Pelayanan Penggembalaan yang Alkitabiah

A. Peran Doa dan Roh Kudus dalam Pelayanan Penggembalaan

Doa dan Roh Kudus tidak bisa diabaikan dalam pelayanan apa pun, termasuk pelayanan penggembalaan. Beberapa buku tentang doa dan Roh Kudus telah sedemikian jelasnya menggambarkan dan memberi contoh-contoh pelayanan yang berhasil dari banyak hamba Tuhan, dan para pendeta, dan penginjil yang melibatkan doa dan Roh Kudus dalam pelayanan mereka. Mukjizat-mukjizat yang terjadi dalam kebaktian-kebaktian kebangunan rohani misalnya, tidak akan terjadi tanpa doa mereka yang terlibat dalam pelayanan tersebut, dan kehadiran Roh Kudus yang dahsyat, yang mengurapi dan memberi kuasa lewat karunia-karunia Roh kepada para hamba Tuhan.

Baptis

Sembilan karunia Roh yang terdapat dalam 1 Korintus, secara gamblang menunjukkan peran para hamba Tuhan yang dengan karunia mereka masing-masing bekerja sebagai tubuh Kristus yang kokoh, siap melayani dalam situasi dan keadaan apa pun. Dalam pelayanan penggembalaan, seorang hamba Tuhan dituntut menjadi seorang gembala yang baik -- sejati, bukan upahan -- dan orang ini harus menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23). Bagaimana mungkin ia menghasilkan buah Roh, bila pelayanannya tidak mengandalkan Roh Kudus yang dimohon melalui doa-doanya?

B. Ukuran Keberhasilan dalam Pelayanan Penggembalaan

Ukuran keberhasilan dalam pelayanan penggembalaan tidak bisa diukur dari kuantitas belaka tanpa memperhitungkan kualitas rohani. Justru penilaian kualitas rohani inilah yang lebih penting dari sekadar jumlah (kuantitas). Dalam surat-surat penggembalaan, Paulus selalu menasihati Timotius dan Titus untuk meningkatkan kualitas jemaat melalui ajaran-ajaran yang sehat, dan memperingatkan jemaat bahaya-bahaya atau ancaman-ancaman terhadap pertumbuhan kerohanian mereka.

Tampaknya, bagi Paulus, jumlah jemaat merupakan prioritas kedua, tetapi kualitas jauh lebih penting. Tuhan akan merasa lebih senang melihat para penatua, diaken, dan para penilik jemaat memenuhi kriteria yang ditetapkan dan selanjutnya mempertahankan hidup rohani mereka sesuai kriteria dan standar yang benar dan sesuai dengan kehendak-Nya. Tuhan juga akan lebih senang melihat para umat-Nya tidak hanya berdoa bagi kepentingan mereka sendiri, tetapi kepentingan semua orang, termasuk para pembesar dan aparat pemerintah yang mungkin tidak mereka sukai atau menindas mereka, sebab pada dasarnya Allah menginginkan keselamatan semua orang.

Jadi, ukuran keberhasilan dalam pertumbuhan gereja dan pelayanan penggembalaan harusnya diutamakan pada peningkatan kualitas rohani sehingga kuasa doa dan karya Roh Kudus tidak sia-sia. Bila kualitas jemaat meningkat karena doa dan karya Roh Kudus, secara otomatis ini merupakan magnet yang mampu menarik banyak orang sehingga jumlah jemaat akan meningkat pesat.

C. Relevansi Doa dan Roh Kudus dalam Pelayanan Penggembalaan Masa Kini

Paulus

Secara umum, pelayanan penggembalaan masa kini masih mengacu pada Alkitab yang diyakini sebagai firman Tuhan. Dengan demikian, apa yang dicantumkan dalam Alkitab harus tetap up to date dan berlaku abadi sampai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Doa malahan lebih dan semakin dibutuhkan di tengah masyarakat yang semakin beragam dan semakin menuntut. Tanpa doa, mustahil gereja bisa bertahan. Tanpa doa yang terus-menerus (Efesus 6:18-20) dari jemaat, pelayanan akan goyah dan mungkin hancur total. Ini juga berlaku Indonesia yang masih diliputi ketidakpastian (dalam bidang poleksosbud) tentunya sangat membutuhkan doa syafaat yang berkelanjutan untuk pemulihannya.

Di samping itu, seperti urapan yang turun ke atas Yesus dalam Lukas 4, peran Roh Kudus masih dan akan tetap dibutuhkan oleh setiap gembala. Kuasa inilah yang mampu memenuhi kebutuhan jemaat, baik secara fisik (sakit penyakit) maupun psikis -- misalnya lemah mental, dan sebagainya. Kejahatan manusia yang semakin meningkat sedikit banyak pasti memengaruhi iman dan pertumbuhan rohani seseorang. Peran Roh Kudus yang senantiasa mengingatkan dapat "dimanfaatkan" untuk membangun jemaat ke arah pertumbuhan rohani yang lebih baik.

Para gembala harus selalu mengajarkan Roh Kudus kepada jemaat Tuhan agar mereka semua memahami makna oknum Allah yang ketiga ini, meminta kepada Tuhan untuk dipenuhi-Nya, dan menggunakan karunia-karunia mereka untuk bersama-sama bertumbuh dalam iman, dan memancarkan kasih Kristus kepada sesama mereka, melalui kuasa yang diberikan oleh Roh-Nya.

Bahasa Roh dan nubuat tidak akan lenyap sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali. Ini berarti, sementara menantikan kedatangan-Nya, Roh Kudus akan tetap berkarya dalam dan melalui mereka yang terbuka untuk dipakai-Nya. Para pelayan penggembalaan harus selalu bersandar kepada Roh Kudus, yang sanggup membuat seseorang menerima Kristus, lahir baru, dipulihkan, dan berjalan sesuai dengan firman Tuhan.

Diambil dari:
Nama situs : Alkitab SABDA
Alamat situs : https://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=1054&res=jpz
Judul artikel asli : Peranan Roh Kudus terhadap Doa Orang Percaya: Studi Surat-Surat Penggembalaan
Penulis artikel : Yohanes Effendi Setiadarma
Tanggal akses : 10 Desember 2020
Kategori: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA