Dahulu, saya tidak pernah menanggapi jika ada orang yang menyarankan untuk merenungkan
atau memahami Firman Tuhan, apalagi menghafal ayat-ayat. Terkadang pendeta juga berkotbah
mengenai perlunya doa sebelum membaca Alkitab atau berdoa sebelum membaca renungan.
Itukan pekerjaan pendeta, pikir saya waktu itu. Mengapa repot-repot amat. Bukankah ‘keinginan’
untuk mendekat kepada Allah saja adalah suatu hal yang luar biasa?
Bukankah yang terpenting adalah mempunyai hati yang baik?
Memang saya tinggal di lingkungan keluarga kristen KTP. Orang tua kristen KTP, tetangga
kebanyakan konghuchu. Saya baru mengenal gereja setelah agak besar. Tidak setiap minggu
ke gereja, tidak aktif dalam pelayanan. Di lingkungan gereja saya jumpai orang-orang yang
aktif pelayanan, tetapi kehidupan mereka tidak ada bedanya dengan orang yang tidak pernah
ke gereja. Obrolan-obrolan mereka juga biasa-biasa aja, tidak lemah lembut seperti dalam
Firman, tidak ada bedanya dengan obrolan orang lain pada umumnya, kasar. Sengketa, dari
yang halus sampai terang-terangan juga ada. Pendeta juga berkotbah biasa-biasa saja,
sangat tolerans. Semua biasa-biasa.
Pada waktu kuliah, ada teman katolik yang meminjamkan buku pada saya, saya masih ingat
ada tiga seri. Setelah membaca buku tersebut, betapa saya menyesali kehidupan saya sebelumnya,
yang biasa-biasa saja, berdoa, ke gereja seolah sebatas rutinitas. Apalagi merenungi firman,
atau menghafal ayat tidak pernah sama sekali. Mengingat semua hal yang telah saya lalui,
rasanya sangat bersyukur bahwa dengan hidup saya yang sangat mencemaskan,
saya tidak pernah meninggalkan Tuhan.
Saya juga sempat terheran-heran, betapa rasanya semua serba kebetulan. Saya yang kristennya
dingin-dingin saja, mulai bersemangat hanya karena membaca buku pinjaman. Padahal sebelumnya
banyak teman gereja yang menyarankan saya untuk aktif dalam pelayanan. Tetapi rasanya tidak ada
yang menarik. Paling-paling jadi organis, itupun saya lakukan karena saya suka, bukan dengan
tujuan melayani. Saya ingat waktu masih di SMA, saya ditunjuk jadi bendahara komisi pemuda.
Saya tahu harapan teman-teman waktu itu, agar saya aktif dalam pelayanan. Tapi yang terjadi
sebaliknya, saya jadi malas ke gereja karena malas dikejar-kejar rapat.
Hanya dari buku pinjaman, saya mulai menyadari pentingnya Firman dan doa di dalam kehidupan
saya, dan saya mengejar ketertinggalan saya dengan penuh semangat. Setelah itu, seperti sudah
terprogram, saya mulai bergaul dengan orang-orang dengan latar belakang berbeda. Dan mulai
diberi pengalaman dengan berdiskusi, menjawab keingintahuan teman-teman dari agama lain.
Bayangkan kalau saya masih dingin-dingin, apakah tidak akan menjadi batu sandungan. Pasti
sangat menyedihkan. Sudah tidak bisa menjawab, pasti saya juga tidak akan bisa mengekang
emosi saya pada orang yang memojokkan.
Teman kuliah saya sebagian muslim, meskipun universitas kami adalah kristen. Tidak ada masalah
sedikitpun bagi teman muslim sebagai minoritas di kampus. Sepanjang pengetahuan saya, mereka
cukup puas dengan jawaban-jawaban yang saya berikan. Pada waktu berpisah, saya selalu berpesan
kepada mereka, jika suatu saat di dalam kehidupan di kemudian hari mereka menemui suatu masalah,
dan sepertinya tidak ada lagi pertolongan, saya berpesan, ingatlah Tuhan saya, yaitu Yesus.
Mintalah tolong padaNya. Dan teman-teman sayapun mengiyakan saja.
Ada beberapa hal yang akan saya sharingkan sehubungan dengan pemahaman Firman.
1. Firman mendidik kita untuk hidup dalam kebenaran dan mengetahui apa itu kebenaran.
Ams 11:19; Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup,
tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian.
Masih banyak orang belum mengerti tentang kebenaran. Bagi mereka, dengan beribadah rutin,
pelayanan aktif, persembahan perpuluhan ok, tetapi tingkah laku mereka kepada sesama masih
minus.
Iman tanpa perbuatan tidak akan menyelamatkan. Begitu pula perbuatan tanpa iman.
Memahami Firman berarti mengerti bahwa seberapapun perbuatan itu, tidak akan pernah cukup
untuk menyelamatkan. Dan sebesar apapun iman, pasti harus diselidiki jikalau dengan iman
tersebut tidak nampak pada perbuatan-perbuatan.
2. Kita tidak tahu kapan kita akan bertemu dengan orang-orang yang ingin tahu
atau mengenal Tuhan Yesus.
Alangkah sayangnya jikalau ada yang bertanya dan kita tidak bisa memberi jawaban. Kalau selama
ini tidak ada orang yang bertanya, berarti kita harus introspeksi. Apakah kehidupan kita mencerminkan
ajaran Kristus, sehingga tak ada satupun orang yang tertarik untuk bertanya.
Sudahkah kita menjadi terang dan saksi Kristus ?
Yohanes 12:46; Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
3. Kita tidak tahu apa yang akan mereka tanyakan, apa yang ingin mereka ketahui tentang
seluk beluk kekristenan ataupun tentang Yesus.
Alangkah sedihnya menjumpai saudara seiman yang menjawab seenaknya dan sama sekali tidak
mencerminkan ajaran Kristus, sementara orang lain terlanjur mengambil kesimpulan dari jawaban
dan dari sikap mereka tersebut.
Sudahkah kita menyiapkan jawaban jika ada orang yang bertanya?
1 Petrus 3:15; Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah
pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta
pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan
lemah lembut dan hormat,
4. Kita tidak tahu kapan kita akan menjumpai saudara kita yang sedang ‘menderita.
Penghiburan apa yang bisa kita sampaikan atau harapan apakah yang bisa kita berikan.
Firman sangat ampuh sebagai penghiburan dan kekuatan. Dan yang terpenting untuk diingat adalah,
Firman sangat bisa diandalkan karena Firman adalah kebenaran.
5. Kita tidak tahu kapan kita akan mengalami saat-saat yang sulit, dan membutuhkan pertolongan.
Kadang-kadang kita juga mengalami saat-saat dimana kita merasa lemah di dalam iman. Kita tidak bisa
menunggu orang lain untuk membangkitkan semangat kita. Hanya dengan senjata Firman kita dapat
mengalahkan segala kelesuan, kelemahan kedagingan kita, kelemahan duniawi.
6. Dengan memahami Firman, kita tidak akan bingung atau mudah diombang-ambingkan oleh masalah.
Begitu ada kesulitan, selalu ada jawaban dari ayat-ayat yang bermunculan dalam memori kita. Bayangkan
kalau kita tidak pernah membaca alkitab, pasti akan memakan waktu yang lama untuk mencari ayat-ayat
yang pas. Bisa-bisa putus asa kalau tidak bisa menemukannya, atau malahan kita lari ke jalan yang keliru
untuk mengatasi masalah kita.
7. Dengan memahami Firman, kita tidak menjadi heran jika menjumpai orang-orang yang aneh,
karena pada dasarnya semua contoh keanehan orang di dunia sudah di bahas dan ada dalam alkitab.
Roma 8:5; Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Galatia 5:19-21;
Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--
seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian,
ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Saya sering mendengar orang mengeluh kepada saya, kog bisa ya dia begini? tega-teganya dia begitu?
kog ada orang seperti ini? kenapa dia bisa begitu? Itulah manusia. Lemah selama dia hidup. Karena dia
hidup di dalam daging. Jangan sekalipun berharap pada manusia, karena kita akan kecewa. Berharap,
hanya pada Tuhan saja,
8. Dengan memahami Firman, kita mengetahui rencana Allah dalam kehidupan kita, dan untuk
manusia pada umumnya. Firman memberi kekuatan kita untuk bersaksi tentang kasihNya.
2 Tim 4:2; Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah,
tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
9. Dengan memahami Firman, kita mengerti bahwa hidup ini berharga, karena kita tahu bahwa kita
tidak diciptakan asal-asalan, tetapi ada rencana dalam setiap kehidupan manusia. Dengan mengetahui
harga diri kita di hadapan Allah, membuat kita senantiasa bersyukur, sehingga kita bisa menghargai
orang lain sebagai manusia yang berharga juga.
10. Dengan memahami Firman, kita bisa merasakan kasih Allah yang nyata. Kita akan menjadi peka
dan akan selalu menemukan jawaban di setiap masalah. Merasakan penyertaan-Nya dalam setiap masalah.
Memahami kasih Allah, membuat kita mudah untuk mengampuni, memahami orang lain, dan akan bisa
menolong baik diri sendiri maupun sesama.
11. Dengan memahami Firman, kita tahu betapa pentingnya doa di dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga kita bisa menguasai keinginan daging yang cenderung menyesatkan. Dan mengerti musuh
kita yang sesungguhnya. Sehingga kita mudah mengenali penyamarannya dan kebohongannya.
Banyak orang mempunyai luka di masa lalu, tetapi mereka tidak menyadari kalau luka itu
berefek pada kehidupannya. Mereka tidak tahu karena mereka biasanya menutup diri. Jika ada
orang terluka di atas luka orang lain, ini tidak akan habisnya, dan akan berlanjut terus.
Orang yang terluka tidak sadar tindakannya melukai orang lain. Sedangkan orang lain yang dilukaipun
tidak tahu kalau yang melukai tidak sadar kalau lukanya adalah penyebabnya. Inilah luka di atas luka.
12. Dengan memahami Firman, kita mengerti bahwa hidup kita sudah ditebus, untuk itu kita harus
mempersembahkan hidup ini kepadaNya saja.
Roma 12:1; Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Kolose 3:23; Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia.
*** Sudahkah kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah ? ***
Ef. 6:11; Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan
melawan tipu muslihat Iblis;
1 Timotius 6:11-12; Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu,
kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.
Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
*** Sudahkah kita mempunyai jawab jika Tuhan sendiri bertanya ? ***
Anakku, apakah engkau mengasihi Aku?
Yohanes 14:15; "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
*** Pernahkah semua itu terpikirkan oleh kita ? ***
Jika belum, sekaranglah saatnya kita memikirkan semua ini.
Filipi 4:8; Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan
dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Kolose 3:2; Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Tuhan memberkati,
naomi