Penggalian Alkitab dalam Persekutuan Rumah Tangga
Penggalian Alkitab dalam kelompok kecil dapat dilakukan di rumah-rumah atau di antara tetangga. Kelompok seperti ini dapat dibentuk karena kesamaan minat atau tujuan yang menyatukan orang-orang yang tinggal dalam lingkungan yang berdekatan, atau merupakan bagian dari program penginjilan atau pemuridan yang dilakukan oleh suatu gereja setempat. Bagi kelompok-kelompok yang berkumpul untuk menggali Alkitab, para anggotanya memiliki kerinduan yang sama untuk mempelajari apa yang diajarkan Alkitab, dan menyelidiki maksudnya dalam kehidupan praktis sehari-hari supaya dapat bertumbuh dalam kehidupan Kristennya. Pusat semua perhatian dan satu-satunya yang memiliki otoritas adalah Alkitab itu sendiri. Pertemuan kelompok ini bukan berbentuk kebaktian seperti di gereja, dan tidak ada khotbah. Sebaliknya, pesertanya berbagi pengalaman dengan Allah melalui firman yang tertulis dan dalam suasana rumah yang terbuka.
Kebutuhan Penggalian Alkitab dalam Persekutuan Rumah Tangga
Pertama, dalam kehidupan di perkotaan sekarang, banyak orang yang hidup di tengah lingkungan yang padat penduduk, tanpa akar yang jelas, terasing, dan kurangnya hubungan yang nyata antara sesama. Kondisi ini diperparah oleh panjangnya jam kerja setiap hari dan waktu dalam kesendirian di kendaraan umum. Dalam sejumlah aspek dan banyak hal lainnya, kehidupan modern menanggalkan semua nilai tradisional. Secara tradisional, keluarga merupakan kelompok pertama yang menjadi pijakan seseorang dan pusat kegiatannya adalah di dalam rumah. Kepopuleran alat pemutar CD/DVD, misalnya, menggambarkan pentingnya rumah sebagai pusat rekreasi banyak orang dalam mengisi waktu luangnya. Bukankah seharusnya gereja memanfaatkan adanya kebutuhan akan aktivitas di dalam rumah dengan membentuk kelompok kecil persekutuan keluarga untuk pertumbuhan rohani dan untuk menceritakan Injil?
Kedua, pernahkah Anda perhatikan dalam Perjanjian Baru, bagaimana Yesus sendiri menggabungkan komunikasi di depan banyak orang dengan penginjilan pribadi dan pengajaran dalam kelompok keluarga-keluarga kecil? Yesus menggunakan kelompok rumah tangga untuk mengajar dalam bentuk dialog, yang pendengarnya memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan, mengungkapkan keraguannya, dan menerima jawaban pribadi atas pertanyaan mereka. Beberapa contoh yang bisa kita ingat: Yesus menggunakan rumah Maria dan Marta (Lukas 10:38-42), Matius atau Lewi (Lukas 5:29-32; Matius 9:9-13), Simon (Lukas 7:36-50; Matius 26:6-13), Zakheus (Lukas 19:1-10), dan banyak yang lain lagi (misalnya Matius 8:14; Markus 1:29).
Ketiga, jemaat Kristen mula-mula mengikuti teladan gurunya, seperti terlihat dalam kitab Kisah Para Rasul dan surat rasul-rasul lainnya. Tentu saja, orang bisa mengatakan bahwa pengikut Yesus mula-mula tidak mempunyai tempat pertemuan, selain rumah mereka. Namun, gambaran kehidupan gereja mula-mula di Yerusalem merupakan contoh yang penting. Selain pertemuan di rumah untuk persekutuan, penginjilan, pengajaran, dan doa, ada juga pertemuan besar terbuka di pelataran Bait Allah (Kisah Para Rasul 2:46; 5:42; 12:12). Misalnya, pertemuan penginjilan yang dilakukan Petrus di rumah Kornelius (Kisah Para Rasul 10) menunjukkan dengan jelas tentang pengabaran Injil dalam lingkup keluarga. Paulus sering menggunakan rumah sebagai basisnya untuk pengajaran yang lebih pribadi untuk melengkapi pelayanan di muka umum (Kisah Para Rasul 18:7-8; 28:30-31). Dalam bagian lain Perjanjian Baru, menarik untuk diperhatikan betapa seringnya kata gereja dalam rumah si '...' disebut (misalnya 1 Korintus 16:19; Roma 16:3-5; Filemon 1:2) sebagai ilustrasi kegiatan misi orang Kristen biasa yang membawa Injil ke seluruh sudut kekaisaran Roma melalui kesaksian pribadi mereka, pertemuan keluarga, dan gereja di rumah-rumah.
Ciri-ciri masyarakat sekarang, teladan Yesus Kristus, dan gereja mula-mula menunjukkan perlunya gereja-gereja pada abad ke-21 untuk memperkenalkan program penggalian Alkitab dan penginjilan yang dilakukan dalam pertemuan kelompok kecil di rumah-rumah.
Alkitab sebagai Fokus
Sejauh ini, kita telah menggunakan istilah "Penggalian Alkitab" beberapa kali karena inilah yang memang ingin ditekankan. Banyak orang muda sekarang memiliki pengetahuan Alkitab yang sangat terbatas. Orang yang baru percaya, yang memasuki gereja-gereja kita, mempunyai pemahaman yang rendah tentang pengajaran yang alkitabiah, tentang doktrin, atau tentang etika. Pada saat yang sama, "penyembahan" dan nyanyian lebih banyak ditekankan dalam begitu banyak kebaktian sehingga mengurangi waktu yang dikhususkan untuk pengajaran dan eksposisi firman Tuhan. Sangat sedikit gereja yang mempunyai pelajaran yang teratur atau serius tentang pengajaran Alkitab. Orang Kristen sangat membutuhkan pertemuan dengan Tuhan melalui firman-Nya dengan cara yang baru dan penuh makna. Interaksi langsung dengan firman Allah ini sangat menolong seseorang untuk mengerti isinya sehingga ia dimampukan untuk mewujudkannya dalam cara berpikir dan hidup, baik di rumah, di tempat kerja, di dalam dunia politik, maupun di dunia bisnis.
Alkitab merupakan jantung atau fokus utama kelompok persekutuan, dan terbuka bagi siapa pun untuk membacanya, mendiskusikannya, dan mengaitkannya dalam hidup sehari-hari. Fokus pertemuan adalah Alkitab sebagai firman Allah yang tertulis, Yesus Kristus ada di tengahnya dan Roh Kudus mengajar melalui firman yang tertulis.
Diambil dari: | ||
Judul buku | : | Memahami dan Menggunakan Alkitab |
Judul artikel | : | Penggalian Alkitab dalam Persekutuan Rumah Tangga |
Penulis artikel | : | Catharine Padilla |
Penerbit | : | Yayasan Pancar Pijar Alkitab (Scripture Union Indonesia), Jakarta: 2009 |
Halaman | : | 173 -- 176 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA