SIM - Referensi 02a

Nama Kursus : Studi Injil Markus
Nama Pelajaran : Pendahuluan dan Pelayanan Tuhan Yesus di Galilea
Kode Pelajaran : SIM-R02a

Referensi SIM-R02a diambil dari:

Judul Buku : Sejarah Kerajaan Allah
Judul Artikel : Banyak Tanda Ajaib
Penulis : Prof. Dr. J.H. Bavinck
Penerbit : PT BPK GUNUNG MULIA
Halaman : 192 -- 197

REFERENSI PELAJARAN 02a - PENDAHULUAN DAN PELAYANAN TUHAN YESUS DI GALILEA

BANYAK TANDA AJAIB

  1. Hari Sabat di Kapernaum
  2. Yesus masuk ke kota Kapernaum diikuti oleh murid-murid-Nya. Pada masa hidup Yesus, kota itu termasuk kota yang makmur di tepi Danau Galilea. Nama kota itu artinya "tempat penghiburan". Sebagian besar dari penduduk Kapernaum itu mata pencahariannya ialah menangkap ikan. Dalam kota itu sudah ada beberapa orang yang percaya kepada Yesus. Simon Petrus dan Andreas tinggal di sana, juga Yohanes dan Yakobus. Maria, ibu Yesus, mungkin ketika itu sudah ada di Kapernaum. Lagi pula pegawai raja yang anaknya disembuhkan oleh Yesus ada di kota itu. Jadi, ada beberapa keluarga yang gembira sekali mendengar Yesus akan datang.

    Yesus tiba di Kapernaum menjelang hari Sabat. Mungkin tepat seminggu sehabis peristiwa di Nazaret, ketika orang-orang mengusir-Nya dari rumah ibadat. Hari Sabat di Kapernaum itu lain sekali, di sana pengajaran Yesus diterima dengan segala senang hati. Penduduk di sana percaya kepada-Nya, sebab itu Ia dapat melakukan tanda-tanda ajaib. Allah Bapa yang memimpin segala-galanya, yang mengatur kegembiraan dan kesedihan dalam hidup manusia, mengaturnya pula dalam hidup Yesus.

    Sebagaimana biasa, pada hari Sabat itu, Yesus pergi ke rumah ibadat. Pada waktu itu, di Kapernaum ada rumah ibadat besar dan bagus, reruntuhannya masih ada sampai sekarang. Gedung yang indah itu adalah pemberian seorang perwira Romawi yang ketika itu menjadi kepala laskar di Kapernaum. Ke dalam gedung itulah, Yesus masuk pada hari Sabat itu.

    Ketika pagi itu Yesus duduk di dalam rumah ibadat di Kapernaum, Ia pun diminta mengajar orang banyak yang berkumpul itu. Tidak diterangkan dalam Alkitab nas-nas mana yang dibacakan Yesus pada pagi itu, hanyalah dikatakan bahwa mereka sekalian sangat heran akan pengajaran-Nya, karena Ia mengajar sebagai seorang yang menaruh kuasa, lain sekali daripada ahli-ahli Taurat (Mrk. 1:22). Kalau seorang ahli Taurat mengajar, ia menguraikan secara panjang lebar mengenai pendapat beberapa orang rabi. Rabi yang satu mengatakan bahwa orang boleh berbuat ini atau itu pada hari Sabat, sedang yang lain melarangnya. Hal-hal semacam itu dibicarakan panjang lebar oleh ahli Taurat itu sehingga akhirnya orang-orang yang mendengarkannya mengantuk. Namun, cara Yesus mengajar lain sekali. Ia berdiri di tengah rumah ibadat itu; suara-Nya terang dan tegas. Tidak heran kalau orang sangat senang mendengarkan-Nya. Mereka merasa bahwa Yesus dapat menopang hati mereka yang sedang mencari-cari itu.

    Tiba-tiba, suasana tenang dalam ruangan itu dipecahkan oleh teriakan yang mengerikan. Orang-orang di Kapernaum itu mengenal orang yang berteriak itu. Mereka tahu bahwa orang itu dirasuk setan. Biasanya, tingkah laku orang itu seperti manusia biasa saja, jadi orang tidak tahu bahwa ia sakit. Namun, kadang-kadang mukanya berubah, lalu dari mulutnya keluar perkataan yang menghujat Allah. Orang-orang tahu bahwa yang berbicara itu bukanlah orang itu sendiri, melainkan setan-setan yang ada di dalamnya.

    Sering kali, orang semacam itu diperlakukan secara bengis. Kadang-kadang dikurung dan disiksa karena orang-orang berpikir bahwa dengan cara demikian setan dapat dikeluarkan dari dalamnya. Namun, sebenarnya perlakuan demikian tidak berguna.

    Rupanya pada pagi itu, orang itu masuk ke dalam rumah ibadat dengan tenang, lalu duduk di antara orang-orang lain. Ketika Yesus berbicara, orang itu mendengarkan-Nya. Tiba-tiba setan yang ada di dalamnya bangkit dengan amat sangat sehingga ia tidak dapat duduk diam lagi. Ia pun berdiri, lalu berteriak dengan suara keras: "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus datang dari Allah." Semua orang yang duduk di dalam rumah ibadat itu terkejut mendengarnya. Mereka tahu bahwa yang berbicara itu ialah setan yang ada di dalam orang itu. Setan itu rupanya mengenal Yesus dan mengerti bahwa Yesus adalah yang Kudus (yaitu: Mesias). Karena itu, setan itu takut bahwa Yesus akan membuangnya ke dalam neraka.

    Semua orang di dalam ruangan itu terkejut, hanya Yesus yang tinggal tenang, tak takut atau gelisah sedikit pun. Ia memandang orang itu, lalu menghardiknya dengan suara keras: "Diam! Keluarlah daripadanya!"

    Yesus tidak suka setan itu berbicara tentang Dia. Karena itu, Ia melarang setan itu tinggal lebih lama lagi di dalam orang itu.

    Apa yang kemudian terjadi tidak mudah untuk melukiskannya. Kata Markus, setan itu mengguncang-guncang orang itu. Menurut Lukas, setan itu menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak. Sebaiknya, ini kita bandingkan seperti muka orang yang menderita penyakit epilepsi atau sakit ayan, seluruh badan orang itu gemetar, mulutnya penuh busa, dan sementara itu, ia berteriak-teriak.

    Tiba-tiba, ia diam. Kuasa setan itu sudah keluar dari dia. Orang itu duduk diam, mukanya letih, tetapi bersamaan dengan itu, terpancar-pancar pula kegembiraan besar dari matanya. Mulai hari itu, ia terlepas dari genggaman setan untuk selama-lamanya.

    Kira-kira setahun yang lalu, Yesus bergumul dengan setan di padang gurun. Ketika itu, Yesus menang. Sekarang juga, Dialah yang berkuasa sehingga Ia dapat melepaskan orang yang tadinya menjadi korban setan itu.

    Orang-orang di dalam rumah ibadat itu sangat heran. Mereka tidak dapat lagi mendengarkan dengan tenang. Seorang berkata kepada yang lain: "Apa ini? Suatu ajaran baru Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dengan kuasa dan mereka taat kepada-Nya."

    Pada sangka mereka, kekuasaan Yesus disebabkan pengajaran-Nya. Tentu Yesus mempunyai ajaran baru dan karena itu Ia dapat membuat tanda-tanda ajaib. Sebenarnya, jalan pikiran demikian itu tidak benar seluruhnya. Yesus berkuasa melakukan tanda ajaib karena Ia disuruh Allah, dan karena tawakal-Nya kepada Allah, Ia pun dapat melawan serangan iblis. Suatu ajaran saja dapat menjadikan orang berkuasa membuat tanda ajaib. Jadi, orang-orang di Kapernaum itu belum mengerti Yesus sedalam-dalamnya. Menurut paham mereka, Yesus, yang mengajar sebagai seorang yang mempunyai kuasa itu, dapat pula memerintah dengan kuasa, bahkan atas dunia setan.

  3. Di Dalam Rumah Petrus.
  4. Karena penyembuhan orang yang kerasukan setan itu, orang tak dapat lagi duduk tenang dalam rumah ibadat itu. Karena itu, Yesus mengakhiri kebaktian itu, lalu bersama Simon dan Andreas pergi ke rumah Simon. Yakobus dan Yohanes juga ikut. Di rumah Simon itu ada pekerjaan lain menanti. Ibu mertua Simon terbaring sakit demam di sana. Setiba di sana, datanglah orang meminta Yesus menolong dia. Mereka masih kagum karena kejadian di rumah ibadat tadi, lalu mereka meminta supaya Yesus memakai kuasa-Nya pula untuk menyembuhkan orang-orang sakit.

    Penyakit demam yang diderita ibu mertua Petrus sering kali terdapat di sekitar danau Galilea. Orang-orang Yahudi menyebutnya "demam api", dan dengan bermacam-macam mantra mereka mencoba menyembuhkan penyakit itu. Orang harus mengikatkan sebilah pisau besi kepada pohon duri sambil mengucapkan beberapa nas dari Kitab Keluaran.

    Sungguh lain cara Yesus. Ia pergi ke bilik orang sakit itu, lalu berdiri di sisinya (Luk. 4:39) sambil memegang tangannya. Sementara itu, Ia menghardik demam itu, sebagaimana Ia tadi menghardik setan yang tinggal di dalam korbannya (Mrk. 1:25). Rupanya demam itu adalah pekerjaan setan pula. Setan itu mau menghalang-halangi pekerjaan Yesus di mana pun juga. Ketika Ia ada di rumah ibadat, setan itulah yang berteriak-teriak. Ketika Yesus ada di rumah Simon, tiba-tiba ada orang yang menderita penyakit demam. Semuanya itu tipu-muslihat setan. Harapan setan ialah supaya orang berpikir: Yesus ini malang benar karena di tempat Ia datang, di situlah timbul penyakit dan sengsara. Lebih baik kita menjauhkan diri dari-Nya, sebab hanya celakalah yang dibawa-Nya. Sampai sekarang tipu muslihat itu masih dipergunakan Iblis. Kalau di suatu tempat ada seorang yang menjadi Kristen, dan datang banjir atau gempa bumi, kadang-kadang justru rumah Kristen itulah yang menjadi korban. Setan mengharapkan, agar orang-orang menyangka bahwa orang Kristen itu hidup di bawah kutuk. Namun, Yesus segera mengerti tipu muslihat setan tersebut, lalu menghardik, demam itu pun hilang, ibu mertua Simon bangkit, lalu melayani mereka.

    Itulah bukti kedua bahwa segala kuasa setan harus menyingkir kalau Yesus berbicara. Dialah Pemenang yang disuruh akan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan. Orang-orang yang tertawan karena kuasa Iblis dapat dilepaskan oleh Yesus.

    Siang hari Sabat itu lewat dengan tenang. Namun, ketika malam tiba dan matahari telah terbenam, datanglah orang dari segala jurusan mendapatkan Yesus. Sejak tadi siang, mereka menanti-nanti matahari akan terbenam dan nafiri ditiup tanda hari Sabat. Begitu bunyi nafiri itu terdengar, diangkutlah orang-orang sakit dari segala pihak kepada Yesus. Di mana-mana telah dipercakapkan tanda-tanda ajaib yang diperbuat oleh Yesus pada pagi itu di dalam rumah ibadat, sebab itu mereka sangat menanti-nantikan berakhirnya hari Sabat itu. Menurut peraturan Yahudi, selama hari Sabat orang sakit tidak boleh diangkut.

    Tiba-tiba, jalan raya di Kapernaum itu ramai sekali. Kata Lukas, "Semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit" (Luk. 4:40). Menurut Markus, orang-orang sehat datang juga, "maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu" (Mrk. 1:33).

    Hari sudah mulai gelap. Beberapa bintang mulai tampak di langit. Orang-orang sakit itu berkumpul di depan rumah Simon, ada yang dirasuk setan, ada yang demam api, dan ada berbagai penyakit lainnya.

    Yesus pun keluar. Dengan hati yang berdebar-debar, orang banyak itu menunggu apa yang hendak diperbuat Yesus. Dengan ramah, Ia mendapatkan orang-orang sakit itu, lalu meletakkan tangan-Nya ke atas masing-masing mereka. Mereka pun menjadi sembuh. Setan-setan pun keluar sambil berteriak, katanya: "Engkau adalah Anak Allah." Namun, Yesus menghardik setan-setan itu karena Ia tahu bahwa justru dengan ucapan itu, setan-setan itu mau menghalang-halangi pekerjaan-Nya. Sampai jauh malam, Ia menyembuhkan orang-orang sakit. Akhirnya, orang banyak itu pun pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka tidak perlu mengangkut saudara-saudaranya yang sakit karena mereka sudah bisa berjalan. Mereka sangat bersukacita.

    Hari Sabat di Kapernaum itu adalah kemenangan besar atas kekuasaan Iblis. Segala setan keluar karena suara Yesus. Dialah Tuhan dan Raja.

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA