Mengapa Orang Kristen Harus Peduli terhadap Penulisan yang Baik

"Tidak terlalu penting apakah saya bisa 'menghias' tulisan; yang penting faktanya benar."

Saya telah mendengar berbagai versi dari pernyataan ini selama bertahun-tahun, terutama belakangan ini ketika saya mengajar mata kuliah penulisan di Midwestern Seminary. Beberapa orang Kristen beranggapan bahwa kualitas penulisan bukanlah hal yang penting bagi seorang percaya. Menurut mereka, yang terpenting adalah ketepatan doktrin. Mungkin mereka mengutip perkataan Paulus tentang Injil yang tidak bergantung pada kefasihan (1 Kor. 2:1-2). Atau mungkin mereka dipengaruhi oleh tradisi di kalangan Injili yang cenderung curiga terhadap keindahan seni. Apa pun alasannya, banyak yang tampaknya berpikir bahwa cara kita menulis tidak terlalu penting.

Saya sepakat bahwa cara kita menulis memang tidak sepenting apa yang kita tulis. Orang paling sederhana dan tidak fasih sekalipun tetap dapat dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan Injil sejati Yesus Kristus, karena Injil memiliki kuasa supranatural yang mengubahkan. Namun, pentingnya isi yang kita sampaikan tidak meniadakan arti penting dari cara kita menyampaikannya. Sebagian besar orang Injili memahami hal ini dari pengalaman mereka dalam berkhotbah, bernyanyi, atau bahkan dalam komunikasi sehari-hari (misalnya, "berbicara kebenaran dengan kasih"). Akan tetapi, ketika berbicara tentang tulisan, saya tidak yakin apakah cukup banyak yang merenungkan alasan untuk mengejar keunggulan dalam pengungkapan. Berikut empat alasan mengapa orang Kristen perlu peduli terhadap penulisan yang baik:

"Seorang penulis Kristen tidak dapat membuat Injil menjadi lebih atau kurang berkuasa -- sebab Injil sudah merupakan kuasa Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Namun kita dapat membuat kuasa itu tampak lebih jelas atau sebaliknya, melalui cara kita menulis tentangnya." (Jared C. Wilson)

Perhatian terhadap Sesama

Ketika kita berusaha menulis dengan baik, kita sedang menunjukkan kebaikan kepada pembaca -- yang menurut Alkitab adalah sesama kita -- dengan tidak membuat mereka frustrasi atau kesulitan melalui kalimat yang berbelit, frasa yang kaku, atau ungkapan yang membosankan. Menghindari klise dan ilustrasi yang hambar adalah salah satu cara kita menulis dengan mempertimbangkan kenyamanan dan sukacita pembaca.

Tentu saja, dalam penulisan Kristen, perhatian utama kita adalah menyampaikan kebaikan Allah dan kebenaran Yesus Kristus. Itulah wujud kasih yang sejati. Namun, dengan juga memperhatikan bagaimana kita mengungkapkan keindahan Injil secara indah, kita menolong sesama kita bukan hanya melihat bahwa firman Tuhan secara faktual benar, tetapi juga merasakan bahwa kebenaran itu menyentuh hati dan menghidupkan jiwa.

Seorang penulis Kristen perlu peduli agar tulisannya tidak membosankan atau menjengkelkan, karena dia menulis dengan kasih kepada pembacanya -- mengasihi mereka seperti mengasihi diri sendiri.

Keunggulan Pelayanan Kita

Segala sesuatu yang layak dilakukan -- terutama yang dilakukan atas nama Yesus -- layak dilakukan dengan sebaik-baiknya! "Apa pun yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan," demikian tertulis dalam Pengkhotbah 9:10 (AYT), "lakukanlah itu dengan segenap kekuatanmu."

Pada masa ketika kualitas kerja menurun di hampir setiap bidang, betapa lebih lagi mereka yang mewakili Kabar Baik Yesus perlu bekerja dengan ketelitian, kecerdasan, dan kreativitas. Di dunia Injili, terutama di Barat, kreativitas memang pernah ditinggikan berlebihan hingga menyerupai penyembahan berhala, tetapi itu tidak berarti kita harus menolak nilai kreativitas sama sekali.

Penulis Kristen seharusnya terus mengasah keterampilannya, menjadi unggul dalam pekerjaannya, sebagaimana seniman dan pengrajin lain terus memperbaiki keahlian mereka. Kualitas pekerjaan menunjukkan kesungguhan dan kasih terhadap panggilan yang diemban. Ketika seorang penulis Kristen mengejar keunggulan, dia sedang menunjukkan melalui usahanya bahwa dia benar-benar percaya pada kebenaran yang ditulisnya.

Contoh dari Alkitab

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa Alkitab bukan bacaan seperti buku petunjuk pemanggang roti? Melalui enam puluh enam kitab yang ditulis oleh berbagai penulis dalam beragam konteks dan genre -- sejarah, puisi, nubuat, dan surat -- firman Tuhan menampilkan keindahan dan keanggunan yang menakjubkan.

Alkitab ditulis dengan luar biasa baik! Jika para penulis Alkitab, yang diilhami oleh Roh Kudus, memperhatikan mutu tulisan mereka, bukankah kita juga seharusnya melakukan hal yang sama? Jika mereka menulis dengan semangat dan keindahan, bukankah kita pun seharusnya menulis dengan semangat dan keindahan yang serupa?

Perkataan Injil yang Indah

Ketika saya akan berkhotbah atau mengajar di suatu tempat, saya kadang menulis pembaruan di media sosial dengan doa sederhana ini: "Yesus, jadilah besar!"

Sesekali, ada yang menegur saya karena ungkapan tersebut. Mereka berkata, "Kita tidak bisa membuat Yesus menjadi besar; Dia sudah besar."

Tentu saja saya setuju. Dengan doa itu, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa Anda atau saya dapat menjadikan Yesus sesuatu yang lain. Kita tidak menjadikan-Nya Tuhan -- Dia sudah Tuhan. Kita tidak membuat-Nya mulia -- Dia sudah mulia. Namun, saya berdoa agar Yesus dipandang besar di hati setiap orang yang hadir. Bahwa Yesus memang "besar" tidak berarti semua orang melihat Dia seperti itu.

Saya suka memandang khotbah dan tulisan saya sebagai upaya untuk membesarkan kemuliaan Kristus di mata orang lain. Dalam pengertian tertentu, tulisan Kristen yang baik melakukan hal yang sama: menghiasi kemuliaan Injil.

Seorang penulis Kristen tidak dapat menambah atau mengurangi kuasa Injil, sebab Injil sendiri adalah kuasa Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Namun, melalui cara kita menulis, kita dapat membuat kuasa itu tampak lebih jelas atau justru tertutup.

Demikian pula, kita tidak membuat Allah menjadi mulia, tetapi kita tetap memberikan kemuliaan kepada-Nya. Kita terus bernyanyi dan berkhotbah tentang Dia dengan cara yang meninggikan-Nya. Dan demikianlah seharusnya seorang penulis Kristen menulis.

(t/Jing-jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Challies
Alamat situs : https://www.challies.com/sponsored/why-christians-should-care-about-good-writing/
Judul asli artikel : Why Christians Should Care About Good Writing
Penulis artikel : Jared C. Wilson