Romantisme dalam Pernikahan
Setiap pernikahan dapat berubah suasananya sejalan dengan pergerakan waktu. Romantisme yang pernah ada pada waktu berpacaran pun bisa berubah. Memang hal ini bergantung pada pasangan itu. Pada sebagian pasangan, romantisme dapat hilang begitu saja; namun pada pasangan lainnya romantisme diekspresikan dengan cara yang selalu baru dan lebih kreatif.
Setiap orang memang mempunyai pemahaman yang berbeda tentang romantisme. Perbedaan yang belum dipahami itu sering menimbulkan ketegangan dan kekecewaan dalam hubungan suami-istri. Romantisme yang sehat adalah apabila terdapat keseimbangan antara unsur perasaan dan pikiran.
Kebencian adalah perintang romantisme besar. Kebencian merugikan kedua belah pihak. Kebencian menimbulkan sakit hati pada si pembuat masalah juga tentunya pada diri orang yang disakiti. Memang, dalam pernikahan selalu ditemukan unsur kekecewaan, luka hati karena kebutuhan dan harapan yang tak terpenuhi. Ingatlah, bahwa Anda menikah dengan orang yang tidak sempurna sama seperti diri Anda juga demikian.
Bersediakah Anda menerima pasangan Anda apa adanya? Tentunya ini sesuai dengan firman Tuhan yang berkata, "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Rom 15:7).
Tuhan Yesus menerima kita tanpa mempersoalkan lebih dahulu kejahatan kita waktu lalu; dan tanpa menuntut kita agar suci dahulu. Ia rela menerima kita sebagaimana adanya, baru setelah itu Ia menolong kita untuk memperbaiki diri.
Penerimaan berarti pengampunan perbuatan akan masa lampau. Jika seseorang diterima apa adanya, maka ia akan merasa bebas untuk: mengembangkan dan memperbaiki diri, menjalani kehidupan, sharing secara terbuka dan bebas mengasihi diri sendiri serta pasangannya secara sehat. Berikut ini ada beberapa "bahasa kasih" dari suami/istri kepada pasangannya.
A. BAHASA KASIH YANG DIEKSPRESIKAN OLEH SANG SUAMI KEPADA ISTRINYA.
"Istriku akan senang sekali apabila..."
- Aku memeluknya dari belakang secara tiba-tiba.
- Ketika makan bersama kakiku mencari-cari kakinya.
- Aku mengusap-ngusap mukanya dan mencium matanya pada waktu ia berbaring di tempat tidur.
- Aku menyiapkan bekal untuk anak-anak untuk sekolah ketika tekanan darahnya anjlok.
- Aku mensharingkan rencana masa depan kami, visi dari Tuhan dan apa yang bisa kami lakukan bersama anak-anak untuk mencapai visi itu.
- Kami ke kamar anak-anak menjelang mereka tidur untuk bernyanyi dan berdoa bersama-sama.
- Aku memujinya di depan anak-anak.
- Ia berbaring dan bersandar di lengan kiriku sambil mendengarkan bunyi detak jantungku yang teratur dan tegas.
- Waktu pulang dari luar kota, aku membawakannya bakso, karena itulah makanan favoritnya.
- Aku melakukan "warming-up" (persiapan) yang cukup sebelum menikmati hubungan intim.
B. BAHASA KASIH YANG DIEKSPRESIKAN OLEH SANG ISTRI KEPADA SUAMINYA
"Suamiku akan merasa bahagia apabila...."
- Aku mendengarkan sharingnya dengan sungguh-sungguh sambil mengarahkan pandanganku kepadanya.
- Aku memijat-mijat kepala, punggung, dan badannya ketika ia sedang stres.
- Aku menemaninya untuk menonton film dan program-program kesukaannya di layar TV.
- Aku membacakan artikel-artikel khusus yang ia minta, sehingga pada waktu diskusi rasanya nyambung dan enak.
- Pada waktu ia pulang malam dan capek sekali, aku menyiapkan makanan kesukaannya.
- Aku menepuk pundaknya dan mendoakannya pada waktu ia akan menjalani tugas yang besar.
- Aku "berteriak-teriak" - sewaktu ia menggosok-gosokkan jenggot yang baru tumbuh di lenganku.
- Aku memakai body lotion yang wanginya ia sukai.
- Aku merawat tubuhku agar tetap fit dan langsing.
- Aku memakai baju tidur yang rendah belahan lehernya dan seolah- olah berkata, "welcome".
C. BEBERAPA SARAN UNTUK MENYULUT CINTA ROMANTIS:
- Romantika dalam pernikahan tidaklah didapat secara otomatis, tetapi harus diusahakan, sehingga membutuhkan waktu dan pengorbanan dari suami dan istri.
- Jadilah pribadi yang menarik walaupun tidak rupawan. Christian Dior pernah berkata, "Wanita yang jelek itu tidak ada. Yang ada ialah wanita yang tidak tahu membuat dirinya menarik." Untuk menjadi pribadi yang menarik dibutuhkan adanya keelokan batin.
- Tidak selalu benar bahwa seorang wanita kehilangan daya pikatnya ketika bentuk-bentuk lahiriahnya mulai memudar. Pengetahuan dan pengalaman seorang yang sudah senior apabila digunakan dengan baik bisa menyaingi gadis-gadis muda. Berikut ini adalah contoh orang- orang yang terkenal: Balzac pada usia 23 tergila-gila dan menikah dengan seorang wanita yang berusia 40. Goethe pada usia 26 menikah dengan wanita berusia 33. Rousseau pada usia 21 menikah dengan wanita berusia 34. Lou Tellegen (31 th) terpikat dengan Sarah Bernhardt yang berusia 35 tahun lebih tua darinya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ciri-ciri fisik seorang wanita memang menarik pada awal perjumpaan; namun selanjutnya dibutuhkan kemampuan jiwa untuk membuat sang partner terus-menerus tertarik padanya. Justru ironis sekali melihat fakta bahwa perceraian lebih banyak menimpa orang-orang yang rupawan. Salah satu sebabnya adalah karena mereka lebih mudah memikat orang lain, atau mereka mempunyai sifat narcistik (memuja diri) dan egocentric (berpusat pada diri sendiri saja). Dengan demikian, kecantikan dan ketampanan dapat berubah menjadi'racun'.
- Memiliki rasa percaya diri yang sehat. Ini tidak identik dengan sifat sombong. Rasa percaya diri didasarkan pada keyakinan bahwa anugerah Allah cukup bagi setiap orang. Setiap orang perlu merasa dirinya baik dan diberikan potensi serta karunia yang unik oleh Tuhan, sehingga ia tidak perlu iri hati terhadap orang lain. Rasa percaya diri dapat terpancar lewat caranya berdandan, berbicara dan membawa diri.
Diambil dari: | ||
Judul Buku | : | Hanya Maut yang Memisahkan Kita |
Judul Artikel | : | Romantisme dalam Pernikahan |
Pengarang | : | Pdt. Roby Setiawan, Th.D. |
Penerbit | : | Setiawan Literature Ministry, 2007 |
Halaman | : | 50 -- 54 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA