Rangkuman Diskusi Kelas DPA Februari/Maret 2020
TERMIN I / TOPIK 1 -- Alkitab
Pertanyaan: Mengapa Alkitab adalah premis pertama di dalam sistem teologi dan ajaran Kristen? Apa peranan utama Alkitab di dalam kehidupan orang Kristen?
Jawaban: Allah telah menyatakan diri-Nya melalui alam, sejarah, dan hati nurani manusia. Tetapi Allah secara khusus menyatakan diri-Nya hanya di dalam Anak-Nya yang tunggal dan di dalam firman-Nya. Di dalam Anak-Nya berarti Allah menyatakan diri melalui Yesus, sedangkan di dalam firman-Nya Allah menyatakan diri melalui Alkitab yang kita kenal. Alkitab merupakan sumber kebenaran, karena di dalamnya terdapat isi perkataan kebenaran sejati yaitu perkataan dari Allah. Sehingga Alkitab juga disebut sebagai firman Allah. Alkitab merupakan sumber dari segala sumber untuk kita dapat mengenal siapa Allah. Karena melalui firman-Nya yang di dalam Alkitab, Allah telah menyatakan diri-Nya kepada manusia.
I. Alkitab sebagai Premis Pertama dalam Teologi Kristen
Karena keberadaan Allah yang Maha Kudus tidak mungkin dihampiri manusia berdosa, akibatnya manusia tidak akan pernah dapat menemukan Allah Sejati. Oleh karena kasih-Nya, Allah telah berinisiatif untuk menyatakan diri-Nya untuk dikenali oleh manusia. Alkitab dijadikan sebagai premis pertama di dalam sistem teologi dan ajaran Kristen karena Alkitab merupakan penyataan diri Allah melalui firman atau tulisan-tulisan yang tersusun secara sistematis dalam sebuah bentuk fisik buku. Alkitab diberikan melalui "Inspirasi" oleh Allah atau dalam terjemahan yang lebih tepat berarti "dihembuskan keluar" oleh Allah (diinspirasikan berarti "dihembuskan ke dalam"). Dengan memakai latar belakang dan kehidupan para penulis, Allah membimbing mereka untuk menyampaikan firman-Nya melalui segala peristiwa yang Allah kehendaki sendiri dalam hidup mereka, bahkan dalam peristiwa yang buruk sekalipun di mata Allah, tetapi Allah berdaulat untuk tetap mengerjakan firman-Nya (memberikan inspirasi dalam setiap kata) dan menggenapkannya sehingga firman Allah itu menjadi firman yang benar-benar hidup dan masuk dalam sejarah besar dan budaya umat manusia melalui orang-orang yang dipilih-Nya sendiri melalui penetapan-Nya. Alkitab merupakan sumber hukum yang tertinggi dan benar, Alkitab juga memimpin dan menaungi setiap ilmu pengetahuan yang ada di seluruh muka bumi ini, dengan demikian seseorang akan belajar untuk beriman dan berharap pada Allah sampai kedatangan Kristus yang ke dua kali.
II. Peran Alkitab dalam Kehidupan Orang Kristen
Alkitab berperan di dalam kehidupan orang Kristen sebagai media yang Allah pakai supaya mereka memiliki pengenalan akan Allah dan bertumbuh menurut hikmat Allah. Alkitab juga media yang Allah pakai untuk menggembalakan domba-domba-Nya, yaitu orang-orang yang percaya kepada-Nya. Alkitab berperanan penting dalam kehidupan orang Kristen sebagai panduan dan guru untuk mengajar, menasihati, mendorong, dan menghibur. Selain itu, Alkitab sebagai firman Tuhan juga mengajar orang Kristen untuk menjauhi dan menolak dosa. Melalui kebenaran firman Tuhan di dalamnya, Alkitab dapat mengubah dan membentuk seseorang untuk lebih taat dan setia kepada Allah, mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama manusia, serta menyatakan hanya melalui Tuhan Yesus jalan menuju kepada Bapa di Sorga. Jadi, Alkitab berperan sebagai pedoman dan penuntun bagi kehidupan orang Kristen karena Alkitab adalah firman Allah sehingga Alkitab menjadi otoritas tertinggi dan final untuk iman dan di dalam kehidupan orang percaya.
TERMIN I / TOPIK 2 -- Otoritas Alkitab
Pertanyaan: Jelaskan landasan utama Alkitab diterima sebagai firman Allah? Mengapa orang Kristen percaya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai firman Tuhan yang memiliki otoritas yang benar dan satu-satunya?
Jawaban: Alkitab terdiri dari 66 kitab, yaitu 39 kitab PL dan 27 kitab PB. Kitab pertama ditulis sejak sekitar tahun 1400 SM, oleh Musa. Dan kitab terakhir ditulis sekitar tahun 100 Masehi. Jadi rentang waktu penulisan sekitar 1500 tahun. Walau begitu, Alkitab memiliki topik pembahasan yang satu, tetap benar dan konsisten, dan tidak memerlukan perbaikan atau perubahan apapun. Dengan rentang waktu yang begitu panjang dan lama serta lebih dari 40 penulis dengan latar belakang pendidikan, kehidupan di zaman yang berbeda berentang waktu 1500 tahun, maka memerlukan "Tangan Ajaib, Pemrakarsa, Pengarang Utama, Pemandu dan Pemberi ilham" bagi penulis-penulis Alkitab yang sanggup melampaui segala waktu/jaman dan ruang. Dan siapa lagi jika bukanlah Sang Pencipta Waktu, alam semesta dan manusia yaitu Tuhan Allah. Tanpa campur tangan Allah, tidak mungkin ada karya tulis seperti itu, yang dapat melintasi ruang dan waktu sedemikian panjang dengan tetap benar.
I. Alkitab adalah Firman Allah
Alkitab adalah kumpulan dari kisah-kisah pada masa lalu yang ditulis dan disusun oleh orang-orang pilihan Tuhan dimana proses penulisan dan penyusunan diilhami oleh Tuhan sendiri, atau dengan kata lain para penulis mendapatkan hikmat dari Tuhan sendiri. Kisah dalam Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu semuanya berinti pada Allah sendiri. Alkitab juga bisa membuktikan sendiri bahwa Alkitab itu benar Firman Allah dengan banyak nubuatan-nubuatan dalam Alkitab yang sudah digenapi. Alkitab diterima sebagai Firman Allah karena apa yang tertulis dalam Alkitab menunjukkan bukti kehadiran Allah di sepanjang sejarah umat manusia. Dan apa yang tertulis dalam Alkitab menunjukkan adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Apa yang diceritakan pada zaman-zaman sebelumnya ternyata terbukti atau terjadi pada masa-masa berikutnya, meski dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda. Lewat Alkitab, Allah menyatakan diri-Nya sebagai Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus dalam persekutuan-Nya yang penuh cinta terhadap umat manusia.
II. Otoritas Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Kita menerima kitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai otoritas karena Alkitab adalah wahyu Allah yang berotoritas, yang tertulis, sempurna. Sempurna karena dijamin oleh sifat Allah sendiri, mempunyai otoritas karena Tuhan Allah yang pelaku utama dibalik penulisan Alkitab. Jadi kita menerima Alkitab karena kesempurnaan Allah sendiri. Dengan demikian kita menerima Alkitab yang dapat dipercaya karena kesaksian Allah, dan juga kesempurnaan-Nya meyakinkan kita bahwa firman-Nya di dalam Alkitab benar dan dapat diandalkan. Melalui kesaksian Kristus menjadi jelas bahwa Alkitab adalah firman Allah, dan juga Roh Kudus yang menanamkan keyakinan di dalam diri kita untuk menerima Alkitab sebagai firman Allah yang benar dan memunyai otoritas mutlak dalam kehidupan kita.
Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru telah melalui proses Kanonisasi Alkitab, yang adalah pengakuan pada buku-buku yang benar-benar merupakan bagian dari Kitab Suci - yakni yang diilhami oleh Allah, dan pengesahannya sebagai kumpulan tulisan suci yaitu Firman Allah dalam bahasa manusia, karena di dalamnya dimuat Sabda Allah yang tertulis. Sabda inilah yang menyatakan kasih Allah dan kehendak Allah yang bermanfaat bagi umat manusia di segala zaman. Orang Kristen percaya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai firman Tuhan yang memiliki otoritas yang benar dan satu-satunya karena dapat terlihat dari bukti mujizat yang tertulis dalam Perjanjian Lama. Misalnya, Peristiwa keluarnya Israel dari Mesir memberikan dasar historis untuk mempercayai bahwa Allah telah menyatakan Diri-Nya sendiri kepada Israel. Begitupun di dalam Perjanjian Baru juga tertulis mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus.
TERMIN II / TOPIK 1 -- Yesus Kristus
Pertanyaan: Apakah yang Anda ketahui tentang pribadi Yesus Kristus yang menegaskan sebagai satu pribadi dengan dua hakikat?
Jawaban:
Yesus adalah Allah dan Manusia Sejati
Yesus itu satu pribadi tetapi mempunyai dua hakikat karena Dia disebut sebagai "Anak Manusia" dan "Anak Allah" yang merujukan bahwa Diri-Nya itu punya sifat kemanusiaan dan keilahian Yesus. Yesus disebut Anak Manusia, karena Ia dikandung dan lahir dari manusia, hidup sebagaimana manusia pada umumnya. Tapi sisi lain Yesus adalah Tuhan, karena terlahir bukan dari benih manusia, tetapi dikandung oleh Roh Kudus (Matius 1:18-23). Jadi kondisi ini menyatakan bahwa Ia dikenal dalam dua hakikat atau natur, tidak berubah, tidak terbagi dan tidak terpisah. Tetapi sifat masing-masing natur tetap ada bersama-sama dalam satu pribadi dan substansinya yang menyatakan sebagai Manusia sejati dan juga Allah yang sejati. Yesus Kristus adalah seorang pribadi Allah, yaitu Anak Allah yang Kekal, yang datang ke dunia. Keberadaan-Nya bukan berawal sejak kelahiran-Nya di dunia, tapi sudah ada sejak jaman masa lampau yang kekal. Dalam keberadaan-Nya yang kekal, Ia datang ke dunia mengambil rupa seorang manusia, dengan cara dan proses selayaknya manusia biasa yaitu dilahirkan dari seorang wanita, hidup seperti manusia pada umumnya dan memiliki keterbatasan seperti manusia juga (Yohanes 1:1, 14).
I. Yesus Allah Sejati
Yesus Kristus adalah Firman Allah yang datang ke dunia untuk mewakili Pribadi Allah. Yesus datang dari kekelan karena pada mulanya bersama-sama dengan Allah Allah yang Kekal (Yohanes 1:1-2).Jadi keberadaan Yesus bukan berawal sejak kelahiran-Nya di dunia, tetapi Dia ada dalam kekekalan. Dan itu hanya dimiliki oleh Allah. Sebagai Firman Yesus juga menjadi Pribadi Pencipta atas segala sesuatu yang ada (Yohanes 1:1-3), dengan demikian Yesus yang adalah Pencipta, menunjukkan bahwa Dia adalah Allah. Sebagai Allah, Yesus Kristus melakukan karya yang hanya dikerjakan Allah. Mujizat demi mujizat yang dilakukan Yesus dengan jelas menyatakan sifat ke-Allah-an-Nya. Di dalam karya penebusan, Yesus berkuasa untuk mengampuni orang berdosa (1 Petrus 3:18), jelas hal ini hanya bisa dilakukan oleh Pribadi yang berkuasa yaitu Allah itu sendiri. Dalam kuasa keIlahian-Nya, Yesus juga berkuasa untuk membangkitkan orang mati (Yohanes 1:43-44), selain itu Yesus akan menjadi Hakim bagi semua manusia dalam segala perbuatannya (Yohanes 5:27).
II. Yesus Manusia Sejati
Sebagai Manusia, Yesus juga memiliki segala unsur manusiawi, karena secara fisik Yesus dapat didengar, dilihat dan dijamah (1 Yohanes 1:1). Yesus sama dengan manusia umumnya yang memiliki tubuh secara fisik. Yesus layaknya manusia Yesus juga mengalami fase-fase pertumbuhan fisik dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, pemuda hingga dewasa layaknya manusia lainnya (Lukas 2:52). Sebagai manusia Yesus juga mengalami lapar, haus, berjalan, tidur, sedih, marah, ketakutan serta memiliki sifat-sifat manusia lainnya, kecuali dosa.
TERMIN II / TOPIK 2 -- Roh Kudus
Pertanyaan: Siapakah Roh Kudus itu? Apakah fungsi dan peranannya di dalam kehidupan orang percaya?
I. Mengenal Roh Kudus
Roh Kudus adalah salah satu dari Pribadi dari Tritunggal Allah. Dalam konsep Tritunggal Allah, Roh Kudus merupakan Pribadi yang ke-3. Keberadaan-Nya ialah ada sejak dalam kekekalan pada diri Allah (Yohanes 15:26). Roh Kudus juga merupakan Pribadi yang dijanjikan oleh Yesus Kristus, bahwa Dia akan memberikan seorang Penolong yang lain setelah diri-Nya naik ke sorga (Yohanes 14:26). Roh Kudus diberikan bagi kita orang-orang yang sudah percaya kepada-Nya, sehingga kita diberi-Nya kuasa untuk menjadi saksi-Nya. Roh Kudus juga biasa disebut juga Roh Allah, Roh Kristus, Roh Yesus, Roh Penolong, dan lain-lain. Karena Roh Kudus merupakan Priadi dari Allah itu sendiri, maka setiap orang yang menghujat-Nya, maka dia tidak akan diampuni (Lukas 12:10).
II. Peran Roh Kudus Bagi Hidup Orang Percaya
Setiap orang yang percaya kepada Yesus, maka Roh Kudus tinggal di dalam diri orang tersebut. Bagi bagi kehidupan orang percaya, Roh Kudus memiliki peran yang sangat penting. Berikut ini adalah beberapan peran Roh Kudus di dalam hidup orang percaya:
1. Penolong, yang menyertai orang percaya selama-lamanya (Yohanes 14:16). Karena Dia Allah maka sanggup menyertai sampai kekekalan. Dialah juga yg menolong orang percaya berdoa dalam kebenaran, sehingga orang percaya ditolong mengemukakan isi hatinya kepada Allah (Roma 8:26).
2. Roh Kebenaran (Yohanes 14:17). Dialah Sumber Kebenaran yang mutlak. Tidak ada yang lebih benar daripada Dia. Karena itu Dia yang memimpin orang percaya kepada seluruh kebenaran (Yohanes 16:13) dan menolong orang percaya memuliakan Kristus (Yohanes 16:14).
3. Pengajar Firman (Yohanes 14:26). Dialah yang memberi pemahaman tentang arti Firman Tuhan yang sulit diselami manusia. Dialah yang menerangkan isi hati Tuhan yang tersembunyi karena Dialah Roh Allah (1 Koritus 2:10-12).
4. Penginsaf akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Dialah Penginsaf atau Sang Pemberi kesadaran, pengertian, keyakinan mendalam dan penasehat, sehingga manusia memahami dan menyadari keberadaan keberdosaannya dan penghakiman yang bakal diperolehnya serta mencari kebenaran yang diperlukan bagi hidupnya.
5. Penghibur kekal (Yohanes 16:7). Dialah yang sanggup memberi kekuatan dan penghiburan untuk segala dukacita dan kesusahan yang diderita orang percaya karena mengikut Yesus.
6. Pemberi kesaksian tentang Yesus (Yohanes 15:26). Roh Kudus akan memberi kesaksian tentang Yesus kepada setiap orang percaya.
7. Penuntun bagi pelayanan (Kisah Para Rasul 8:29; 13:2; 16:6-7).
8. Membantu dalam doa (Roma 8:26).
TERMIN III / TOPIK 1 -- Gereja
Pertanyaan: Mengapa ada banyak aliran gereja dengan doktrin yang kadang berbeda-beda? Apakah tanda-tanda gereja yang alkitabiah?
Jawaban:
I. Sejarah Singkat Aliran Gereja
Banyaknya aliran dalam kekristenan dapat ditelusuri kembali sejak masa Reformasi Protestan, yaitu gerakan untuk “mereformasi” gereja Katolik Roma pada abad 16, yang kemudian lahir menjadi empat bagian atau aliran atau tradisi utama Protestan yaitu, Lutheran, Reformed, Anabaptis dan Anglikan. Inti dari perpecahan aliran ini pada dasarnya tidak pernah mengenai soal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, melainkan perbedaan yang tulus dari orang-orang yang saleh di zaman tersebut. Orang-orang ini berusaha menghormati Allah dan mempertahankan kemurnian doktrin berdasarkan hati nurani mereka dan pemahaman mereka akan FirmanNya, sekali pun hal tersebut bukan tanpa kekurangan yang ada pada mereka. Dari keempat tradisi ini, kemudian muncul aliran lainnya yang bertumbuh di abad-abad selanjutnya.
II. Perkembangan Aliran dan Doktrin Gereja
Aliran gereja masa kini sudah terbilang beraneka ragam. Ini tidak bisa dipungkiri, karena di dunia ini terdiri berbagai macam suku bangsa dan bahasa. Dari keberagaman suku yang ada di dunia ini, muncul aliran-aliran Gereja baru untuk menyesuaikan dengan konteks kebudayaan suatu daerah tersebut. Tujuannya supaya Gereja bisa diterima oleh masyarata daerah tersebut. Selain kebudayaan, perbedaan bahasa juga menciptakan aliran Gereja yang baru. Namun faktor yang menyebabkan banyaknya aliran gereja ialah perbedaan doktrin dari masing-masing Gereja. Perbedaan doktrin ini berkaitan dalam segi pemahaman, sudat pandang penafsiran/interpretasi dan pemikiran, sehingga faktor-faktor tersebut yang menjadikan banyak aliran dalam kekristenan. Masing-masing mengklaim bahwa setiap doktrin dan pengajaran bersumber dari Alkitab atau firman Tuhan. Lantas aliran Gereja mana yang paling alkitabiah? Pembahasan bab berikutnya kita akan mempelajari tentang seperti apa Gereja yang alkitabiah itu.
III. Gereja yang Alkitabiah
Untuk menentukan Gereja mana yang paling alkitabiah, kita tidak akan pernah menyebutkan salah satu dari aliran Gereja, karena masing-masing Gereja mengatakan bahwa dasar doktrin atau pengajaran bersumber dari Alkitab. Namun di sini kita akan membahas tentang seperti apa Gereja yang alkitabiah itu. Yang jelas untuk menjadi kesepakatan Gereja yang Alkitabiah adalah Gereja yang pengajaranya berpusat pada Alkitab, mempunyai landasan iman yang benar di dalam Yesus. Poin mengenai sebuah doktrin Gereja ialah mengenai iman percaya yang diajarkan yang sesuai dengan Alkitab. Poin penting iman yang harus diajarkan dalam sebuah Gereja ialah percaya dengan Allah Tritunggal yaitu Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus; percaya dengan keselamatan hanya melalui iman di dalam Yesus yang telah mati untuk menebus dosa kemudian bangkit dan naik ke surga. Selain itu, Gereja yang alkitabiah juga melalukan tugas panggilan sesuai dengan Alkitab, yaitu diantaranya: Kainonia yaitu panggilan Gereja untuk bersekutu; Diakonia yaitu panggilan Gereja untuk melayani; dan Marturia yaitu panggilan Gereja untuk bersaksi. Sehingga melalui Gereja akan membawa orang untuk percaya Yesus dan bertumbuh menjadi dewasa rohani serupa Yesus.
TERMIN III / TOPIK 2 -- Baptisan
Pertanyaan: Apakah prinsip-prinsip dasar dalam baptisan menurut Alkitab? Mengapa masing-masing gereja berbeda dalam melaksanakan baptisan?
Baptisan merupakan Ketetapan langsung dari Tuhan Yesus sendiri untuk dilaksanakan oleh murid-muridnya sebagai mana diamanatkan dalam Matius 28:19-20. Jadi, kita patut memandang baptisan itu sebagai sesuatu yang baik dan mulia dan menghormatinya, dan tidak pernah sedikit pun memandang rendah dan sepele. Melalui baptisan, orang percaya di segala zaman mendeklarasikan diri menjadi pengikut-Nya. Pada dasarnya babtis adalah tanda bagi setiap orang yang mengerti kebenaran, bertobat dan siap ke luar menjalani hidup baru bersama Kristus. Ketika dibaptis sebagai lambang bahwa kita sudah menguburkan manusia lama kita bersama kematian Yesus, namun kita akan dihidupkan kembali dalam kehidupan yang baru di dalam kebangkitan Yesus (Roma 6:4).
I. Prinsip-prinsip dalam Baptisan
Prinsip dasar baptisan yang sah, jika dilakukan di dalam nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Ini menunjukkan akan kepercayaan akan Allah yang Tritunggal. Dan prinsip lainya yang harus diketahui mengenai baptisan yang berdasarkan Alkitab yaitu:
1. Baptisan merupakan lambang persekutuan orang percaya dengan Allah di dalam Yesus Kristus.
2. Baptisan merupakan tanda ketaatan orang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus.
3. Baptisan bukan merupakan syarat untuk dapat diselamatkan.
Kitab-kitab Perjanjian Baru tidak memberikan dan mewariskan petunjuk detil mengenai cara membaptis, dan Gereja mula-mula tidak menghadapi masalah tentang bentuk baptisan yang berbeda-beda. Karena itu babtisanukan mengenai cara, melainkan iman kepada Allah Tritunggal itu, dan keterikatan kepada perjanjian kasih karunia dari Allah.
II. Perbedaaan Pelaksanaan Baptisan
Ada beberapa perbedaan babtisan yang dilakukan oleh masing-masing Gereja. Namun yang paling sering kita jumpai adalah antara baptis selam dan baptis percikan. Perbedaan pelakasanaan baptisan ini menunjukkan keragaman tafsir terhadap ayat-ayat dalam Alkitab. Tidak jadi masalah sepanjang tidak jauh menyimpang dari prinsip dasar baptisan, yakni sebagai tanda atau meterai bahwa seseorang telah diterima sebagai bagian dari tubuh Kristus, setelah dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Diterima sebagai murid Kristus artinya orang ini sudah bertobat, meninggalkan cara hidup lama yang dikuasai dosa dan siap mendapatkan anugerah hidup baru melalui bimbingan Roh Kudus.
Dengan kata lain perbedaan baptisan bukan merupakan suatu esensi dasar iman Kristen, karena baptisan bukan merupakan syarat untuk keselamatan. Sepanjang prinsip dasar dan makna rohani baptisan alkitabiah dipegang teguh dalam menjalankan baptisan, maka hal yang "sah" telah dilakukan oleh Gereja tersebut.
Baptisan merupakan lambang persekutuan orang percaya dengan Allah di dalam Yesus Kristus yang menanggapi panggilan keselamatan di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Selain itu, baptisan juga merupakan lambang ketaatan kepada Allah untuk memikul salib dan mengikut Yesus setiap saat. Dengan demikian, meskipun baptisan bukan merupakan suatu hal yang esensial, bagi orang percaya baptisan mempunyai makna yang lebih dalam, yang bukan hanya sekedar sebuah simbol tradisi dan ritual keagamaan semata. Karena baptisan memiliki makna rohani mendalam yang ada di dalam kehidupan orang-orang percaya yang menerima baptisan tersebut.
TERMIN IV / TOPIK 1 -- Kedatangan Kedua
Pertanyaan: Menurut Alkitab, apakah yang akan terjadi pada kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali nanti? Jangan lupa memberikan ayat-ayat yang berhubungan dengan kedatangan Tuhan kedua kalinya?
Jawaban:
I. Janji Kedatangan Yesus yang Kedua
Yesus berjanji kepada pengikut-Nya bahwa Ia akan datang kembali ke dunia untuk kedua kalinya. Dalam Yohanes 14:1-3 Yesus mengatakan,“ Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” Ini sebuah janji yang disampaikan oleh Yesus kepada kita akan kedatangan-Nya yang kedua kalinya.
Selain dari apa yang disampaikan oleh Yesus tersebut, malaikat juga memberikan konfirmasi akan kedatangan Yesus kembali ke dunia untuk kedua kalinya. Dalam Kisah Para Rasul 1:10-11 dikatakan demikian: Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." Pernyataan malaikat ini disampaikan pada saat Yesus mau naik ke surga. Ini memperkuat apa yang diucapkan oleh Yesus sebelumnya, bahwa Ia akan datang ke dunia untuk kedua kalinya.
II. Tujuan Kedatangan Yesus yang Kedua
Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya untuk yaitu untuk membalas setiap orang menurut perbuatannya (Matius 16:27). Dengan demikian kedatangan-Nya untuk kedua kalinya untuk memisahkan dua kelompok, yaitu:
1. Bagi orang-orang yang tidak percaya Yesus
Bagi mereka orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus, ada konsekuensi yang mereka dapatkan. Hal yang akan mereka terima ialah akan menjalani hukuman untuk selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan kemuliaan kekuatan-Nya (Yohanes 5:29b, 2 Tesalonika 7-9), dan mereka akan dimusnahkan/dibinasakan (2 Tesalonika 2:7-10). Intinya bahwa, konsekuensi yang diterima bagi orang yang tidak percaya kepada Yesus ialah mereka akan mendapatkan hukuman dan dibinasakan untuk selama-lamanya saat kedatangan-Nya yang kedua kali.
2. Bagi orang-orang yang percaya Yesus
Bagi mereka yang percaya kepada Yesus, kedatangan Yesus yang kedua kalinya seharusnya merupakan hal yang ditunggu-tunggu. Karena ketika Yesus datang untuk kedua kalinya, Yesus akan menggenapi janji firman-Nya kepada mereka, yaitu memperoleh hidup yang kekal (Yohanes 5:28-29a), membangkit orang-orang yang sudah mati (1 Tesalonika 4:16), akan diangkat dan hidup bersama-sama dengan Tuhan selama-lamanya (1 Tesalonika 4:17), menjemput orang yang percaya kepada-Nya dan membawa mereka ke tempat Yesus berada (Yohanes 14:1-3),
III. Tanda-tanda Kedatangan Yesus yang Kedua
Tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang waktu kedatangan Yesus untuk kedua kalinya (Matius 42:42; Markus 13:32). Namun kedatangan-Nya ditandai oleh berbagai peristiwa yang menyertai. Secara kronologis kedatangan Kristus kedua kali pada saat mana sejarah alam semesta akan berakhir. Alkitab mencatat beberapa tanda yang menyertai saat sebelum kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Tanda-tanda tersebut diantaranya ialah: akan banyak mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu yang mencoba mempengaruhi orang percaya, akan ada perang antar bangsa dimana-mana, akan ada gempa bumi diberbagai tempat dan akan muncul nabi-nabi palsu, orang percaya akan diserahkan untuk disiksa, dibunuh, dan dibenci semua bangsa oleh karena nama Yesus, dan banyak orang akan murtad dan saling menyerahkan dan membenci, Injil Kerajaan sudah diberitakan di seluruh dunia dan jadi kesaksian semua bangsa (Matius 24:3-27). Itulah tanda-tanda yang disampaikan oleh Yesus sendiri pada saat sebelum kedatangan-Nya untuk kedua kalinya.
IV. Peristiwa yang Terjadi Saat Kedatangan Yesus yang Kedua
Ketika Yesus datang ke dunia untuk kedua kalinya, Alkitab mencatat terjadi peristiwa-peristiwa dahsyat yang menyertainya. Peristiwa-peristiwa tersebut antara lain: kedatangan Yesus akan seperti kilat yang memancar dari timur ke barat, matahari menjadi gelap, bulan tidak bercahaya, bintang-bintang berjatuhan dari langit, kuasa-kuasa langit akan goncang, Yesus datang dalam awan-awan dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya, terdengar bunyi tiupan sangkakala yang yang dasyat dari malaikat, para malaikat akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari seluruh bumi (Matius 24:27-31; Markus 13:24-27; Lukas 17:24, 21:25-28; 1 Tesalonika 4:16), orang-orang yg percaya kepada Kristus akan diangkat bersama-sama di dalam awan untuk bertemu Tuhan Yesus di angkasa (1 Tesalonika 4:17). Semua peristiwa tersebut akan terjadi saat kedatangan Yesus yang kedua kalinya
V. Respon Orang Pecaya dalam Menyambut Kedatang Yesus yang Kedua
Meskipun kita tidak tahu kapan waktunya Yesus datang untuk kedua kalinya, namun kita sebagai orang percaya tidak perlu takut. Seperti yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus kepada kita, bagian kita ialah untuk berjaga-jaga (Matius 24:42). "Berjaga-jaga" yang dalam bahasa Yunani ialah "gregoreo", ditulis dalam bentuk imperatif masa kini. Ini menunjukkan keadaan siap siaga terus-menerus pada masa sekarang. Alasan untuk kesiagaan ini sekarang dan bukan pada masa yang akan datang ialah, bahwa orang percaya kini tidak mengetahui kapan Yesus akan datang untuk kedua kalinya. Dengan kita lain, orang percaya masa kini harus menghadapi kemungkinan bahwa Yesus bisa datang setiap saat. Dengan demikian kita harus siap sedia untuk menyambut kedatangan-Nya untuk kedua kali (Matius 24:44). Siap sedia dalam kehidupan rohani dan iman percaya kepada-Nya, supaya kita juga mnerima dan memperoleh janji keselamatan yang sudah diberikan Yesus kepada kita.
TERMIN IV / TOPIK 2 -- Doktrin dan Hidup Kristen
Pertanyaan: Apakah pentingnya mempelajari doktrin Kristen yang benar? Apakah jika kita memiliki doktrin yang benar otomatis hidup Kristen kita juga benar? Bagaimana supaya doktrin Kristen dan hidup Kristen dapat berjalan selaras?
Jawaban: Seorang teolog besar, Karl Barth, setelah menulis seri dogmatikanya lebih dari 10 volume itu, akhirnya mengatakan satu kalimat bahwa yang terpenting dari kesemuanya ini hanya satu: Jesus loves me this I know, cause the Bible tells me so. Kalimat ini bisa menimbulkan anggapan dari orang percaya bahwa yang terpenting bukan doktrin, cukup asal kita tahu bahwa Yesus mengasihiku. Memang banyak orang Kristen yang berpikir bahwa doktrin itu sering kali bukannya membangun, malahan "mengancam" kesederhanaan dan kepolosan iman. Hakekat Injil adalah "action", yaitu tindakan yang konkrit bukan sekedar berteori atau membesarkan kepala. Keberatan lain yang diajukan terhadap penelaahan doktrin ialah kaitannya yang erat dengan dogma gereja. Dogma itu selalu berkonotasi suatu sistim kepercayaan yang dipaksakan berdasarkan otoritas lembaga gereja sehingga justru berakibat negatif terhadap kebebasan ungkapan iman orang percaya. Yang lebih celaka ialah perpecahan gereja sering kali timbul karena perdebatan doktrinal yang terkadang bagi orang awam sulit dimengerti, mengapa para tokoh gereja itu mempunyai mindset yang begitu "denominationalism".
Keberatan-keberatan di atas harus diakui cukup absah adanya. Dalam hal ini kita harus seimbang, di satu sisi menghindari ekstrim yang terus menerus meributkan persoalan-persoalan doktrinal yang minor, di lain segi juga jangan sampai mengabaikan masalah doktrin. Di dalam Alkitab ada cukup banyak ayat yang menekankan pentingnya pengajaran, "sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, ... sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia..." (Ef 4:13-14; lihat juga 1 Kor 14:20; Ibr 4:13-14). Di dalam bahasa Inggris perlu dibedakan antara "childlike faith" dan "childish faith", yaitu iman seperti anak-anak (kepolosannya) yang berbeda dengan iman yang kekanak-kanakan. Jelas setiap orang perlu bertumbuh dalam pengajaran yaitu pemahaman doktrin, dengan kata lain setiap orang dalam arti luas adalah "teolog" yaitu orang yang belajar memahami "theos". Orang yang sederhana pun dalam kecenderungannya juga berteologi. Yang menjadi pertanyaan ialah apakah Anda adalah "good theologian" atau "poor theologian".
I. Pengaruh Doktrin dalam Kehidupan Orang Percaya
Dalam Efesus 4:11-14 disini dengan jelas, Rasul Paulus menegaskan bahwa persekutuan orang kudus harus diperlengkapi oleh pengajaran rasul, nabi, gembala, penginjil, pengajar untuk bertumbuh dalam iman dan pengetahuan yang benar. Gereja harus dibangun berdasarkan pengajaran yang sehat dan kokoh dalam Firman supaya jemaat tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran. Ajaran doktrin yang sehat akan berdampak kepada iman yang kuat di dalam Kristus dari kehidupan jemaat, sehingga jemaat tidak mudah untuk disesatkan. Karena seperti yang tertulis dalam II Timotius 4:3, bahwa akan ada masanya dimana manusia hanya ingin mendengar hal-hal yang memuaskan keinginan telinga mereka. Pada masa inilah zaman dimana kebenaran diukur berdasarkan rasa suka dan senang. Ketika seseorang senang akan suatu hal, maka hal itu menjadi benar.
Perihal di atas, maka Gereja harus berdiri atas doktrin yang sehat dan senantiasa diuji oleh Firman, dan hanya oleh Firman. Doktrin yang sehat maksdnya ialah doktrin yang murni, artinya doktrin tersebut harus teruji sesuai dengan Firman Tuhan di Alkitab. Rasul Paulus pernah dengan tegas memberikan sebuah peringatan kepada jemaat di Galatia untuk berhati-hati kepada orang-orang yang memutarbalikkan Injil, atau mengabarkan Injil yang berbeda dengan apa yang pernah ia beritakan (Galatia 1:8). Dengan demikian doktrin Alkitab adalah mutlak diperlukan demi kemurnian Gereja. Setiap orang percaya harus mengetahui apa yang ia imani dan mengimani apa yang ia ketahui. Orang percaya harus siap untuk mempertanggungjawabkan imannya dalam suatu bentuk pengetahuan atau sering kita sebut sebagai doktrin.
II. Keselasaran Doktrin dalam Kehidupan Orang Percaya
Doktrin dapat menjadi sarana pertumbuhan iman orang Kristen. Sebab, seorang murid Kristus harus bertumbuh untuk dapat memakan makanan keras. Namun memiliki pemahaman doktrin yang benar tidak otomatis membuat keseluruhan hidup Kristen kita menjadi benar, tetapi dengan pemahaman doktrin yang benar, kehidupan orang Kristen diarahkan untuk menjadi benar. Sebab, nature manusia yang berdosa, membuat manusia tidak dapat sempurna menjalani kehidupan ini. Namun demikian, Allah menghendaki supaya setiap murid Kristus haruslah sempurna sama seperti Bapa adalah sempurna. Oleh sebab itu, untuk menyelaraskan antara pengertian dan tindakan kita, kita harus tunduk pada pimpinan dan dipenuhi oleh Roh Kudus.
Doktrin Kristen dan hidup Kristen harus berjalan selaras, segaris, dan sepadan. Hal ini dapat dicapai dengan kesadaran sepenuhnya untuk menyerahkan hidup ini dalam tuntunan Allah melalui Roh Kudus. Doktrin atau ajaran Kristen yang benar wajib bersumber dari Alkitab yang adalah firman Tuhan. Kebenaran Firman harus diterima dengan hati terbuka, tulus ikhlas dan yang terpenting adalah melakukan Firman Tuhan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, dengan tuntunan dari Roh Kudus. Karena dengan kekuatan manusia atau diri kita sendiri, kita tidak akan mampu/sanggup. Tapi Roh Kudus yang tinggal di dalam hidup kita, yang akan memampukan kita semua (Kisah Para Rasul 1:8). Dengan demikian, kita dapat menghidupi kebenaran itu ke dalam kehidupan kita.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA