Sharing Berkat Kelas PKB 2

  1. Basilia Hannah

    Sudah lama saya tidak ikut kelas MLC. Kemarin ini, tiba-tiba saya terpanggil untuk ikut kegiatan menulis ini. Sejujurnya, saya bukan tipe orang yang suka menulis, tetapi tiba-tiba saya tertarik karena saya tergugah setelah membaca sebuah buku Kristen. Ternyata kekuatan tulisan itu luar biasa. Awalnya, tidak terlintas bahwa tulisan itu bisa memberi pengaruh yang besar bagi hidup seseorang, tetapi karena mengalaminya sendiri, saya makin yakin bahwa Roh Kudus yang bekerja melalui penulis tersebut.

    Menulis ternyata tidaklah mudah karena saya pikir harus sempurna. Dalam sharing saya belajar, menulis tidak harus sempurna (relatif) yang penting menulis dari hati. Yang utama adalah pimpinan dari Tuhan. Di sini, saya menyadari terkadang saya ingin menulis karena saya ingin berkarya membuat diri saya bangga, dsb. (fokusnya untuk diri saya sendiri). Padahal, seharusnya kita serahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Sekarang, saya belajar untuk mengubah fokus saya kepada Tuhan dan semua itu untuk memuliakan nama Tuhan saja.

    Ke depannya, saya mau memulai menulis dari hal sederhana, seperti menulis rangkuman khotbah setiap Minggu, sebagai proses pembelajaran saya lebih dekat dengan Tuhan. Nanti setelah bisa konsisten, pasti Roh Kudus menuntun saya untuk bisa membuat tulisan untuk memberkati orang lain juga.

  2. Cynthia A.

    Pengalaman menarik dari kelas PKB ini di mana saya "dipaksa" mencoba menggunakan beberapa aplikasi untuk membuat tulisan menjadi lebih kreatif dan dapat dibagikan secara digital. Jujur, selama ini ada keinginan, tetapi rasa enggan untuk mencoba hal-hal baru. Saya juga diingatkan bahwa ketika saya menulis, apa pun bentuknya, di mana pun tempatnya, saya harus menulis sesuatu yang sesuai dengan firman Tuhan, bukan saja ketika menulis hal yang rohani. Terima kasih tim SABDA yang sudah merancang dan mengadakan kelas ini. Tuhan Yesus terus memakai dan memberkati tim SABDA.

  3. Davit Rijadi

    Puji Tuhan. Program ini telah mengubahkan hidup saya. Di sini, saya belajar bahwa menjadi penulis Kristen bukanlah soal menguasai teknik menulis teks, audio, atau video. Ini adalah soal hati yang dicetak oleh karakter Kristus, dan pena yang digerakkan oleh pimpinan Roh Kudus.

    Setiap diskusi dan tugas praktis mengukir dalam benak saya, satu kebenaran mulia: bahwa setiap kata yang saya tulis adalah sebuah doa, sebuah kesaksian, dan sebuah sarana untuk menyampaikan kasih-Nya di tengah hingar-bingar dunia digital. Proses ini mengajarkan saya untuk rendah hati, tekun, dan setia.

    Dari lubuk hati yang paling dalam, saya berterima kasih kepada tim SABDA yang telah membimbing dengan begitu penuh kasih. Ini bukanlah akhir perjalanan, melainkan sebuah awal yang indah. Sebuah janji untuk setia menulis dengan tanggung jawab, terus belajar, dan menjadi saluran berkat-Nya yang kecil bagi generasi ini. Semua hanya untuk kemuliaan nama-Nya yang indah. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

  4. Debora Rina

    Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus yang Maha Tinggi. Saya sempat mau off mengikuti kelas ini ketika dijapri SABDA. Tuhan Yesus baik, menggerakkan hati saya saat dalam pergumulan yang berat untuk mengikuti kelas ini.

    Saat dalam penyembahan, mazbah hati yang baru saja bertemu Dia, saya sempat membaca firman Tuhan dari Yeremia 1:9, yang mengingatkan: Tuhan menyentuh mulut nabi-Nya agar firman-Nya mengalir segar. Generasi digital butuh kalimat yang berdarah Kristus, bukan sekadar kutipan Alkitab yang dingin.

    Saya menangis karena hal ini juga saya sempat lama tidak membuat konten alkitabiah. Melalui kelas ini, saya dibakar lagi untuk menulis bagi kemuliaan Tuhan dengan melakukan tiga mazbah, doa 60 detik suara keras, baca firman sampai membakar hati, dan jujur pada luka yang masih basah. Lalu, bagikan dengan di mazbah ke Meja. Satu kalimat dari mazbah bisa membuat suara Allah terdengar jelas di tengah scroll yang tak pernah habis. Itulah pengalaman baru yang saya peroleh untuk memperbaiki dan memperbarui diri sebagai penulis Kristen. Terima kasih Kak Santi dan Kak Melisa, sahabat sekelas yang luar biasa. Sampai jumpa di kelas berikutnya. Tuhan Yesus memberkati. Soli Deo gloria.

  5. Eddy Soewito

    Puji Tuhan, saya bisa mengikuti kelas MLC "Penulis Kristen yang Bertanggung Jawab". Saya dapat lebih memahami dan menyadari pentingnya motivasi, bersandar pada Roh Kudus dalam membuat tulisan. Dampak tulisan Kristen dalam pekabaran Injil dengan membuat tulisan-tulisan yang inspiratif. Melalui tugas praktik menulis, saya disadarkan perlunya banyak latihan untuk membuat tulisan yang baik, menarik, memanfaatkan perkembangan teknologi digital. Terima kasih kepada moderator, admin yang membantu mengingatkan, memberi semangat, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat. Gbu.

  6. Eminingtyas

    Shalom. Selamat pagi Bapak/Ibu semua. Saya sungguh mengucap syukur kepada Tuhan Yesus atas apa yang Allah kerjakan untuk membawa kita makin diperlengkapi menjadi alat-Nya dan saksi-Nya di tengah-tengah generasi AI dan maraknya dunia ini. Terima kasih banyak atas pelayanan SABDA dan segenap tim yang ada yang benar-benar melayani dengan sepenuh hati. Terima kasih juga buat rekan-rekan diskusi yang telah banyak memberkati melalui hasil penggaliannya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua.

    Melalui MLC ini, saya dapat menyadari bahwa sebagai orang Kristen, kita bukannya hanya bisa menulis cerita saja, tetapi bagaimana menyaksikan apa yang Tuhan Yesus sudah buat dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus Kristus menjadi pusat dari setiap yang kita tulis dan kerjakan. Hal itu akan membuat kita semakin hari makin dekat dengan-Nya dan hidup sebagai warga Kerajaan Surga, yang tidak sembarang berpikir, bertindak, dan berkata-kata, serta harus mempersiapkan diri diperlengkapi untuk menjadi saksi Tuhan juga bagi generasi AI ini, di mana melalui kemampuan menggunakan alat teknologi AI, maka kita dapat lebih menyatu dengan generasi ini. Selain itu, karakter kita yang terus dibentuk oleh Tuhan menuju ke karakter Tuhan, dan hidup dalam-Nya dan Dia dalam kita, akan menghasilkan buah-buah Roh yang Allah berikan dalam hidup kita bagi kemuliaan-Nya. Terima kasih.

  7. Hana

    Hal yang baru di kelas kali ini adalah adanya tugas menggunakan teknologi yang cukup banyak dan banyak hal-hal yang baru untuk dipelajari. Puji Tuhan, ada teman-teman yang lebih menguasai yang mengajari cara pembuatannya. Aplikasinya: menjadi ada bekal selain reminder, bagaimana menjadi seorang penulis Kristen yang benar, selain lebih mau mengulik-ngulik technology untuk digunakan bagi kemuliaan Tuhan.

    Saran: diadakan workshop online lebih sering tentang aplikasi penggunaan teknologi yang ada, jadi bisa langsung praktik step by step sehingga dari kesalahan dan ketidakmaksimalan pengerjaan kemarin bisa ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Terima kasih bagi teman-teman yang sudah saling sharing dan membantu seminggu ini. Terima kasih juga untuk tim SABDA, khususnya moderator dan admin PKB 2 atas supportnya sejauh ini.

  8. Ida Budiarti

    Puji Tuhan, saya dapat mengikuti kelas ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Sebagai seorang hamba Tuhan yang sedang mengikuti kemajuan teknologi yang semakin pesat dan cepat ini, saya dilatih dan diajar untuk dapat menjadi seorang penulis Kristen yang bertanggung jawab dengan apa yang saya tulis. Walau masih banyak kelemahan dan keterbatasan dalam menggunakan IT dan AI, tetapi bisa tetap konsisten dengan menulis, dan selalu fokus untuk mewartakan suara Allah. Memiliki kerendahan hati apabila di kemudian hari tulisan itu viral dan menjadi berkat bagi banyak orang. Selain itu, saya juga mendapatkan pengalaman teknik editing gambar, audio, dan video yang ternyata tidak semudah ketika melihat hasil yang jadi/terlihat. Prosesnya cukup lama karena memang perlu banyak waktu dan fokus untuk mengerjakannya, perlu kecermatan penempatan yang tepat untuk membuat hasilnya lebih indah, dan perlu banyak browsing gambar-gambar yang bagus dan tepat untuk dimasukkan ke dalam konten.

    Pelajaran yang paling berkesan: diskusi-diskusinya sangat menarik, walaupun banyak interpretasi dari rekan-rekan PKB, tetapi selalu mengarah pada point of view, yaitu pada topik utama yang menjadi pertanyaan diskusi sehingga sangat menambah ide, wawasan semakin luas dan tajam, dan semakin kaya kreasi yang lebih menarik dalam menuangkan karya tulis. Aplikasi praktis yang akan dilakukan, yaitu membuat karya tulis dengan menarik (konten 1 menit) dengan topik menyebarkan suara Allah pada era digital. Evaluasi proses diskusi: diskusi sangat menarik karena selalu membahas topik utama (pertanyaan-pertanyaan diskusi) sehingga mempertajam buah pikiran. Walau diskusi hanya melalui chat WhatsApp, tetapi terkesan sangat hidup karena kalau tidak berkomentar langsung dinonaktifkan, keluar dari grup WA. Terima kasih tim SABDA sudah memfasilitasi kami untuk terus berkembang dalam pelayanan penyebaran suara Allah pada Gen AI ini. Tuhan Yesus memberkati.

  9. Ivan Octanius

    Selama lima hari mengikuti kelas PKB, saya belajar bahwa menjadi penulis Kristen bukan hanya tentang kemampuan menulis, tetapi tentang tanggung jawab rohani dalam setiap kata yang dibagikan. Pelajaran yang paling berkesan bagi saya adalah bahwa tulisan seorang penulis Kristen harus lahir dari karakter yang kudus, berakar pada firman, dan memiliki misi untuk membawa orang mengenal Kristus. Saya semakin sadar bahwa menulis bagi Tuhan berarti menulis dengan hati yang tunduk pada pimpinan Roh Kudus, bukan mengikuti tren atau algoritma semata.

    Secara praktis, saya ingin terus melatih kebiasaan menulis dari hasil perenungan pribadi atas firman Tuhan. Menulis bukan sekadar "forward" dari orang lain, tetapi lahir dari pengalaman pribadi bersama Tuhan. Saya juga merasa diberkati lewat diskusi dengan peserta lain; setiap jawaban dan refleksi memperluas cara pandang saya tentang bagaimana menjadi "suara Allah" pada era digital dan AI ini. Kelas ini meneguhkan saya bahwa menjadi penulis Kristen adalah panggilan kudus yang harus dijalani dengan tanggung jawab dan integritas.

  10. Ketty Ayuwardani

    Saya bersyukur kepada Tuhan karena dipertemukan dengan pelatihan ini. Walaupun singkat, tetapi memberikan banyak insight kepada saya pribadi. Saya seperti diingatkan kembali akan panggilan saya dalam menulis. Melalui pelatihan ini, saya diajar Tuhan tentang bagaimana menjadi seorang penulis Kristen. Ini adalah panggilan, bukan sekadar hobi. Saya punya tanggung jawab menjadi suara Allah, bukan sekadar membuat tulisan atau konten untuk kepentingan saya pribadi.

    Saya bersyukur melalui pelatihan ini saya menjadi tahu dengan jelas bagaimana membuat renungan, tulisan, konten, postingan, dan video. Semua itu harus direncanakan, bukan asal ada. Namun, yang terpenting adalah bagaimana saya harus tetap hidup dalam hubungan pribadi dengan Tuhan dan tinggal dalam pokok anggur yang benar, yaitu Yesus agar saya terus bertumbuh dan berbuah sehingga tulisan dan konten yang saya buat pun berasal dari Tuhan, bukan sekadar opini pribadi saya. Saya juga belajar bahwa AI dan perkembangan teknologi bukanlah "musuh" kekristenan, tetapi dapat kita pakai sebagai alat untuk menyampaikan kebenaran dan Kabar Baik bagi dunia. Terima kasih untuk SABDA yang telah mengadakan pelatihan ini. Sungguh luar biasa Tuhan memakai.

  11. Richo Novie

    Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan-Nya selama kelas penulis Kristen ini. Terima kasih kepada para pembimbing yang telah menuntun kami dengan sabda dan kasih sehingga kami belajar bahwa menulis bukan sekadar menuangkan kata, tetapi juga menyampaikan suara Tuhan melalui tulisan.

  12. Roida

    Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari program SABDA: menjadi penulis yang bertanggung jawab. Lewat program ini, saya sungguh diberkati bukan hanya oleh materinya, tetapi juga oleh diskusi dan sharing dari teman-teman semua. Setiap pertemuan membuat saya semakin termotivasi untuk menulis, bukan sekadar untuk berbagi ide, tetapi untuk menyatakan kasih dan kebenaran Tuhan lewat setiap kata. Di tengah perang informasi yang begitu besar pada dunia digital saat ini, saya semakin sadar bahwa informasi Injil juga harus terus disiarkan. Tulisan menjadi alat misi, sebuah sarana untuk membagikan terang Kristus di tengah gelapnya arus dunia.

    Saya percaya, ketika saya menulis dengan hati yang dipimpin oleh Roh Kudus, Tuhan sendiri bekerja melalui setiap tulisan. Saya rindu agar Tuhan dipermuliakan, dan saya sendiri terus diubahkan oleh-Nya. Terima kasih SABDA karena melalui program ini saya belajar bahwa menulis bukan tentang menjadi viral, tetapi tentang menjadi berkat. Kiranya setiap tulisan yang lahir dari hati yang taat boleh menjadi kesaksian hidup, yang membawa banyak orang semakin dekat kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

  13. Ruth Lodiana

    Mengikuti kelas ini, membuat saya sadar bahwa menulis bukan sekadar merangkai kata, tetapi menjadi saluran kasih dan kebenaran Tuhan di tengah dunia yang makin bising oleh suara manusia. Dari setiap pelajaran, saya belajar bahwa tulisan yang hidup bukan lahir dari kemampuan, tetapi dari hati yang melekat pada Sang Firman. Kadang saya menulis karena tugas, tetapi Tuhan mengubahnya menjadi momen perjumpaan, saat saya sendiri ditegur, dikuatkan, dan disegarkan kembali. Saya jadi paham, yang paling penting bukan seberapa indah kata-kata saya, tetapi seberapa jujur saya membiarkan Tuhan berbicara lewat tulisan saya.

    Saya juga bersyukur untuk setiap rekan sekelas yang berbagi cerita, pemikiran, bahkan pergumulan. Di sanalah, saya melihat bahwa Tuhan bekerja lewat banyak cara, termasuk lewat kata, diskusi, dan refleksi sederhana yang meneguhkan iman kita bersama. Setelah mengikuti kelas ini, saya semakin sadar bahwa setiap tulisan, diskusi, bahkan setiap tantangan adalah cara Tuhan membentuk hati, bukan hanya untuk bisa berkata, tetapi juga untuk mendengar-Nya lebih dalam.

    Kiranya, setiap kata yang lahir dari jemari saya ke depan, bukan sekadar tulisan, tetapi jejak kasih Kristus yang menuntun orang lain semakin dekat kepada-Nya. "Dan segala sesuatu yang kamu perbuat dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur kepada Allah Bapa oleh Dia." (Kolose 3:17). Untuk Kak Santi dan Kak Melisa, terima kasih untuk kesabarannya memandu kelas kami. Soli Deo gloria.

  14. Soejono Halim

    Pengalaman baru mengikuti kelas PKB ini adalah waktu bikin video, dari 0 yang nggak ngerti apa-apa berkat dukungan teman-teman yang lebih senior di grup AI-4-GOD!, akhirnya bisa selesai. Aplikasi praktis, saya mau untuk dipakai Tuhan untuk membuat konten-konten sebagai saluran suara Allah di dunia ini, minimal 1 bulan 1 konten. Evaluasi pada umumnya bagus, tetapi ada baiknya ada pembekalan untuk training pembuatan video untuk menghindari trial and error. Terima kasih tim SABDA yang sudah memfasilitasi program ini. Soli Deo gloria.

  15. Stefanus Hendra Widjaja

    Mengikuti kelas PKB ini benar-benar membuka mata dan hati saya. Selama ini, saya menulis hanya untuk membagikan pemikiran, tetapi lewat kelas ini saya disadarkan bahwa menulis bagi Kristus bukan sekadar karya, melainkan panggilan rohani. Saya belajar bahwa setiap tulisan harus lahir dari karakter yang kudus, berakar pada firman, dan membawa orang semakin dekat pada Tuhan. Sekarang, saya ingin terus menulis bukan lagi demi popularitas, tetapi untuk menjadi alat Elohim menyampaikan kebenaran dan pengharapan bagi generasi ini.

  16. Timothy Wenas

    Sebuah kelas yang luar biasa karena saat ini ada praktik langsung yang bisa dikerjakan, walaupun sempat mepet dengan waktu, jadi tercerahkan sedikit tugas dari screenwriter atau penulis lainnya. Puji Tuhan, kelas ini memberikan manfaat yang baik. Saya secara pribadi belajar beberapa hal dan bisa mengaplikasikan langsung, juga menjembatani generation gap yang terjadi. Semoga selanjutnya jenis kelas ini semakin banyak lagi dikembangkan. Terima kasih kepada seluruh tim SABDA, admin, moderator, tim diskusi, tim panitia, dan terutama kepada Tuhan kita. Yesus Kristus kiranya selalu memberkati kita semua.