Apa Saja yang Merupakan Tanggung Jawab Seorang Guru Kristen?
Submitted by admin on Jum, 12/05/2023 - 13:03
Berbicara tentang "guru Kristen", selalu ada dua hal penting yang patut menjadi perhatian utama kita dalam pembicaraan berikut ini. Pertama, mengenai kedudukan guru sebagai pribadi Kristen. Bagaimana sepatutnya ia memahami dan mengembangkan statusnya sebagai orang Kristen? Kedua, mengenai tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Apakah peranannya sebagai guru dalam melaksanakan tugas keguruan? Bagaimana ia sepatutnya mengemban tugasnya sebagai guru berdasarkan iman Kristiani yang dianutnya?
Jika orang kristiani dewasa ditanya, "Apakah Sekolah Minggu perlu atau penting?", apakah kira-kira jawaban mereka? Kemungkinan besar jawabannya berkisar antara: "Oh, sangat perlu", "Ya, anak-anak harus diajar mengenal Tuhan sejak kecil", "Sekolah Minggu harus diadakan." Pada dasarnya, mereka menganggap pelayanan Sekolah Minggu perlu dan penting.
Suatu hari Tuhan memberi penglihatan kepada Petrus. Dalam penglihatan itu Tuhan memperlihatkan binatang-binatang haram dan meminta Petrus memakannya. Namun, Petrus menolak. Tuhan memberikan penglihatan in sampai tiga kali. Pada kali yang ketiga Petrus tetap menolak, sampai akhirnya Tuhan berkata bahwa apa yang dinyatakan halal oleh Tuhan tidak boleh dinyatakan haram oleh manusia. Beberapa saat setelah itu barulah Petrus menyadari bahwa bangsa non-Yahudi juga dapat menjadi bilangan orang percaya kepada Tuhan. Kisah selengkapnya dapat dibaca pada Kisah Para Rasul pasal 10.
Dulu, memukul anak di pantat merupakan praktik mendidik anak yang diterima secara luas. Namun demikian, belakangan ini memukul anak (dan bentuk-bentuk hukuman badan lainnya) telah diganti dengan konsep "time-outs" (berhenti dari aktivitas-aktivitas yang mereka sukai) dan bentuk-bentuk hukuman lainnya yang tidak bersifat hukuman fisik.
Dulu, memukul anak di pantat merupakan praktik mendidik anak yang diterima secara luas. Namun demikian, belakangan ini memukul anak (dan bentuk-bentuk hukuman badan lainnya) telah diganti dengan konsep "time-outs" (berhenti dari aktivitas-aktivitas yang mereka sukai) dan bentuk-bentuk hukuman lainnya yang tidak bersifat hukuman fisik.
Menanggulangi potensi dosa di dalam diri kita bukan sesuatu yang mudah. Harus ada perjuangan yang dilakukan terus-menerus melalui setiap kejadian yang Allah izinkan terjadi atau berlangsung dalam hidup kita. Allah mendesain banyak kejadian di dalam hidup kita untuk mengubah karakter kita, yang klimaksnya kita dapat mengalami perubahan kodrat; dari kodrat dosa kepada kodrat ilahi. Sarana yang Allah pakai adalah kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup kita dalam perjalanan waktu yang kita jalani.
Kita akan melihat beberapa ayat yang berbicara tentang dosa, hukuman Allah, dan perubahan dunia. Kejadian 1:26-27, Yesaya 43:7 (Tuhan memberikan tujuan bagi keberadaan kita), Roma 3:23 dan 6:23 (pada 3:23, frasa ‘kehilangan kemuliaan Allah’ sebenarnya lebih tepat adalah ‘kekurangan kemuliaan Allah’), dan Yesaya 59:1-2 (ada jurang pemisah antara Allah yang suci dengan kita sebagai manusia berdosa).
PENDAHULUAN
Alkitab menyebutkan "kutuk keturunan" di dalam beberapa bagian (Kel 20:5; 34:7; Bil 14:18; Ul 5:9). Kedengarannya tidak adil bagi Allah untuk menghukum anak-anak karena dosa para leluhur mereka. Namun, pandangan ini hanya melihatnya dari perspektif duniawi. Allah tahu bahwa akibat dari dosa bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA