Rangkuman Diskusi PIR Juni 2014

Termin I

Topik 1

Subjek: Remaja dan Pertumbuhan Iman

Pertanyaan: Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Bagaimana kemampuan remaja dalam mengenal kebenaran iman Kristen? Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan oleh pembina untuk membantu remaja bertumbuh? Jelaskan!

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju ke masa dewasa (usia antara 12 t -18 th), pada masa ini seorang anak akan mengalami transisi dimana seorang remaja mengalami banyak sekali perubahan baik secara fisik, kerohanian, psikologi, sikap dan lain sebagainya, sehingga menyebabkan kemampuan masa remaja remaja dalam mengenal kebenaran iman Kristen masih labil/masih lemah sehingga sering menyebab remaja jatuh dalam berbagai masalah karena pengaruh lingkungan dan pergaulan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melakukan pembinaan iman remaja agar bertumbuh menjadi kuat, dengan melalui suatu proses, cara, perbuatan, pembharuan, penyempurnaan, usaha tindakan, serta kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien.

Dalam segi kerohanian, seorang remaja juga akan mengalami masa transisi. Bagi seorang remaja Kristen, yang semula masih anak-anak dan masih mengikuti Sekolah Minggu, kini mereka harus mengikuti Tunas Remaja atau Persekutuan Remaja. Tentu tidak mudah untuk beradaptasi bagi seorang remaja ketika mengikuti persekutuan remaja, sebab mereka sudah tidak lagi berteman dengan anak-anak yang masih kecil-kecil, suasana persekutuan di tempat yang baru, penyampaian firman Tuhan yang tidak sama dengan masa Sekolah Minggu. Juga acara-acara remaja yang tidak lagi melulu games. Apabila seorang remaja tidak mampu beradaptasi dengan baik, maka 1 atau 2 kali dia datang, selanjutnya ia akan hilang dari persekutuan remaja, karena merasa dirinya tidak bisa berbaur dengan kelompok persekutuan yang baru.

Pada masa ini, seorang anak akan sangat tertarik untuk bertanya hal-hal yang sukar dan sulit untuk dipahami rasio, seperti:

  1. Mengapa Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi?
  2. Bagaimana Alkitab bisa ada dan bisa kita pakai?
  3. Pengorbanan Yesus di kayu salib, masakan kematian satu orang dapat menebus dosa semua orang di dunia?

Dan masih banyak pertanyaan yang lain. Untuk menjawab hal-hal seperti ini, seorang pembina harus diperlengkapi dan memiliki kemauan untuk terus belajar, sehingga dapat memberikan pengajaran-pengajaran yang benar.

Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang pembina untuk menolong remaja bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus:

  1. Tidak sekadar menjadi seorang pembina, tetapi juga menjadi kawan dan sahabat bagi mereka.
  2. Memberikan perhatian yang sama rata kepada semua remaja.
  3. Berikan pengajaran-pengajaran Kristen yang sifatnya praktis dan aplikatif.
  4. Menggunakan berbagai macam metode dan media untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan.
  5. Menjadi teladan yang baik dalam perkataan, pikiran dan tindakan.
  6. Belajar mengenai dunia remaja, sehingga ilustrasi yang diberikan dapat dipahami oleh mereka.

Topik 2

Subjek: Perkembangan Fisik Remaja

Pertanyaan: Pada masa remaja mulai ada perubahan fisik yang dialami remaja, dan terkadang remaja tidak bisa menerima perubahan yang terjadi pada fisiknya. Bagaimana cara pembina untuk mengajarkan bahwa remaja harus menjaga tubuhnya?

Memasuki masa remaja, seorang anak akan mengalami perubahan dalam dirinya. Baik itu perubahan psikis maupun fisik. Secara psikis, anak-anak remaja tentu sudah sedikit demi sedikit meninggalkan sifat kekanak-kanakan mereka, ingin diperhatikan, tidak suka bila orang tua terlalu ikut campur. Sementara secara fisik, bagi anak remaja pria akan mengalami perubahan suara, tumbuh jakun, dada yang mulai melebar, tumbuh rambut di daerah tertentu. Sedangkan bagi seorang remaja putri akan mengalami masa menstruasi, payudara yang mulai membesar, dan pinggang yang mulai membentuk. Seringkali dalam masa-masa ini, seorang remaja akan mulai tidak nyaman dengan keadaan fisik mereka yang berubah. Bahkan ada yang merasa memiliki kecantikan atau ketampanan, mereka mulai bersikap sombong dan bertindak yang tidak semestinya.

Untuk menolong mereka semua, seorang pembina perlu untuk memberikan pelajaran mengenai gambar diri atau citra diri. Di mana, seorang remaja tidak kehilangan identitas mereka, menggunakan apa yang mereka miliki untuk memuliakan nama Tuhan. Dengan persekutuan dalam kelompok kecil dan menggunakan metode sharing. Membahas setiap masalah dengan terbuka dan menyampai pelajaran-pelajaran dengan santai, dapat membantu setiap remaja untuk menemukan dan membangun identitas diri mereka.

Juga seorang pembina harus menekankan bahwa tubuh dan diri kita adalah Bait Roh Kudus, di mana Allah bersemayam dalam hati kita. Maka, semua tindakan yang kita lakukan haruslah senantiasa memuliakan Allah. Menempatkan Allah dalam hati kita dan kita terus dibentuk dan diperbaharui dalam bimbingan Roh Kudus.

Termin II

Topik 1

Subjek: Kenakalan Remaja

Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja? Sebutkan jenis-jenis kenakalan remaja! Bagaimana cara untuk mengantisipasi kenakalan remaja ini terhadap para remaja yang kita bimbing?

Kenakalan remaja merupakan masalah yang memiliki cakupan yang sangat luas. Mulai dari tingkah lakunya tidak dapat diterima secara sosial, minuman keras, narkoba, pornografi, seks bebas dan beberapa tindakan kriminal lainnya. Penyebab dari kenakalan remaja juga diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor keluarga yang tidak dapat diteladani, pergaulan yang salah dan pengaruh media, lebih-lebih apabila mereka kurang mendapat pengawasan dari orang tua, maka para remaja akan sangat mudah untuk terjerumus dalam kenakalan remaja. Kenakalan remaja akan lebih baik apabila segera ditangani. Karena jika tidak demikian, maka akibatnya akan semakin parah ketika mereka beranjak dewasa.

Pada masa remaja, mereka melakukan apa yang mereka lihat, yang membuat mereka tertarik, dimulai dengan hal yang baru menurut mereka, tanpa mereka sadari itu merupakan hal yang baik atau buruk, yang penting bagi mereka adalah mencoba, dan tidak ketinggalan zaman atau ketinggalan dengan teman sebaya mereka. bahkan diantara mereka sudah mengetahui bahwa hal itu buruk dan ada akibatnya, mereka tetap melakukannya, hanya demi pengakuan dari lingkungannya atau pergaulannya.

Cara untuk mengantisipasi kenakalan remaja terhadap para remaja adalah:

  • Sebagai seorang pembimbing harus memberikan teladan, jadi sebagai seorang pembimbing harus selalu mengoreksi diri.
  • Memberikan Pembinaan Iman kepada remaja dengan berbagai metode yang menarik dan kreatif.
  • Menjadi teman dan sahabat bagi mereka, mengajak melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan gereja yang sesuai dengan kreatifitas mereka.
  • Komunikasi yang baik dengan para remaja, Follow up
  • Mengadakan persekutuan rutin di luar jam ibadah, sharing, PA, dan lain-lain.
  • Topik 2

    Subjek: Pergaulan yang Salah

    Pertanyaan: Hal-hal apa saja yang mendorong seorang remaja untuk masuk dalam pergaulan yang salah? Sebutkan akibat-akibat yang ditimbulkan ketika remaja salah dalam bergaul dan memilih teman!

    Pada masa remaja mereka cenderung mencari tempat untuk mengekspresikan dirinya, mencari tempat dimana mereka dapat diterima dan diakui, menerima penghargaan, dan mencari kelompok yang merasa senasib dengan mereka. Biasanya para remaja mempunyai kesenangan, hobi, kebiasaan yang sama. Bahkan mereka juga mempunyai pengalaman/ latar belakang yang membekas di hati mereka, seperti mereka pernah mengalami kekecewa, atau perlakuan yang buruk dari keluarga atau lingkungan sekitar. Dalam kelompok itu mereka mendapatkan kenyamanan dalam melakukan hal yang sesuai dengan keinginan mereka. bahkan dengan melakukan hal yang buruk, yang merugikan orang, demi melampiaskan, dan memperoleh kepuasan karena di dalam keluarga atau lingkungannya tidak diterima.

    Setelah mereka menemukan kelompok pergaulan yang nyaman bagi merka, tidak peduli itu memberikan dampak yang buruk bagi mereka, maka merekapun hidup, dan melakukan hal yang di kelompok itu lakukan, supaya mereka tetap diterima dan diakui. Sebagian besar kelompok-kelompok remaja seperti itu biasanya hal yang mereka kerjakan hanya untuk mencari kesenangan bagi kelompok itu, mencari pelampisan yang membuat mereka senang seperti, merokok, miras, seks bebas, narkoba, dll. Hal-hal inilah yang berlangsung dalam kelompok remaja, tetapi pada era sekarang karena perkembangan zaman dan tekhnologi, para remaja jarang mencari kelompok, mereka mengekspresikan kesenangan dan kebebasan mereka dengan berbagai aplikasi di dunia Internet, misal Game online dan lain-lain.
    Apabila remaja terjerumus dalam pergaulan yang salah maka remaja akan:

  • Menjauhkan diri dari Gereja.
  • Menjadi pribadi yang pemberontak.
  • Menjadi pribadi yang tidak dapat bersosialisasi dengan baik.
  • Prestasinya di sekolah akan menurun.
  • Tidak dapat me-manage uang jajannya dengan baik, karena uangnya akan dipakai untuk ngegame ataupun jalan-jalan dengan teman-temannya.
  • Menjadi pribadi yang tertutup kepada orang tua.
  • Masa sekarang dalam masa digital, hampir semua remaja bahkan anak-anak sudah memiliki gadget yang canggih yang dapat menjelajahi semua media sosial seperti facebook, twitter, instagram, path dan lain sebagainya. Sebagai orang tua atau pembina, sering kali kita memiliki waktu 24 jam penuh untuk mengontrol anak kita, sehingga sering kali kita tidak mengetahui dengan siapa anak-anak kita berteman, aktifitas apa saja yang ada di media sosialnya, dan statusnya hari ini apa. Peran orang tua sangat besar dan sangat penting untuk menolong anak-anak dalam bergaul secara besar, memberitahukan kepada anak untuk selektif dalam meng-approve teman, membuat status, dan juga memantau anak melalui sosial media yang mereka miliki.

    Termin III

    Topik 1

    Subjek: Pendidikan Seks bagi Remaja

    Pertanyaan: Pendidikan Seks pada kenyataan jarang diberikan kepada para remaja, sehingga memasuki masa remaja, beberapa media sosial memberitakan bahwa remaja sering jatuh dalam dosa seksual dan terkadang menjadi korban pelecehan di sekolah. Bagaimana cara menyampaikan pendidikan seks kepada remaja? Di dalam gereja atau kelompok tumbuh bersama, perlukah pendidikan seks dikemas dengan kebenaran firman Tuhan dan disampaikan kepada remaja?

    Pendidikan seks kepada remaja perlu dikemas dengan kebenaran firman Tuhan dan disampaikan kepada remaja, mengingat pengaruh lingkungan dan media sosial serta perkembangan ilmu teknologi yang semakin mudah untuk mempengaruhi remaja, oleh karenanya kembali juga kepada peran orang tua harus menjadi gembala yang baik di lingkungan keluarganya masing-masing, menjadi teladan bagi-bagi anak-anaknya dengan memberikan nasihat dan arahan menurut kebenaran firman Tuhan dengan contoh-contoh korban pelecehan seks di tayangkan di Televisi dan media sosial lainnya.

    Dengan mengerti kondisi fisiknya melalui pendidikan seks, para remaja mampu mempersiapkan mental dan sikapnya untuk menjaga diri, baik menjaga diri sendiri (terhindar dari kejahatan seksual), juga menjaga agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma dan merugikan orang lain. Dengan memberikan pengertian dan konsekuensi yang terjadi jika ada pelanggaran hak yang sangat pribadi. Dan yang terpenting membangun dasar spiritual yang kuat kepada mereka. Terutama berikan penjelasan secara detail tentang firman bahwa tubuh kita adalah Bait Allah.

    Selain memberikan pengarahan atau khotbah tentang kekudusan, mereka juga perlu teladan hidup. Seks bebas tidak akan pernah terjadi apabila mereka membentengi diri masing-masing dengan baik. Pembekalan agama dari orangtua, gereja, bahkan sekolah belum cukup dijadikan alat pertahanan. Kehidupan pribadi yang intim dengan Tuhan hari demi hari lah kuncinya.

    Topik 2

    Subjek: Rokok dan Narkoba

    Pertanyaan: Apakah yang membuat seorang remaja tertarik kepada rokok dan narkoba? Apa saja dampak negatif dari merokok dan mengonsumsi narkoba? Bagaimana cara mengantisipasi supaya remaja tidak merokok dan mengonsumsi narkoba?

    Beberapa motivasi yang melatar belakangi seseorang merokok adalah untuk mendapatkan pengakuan, untuk menghilangkan kekecewaan dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma. Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat pada kelompoknya.

    Dampak negatif merokok dan narkoba:

    Bila rokok dan narkoba digunakan terus-menerus atau melebihi takaran yang sudah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan (kecanduan). Kecanduan inilah yang akan menimbulkan dampak negatif, yaitu:

    1. Dampak Fisik: terjadinya kerusakan syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
    2. Dampak Psikis: lamban kerja, sering tegang, hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, tingkah lakunya brutal, sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan, cenderung menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri.
    3. Dampak Sosial: gangguan mental, anti-sosial dan asusila. dikucilkan oleh lingkungan, menjadi beban keluarga, pendidikan terganggu, masa depan suram.

    Cara mengantisipasi supaya remaja tidak merokok dan mengansumsi narkoba:

    1. Peran Orang tua: menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak pre natal dan balita, membekali anak dengan dasar moral dan agama, mengadakan komunikasi yang baik dan efektif antara orang tua dan anak, menjalin kerjasama yang baik dengan guru di sekolah maupun dengan guru agama berkaitan dengan pendidikan iman remaja, menjadi teladan bagi anak-anak baik perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat, menerapkan disiplin konsisten pada anak, hindarkan anak dari NAPZA.
    2. Peran Guru (Guru di sekolah dan Guru Pembinaan Iman Remaja):
      Bersahabat dengan siswa, membekali dengan dasar moral dan agama, memberikan keluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler, menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga, meningkatkan disiplin dan memberikan sangsi yang tegas, meningkatkan kerjasama dengan orang tua, sesama guru. Membentuk siswa untuk berkembang secara sehat dalam hal fisik, mental, spirtual dan sosial. Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA.
    3. Peran Pemerintah dan masyarakat:
      Menegakan Hukum, sangsi dan disiplin yang tegas, memberikan keteladanan, menanggulangi NAPZA dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas.
    4. Peran Media:
      Menyajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (Tayangan yang berdampak positif bagi remaja).

    Termin IV

    Topik 1

    Subjek: Komunitas Remaja yang Sehat

    Pertanyaan: Setiap manusia memiliki komunitas, termasuk para remaja. Apa itu komunitas yang sehat? Bimbingan apa saja yang dapat diberikan kepada remaja untuk membangun sebuah komunitas yang sehat?

    Komunitas berarti perkumpulan atau kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan, misalnya kesamaan hobi, kesamaan tujuan, kesamaan pekerjaan. Komunitas yang sehat berarti kesamaan yang membuat remaja tersebut berkelompok adalah hal-hal yang positif, yang memberikan manfaat bagi perkembangan hubungan sosialisasi, di mana remaja dapat belajar berempati, berbagi dan saling peduli sesuai etika bermasyarakat, terlebih komunitas tersebut juga membangun dalam hal kerohanian setiap anggota kelompoknya. Komunitas tersebut harus bebas dari masalah pelanggaran hukum dan kriminalitas. Komunitas-komunitas yang sehat bagi remaja bisa dibentuk dan diadakan di Gereja.

    Ada beberapa ciri persekutuan/perkumpulan yang baik, diantaranya:

    1. Faktor Otensitas: Hal-hal yang dibicarakan didalam suatu komunitas sering kali akan mempengaruhi baik tidak suatu komunitas.
    2. Komunitas yang baik adalah komunitas dimana kita bisa menjadi diri kita sendiri dan terbuka terhada segala masukan dan kritik.
    3. Komunitas yang baik adalah komunitas yang menunjukan simpatinya kepada sesama anggota komunitas, bukan saat senang saja tetapi saat duka.
    4. Komunitas yang baik adalah komunitas yang mempunyai belas kasihan terhadap sesama, sebuah komunitas yang baik, baiklah selalu mengajak kita perduli terhadap beban sesama kita.

    Bimbingan yang dapat diberikan kepada remaja adalah membantu mengevaluasi setiap permasalah yang sulit dipecahkan dalam komunitas, memantau perkembangan dan memberikan motivasi melalui renungan/firman apabila komunitas tersebut merupakan komunitas yang berhubungan dengan kegiatan agama kristen. Membantu dalam proses evaluasi kinerja komunitas yang sudah berjalan agar dapat bertahan dan berkembang.

    Sekarang ini, banyak sekali komunitas yang ada di sekitar kita. Mulai dari komunitas pecinta alam, memasak, menulis, KTB, dan beberapa komunitas yang lainnya. Sebagai orang tua atau pembina, kita dapat memberikan saran kepada anak untuk bergabung dalam komunitas yang membangun. Jika anak memiliki facebook dan bergabung dalam satu grup, kita bisa melihat profil grup tersebut dan memberikan saran-saran kepada anak kita. Namun, apabila komunitas itu berupa persahabatan yang dijalin oleh anak-anak kita dengan sesama sahabatnya, kita dapat mengundang mereka semua untuk main ke rumah, sehingga kita mengenal siapa teman-teman anak kita dan orang tua dapat mengontrol komunitas yang dijalin oleh anak kita.

    Topik 2

    Subjek: Karakter Kristus dalam Diri Remaja

    Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan karakter Kristus? Bagaimana cara membangun karakter Kristus dalam diri seorang remaja?

    Karakter Kristus adalah karakter yang dimiliki seseorang ketika ia menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupannya. Karakter Kristus didasari oleh motivasi yang benar demi kebenaran dan demi kemuliaan Allah. Perasaan yang beraneka rupa bisa muncul sebagai respons langsung dari suatu peristiwa. Akan tetapi, ketika pengikut Kristus meletakkan Kristus sebagai pusat dari seluruh hidupnya, maka motivasi, perbuatan dan perasaan akan diarahkan kepada Kristus dan kemuliaan Allah.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Oleh karena itu, karakter adalah nilai yang unik baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Kemendiknas, 2010), maka karakter terbentuk semenjak kecil. Karakter terbentuk dipengaruhi oleh : Lingkungan/orang yang sering berinteraksi dengan anak, orang yang paling dipercaya anak dan pengalaman pertama dan hal yang menyenangkan yang terekam pada memori seseorang semenjak kecil hingga dewasa. Dari pengertian ini, maka cara membangun karakter Kristus pada diri seorang remaja harus dilakukan semenjak usia dini. Terutama dalam lingkup keluarga, awalnya melalui pengenalan akan Tuhan dan pengertian batas yang jelas antara benar dan salah.

    Memberikan pengajaran tentang kebenaran firman Tuhan, dalam membimbing remaja seorang pemimpin harus memperkenalkan dan menanamkan suatu pemahaman tentang Allah di dalam Kristus sebagai langkah awal bagi keberhasilan bimbingannya, mengingat bahwa Roh Kudus dan karunia roh merupakan syarat mutlak bagi remaja supaya mereka siap menjadi pemimpin di masa kini maupun di masa yang akan datang, sebab hanya Roh Kudus yang mampu mengubah karakter dan mengajarkan berbagai kebijakan/keputusan yang perlu dimiliki oleh remaja Kristen. Remaja akan siap mental dan spiritual untuk dapat menampilkan karakter Kristus dan menjadi saksi Kristus yang handal dalam kehidupannya. Pada saat remaja membangun karakter Kristus pada dirinya, dapat diberikan dengan mengkaitkan kisah hidup Yesus sendiri dengan sasaran karakter yang akan dibentuk pada remaja. Karakter tersebut seperti: bertanggung jawab, menghargai diri sendiri, melakukan hal yang benar, menghargai orang lain, kemampuan untuk mencegah dan mengatasi konflik. Selain melalui pembahasan dalam PA remaja, tentu saja teladan yang baik serta kesediaan berkomunikasi dari orang-orang disekitar harus diberikan pada remaja ini.

    Mengajarkan remaja memiliki relasi dekat dengan Kristus, membawa semua masalah yang dihadapi selalu pada Tuhan dan mengambil setiap keputusasaan dari sudut pandang iman kristiani.

    Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA