Musuh Kristen yang terbesar adalah setan. Itulah yang ditegaskan Pdt. Dr. Stephen Tong saat memulai sesi dengan mengajak setiap peserta untuk tidak egois karena egois adalah musuh Kristen. Kalau mau ikut Kristus harus menyangkal diri. Siapa yang menonjolkan diri atau mengutamakan diri adalah musuh Kristen. Kita perlu senantiasa diperbarui oleh Roh Kudus sehingga sinkron dengan kehendak Tuhan. Kita perlu belajar mengutamakan Kerajaan dan Kebenaran Tuhan di atas apa pun juga di dunia ini. Kita harus lebih baik, lebih penuh cinta kasih, dan hidup lebih sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Kita perlu menjadi orang Kristen yang takut akan Tuhan.
Dalam Efesus 2:1 dikatakan bahwa orang berdosa hidup di dunia tanpa pengharapan. Orang Kristen adalah orang-orang yang untuk sementara diizinkan hidup di dunia yang berdosa ini, tetapi kita memiliki Tuhan. Pertanyaannya: Apakah orang melihat Tuhan melalui hidup kita? Ada cerita tentang seorang anak yang melihat seorang misionaris di sebuah kapal, yang memancarkan sifat kemurahan, sifat kesucian, sifat kesalehan, dan keagungan di dalam dirinya. Anak itu melihat Yesus di dalam kehidupan orang itu. Kita adalah manusia yang memiliki Allah dan pengharapan, yang tidak terlihat secara kasat mata, tetapi seharusnya bisa terlihat jelas di dalam kehidupan kita.
Pdt. Dr. Stephen Tong menjelaskan bagaimana para filsuf di Eropa telah merusak iman. Contohnya adalah Ludwig Feuerbach yang melihat agama sebagai khayalan manusia, juga August Comte yang mengajarkan bahwa ini abad positif, abad logis. Pdt. Dr. Stephen Tong menjelaskan bagaimana ajaran-ajaran filsafat dunia dan ateis mencoba merusak pikiran iman dan ajaran Kristen.
Mengapa Percaya Ada Allah?
Ada orang mengatakan bahwa sekalipun saya tidak melihat ada Allah, Allah tetap bisa memberikan kekayaan kepada saya ketika saya berdoa. Allah ini diyakini melalui menikmati anugerah atau mendapatkan apa yang diingini. Kita percaya iman menuntut anugerah dan iman menuntut isi yang bertanggung jawab.
Allah menciptakan dunia, maka Allah pasti bukan dunia dan dunia bukan Allah. Saya menciptakan meja, maka saya pasti bukan meja dan meja bukan saya. Kalau Allah menciptakan dunia, lalu kita mencari Allah di dalam dunia, hal itu mustahil. Allah bukan materi yang sedang menciptakan materi. Ketika saya tidak bisa melihat Allah, barulah Ia benar-benar Allah. Allah bukan materi karena Allah menciptakan materi, Pencipta itu bukan materi.
Melihat adalah suatu mukjizat yang sangat besar. Dengan kedua mata, kita bisa menangkap semua yang ada secara materi untuk masuk ke dalam pikiran kita. Di antara mataku dan matamu tidak boleh ada apa-apa. Kalau ada apa-apa, saya tidak bisa melihat kamu dan kamu tidak bisa melihat saya karena kita melihat apa-apa yang ada di antara saya dan kamu. Akan tetapi, pada saat yang sama, di antara kamu dan aku ada sesuatu, yaitu "udara". Udara itu tidak bisa dilihat, tetapi harus ada karena udara adalah media untuk kita bisa melihat. Maka, Allah menciptakan yang bisa dilihat dan yang tidak bisa dilihat. Jadi, kalau kita berkata, "Karena saya tidak melihat, maka tidak ada," itu adalah kebodohan. Banyak hal yang tidak bisa kita lihat, seperti: udara, listrik, gas, atau angin. Mata sering kali menipu kita. Inilah yang diungkapkan oleh filsuf Perancis, Rene Descartes. Sungguh tidak masuk akal jika mengatakan Allah tidak ada karena kita tidak bisa melihat-Nya.
Kita belajar tentang Allah dari wahyu-Nya dalam Alkitab. Oleh karena itu, kita juga harus belajar doktrin Alkitab. Ajaran-ajaran penting di Alkitab ini harus kita pelajari dengan teliti. Kita perlu belajar mengenal Allah. Allah yang sejati adalah Allah yang benar, yang suci, yang adil, yang begitu agung. Yang mewahyukan dan yang diwahyukan bersifat identik. Banyak orang tampil berbeda jauh dari aslinya. Inilah perbedaan antara apa yang diwahyukan dan yang mewahyukan. Inilah kepalsuan. Akan tetapi, Allah tidak demikian. Dalam teologi Timur, konsep seperti ini tidak ada. Konsep ini dinyatakan dalam teologi Barat, bahwa Allah itu benar adanya. Apa yang diwahyukan sama dengan mewahyukan. Tidak ada penipuan di dalamnya. Allah itu jujur adanya. Itu sebabnya, kalau kita mendapatkan kitab yang diwahyukan oleh Tuhan, kita berbahagia luar biasa; tetapi jika kita mendapatkan kitab yang tidak diwahyukan oleh Tuhan, celakalah kita. Karena itu, kita perlu belajar dan menyelidiki serta membandingkan kitab-kitab berbagai agama, untuk mengetahui mana yang begitu limpah, jujur, benar, suci, dan agung. Celakanya, ada orang yang makin tidak mengerti makin beriman. Itu bukan agama Kristen. Agama Kristen ingin setiap orang belajar dan mengerti. Maka, kalau Anda berkhotbah sembarangan, Anda berdosa.
Alkitab adalah satu-satunya buku yang tidak perlu takut berhadapan dengan dunia ini. Alkitab itu benar, tidak pernah perlu diubah, terus jujur dan benar untuk segala zaman. Yang suka berubah adalah manusia. Yang benar-benar tidak berubah adalah Tuhan Allah karena Ia adalah Kebenaran. Kebenaran tidak pernah perlu dan boleh berubah. Iman kita tidak berubah dan dengan demikian, kita bisa mengubah dan memimpin gerak dunia. Jangan berkompromi dengan yang tidak berubah dan menjadi takluk kepada dunia yang berubah.
Allah Itu Esa
Allah adalah Allah yang Esa. Esa itu tunggal. Allah orang Kristen adalah Allah (jamak) yang Esa (tunggal). Orang Yahudi percaya kepada Kitab Taurat yang berkata, "Allahmu itu Allah yang Esa" (Ulangan 6:4). Dari awal, Allah menyebut diri sebagai "Kita" bukan "Saya". Sejak Perjanjian Lama telah diungkapkan secara belum tuntas tentang konsep Allah Tritunggal. Pemikiran tentang Allah Tritunggal bukanlah hasil pikiran manusia, melainkan diwahyukan oleh Allah. Allah tidak memiliki analogi. Kita jangan mengikat Allah dengan konsep pikiran manusia yang sangat terbatas. Allah tidak melawan logika, tetapi melampaui logika manusia. Karena itu, jangan menguasai Allah dengan pemikiran otak yang hanya seberat sekitar satu setengah kilogram saja. Kita harus memohon anugerah melampaui batas kemampuan otak manusia. Allah itu Esa dan Allah itu Kekal. Allah dari kekal sampai kekal tetap esa.
Allah Itu Kasih Adanya
Allah yang adalah kasih adalah Allah yang mengasihi. Karena Allah mengasihi, tentu ada yang dikasihi. Allah mengasihi dengan kasih yang sempurna, bahkan sebelum adanya ciptaan. Jika Allah itu Esa saja, dan bukan Tritunggal, tidak mungkin ada objek yang dikasihi oleh Allah sebelum dunia dijadikan. Demikian pula allah politeisme yang begitu banyak ilah itu tidak bisa mengasihi dengan sempurna. Tidak ada agama yang bisa menjawab hal ini kecuali iman Kristen. Allah Tritunggal adalah Allah yang mengasihi di antara Ketiga Pribadi yang penuh dan sempurna adanya.
Mari kita belajar saling mengasihi seperti Allah yang kita percaya: Allah yang kasih adanya.
Kristus adalah hadiah terbesar yang Allah berikan kepada dunia. Roh Kudus adalah hadiah terbesar yang Allah berikan kepada gereja. Roh Kudus diberikan untuk memuliakan Kristus. Itulah pekerjaan terpenting Roh Kudus. Gereja yang membawa orang kepada Kristus adalah gereja yang mempunyai Roh Kudus.
Diambil dan disunting dari:
Judul majalah | : | Sekilas KIN (Konvensi Injil Nasional), Tahun 2013 |
Penulis | : | Pdt. Dr. Stephen Tong |
Penerbit | : | STEMI, Jakarta 2013 |
Halaman | : | 1 & 6 |