Sharing Berkat Kelas PKB 4

  1. Ani Lase

    Selama ikut PKB, saya merasa sangat diberkati. Saya belajar bahwa menulis itu bukan sekadar kemampuan, tetapi panggilan untuk melayani Tuhan lewat kata-kata. Setiap tulisan bisa jadi saluran kasih dan kebenaran Tuhan bagi orang lain dan itu membuat saya semakin rindu menulis dengan hati yang dipimpin Roh Kudus. Berharap ada komitmen dan kontinuitas untuk terus menulis.

  2. Anil Dawan

    Bersyukur dapat mengikuti kelas PKB dengan baik di tengah kesibukan pekerjaan dan pelayanan. Menulis bukanlah sesuatu yang mudah karena dibutuhkan proses membaca, menginternalisasikan apa yang kita baca, dan menuangkan ide, inspirasi tersebut dalam bentuk tulisan. Pada era digital dengan melimpahnya dukungan teknologi AI, dsb. tugas menulis dibantu dengan kecanggihan teknologi dan artificial intelligence membantu dan mempercepatnya atau mengubahnya menjadi sajian audio dan visual yang menarik minat mata.

    Selama mengikuti kelas diskusi saya merenungkan supaya proses-proses pembelajaran head, yaitu otak kita dengan akal budi yang Tuhan berikan, heart hati kita sebagai pusat kehidupan dan hand yaitu tangan untuk menulis tidak digantikan oleh kecerdasan buatan tersebut. Sebab jika tidak terus dijaga, maka proses pembelajaran akan sirna dan karya dari 3H tadi muncul dipermukaan menjadi sekadar sensasi "wow" belaka, lalu sirna karena tidak melekat pada 3 bagian tadi. Jika di penulisnya saja tidak mengalami bagaimana dengan pembacanya?

    Selanjutnya, saya melihat PKB membuka dimensi lain dari sebuah dimensi platform yang bisa digunakan sejalan dengan zaman yang berkembang, tetapi nalar kritis harus terus berujar mencelikkan supaya platform digital adalah bukan konten, tetapi membuka ruang misi yang lebih luas, menjangkau insan-insan manusia yang akan disentuh oleh tulisan-tulisan kita.
    Terima kasih untuk SABDA. Semoga coaching clinic yang bersifat menambah pengetahuan atau skill terus dilanjutkan. Bagi-bagi teman yang baru mencoba, jangan terlena dengan barang baru. Jangan berhenti untuk menulis dengan hatimu karena itulah dirimu, tetapi juga dipandu Sang Penulis Agung dan Arsitek Jiwa Manusia, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita. Tuhan memberkati.

  3. Chika Ferryana

    Sebagai penulis renungan harian, saya berpikir sudah menjadi penulis Kristen tetapi ternyata tidak. Selama ini hanya menjadi pengisi konten rohani dan masih ada kecenderungan ingin cari pujian dari pembaca. Saya merasa tulisan saya sudah baik. Melalui kelas ini, saya diingatkan bahwa seorang penulis harus mencari hikmat, konsisten bangun keintiman dengan-Nya dan jaga kekudusan; seorang penulis harus menambah pengetahuan firman Tuhan dan kemampuan dalam menulis. Prosesnya tentu tidak mudah. Adakalanya, saya melakukan seperti yang sampaikan pada awal kesaksian, tetapi saya akan terus meminta pertolongan dari Roh Kudus. Demikian kesaksian dari saya. Tuhan Yesus memberkati.

  4. Feronica

    Bersyukur dapat mengikuti kelas PKB, di mana melalui diskusi kelas ini, saya diingatkan kembali pada misi Amanat Agung yang dapat dilakukan dengan menulis, baik di status gadget kita, maupun dengan media sosial sebagai publikasi tulisan kita. Bermisi bukan saja dilakukan dengan pergi ke suatu daerah atau di mimbar di mana kita berada -- dan hal ini terbatas. Namun, jika kita dapat mempublikasikan di media sosial, hal ini menjadikan pembacanya tidak terbatas. Oleh karena itu, sangat pentingnya dalam kelas diingatkan kepada kita, para penulis Kristen, untuk memiliki karakter Kristus dan juga bertanggung jawab dalam menulis. Dalam menulis, hendaknya kata-kata yang ditulis merupakan kata-kata yang dapat membangun iman percaya kita kepada Kristus sang Sumber Kehidupan, memberikan motivasi/semangat dan harapan kepada Yesus Kristus, dan setiap kata-kata dalam tulisan juga dapat mencerminkan siapakah kita, latar belakang, pendidikan, dan karakter kita. Untuk itu, dalam menulis juga dibutuhkan adanya keintiman bersama-Nya. Hidup senantiasa berjalan dan dipimpin oleh Roh Kudus sehingga tulisan yang hasilkan penuh kuasa. Meskipun kita juga dapat berkreasi dengan menggunakan AI, tetapi jika si penulis tidak terkoneksi dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus, maka tulisan-tulisan tersebut tidak ada makna/arti atau tidak memiliki kuasa yang dapat mengubah karakter seseorang. Dengan kata lain, tidak dapat membawa seseorang untuk percaya/memercayai sang Pencipta.

    Akhir kata, terima kasih untuk tim SABDA MLC yang semakin keren saja. Tuhan berkati tim SABDA dengan luar biasa, dapat menjangkau generasi kepada generasi untuk percaya dan memercayai Yesus Kristus, sang Kreator kita semua. Akhirnya segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.

  5. Horas Boang Manalu

    Saya sangat bersyukur dapat mengikuti kelas PKB. Ada banyak hal positif dan membangun, bukan hanya tentang menambah pengetahuan tentang menulis pada era digital-AI, tetapi bagi saya, juga membangun iman pribadi. Pelajaran yang paling berkesan adalah sebagai penulis Kristen, kita dituntut bukan hanya mampu menulis dengan baik, tetapi juga mulai dari konten, media, dan tema tulisan harus selaras dengan kehendak Tuhan, dan juga karakter kita sebagai penulis harus selaras dengan karakter Kristus. Dari prinsip ini, saya mendapatkan bahwa penulis Kristen tidak sembarang menulis, sekalipun isinya bagus, penulisannya bagus, banyak disukai pembaca, tetapi bukan itu output akhirnya. Prosesnya dari awal sampai akhir, dapat dikatakan harus berakar dan bertolak dari kebenaran firman Tuhan sehingga pembaca mendapatkan kebenaran yang menjadikannya bertumbuh ke arah Kristus. Dari semuanya ini, kita semestinya menjadi hamba Tuhan yang sejati untuk menjadi penulis Kristen yang sesungguhnya.

    Aplikasi praktis dari kelas PKB ini yang saya langsung dapat kerjakan adalah menyusun bahan khotbah Ibadah Raya dan bahan mengajar Sekolah Minggu, sharing ke rekan-rekan muda gereja tempat saya untuk memulai menulis renungan pribadi dengan menggunakan AI-Grafis, vidio singkat, dan membagikan di sosial media. Evaluasi proses diskusi dalam kelas PKB ini, pertama saya diberkati juga, rekan-rekan semua aktif dan saling membangun. Kedua, diskusi hidup tetapi mungkin karena kesibukan harus atur waktu sehingga terasa singkat waktunya dan belum semua peserta ikut menanggapi. Pada akhirnya, terima kasih semua atas waktu dan kesempatan beberapa hari, bisa berkomunikasi, berdiskusi, dan saling memberi masukan yang membangun iman. Bagi saya, ini adalah pengalaman menarik dan menyenangkan. God bless.

  6. Lily Kurniati

    Saya bersyukur Tuhan izinkan saya mengikuti kelas PKB ini. Suatu pemahaman yang baru saya dapatkan bahwa menulis juga adalah disiplin rohani. Saya selama ini merasa tidak punya talenta menulis. Dari kelas ini, saya belajar untuk membagikan kebenaran melalui tulisan singkat yang kemudian diposting di media sosial. Jadi, tidak perlu menunggu mampu menulis artikel atau renungan yang panjang. Tugas yang diberikan menjadi latihan awal untuk saya lanjutkan walaupun kelas ini berakhir. Terima kasih kepada Kak Milly sebagai moderator dan Kak Melisa sebagai admin. Terima kasih kepada seluruh staf SABDA yang telah bekerja keras menyelenggarakan kelas ini. Soli Deo gloria.

  7. Hadi Sahardjo

    Saya mencoba mengikuti arahan yang diberikan oleh panitia/mentor. Pengalaman baru mengikuti kelas PKB ini: dapat materi pengajaran yang sangat relevan dari mentor, serta berbagi pengalaman para peserta sehingga wawasan saya semakin terbuka untuk melihat betapa pentingnya peran penulis Kristen dalam dunia digital/AI sebagai sarana penginjilan. Pelajaran/berkat yang paling berkesan: saya sangat berkesan dan diberkati, khususnya melalui Pelajaran 4 dan 5 yang terkait dengan tentang pentingnya prinsip: Hook, Heart, dan Hope, serta kesalahan umum para penulis Kristen yang hanya menulis tanpa doa dan refleksi, fokus pada diri, bukan ada Kristus, melainkan hanya meniru dunia tanpa filter dengan mengorbankan kebenaran demi popularitas. Padahal seharusnya menyampaikan pesan rohani itu harus hidup, relevan, dan kontekstual. Sedangkan dari Pelajaran 5, saya mendapatkan pencerahan, khususnya bagaimana menjadi suara Allah bagi generasi digital/AI sebagai ladang misi Allah.

    Aplikasi praktis yang akan saya lakukan: saya bertekad untuk membuat konten-konten rohani berupa video/narasi audio singkat lewat media: YouTube, Tiktok, Twitter, Instagram dan Facebook. Evaluasi terkait proses diskusi: diskusi sangat menarik. Meskipun hanya via WA, tetapi respons teman-teman sangat bagus. Justru setiap masukan atau pendapat peserta bisa saling melengkapi dan bisa direkap dalam bentuk tertulis. Sekadar masukan, jika boleh, sesi diskusi tidak perlu terlalu panjang karena sering jeda diskusinya cukup lama. Mungkin sekitar 4 jam sudah cukup, tetapi dipakai secara efektif. Demikian sharing saya, semoga menjadi berkat.

  8. Rian

    Saya sangat bersyukur telah mengikuti kelas diskusi malam Penulis Kristen yang Bertanggung Jawab ini. Kelas ini benar-benar berbeda dari kelas lainnya, membutuhkan fokus dan konsentrasi, serta disiplin lebih untuk dapat memahami materi, khususnya dalam proses mengerjakan dan menyelesaikan tugas praktik sebanyak 3 tugas. Saya berterima kasih karena semua peserta kelas diskusi diberikan waktu khusus (tidak ada pertanyaan diskusi rutin agar fokus) pada hari Sabtu dan Senin untuk bertanya jawab tentang praktik penulisan yang belum jelas dan dengan tujuan agar setiap peserta dapat menyelesaikan tugas praktik sebelum batas waktu.

    Awalnya, saya merasa pesimis karena kurangnya pengalaman dalam penulisan dan teknologi. Namun, dengan ketekunan, disiplin, fokus, dan bantuan dari rekan-rekan peserta, moderator, dan admin, puji Tuhan akhirnya, saya berhasil menyelesaikan tugas praktik meskipun jauh dari kesempurnaan. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada YLSA melalui MLC yang telah memfasilitasi kelas diskusi yang menantang ini. Kepada Ibu Melisa sebagai admin yang selalu mengingatkan kami, dan kepada Ibu Milliytia Christy Kansil sebagai moderator yang sabar dan bijaksana dalam mengarahkan kami. Juga kepada rekan-rekan peserta kelas diskusi, terima kasih atas kerja sama dan dukungan kalian. Kiranya kelas diskusi ini dapat menjadi saluran berkat bagi semua. Tuhan Yesus memberkati!

  9. Sarah

    Terima kasih tim SABDA, Kak Milly, dan Kak Mellisa yang telah membantu saya dalam kelas PKB ini disertai praktik bagaimana membuat renungan, gambar dan video teknologi AI yang alkitabiah untuk kemuliaan Tuhan. Saya berharap akan lebih banyak praktik-praktik kelas seperti ini. Dengan pembelajaran kali ini, kita diingatkan sebagai orang percaya, Dia ingin menyatakan kerinduan-Nya melalui alat digital sebagai alat Injil di tangan kita untuk membagikan kasih, kebenaran, keselamatan-Nya kepada semua orang.

    Kita juga tahu iblis juga bekerja membuat saya/kita ragu untuk mundur mengikuti kelas ini sebab ia tidak mau suara Allah diperdengarkan, ia mau agar kita bungkam/diam, ia tidak ingin agar kita menjadi suara-Nya yang jelas dan hidup bagi banyak orang. Kiranya melalui jejak digital, kehidupan kita mempresentasikan karya akan kebaikan Kristus yang sesuai dengan nilai-nilai Kristen kepada semua orang.

    2 Timotius 1:8 (TB), "Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena saya, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah."
    Yer. 1:6-9= Yeremia 1:9 (TB), "Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, saya menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu."

  10. Simon Salasa

    Puji dan syukur saya persembahkan kepada Tuhan atas kasih karunia-Nya, saya diperkenankan ikut kelas PKB ini. Pengalaman baru bagi saya bahwa menjadi seorang penulis Kristen itu harus lahir dari karakter Kristus melalui pimpinan Roh Kudus. Melalui kelas ini, saya sangat diberkati karena menjadi seorang penulis harus ada visi dan misi pemberitaan Injil di dalamnya tidak sekadar konten. Dengan selesainya belajar ini, saya akan terus belajar dan menulis renungan untuk memberitakan Injil melalui tulisan. Terima kasih kepada tim SABDA, moderator, dan admin yang setia membimbing saya walaupun hampir gagal, tetapi puji Tuhan boleh selesai dengan baik. Terima kasih. Tuhan Yesus berkati.

  11. Hasian

    Mengikuti kelas PKB ini menjadi pengalaman rohani yang sangat berharga bagi saya. Melalui setiap sesi dan diskusi, saya belajar bahwa menjadi penulis Kristen bukan hanya tentang kemampuan menulis dengan baik, tetapi juga tentang hidup yang berakar pada firman dan dipimpin oleh Roh Kudus. Hal yang paling berkesan bagi saya adalah ketika saya menyadari bahwa setiap tulisan bisa menjadi alat Tuhan untuk menjamah hati orang lain.

    Secara praktis, saya berkomitmen untuk terus menulis dengan motivasi yang murni dan menjadikan setiap karya sebagai sarana kesaksian iman. Proses diskusi di kelas juga sangat memperkaya karena memberi kesempatan untuk saling belajar, menguatkan, dan menajamkan panggilan sebagai penulis yang membawa suara Allah di tengah dunia digital ini. Terima kasih untuk semua rekan dan fasilitator yang sudah membimbing dengan penuh kasih dan semangat.

  12. Tan Tjin Hin

    Selalu bersyukur dan bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus. Kalau sampai hari ini masih diberikan kesempatan untuk belajar, apalagi materi pembelajaran kali ini, baru buat saya dan di luar apa yang saya pikirkan. Sejujurnya, hampir mau menyerah dalam proses pembelajaran, apalagi dengan tugas-tugasnya sampai ada 3 (tiga), tetapi kalau bisa sampai menulis sharing berkat, semua itu hanya karena kebaikan Tuhan Yesus Kristus yang memampukannya.

    Banyak hal baru buat saya dan banyak berkat yang saya dapatkan, di antaranya:
    - Berkat menjadi saluran kebenaran Tuhan Allah, dalam pemahaman saya, tulisan yang berakar pada firman Tuhan Allah dan lahir dari seorang pribadi yang memiliki karakter Kristus akan menjadi sarana Tuhan Allah untuk meneguhkan, menguatkan, dan membangun iman para pembacanya dan diri penulis.
    - Semakin terbukanya kesempatan untuk menjadi terang Kristus pada era teknologi digital, artinya pada era digital dan AI, membuat penulis Kristen mendapatkan kesempatan luar biasa untuk menjangkau lebih banyak jiwa. Melalui kreativitas, doa, dan ketaatan pada Roh Kudus, setiap tulisan dapat menjadi terang yang menembus kegelapan dunia maya, menyampaikan harapan dan kebenaran Kristus bagi generasi digital.
    - Berkat pola pikir yang terus diperbarui oleh firman karena penulis yang bertanggung jawab akan mengalami perubahan pola pikir dan sikap hidupnya sesuai firman karena tulisan yang didasarkan firman tidak hanya mengubah dan menguatkan pembacanya, tetapi juga penulis.

    Akhirnya, saya hanturkan terima kasih buat teman-teman dalam kelas PKB 4, khususnya, dan juga dalam kelas besar karena diskusi di kelas membuat saya mendapat banyak hal-hal baru. Juga buat tim SABDA MLC yang sudah berjerih payah dalam kelas "Penulis Kristen yang Bertanggung Jawab". Doa dan harapan saya, Tuhan Allah sumber segala berkat akan memberkati kita semua adalah kapasitas masing-masing. Amin.

  13. Wasis

    Mengikuti kelas PKB ini saya anggap paling sulit sekaligus menantang dibanding kelas-kelas lainnya karena tidak hanya dibutuhkan pemahaman prinsip yang benar untuk menjadi penulis Kristen yang bertanggung jawab, tetapi juga mau dan konsisten untuk terus belajar skill menulis secara terampil, baik berupa teks, audio dan video. Saya terberkati dengan beberapa diskusi dan sharing informasi dari teman-teman lainnya terkait tugas-tugas yang diberikan. Untuk menyelesaikan kelas ini dengan baik membutuhkan komitmen yang tinggi dan fokus, tidak hanya pada diskusi, tetapi mencoba untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan baik.

    Terima kasih kepada Yayasan SABDA yang telah menggagas dan mengelola kelas ini berjalan dengan baik. Tuhan memberkati pelayanan SABDA lebih besar dan luas lagi. Semoga para leader dan staf SABDA diberikan kesehatan, kesuksesan, dan makin melimpah berkat dan penyertaan Tuhan. Amin.

  14. Wennar

    Pengalaman ikut kelas MLC "Penulis Kristen yang Bertanggung Jawab" kali ini benar-benar baru dan seru buat saya. Sebelumnya, saya hanya menulis tanpa berpikir tentang tanggung jawab sebagai seorang penulis Kristen. Pelajaran yang paling berkesan dan jadi berkat buat saya adalah saat mengerjakan 3 tugas tertulis dengan batas waktu yang cukup singkat. Waktu di akhir pekan justru "sempit", tetapi justru di situ saya dipacu untuk mencoba hal baru dengan beradaptasi dengan aplikasi yang belum familiar. Memastikan pengerjaan tugas sesuai dengan kebenaran firman Tuhan dan memastikan setiap kata yang ditulis itu bukan sekadar opini, tetapi sungguh-sungguh berdasarkan pada Alkitab. Ini mengubah cara saya melihat kegiatan menulis.

    Ke depannya, saya bertekad untuk tidak lagi menulis sesuatu yang hanya "terdengar rohani", tetapi tidak memiliki dasar teologis yang benar. Saya akan lebih berhati-hati, melakukan studi/kajian/analisis Alkitab yang lebih menyeluruh sebelum mulai menulis, dan senantiasa berdoa agar tulisan saya bukan hanya mudah dibaca, tetapi juga memberkati dan menuntun pembaca kembali kepada Kristus. Proses diskusi, menurut saya sudah baik! Respons dan masukan dari teman-teman dan moderator sangat membangun, seperti berdiskusi santai, tetapi isinya penuh insight. Terima kasih tim SABDA MLC untuk kesempatan yang diberikan!

  15. Yudi Setiawan

    Bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini dan dibukakan tentang wawasan pelayanan sebagai penulis Kristen di zaman now. Khususnya, di mana pada zaman digital yang serba instan ini, attention span menjadi sangat singkat. "Konten singkat yang menggugah dan konten panjang yang mendalam" menjadi pesan pengajaran yang tak akan saya lupa, dan bagaimana motivasi dan tujuan pelayanan penulisan menjadi hal yang perlu kita jaga. Bersyukur juga buat komunitas dan sharing serta diskusi yang terjadi yang sangat memperkaya wawasan dan mendorong semangat untuk belajar dan menjadi lebih baik lagi.

    Salah satu hal yang juga berkesan adalah dikejar deadline penyelesaian tugas. Melatih disiplin diri untuk alokasikan waktu membaca materi dan kerjakan tugas di sela-sela waktu istirahat setelah bekerja. Sekaligus belajar hal baru menggunakan teknologi AI. Pembelajaran AI sebagai alat bantu penulisan pada zaman digital ini sangat berkesan. Teknologi canggih memang mengesankan. Berdoa kita menggunakan semua potensi dan teknologi yang ada untuk kemuliaan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.

    Sebagai aplikasi dari pembelajaran ini, saya akan mendisiplin diri untuk memulai menulis artikel secara berkala, dimulai dengan satu artikel tiap bulan. Serta memanfaatkan AI untuk melengkapi unsur visual dengan gambar, video ataupun animasi. Kemudian akan saya sharing-kan ke teman-teman komunitas saya untuk feedback pembelajaran saya. Bersyukur kepada Tuhan untuk tim SABDA yang telah melayani dengan sabar dan gigih. Terima kasih semuanya.

  16. Posma Sinurat

    Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan karena boleh mengikuti kelas ini sampai tuntas. Setiap sesi membuka pemahaman baru tentang makna menulis yang sejati𤪳ahwa tulisan yang berkenan bukan hanya indah dalam susunan kata, tetapi juga lahir dari hati yang bersekutu dengan Tuhan. Melalui setiap pembelajaran dan diskusi yang hangat, saya diteguhkan bahwa menulis bukan sekadar kemampuan atau hobi, melainkan panggilan ilahi untuk membawa terang dan kebenaran melalui kata-kata. Saya rindu agar setiap tulisan yang saya hasilkan nantinya dapat menjadi saluran berkat, menginspirasi, meneguhkan, dan memuliakan nama Tuhan.

    Pelajaran tentang karakter dan etika penulis Kristen sangat menegur dan mengubah cara pandang saya. Saya menyadari bahwa tidak cukup hanya menulis dengan kecerdasan, tetapi harus berakar pada relasi yang benar dengan Allah. Mulai dari sini, saya berkomitmen untuk menulis dengan hati yang tunduk (mana kala saatnya nanti sudah tiba), dipimpin oleh Roh Kudus, dan mencerminkan kasih Kristus dalam setiap kata. Saya juga dikuatkan kembali tentang identitas saya sebagai calon penulis Kristen, bahwa tujuan utama dari setiap tulisan bukanlah untuk mengesankan pembaca, melainkan untuk menghadirkan Kristus dan menyentuh hati-Nya melalui karya tulis. Tuhan Yesus memberkati.

  17. Cory Pakondo

    Bersyukur diikutkan untuk belajar menjadi penulis Kristen. Saya dipacu untuk belajar khususnya menjangkau suku digital dalam bidang tulisan. Melalui materi ini, saya pun diingatkan sebagai penulis Kristen bukan sekadar menyampaikan gagasan atau ide, tetapi penulis Kristen harus memiliki karakter Kristus dan berintegritas.