Pengalaman di Tengah Pandemi COVID-19
Oleh: Fatinah
Ketika membaca artikel Haruskah Orang Kristen Khawatir tentang Virus Corona?, sebenarnya saya menjadi sangat ragu karena gereja saya masih melakukan ibadah bersama bagi jemaat yang mau mengikuti. Gereja saya mengantisipasi COVID-19 di gereja dengan cara mensterilkan gereja, mengukur suhu setiap orang yang masuk ke gereja, dan tangan mereka dibersihkan dengan handsanitizer. Saya sendiri ikut dalam pelayanan mensterilkan ruangan gereja, sebelum dan sesudah ibadah. Jadi, saya sendiri masih ikut ibadah, walau anak-anak dan suami saya mengikuti ibadah secara streaming dari rumah. Suami saya selalu menegaskan untuk ikut anjuran pemerintah agar tidak ikut dalam perkumpulan/kerumunan.
Setelah itu, saya merasa sakit. Saya punya 15 orang teman dalam grup saya dan kebetulan sebelumnya kami merayakan ulang tahun teman pada 14 Maret 2020. Setelah dicek, ternyata ada satu orang yang positif Corona dan satu per satu teman saya masuk rumah sakit. Minggu lalu, saya demam dan batuk, jadi saya minum obat dan vitamin.
Setelah saya tahu bahwa teman-teman saya terkena, saya pun isolasi diri sendiri. Jadi, saya betul-betul tidak melayani di gereja dan ikut ibadah lewat streaming saja. Namun, sesungguhnya dalam hati saya, saya sangat merindukan ibadah di gereja karena rasanya sangat berbeda dengan ikut secara streaming dari rumah, meski kita sudah mengikutinya dengan baik. Namun, benar-benar rasanya ada yang kurang.
Jadi, saya tidak bisa mengatakan bagaimana yang baik yang bisa kita lakukan, mungkin tergantung pribadi kita masing-masing. Apalagi setelah membaca artikel Haruskah Orang Kristen Khawatir tentang Virus Corona?, yang menekankan untuk memakai kesehatan kita untuk melayani dan bukan bersembunyi. Jadi, saya sedang membuat tubuh saya fit kembali, dan siap untuk pelayanan, menolong orang-orang yang kesusahan karena virus ini.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA