PPK-Pelajaran 02

Nama Kelas : Persiapan Pernikahan Kristen
Nama Pelajaran : Fondasi Pernikahan Kristen
Kode Pelajaran : PPK-P02

Pelajaran 02 -- Fondasi Pernikahan Kristen

Daftar Isi

  1. Prinsip Pernikahan Kristen
    1. Citra Allah
    2. Hubungan Intim
    3. Mereka Akan Menjadi Satu
  2. Rencana Allah bagi Pernikahan
    1. Tujuan Pernikahan
    2. Menjadi Penolong
  3. Apa yang Salah?
    1. Kejatuhan Manusia dalam Dosa
    2. Akibat Dosa dalam Pernikahan
  4. Tujuan Penebusan dalam Pernikahan

Doa

Pelajaran 02: Fondasi Pernikahan Kristen

Pernikahan adalah hubungan seumur hidup antara seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan akan memuaskan beberapa kebutuhan. Menurut Anda, kebutuhan manakah yang benar dalam pernikahan?
Kebutuhan akan mengasihi dan dikasihi.
- Kebutuhan akan persahabatan yang dalam untuk saling berbagi sebagai teman, dan untuk kebutuhan seks.
- Kebutuhan untuk menghasilkan anak cucu.
- Kebutuhan untuk lepas dari kesendirian.
- Kebutuhan untuk mengasihi dan melayani Tuhan dengan lebih maksimal.

Pernikahan seharusnya menjadi cerminan dari kasih yang juga mencerminkan kasih Allah.

  1. Prinsip Pernikahan Kristen
    1. Citra Allah
    2. Untuk mengerti rencana Allah dalam pernikahan, kita harus memulai dengan maksud Allah yang sesungguhnya terhadap umat manusia seperti yang terdapat dalam Kej. 1 dan Kej. 2.

      Allah menciptakan manusia sesuai dengan citra-Nya. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." (Kej. 1:26-27).

      Manusia adalah makhluk pribadi yang tidak seperti ciptaan yang lain. Kita mempunyai kemampuan yang unik untuk berelasi -- berelasi dengan Allah dan berelasi antara manusia yang satu dengan yang lain. Allah mengembuskan napas kehidupan ke dalam manusia dan kita menjadi makhluk hidup. "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." (Kej. 2:7) Sebagai manusia, kita mempunyai kemampuan untuk mencerminkan citra Allah yang memiliki sifat-sifat: belas kasih, baik, sabar, mengasihi, intelektual, kreatif, dan suci.

    3. Hubungan Intim
    4. Hubungan pernikahan adalah jenis hubungan yang paling intim di antara semua jenis hubungan antarmanusia. Pernikahan mencakup suatu penyatuan yang misterius dari dua pribadi yang terpisah dengan suatu cara yang khusus, sehingga mereka menjadi satu daging. Seorang suami dan istri berhubungan satu dengan yang lain melalui pengalaman-pengalaman yang lebih luas dan bermacam-macam jika dibandingkan dengan makhluk lain. Hubungan ini menjadi istimewa karena terjadi dalam suatu batasan, suatu ikatan janji seumur hidup antara satu dengan yang lain. Pernikahan meliputi jangka waktu dari awal tahun kedewasaan, usia menengah, usia tua sampai diakhiri dengan kematian. Tidak ada hubungan lain yang berkembang seperti ini, yaitu hubungan yang penuh dengan kenangan. Hubungan dengan teman dan rekan sekerja penting, tetapi tidak ada hubungan yang melebihi hubungan pernikahan dalam hal keintiman.

    5. Mereka Menjadi Satu
    6. "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu." (Kej. 2:24-25) Ayat-ayat ini menekankan adanya ciri-ciri yang lengkap dari dua pribadi dalam suatu pernikahan. Meninggalkan dan keterpisahan dengan ikatan yang lama adalah penting dalam pernikahan. Dalam istilah "meninggalkan", ada aspek sosial dan hukum dari suatu pernikahan. Namun, yang lebih penting, ada tindakan meninggalkan secara emosi dan mental. Ikatan yang lama dengan orang tua, saudara, dan teman tidak diabaikan, tetapi setelah pernikahan, janji dan posisi kejiwaan dari seseorang berubah dan ditujukan kepada ikatannya yang baru.

      Terjemahan yang tepat dari bahasa Ibrani untuk "memisahkan" (dalam bahasa Inggris = cleave) adalah menempel pada yang lain, atau terikat pada seorang yang lain. Pernikahan tidak boleh diartikan sekadar selembar kertas yang ditandatangani oleh pendeta atau petugas yang berwenang. Ini lebih dari sekadar dua orang yang hidup di bawah satu atap atau tidur di atas tempat tidur yang sama. Pernikahan harus diartikan sebagai perpaduan dari dua pribadi yang menjadi satu, yang diikat dalam sebuah janji. Kesatuan ini juga merupakan pengungkapan perasaan yang saling menguntungkan dari dua emosi yang sudah ditetapkan oleh Allah. Tujuannya adalah kesatuan, keintiman, dan adanya saling berbagi hati, perasaan, dan rahasia pribadi antara satu dengan yang lain tanpa adanya halangan.

      Persatuan dari dua jenis kelamin yang berbeda dan menjadi satu daging semakin memperkuat cinta kasih dan membuatnya bertumbuh. Persatuan itu juga mendorong cinta menjadi suatu kesetiaan dan membuatnya bertahan lama. Tindakan dari mengasihi bukan hanya menerima, tetapi juga memberikan rasa aman dalam pernikahan. Hubungan pria dan wanita yang sudah menjadi "satu daging" adalah merupakan suatu kesatuan manusia yang seimbang. Segala bentuk persatuan poligami, pernikahan dengan lebih dari satu pasangan, atau homoseksual tidak bisa menjadi satu daging seperti yang diciptakan Tuhan. "Tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri." (1 Kor. 7:2)

  2. Rencana Allah bagi Pernikahan
    1. Tujuan Pernikahan
    2. Apakah pemikiran Allah untuk dunia yang Dia ciptakan? "Allah melihat bahwa semuanya (yang telah diciptakan) itu baik." Bacalah Kej. 1:10, 12, 18, 21, 25 dan Kej. 1:31, segala sesuatu yang diciptakan Tuhan adalah baik! Namun, kemudian kita membaca, "Tuhan Allah berfirman, tidak baik ..." Apa yang tidak baik? "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja" Kej. 2:18. Walaupun seluruh dunia binatang ada di sekitarnya, manusia masih tetap sendiri.

      Kesendirian adalah keadaan di mana seseorang tidak mendapat kesempatan untuk berbagi, mengerti, mencintai, memercayai dengan seseorang yang kepada siapa dia bisa menikmatinya. Seperti itulah keadaan manusia ketika Allah menciptakannya pertama kali. Meskipun Adam terutama memerlukan Allah, tetapi Allah juga mengatakan bahwa dia memerlukan seorang teman lain. Bacalah Kej. 2:18-24 untuk mempelajari jawaban Tuhan atas kesendirian manusia.

      Namun, bukan berarti tujuan kekal pernikahan hanya supaya manusia tidak sendiri. Kej. 1:28 menjelaskan bahwa tujuan pernikahan adalah untuk multiplikasi (berkembang biak). Jika kita mempelajari seluruh kebenaran Alkitab, kita ketahui bahwa multiplikasi itu bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara rohani. Karena itu, pernikahan adalah ikatan perjanjian dari 2 pribadi, laki dan wanita dari keluarga yang berbeda, yang telah ditebus untuk sepakat melayani Tuhan dan umat-Nya sehingga nama Tuhan dimuliakan.

    3. Menjadi Penolong
    4. Kata "penolong" berarti seorang pendukung, rekan sekerja, atau pasangan. Kata ini tidak sama dengan pembantu atau seorang yang lebih rendah, karena konteks ini berbicara tentang hubungan antarteman yang setara. Kata "sepadan dengan dia" berarti "sama dengan dia". Ini adalah hubungan teman yang intim, yang dikatakan Allah tidak baik bagi seseorang jika tidak memilikinya. Dalam pernikahan, pria akan mempunyai hubungan yang intim dengan pasangan yang Allah Sang Pencipta berikan, yang setara dengan dia. Si pasagan juga akan mempunyai kedudukan yang setara dengan si pria tersebut.

  3. Apa yang Salah?
  4. Kembali pada Kej. 1 dan Kej. 2 dan melihat kembali tujuan Tuhan dalam suatu pernikahan, kita pasti bertanya, "Apa yang salah?" Dalam rancangan-Nya untuk umat manusia, Allah memberikan kebebasan yang luas kepada manusia. Allah tidak ingin manusia menjadi robot yang buta dan tanpa pikiran. Allah menghendaki mereka untuk kreatif dan menggunakan pikiran mereka, membuat keputusan sebagai hak mereka, sekalipun tetap ada dalam batasan umum dari rancangan-Nya (Kej. 1:28-31).

    1. Kejatuhan Manusia dalam Dosa
    2. Kitab Kejadian menjelaskan hal ini dengan menunjukkan bahwa Allah menawarkan semua pohon yang ada di taman sebagai pilihan manusia, kecuali satu pohon. Lalu TUHAN Allah memberi perintah kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kej. 2:16-17). Berbagai macam kegiatan terbuka bagi umat manusia selama mereka tetap tinggal dalam maksud Allah yang mencerminkan sifat sejati dari Allah. Maksud-maksud ini adalah untuk kebaikan dan keuntungan umat manusia. Namun, mereka memilih jalan mereka sendiri dengan menolak pimpinan dan persahabatan Allah. Inilah awal dari dosa. Citra Allah dalam hidup mereka menjadi rusak, menimbulkan akibat yang fatal dalam semua hubungan.

    3. Akibat Dosa dalam Pernikahan
    4. Akibat-akibat ini dimulai dalam pernikahan. Setelah jatuh dalam dosa, pria dan wanita berhenti bersikap terbuka satu dengan yang lain dan dengan Tuhan. "Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang ..., bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman." (Kej. 3:7-8). Mereka juga mendapati keirihatian di antara anak-anak mereka. "Tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram." (Kej. 4:5) Dosa menjadi penghalang manusia dan keturunan-keturunannya hingga sekarang.

  5. Tujuan Penebusan bagi Pernikahan
  6. Dosa manusia memerlukan penebusan untuk memulihkan ciptaan dan hubungan yang sudah rusak. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2 Kor. 5:21) Bacalah Rm. 5:6-15; 1 Kor. 15:45-50. Kristus datang untuk memulihkan keberadaan manusia yang telah rusak ketika terpisah dari Allah. Hanya dengan mengizinkan Kristus memulihkan kehidupan kita, maka citra Allah bisa terlihat kembali dalam kehidupan manusia. Pemulihan citra akan menjadi sempurna ketika Kristus datang kembali. Alkitab Perjanjian Baru mengatakan bahwa kita harus memulainya dari sekarang, khususnya untuk suatu hubungan dalam pernikahan. Orang-orang percaya mengharapkan pertolongan Allah yang penuh dengan anugerah untuk memulihkan "kesatuan kasih" dalam kehidupan pernikahan mereka. Harapan untuk memiliki hubungan pernikahan yang sesuai dengan kehendak Allah dipulihkan agar manusia dikembalikan pada rencana Allah yang semula. Mari kita melanjutkan pelajaran berikutnya untuk mengetahui bagaimana kita dalam Kristus mengalami pemulihan hubungan.

Akhir Pelajaran (PPK-P02)

Doa

"Tuhan, tolonglah saya untuk makin bertumbuh dalam hubungan yang intim dengan-Mu. Kiranya kelak rumah tangga saya juga bertumbuh sesuai dengan citra-Mu. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA