Kata Alkitab Mengenai Pernikahan Kembali setelah Kematian Suami/Istri?

Apakah seorang memenuhi persyaratan untuk menikah kembali setelah mereka menjadi janda? Alkitab tidak melarang pernikahan kembali setelah pasangan mati, tetapi dalam kasus khusus, Alkitab malah mendukungnya (1 Korintus 7:8-9; 1 Timotius 5:14). Kebudayaan Yahudi dalam masa Alkitab juga mendukung hal ini dengan alasan yang berbeda. Dalam sebagian besar kasus, Alkitab membahas kondisi janda dibandingkan duda. Akan tetapi, dalam konteks ayat-ayat Alkitab tidak ditemui ulasan bahwa standar tersebut membedakan pria atau wanita secara khusus.

Kategori: 

Hal-hal yang Diajarkan Alkitab tentang Keluarga

Sebenarnya dalam seluruh pergumulan keluarga dan dalam relasi suami-istri dan dalam relasi keluarga dengan gereja dan pekerjaan, sebenarnya ada 3 hal yang paling utama. Namun, hari ini saya tidak mungkin menyelesaikan ketiga-tiganya karena khususnya yang terakhir itu akan membahas masalah yang besar. Pertama, berkenaan dengan keseimbangan antara keluarga dan gereja. Kedua, berkenaan dengan perkataan Yesus, "Jikalau engkau itu tidak membenci suamimu, istrimu, ayahmu, ibumu, anak-anakmu, engkau tidak bisa mengikuti Aku." Ini adalah sesuatu yang sering kali disalah mengerti. Ketiga, sebenarnya adalah bicara mengenai ordo. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa suami itu kepala rumah tangga, kepala istri. Sekarang gerakan feminisme sedang melanda luar biasa untuk membuat wanita sejajar dengan laki-laki.

Kategori: 

Bagaimana Cara Alkitab Menggambarkan Keluarga Kristen yang Baik?

Sebuah keluarga Kristen yang baik selaras dengan prinsip-prinsip alkitabiah dan merupakan keluarga di mana setiap anggota memahami dan memenuhi peran yang telah diberikan oleh Allah. Keluarga bukanlah lembaga yang dirancang oleh manusia. Keluarga diciptakan oleh Allah supaya bermanfaat bagi manusia, dan manusia telah diberi tanggung-jawab atasnya. Unit keluarga alkitabiah yang paling sederhana beranggotakan satu pria, satu wanita – istrinya – dan anak mereka, baik yang dilahirkan maupun yang diadopsi. Keluarga besar dapat melibatkan saudara kandung atau saudara ipar, kakek dan nenek, keponakan, saudara sepupu, paman dan bibi. Salah satu prinsip pokok dalam unit keluarga ialah komitmen yang ditetapkan Allah bagi setiap anggota keluarga untuk seumur hidup mereka. Sang suami dan istri bertanggung-jawab untuk menjaga kesatuannya, bahkan di tengah norma kebudayaan yang tidak mendukung.

Kategori: 

Makna Kelahiran Kristus

Setiap hari ada jutaan bayi yang lahir ke dalam dunia ini. 2000 tahun yang lampau, bayi Yesus juga dilahirkan ke dalam dunia. Lalu, adakah perbedaan antara jutaan bayi yang lahir itu dengan bayi Yesus? Satu perbedaan yang jelas adalah bayi-bayi itu adalah hasil dari hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan, sedangkan bayi Yesus adalah dari Roh Kudus. Kebenaran ini berulang kali ditekankan dalam ayat 18: "Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri." Kemudian, ayat 24-25 ditegaskan lagi: "Yusuf mengambil Maria sebagai istrinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki, dan Yusuf menamakan Dia Yesus."

Kategori: 

Pages

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA