Berharap menjadi kungfu master, bermimpi menjadi kungfu master, penggemar berat pada
semua hal yang berbau kungfu, berjiwa kungfu master, tetapi dilahirkan sebagai makhluk
yang dikenal pemalas, yaitu panda, dan dalam keluarga pedagang bakmi, inilah kisah
pembuka dalam film Kungfu Panda. Panda itu bernama Po.
Cerita menjadi seru ketika tanpa diduga Po terpilih menjadi ‘dragon warrior’ yaitu tokoh yang
sudah diramalkan akan muncul untuk melindungi masyarakat desanya, Valley of Peace dan
mengalahkan seseorang yang berbahaya yang sebenarnya adalah bekas murid di Valley of Peace
juga tetapi sangat jahat (Tai Lung) karena berambisi menjadi yang nomor satu dengan memaksa
untuk mengambil pusaka Dragon Scroll yang konon bisa memberikan kekuatan yang sangat besar
bagi pewarisnya. Untuk memperoleh pusaka itu, seseorang harus melewati pemilihan, dan itu tidak
diindahkan oleh Tai Lung, sehingga dia akhirnya di penjara seumur hidup. Tetapi dia berhasil melarikan
diri dan ingin kembali ke Valley of Peace untuk memenuhi ambisinya menjadi the dragon warrior.
Memiliki jiwa saja, ternyata tidak cukup buat Po untuk sukses belajar kungfu karena semua orang
tidak percaya dan meremehkan keadaannya yang pemalas, tambun dan tidak bisa apa-apa kecuali
memasak bakmi. Juga Shifu pun, yang ditugasi untuk menjadi gurunya sangat membencinya dan
sangat putus asa dengan melihat kenyataan di diri Po.
Butuh waktu untuk meyakinkan semua bahwa Po adalah yang terpilih. Hanya pemilih Po, yaitu Master
Oogway yang percaya pada Po. Akhirnya dalam dialog singkat di bawah pohon peach, Master Oogway
bisa meyakinkan Shifu untuk melatih Po.
Dialog ini sebenarnya sangat penting, dimana Shifu mengeluh dan merasa tidak mampu melatih Po.
Tetapi Master Oogway memberi perumpamaan dalam pohon peach. Apapun yang diharapkan orang
pada pohon peach untuk menghasilkan buah apel atau lainnya, tidak akan merubah buah yang dihasilkan
sesuai dengan harapan orang tadi. Pohon peach tetap menghasilkan buah peach. Yang diperlukan
adalah keyakinan saja.
Sebenarnya Po juga putus asa dengan keadaan dirinya, tetapi Master Oogway pun berhasil meyakinkan
dirinya untuk percaya akan kemampuannya. Masa lalu adalah history, masa yang akan datang adalah
mystery, dan hari ini adalah anugerah nasehatnya.
Butuh keyakinan untuk melakukan segala sesuatu. Begitupun di dalam iman. Jika kita percaya bahwa
kita adalah anak Allah, tidak akan ada orang yang bisa merubah keadaan kita sebagai anak Allah.
Itu yang harus kita mengerti. Sebagaimanapun keadaan kita sekarang, sekurang beruntungnya kita,
se-sengsaranya kita, sejelek-jeleknya kita di lahirkan dari keturunan suku apapun, tidak akan merubah
keadaan bahwa kita bahwa kita sudah dipilih. Kita adalah pilihan Allah.
Sebagai pilihan Allah, kita harus mengerti langkah apa yang harus kita perbuat. Jangan membatasi
kemampuan dan kekuatan kita hanya karena kita terlahir dari keturunan atau keadaan yang terbatas.
Ingatlah bahwa sebagai anak Allah kita mempunyai power yang luar biasa dari Allah. Tinggal bagaimana
atau sudahkah kita menyadarinya.
Kembali ke cerita Po, setelah berhasil menguasai kung fu dan siap untuk menerima the dragon scroll,
ternyata gulungan itu kosong belaka. Lalu kekuatan manakah yang selama ini dipercaya ada di dragon scroll itu?
Seperti juga dalam kehidupan, kita cenderung memfokuskan pada hal-hal yang sebenarnya sia-sia.
Mengejar sesuatu yang sia-sia. Fokuslah pada kenyataan yang ada, bahwa kita ini adalah pilihan Allah,
sehingga tidak perlu menunggu untuk mendapatkan suatu yang bisa membuktikan bahwa kita adalah
anak Allah, karena bukti itu sudah nyata dan sudah ada di dalam kita.
Seperti di dalam 1 Yoh. 4:15 dikatakan: Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah,
Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
Yakinlah bahwa, Allah ada di dalam mu, Amin.
Yoh. 1:12; Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Rm. 8:16; Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
naOmi, jun08