MDD - Pelajaran 02

Nama Kursus : Manusia Dan Dosa
Nama Pelajaran : Keberadaan Manusia yang Berdosa
Kode Pelajaran : MDD-P02

Pelajaran 02 - KEBERADAAN MANUSIA YANG BERDOSA

Daftar Isi

  1. Asal Mula Dosa
  2. Kejatuhan Manusia
    1. Dosa Masuk Pada Manusia
    2. Beda antara Dosa Adam dan Dosa Manusia Sekarang
    3. Kerusakan Gambar dan Rupa Allah dalam Diri Manusia
  3. C. Universalitas Dosa
    1. Sejarah Agama dan Filsafat
    2. Pandangan Alkitab
    3. Sifat Universalitas Dosa


DOA

KEBERADAAN MANUSIA YANG BERDOSA

Manusia pertama yang diciptakan Allah di dunia adalah Adam. Allah menempatkan manusia pertama ini di taman Eden. Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam taman tersebut. Selain itu, Allah juga memberikan kehendak bebas kepada manusia untuk bertindak. Namun, pada kehendak bebas Allah berikan itu ternyata gagal untuk dipertanggungjawabkan oleh manusia. Manusia tidak menaati peraturan yang ditetapkan oleh Allah dan manusia lebih mendengarkan perkataan iblis dan mengabaikan perintah Allah sehingga manusia jatuh ke dalam dosa.

  1. Asal Mula Dosa

    Perdebatan mengenai asal mula kejahatan di dunia seringkali diperdebatkan baik dalam ranah teologi maupun filsafat. Darimana kejahatan berasal, dan mengapa bisa terjadi, menjadi suatu masalah yang paling tidak mudah dimengerti, sehingga manusia sangat tertarik untuk menganalisanya.

    Sering kali orang bertanya, "Dari manakah dosa berasal?" Mengenai asal dosa, Alkitab memang tidak memberikan keterangan yang jelas. Namun, Alkitab cukup jelas memberitahukan kepada kita bahwa dosa bukan dari Allah dan tidak diciptakan oleh Allah. Sebab, dalam Alkitab dikatakan dengan jelas bahwa Allah adalah suci dan segala sesuatu yang Tuhan ciptakan adalah baik dan sempurna adanya (Kejadian 1:31).

    Jadi, dari manakah dosa berasal? Dosa berasal dari hati Lucifer. Lucifer adalah seorang malaikat Tuhan yang diciptakan oleh Tuhan. Namun, karena berbagai kelebihan yang dimilikinya, ia menjadi sombong dan mulai melawan Tuhan (Yehezkiel 28:15-17; Yesaya 14:13-14). Malaikat yang telah jatuh itulah yang dinamakan Iblis atau Lucifer. Melalui dia segala jenis dosa dan kejahatan ada di dunia ini.

    Iblis adalah makhluk yang pertama kali memberontak terhadap Allah. Kemudian ia juga mengajak manusia ciptaan Allah untuk ikut memberontak terhadap Allah. Sehingga seperti yang kita ketahui saat ini, manusia yang memiliki pengetahuan dari Allah telah berdosa karena menentang Allah, sehingga membuat semua orang berdosa dan mereka harus bertanggung jawab atas dosa mereka.

    Dalam Roma 5:6, 8, 10 dijelaskan tentang keberadaan dosa dalam diri manusia dengan menunjukkan tiga fakta utama tentang manusia, yaitu:

    1. Ketidakmampuan manusia untuk tunduk dan menaati hukum Allah (Ayat 6)
    2. Kesengajaan manusia untuk melanggar batas larangan yang ditentukan Tuhan (Ayat 8)
    3. Keputusan moral manusia berdasarkan akal budinya untuk melakukan apa yang manusia tahu tidak seharusnya ia lakukan (Ayat 10)

    Alkitab memandang dosa sebagai sesuatu yang serius dan berat, dosa bukan hanya sekadar kelemahan. Dosa sekecil dan sesedikit apa pun merupakan pelanggaran yang membuat manusia menjadi seteru Allah. Pelanggaran terhadap satu hukum Allah merupakan pelanggaran terhadap semua hukum. Alkitab juga menyebutkan adanya perbedaan kualitas dosa dan kuantitas dosa.

  2. Kejatuhan Manusia

    1. Dosa Masuk pada Manusia

      Seperti yang tertulis dalam Kejadian 3:1-24, bahwa dosa masuk kepada manusia lewat pelanggaran yang dilakukan oleh Adam dan Hawa. Sebab, perintah yang Allah berikan kepada Adam untuk jangan makan "buah pengetahuan yang baik dan yang jahat" telah dilanggar oleh Adam dan Hawa. Tidak ada pendapat yang seragam tentang mengapa pohon itu disebut sebagai "pengetahuan yang baik dan yang jahat." Tetapi, secara umum dapat dikatakan pohon tersebut "ada" untuk menguji ketaatan manusia (Adam). Dengan iman, manusia mau dan rela untuk taat, dan bukan karena paksaan.

      1. a. Dosa Pertama

        Dosa pertama yang dilakukan manusia menunjukkan sifat umum dosa, yaitu:

        • Meragukan kebenaran yang ditunjukkan Allah.
        • Kesombongan yang menyebabkan pelanggaran standar moral.
        • Mempertanyakan status manusia.
      2. Kejatuhan Manusia dalam Dosa

        Kejatuhan manusia dalam dosa merupakan wujud usaha setan menaburkan benih ketidaktaatan dalam hati manusia, yang dilakukan melalui perantara, yaitu ular dan Hawa (Yohanes 8:44; Roma 16:20; 2 Korintus 11:3; Wahyu 12:9). Ada alasan yang kuat mengapa setan memakai Hawa. Pertama, karena Hawa bukanlah penerima pertama perjanjian. Kedua, bukan Hawa yang menerima perintah langsung dari Tuhan. Dan, ketiga, Hawa menjadi alat efektif untuk menaklukkan pendirian dan hati Adam.

        Berbicara tentang kisah kejatuhan manusia, ada beberapa pihak atau kelompok tertentu yang menganggap bahwa kisah di taman Eden itu bukan sebagai kebenaran historis dan harafiah. Kelompok ini berpendapat, bahwa kisah kejatuhan manusia:

        • dianggap sebagai kisah legenda/mitos yang tidak ada kebenaran historisnya, dan
        • dikatakan sebagai kisah figuratif/alegoris yang sebenarnya menjelaskan tentang bagaimana manusia mengalami kerusakan dan perubahan secara perlahan-lahan. Namun, kita percaya bahwa seluruh kebenaran Alkitab dengan jelas memaparkan bahwa kisah kejatuhan manusia yang ditulis dalam kitab Kejadian bukanlah cerita figuratif, tetapi fakta (Yesaya 43:27; Roma 5:12,18,19; 1 Korintus 5:21; 1 Timotius 2:14, dll).
    2. Beda antara Dosa Adam dan Dosa Manusia Sekarang

      1. Dosa Pertama Adam

        Alkitab menceritakan kepada kita bahwa melalui dosa Adam, hati seluruh manusia di dunia kemudian juga dimasuki oleh dosa. Dosa ini bahkan terus berlanjut sampai hari ini. Ketika seorang bayi mungil lahir di dunia, maka bayi tersebut sudah lahir di dalam dosa. Dosa yang ada pada bayi dosa tersebut adalah dosa warisan, yaitu dosa yang berasal dari jatuhnya Adam ke dalam dosa. "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus" (1 Korintus 15:22).

        Dosa yang dilakukan Adam bukanlah dosa pribadi atau individu karena Adam adalah wakil dari seluruh umat manusia. Dalam hal ini, kita mungkin dapat memakai istilah "Adam menurunkan dosa kepada semua keturunannya." Sementara itu, dosa yang diperbuat oleh keturunan Adam hingga saat ini adalah dosa pribadi yang merupakan hasil dari sifat manusia berdosa. Untuk dosa pribadi ini, Allah juga akan memperhitungkannya pada hari penghakiman (Roma 2:6).

        Sebelum Adam jatuh dalam dosa, pada hakikatnya Adam tidak berdosa. Ia juga memiliki kehendak bebas yang sebebas-bebasnya untuk taat (tidak berdosa) atau tidak taat (berdosa) kepada Tuhan. Akan tetapi, seluruh keturunan Adam tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih seperti Adam karena secara status mereka sudah berdosa, yaitu dosa yang diwariskan oleh Adam kepada seluruh umat manusia.

      2. Dosa Manusia Sekarang

        Dosa yang dilakukan oleh Adam menyebar kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu, semua manusia mewarisi dosa Adam. Sebagai contoh pada masa zaman Nuh, manusia mulai hidup semaunya sendiri, mereka kawin dan mengawinkan, mereka melakukan hal-hal yang mendukakan hati Tuhan. Demikian juga keadaan manusia sekarang, manusia mulai memikirkan dirinya sendiri, tidak memiliki belas kasihan kepada orang lain, mengejar hawa nafsu, dan memikirkan hal-hal yang sifatnya duniawi. Hal-hal yang dilakukan manusia tersebut adalah dosa.

        Status manusia sebagai pewaris dosa-dosa Adam, membuat manusia jatuh ke dalam kematian kekal apabila tidak menerima keselamatan yang Allah berikan. Namun, jika manusia mau menerima pengampunan yang diberikan Allah melalui karya keselamatan Yesus Kristus, maka dosa yang diperbuatnya tidak lagi memengaruhi statusnya di hadapan Allah. Manusia akan menjadi yang "dibenarkan" oleh karena iman kepada Yesus Kristus. Namun, jika seorang Kristen berbuat dosa, ia merusak hubungannya dengan Tuhan dan mendukakan Roh Kudus.

    3. Kerusakan Gambar dan Rupa Allah dalam Diri Manusia

      Masihkah manusia memiliki gambar dan rupa Allah setelah ia jatuh dalam dosa? Pertanyaan ini telah dijawab dengan jelas oleh Alkitab ketika Tuhan berbicara kepada Nuh, "Siapa menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri" (Kejadian 9:6; Yakobus 3:9). Jadi, tidak dapat disangkal bahwa manusia masih memiliki gambar dan rupa Allah. Namun, Alkitab juga mengatakan, bahwa kejatuhan manusia membuat gambar Allah dalam diri manusia rusak, sehingga manusia perlu dipulihkan Allah. Dan hanya melalui Kristus, gambar Allah itu dapat dikembalikan. Proses pengudusan juga akan membuat gambar Allah dalam diri orang percaya semakin kelihatan jelas (Efesus 4:24).

  3. Dosa dan Anugerah

    Kita dapat menjadi anak-anak Allah dengan cara menerima dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebagai anak-anak Allah, kita harus sungguh-sungguh dan mengizinkan Dia untuk mengarahkan hidup kita melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Perbuatan-perbuatan baik itu muncul dan bertumbuh karena pengalaman kita dalam menerima anugerah Allah. Kita dapat melakukannya karena kita telah menerima keselamatan dalam Yesus Kristus. Dengan demikian, Allah sebagai sumber anugerah akan memimpin hidup kita untuk melayani Dia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keselamatan merupakan anugerah Allah. Karena kita telah diselamatkan oleh anugerah Allah, maka sudah sepantasnya kita bersyukur atas anugerah Allah tersebut dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menjadi kehendak Allah.

    Keberadaan manusia yang berada dalam dosa, membuat manusia dapat melakukan hal-hal yang tidak benar dan mendatangkan dosa. Sekalipun manusia telah berbuat baik dan melakukan apa yang benar, dosa tetap ada dalam diri manusia. Ketika dosa masih ada dalam diri manusia, maka manusia membutuhkan seorang Juru Selamat yang mampu menyelamatkan dan menolong manusia. Sebab, manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, manusia membutuhkan seorang yang tidak berdosa untuk melepaskan manusia dari lumpur dosa. Berikut ini beberapa hal yang membuat manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, yaitu:

    1. Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri karena ia telah melanggar hukum Allah.

      Sebab, dosa tidak dapat memperbaiki hukum Allah. Sedalam dan setulus apa pun penyesalan akan dosa, tidak dapat memperbaiki kesalahan dimasa lalu dan tidak dapat memperbaiki hukum Allah yang telah dilanggar. Kebenaran dari hal ini adalah bahwa hukum yang telah dilanggar itu menuntut agar orang tersebut harus menerima hukuman. Manusia telah melanggar hukum Allah dengan dosa dan seseorang harus membayar hutang tersebut.

      Selain itu, mengubah keseluruhan hidup seseorang tidak dapat membuang dosa yang sudah diperbuat. Kita mesti ingat bahwa hidup yang saleh untuk masa depan tidak akan menutupi dosa di masa lalu. Seandainya seseorang yang terhilang dapat berhenti berbuat dosa sama sekali dan hidup dalam kehidupan tanpa dosa dalam sisa hidupnya, dia akan tetap hidup di neraka. Orang itu harus membayar untuk dosa-dosa kita di masa lalu supaya hutang kita lunas, tetapi tidak sembarang orang bisa melakukannya. Kita tidak bisa memutuskan bagi diri kita sendiri bahwa kita sekarang akan memulai hidup yang baik dan berharap dosa-dosa kita di masa lalu tidak lagi diperhitungkan. Ia hanya bisa menutupi dosanya dengan darah Yesus Kristus.

    2. Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri karena dia adalah makhluk yang secara alamiah sudah berdosa.

      Ia tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan dirinya sendiri. "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dipahami secara rohani" (1 Korintus 2:14).

      Kejatuhan manusia dalam dosa membuat manusia membutuhkan seorang penolong yang mampu mengangkat dan melepaskan dari dosa. Sebab, manusia yang berdoa tidak bisa datang kepada Allah yang kudus. Sesuatu yang gelap dan kotor tidak bisa bersatu dengan sesuatu yang suci dan kudus. Oleh sebab itu, Allah Bapa memberikan Anak-Nya yang tunggal, yaitu Kristus Yesus untuk mati dan menebus semua dosa manusia. Kematian satu orang untuk menebus semua orang. Dan, keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus, tidak ada nama lain yang sanggup menyelamatkan manusia dari lumpur dosa.

    3. Manusia Memerlukan Hati yang Baru

      Orang yang berdosa melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat, memikirkan pikiran-pikiran yang jahat, pergi ke tempat-tempat yang tidak baik dan menolak Yesus Kristus karena dia memiliki hati yang jahat. Kebutuhannya yang sesungguhnya adalah hati baru yang bersih. "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" (Mazmur 51:12).

      Tidak ada kebudayaan, penjernihan, pendidikan, atau pengakuan terhadap suatu agama yang dapat mengubah sifat manusia. Seorang manusia tidak dapat mengubah sifatnya sendiri. Dia harus dilahirkan kembali. Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3).

      Kita mungkin bisa menyimpulkan bahwa seorang manusia tanpa Yesus bukan hanya dalam keadaan yang terhilang tetapi juga dalam keadaan yang tidak berdaya. Hanya melalui Yesus Kristus, manusia dapat menerima keselamatan dari keadaannya yang tersesat dan tak berdaya.

      "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)


Akhir Pelajaran (MDD-P02)

DOA

"Betapa aku mengucap syukur kepada Engkau ya Allah, sebab Engkau sudah mengangkatku dari keadaanku yang berdosa, kotor dan orang hukuman, menuju kepada kehidupan kekal bersama Yesus Kristus. Berikanku hati yang senantiasa melekat kepada-Mu, dan berikan aku kekuatan serta keberanian untuk menjadi alat-Mu dalam menjangkau jiwa yang belum percaya kepada-Mu."Amin.

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA