Karunia-Karunia Roh Kudus

A. Karunia Jabatan

Karunia jabatan adalah karunia yang dianugerahkan oleh Roh Kudus kepada orang-orang tertentu untuk menjabat suatu jabatan tertentu. Seseorang diberi kekuatan khusus, sehingga berbeda dalam status dan keadaan dengan orang lain pada umumnya. Itulah karunia jabatan. Karunia jabatan yang paling jelas dicatat di dalam Alkitab terdapat dalam Efesus 4:1.

Dalam salah satu bukunya, Watchman Nee telah salah menafsirkan ayat ini, paling tidak terdapat dua macam kesalahan, yaitu:

1. Penjelasan "menawan kembali yang sudah ditawan" (ayat 10), ia langsung memakai terjemahan bahasa Mandarin yang kurang tepat penerjemahannya: "menawan musuh". Ini adalah pengertian yang kurang benar.

2. Ia mengatakan bahwa dalam ayat 11 hanya terdapat 4 jabatan karena guru dan pendeta dijadikan satu. Akibatnya, ia tidak setuju ada gembala atau pendeta dalam gereja sehingga dengan sendirinya ia menolak penahbisan pendeta. Ia menganggap itu adalah profesi yang diciptakan oleh manusia hanya untuk membanggakan diri. Namun, jelas sekali dalam ayat ini diungkapkan lima jabatan dan bukan empat.

Dalam hal ini, saya tetap melihat lima jabatan. Inilah yang saya sebut sebagai karunia jabatan. Karunia jabatan ini tidak diberikan kepada semua orang Kristen. Hanya sebagian orang tertentu, dan khususnya hanya beberapa orang tertentu yang menerima jabatan pertama dan kedua (rasul dan nabi).

1. Jabatan Khusus: Nabi dan Rasul

Alkitab berkata, bahwa Kristus sudah turun dan kemudian naik ke surga. Jika Kristus tidak naik, Roh Kudus tidak turun. Jika Roh Kudus turun, Ia akan memberikan kekuatan kepadamu untuk memberitakan Injil, lalu mendirikan gereja, menggembalakan mereka, dan mengajarkan firman. Semua itu harus didirikan di atas dasar rasul dan nabi.

Di atas, saya telah menegaskan tentang urutan nabi dan rasul. Secara kronologis, nabi ada terlebih dahulu dari rasul; tetapi secara jabatan dan sebagai karunia, rasul selalu di depan nabi (bandingkan Efesus 2:20).

Rasul adalah orang yang diutus Allah (Yunani: apostolos; Inggris: messenger). Nabi adalah penyambung lidah Allah, yang membawa perkataan Allah kepada dunia (Inggris: The spokesmen of God). Rasul adalah orang yang diutus untuk menulis Kitab Suci Perjanjian Baru, nabi adalah orang yang disuruh Tuhan untuk menulis Kitab Suci Perjanjian Lama. Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama merupakan kesatuan yang membentuk Kitab Suci. Status dan kepercayaan di mana kita berada, berdiri di atas Kitab Suci yang menjadi pondasi untuk mendirikan gereja. Dalam Efesus 2:20 ditegaskan bahwa gereja didirikan di atas dasar para rasul dan para nabi, di mana Kristus adalah batu penjurunya. Prinsip ini tidak boleh diubah di sepanjang sejarah.

Namun, apakah Allah tidak mengutus orang untuk melaksanakan tugas mereka saat ini? Ada. Kalau demikian apakah mereka juga rasul? Hanya secara fungsi, tetapi tidak secara jabatan. Secara jabatan sudah tidak ada rasul lagi, tetapi secara fungsi tetap ada sampai saat ini.

Sampai dunia kiamat, fungsi rasul, fungsi utusan Allah seperti ini masih ada, tetapi jabatan rasul sudah tidak ada lagi. Saya percaya di setiap zaman ada banyak orang yang masih diutus Tuhan di dunia ini, mungkin sebagai penginjil, mungkin sebagai pendeta, mungkin sebagai guru atau pengajar. Tuhan ingin memakai Saudara untuk menjadi orang yang menegakkan dan memberitakan doktrin yang baik.

Jikalau Tuhan memanggil Saudara dan mengutus Saudara, jangan Saudara mengeraskan hati dan menolak panggilan tersebut. Di setiap zaman, utusan itu masih terus ada sehingga fungsi rasul tidak berhenti. Namun, orang yang diutus oleh Tuhan setelah Kitab Suci selesai ditulis, tidak boleh menyebut diri sebagai rasul. Demikian pula fungsi nabi masih ada, yaitu di setiap zaman masih ada orang-orang yang mewakili Tuhan berbicara firman kepada manusia di zamannya, tetapi fungsi itu tidak menjadikan mereka berjabatan seperti itu.

Dalam fungsi sebagai nabi, ada dua hal yang bersangkutan dengan fungsi itu:

a. Pelayanan ini adalah pelayanan dengan memakai bahasa atau kata-kata, yaitu "pelayanan kata" atau "pelayanan firman" (ministry of words). Baik rasul maupun nabi, dipilih dan ditetapkan, diurapi oleh Roh Kudus untuk menjadi pelayan-pelayan perkataan, khususnya, ketika nabi berkata mewakili Tuhan. Oleh karena itu, hal-hal ini harus jelas: (1) Mereka berkata-kata berdasarkan wahyu. Istilah "mewahyukan" menunjukkan bahwa Alkitab belum selesai dibuat. (2) Setelah Kitab Suci ditulis, pembicaraan harus berdasarkan wahyu. Kata-kata itu harus menurut wahyu. Baik dalam butir pertama dan kedua, pembicara harus memakai dirinya secara pasif, menerima wahyu sehingga paling jauh mereka hanya dapat berkata: "Demikianlah Allah berkata ..." atau "Demikianlah Alkitab berkata ...". Mereka tidak boleh mengatakan: "Sayalah Allah ..." atau "Saya Yesus ...". Hal ini merupakan perbedaan yang sangat besar. Hal ini menyangkut jabatan dan fungsi nabi. Kalau orang mengaku nabi, lalu mengatakan: "Saya Yesus ..." atau "Saya adalah Allah, saya mengutus engkau". Oleh karena itu, Saudara harus menengking dan mengusir setan dalam orang itu. Jangan menerima dan menganggap itu dari Allah. "Kata" atau "Firman" atau "Word" adalah Kristus sendiri. Kristus yang menjadi daging, hanya Dia saja yang boleh memakai kata ganti orang pertama ("Aku" atau "Saya") dalam dunia ini. Yesaya, seorang nabi yang begitu besar, tetap tidak boleh mengatakan "Sayalah Allah ...". Demikian pula Yeremia atau Daniel atau siapa pun juga karena mereka hanya menerima wahyu saja. Mereka paling jauh hanya boleh berkata: "Demikianlah firman Yehovah ...". Tidak ada pengurapan Roh Kudus atau baptisan Roh Kudus atau kepenuhan Roh Kudus yang mengakibatkan seseorang diurapi berkata: "Saya Yesus, saya diutus oleh Allah Bapa dan saya akan datang kembali."

b. Semua nubuat, mempunyai tiga lingkaran yang besar, yaitu: (1) bernubuat tentang Kristus yang akan datang, (2) bernubuat tentang nasib bangsa-bangsa di bawah penghakiman Allah dan (3) bernubuat mengenai apa yang akan terjadi pada waktu yang sangat singkat. Tiga kategori ini merupakan kategori-kategori yang penting. Ketika Nabi Yesaya, Yeremia, Daniel, atau nabi-nabi lain berfirman dan bernubuat sebagai nabi, mereka selalu bernubuat dalam ketiga kategori ini.

Pertama, misalnya: Yesus akan lahir di Bethlehem (Mikha 5:2); Yesus akan dikuburkan di tempat orang kaya (Yesaya 53); Kedua kaki dan tangan-Nya akan dilukai (Mazmur 22). Para nabi memberikan data yang sangat jelas tentang diri Yesus. Mereka diberikan wahyu oleh Roh Kudus sehingga mereka dapat melihat dengan tepat apa yang akan terjadi dan menuliskan dengan sangat tepat kategori yang pertama. Tentang kategori pertama ini masih dapat dibagi ke dalam dua bagian lagi, yaitu: kedatangan yang pertama dan kedatangan yang kedua. Kedatangan yang pertama merupakan inkarnasi "incarnation", yaitu penggenapan rencana keselamatan bagi manusia; dan kedatangan kedua merupakan penyempurnaan "consummation", yaitu penggenapan penghakiman dan penyempurnaan orang pilihan. Semua ini merupakan keseluruhan rencana Allah yang sempurna sehingga dunia ini dan gereja Tuhan akan digenapkan di titik omega, lalu masuk ke dalam kekekalan.

Nabi-nabi yang menjelaskan dan menubuatkan Kristus, baik kedatangan pertama dan kedua, selalu semakin kurang jelas apabila waktunya semakin jauh dari waktu terjadi peristiwa yang dinubuatkan tersebut. Ketika nabi bernubuat tentang kedatangan Tuhan Yesus di Bethlehem, banyak orang yang tidak mau peduli dan hanya memperhatikan hal-hal duniawi saja. Inilah orang berdosa. Namun, ada orang yang ketika mendengar berita dari para nabi langsung merespons dan mereka berdoa, menantikan kedatangan Messias itu. Inilah orang-orang pilihan. Nabi-nabi juga menubuatkan bahwa Yesus akan datang untuk yang kedua kalinya dalam dua ayat: Yesaya 9:5, 6. Ada lima julukan atau atribut yang sangat luar biasa diberikan kepada "Anak" yang akan lahir itu. Lalu, ditegaskan dalam ayat 6 bahwa kuasa politik akan berada di bawah kaki-Nya. Atribut yang diberikan kepada Yesus dalam ayat-ayat ini menunjuk bukan pada kedatangan pertama Yesus, bahkan kuasa politik yang berada di tangan Tuhan Yesus bukan terjadi pada kedatangan pertama. Semua ini menunjuk kepada kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Jadi, di sini Yesaya menggabungkan "dua gunung" menjadi satu, yaitu kedatangan pertama dan kedatangan kedua. Namun, bagi gereja, di mana Yesus sudah datang pertama kali, semakin jelas terpisahnya antara kedatangan Yesus pertama dan kedua. Yang pertama sudah lewat, yang kedua belum datang. Maka sekarang jika kita mengatakan bahwa Yesus datang di Bethlehem, tidak lagi dapat disebut sebagai nubuat, melainkan sejarah. Ketika saya mengatakan, "Yesus akan datang lagi" itu nubuat karena belum terjadi dan pasti akan terjadi. Namun, bukan karena saya mendapat wahyu, tetapi berdasarkan wahyu (yaitu Alkitab). Yang mendapatkan wahyu adalah orang yang berjabatan nabi dan rasul, tetapi yang berdasarkan wahyu adalah orang-orang yang berfungsi nabi. Oleh karena itu, ia harus berkata-kata seturut dengan apa yang sudah diwahyukan oleh Roh Kudus dalam Alkitab.

Ketika kita melihat urutan nabi dan rasul terbalik, hal ini bukan berdasarkan kronologi waktu, tetapi karena rasul memang lebih penting dari nabi.

a. Nabi menubuatkan tentang Yesus, tetapi rasul berjumpa langsung dan menyaksikan Yesus.

b. Rasul-rasul dipilih oleh Tuhan Yesus sendiri.

Rasul adalah kunci untuk mengerti nabi. Setelah mendengarkan tafsiran dari rasul, kita baru mengetahui semua yang dikatakan oleh para nabi tentang Yesus. Itulah beda antara orang Yahudi dengan orang Kristen. Karena orang Kristen menerima ajaran rasul, kita sekaligus mengerti apa yang dikatakan oleh nabi. Sedangkan, orang Yahudi hanya mau menerima ajaran nabi dan tidak mau menerima rasul, sehingga sampai sekarang mereka tidak mengenal Yesus dan terus berdoa menantikan Yesus datang. Kasihan sekali. Sampai sekarang mereka mempelajari ajaran nabi tetapi tidak menerima ajaran rasul sehingga mereka tetap tidak mengerti. Orang Kristen menerima rasul, sehingga kita dapat menelusuri kembali dan mengetahui semua yang dikatakan tentang Kristus telah diceritakan oleh para nabi. Alkitab mengatakan bahwa Gereja didirikan di atas rasul dan nabi. Perjanjian Baru menjadi kunci untuk mengerti Perjanjian Lama. Hal itu tidak berarti Perjanjian Baru lebih tinggi derajatnya dari Perjanjian Lama, tetapi Perjanjian Baru lebih penting untuk mengerti keseluruhan Kitab Suci. Orang yang mengerti Perjanjian Lama dan tidak menerima ajaran rasul, tidak akan menerima Perjanjian Baru. Orang yang menerima pelayanan rasul, ia akan sekaligus mengerti pengajaran rasul dan nabi, sehingga mereka mengerti seluruh Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Oleh karena itu, di sini urutan di mulai dari rasul, baru kemudian nabi.

2. Jabatan Lainnya

Di urutan ketiga adalah penginjil. Sesudah pelayanan rasul dan nabi, gereja membutuhkan penginjil-penginjil yang memberitakan Kristus agar orang yang bukan Kristen dapat mengenal Kristus dan menjadi orang Kristen. Pelayanan penginjil sangat penting untuk membawa orang kembali ke "kandang" Tuhan.

Siapakah yang lebih penting, pendeta atau penginjil? Banyak gereja saat ini memandang rendah tugas penginjil. Penginjil diberi gaji kecil, dan setelah lama melayani baru dijadikan pendeta dan diberi gaji lebih besar. Dalam pikiran saya, saya tidak pernah menganggap penginjil lebih rendah dibandingkan pendeta. Mengapa? Karena seorang penginjil adalah orang yang langsung berada di front terdepan melawan setan. Penginjil adalah orang yang berperang dengan setan untuk membawa orang yang masih dalam kegelapan kembali kepada terang, dan setan kepada Yesus Kristus, dari kuasa Iblis dan kuasa dosa kepada Kerajaan yang suci dari Anak Allah. Banyak orang mengira pendeta lebih penting, penginjil tidak penting. Di sini, Alkitab langsung meletakkan posisi penginjil setelah rasul dan nabi.

Setelah ada orang-orang yang menjadi Kristen, mereka perlu digembalakan. Untuk itu, perlu ada pendeta. Selain digembalakan, mereka juga perlu ditumbuhkan. Untuk itu, mereka perlu terus diajar secara serius. Oleh karena itu, perlu guru-guru atau pengajar-pengajar. Kelima jabatan ini merupakan jabatan-jabatan penting dalam kekristenan. Namun, tidak setiap saat ada nabi dan rasul, sedangkan di setiap zaman ada penginjil, pendeta dan pengajar-pengajar.

Yesus naik ke surga dan memberikan karunia-karunia jabatan ini kepada jemaat-Nya. "Tetapi bukankah nabi sudah ada sebelum Roh Kudus turun?" Tidak! Dalam ayat ini, kita baru menyadari hubungan antara rasul dan nabi. Nabi-nabi memang sudah disediakan oleh Roh Kudus dan dikonfirmasikan pengertian jabatannya setelah Roh Kudus turun.

1 Kor. 12:27-29 mengatakan: "Kamu semua adalah tubuh Kristus, dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapatkan karunia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, untuk berkata-kata dalam bahasa Roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa Roh, atau untuk menafsirkan bahasa Roh? Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi."(Yaitu kasih.)

Dalam bagian ini, karunia jabatan dan karunia pelayanan digabung menjadi satu. Dalam uraian ini, karunia sebagai penginjil dan pendeta tidak di cantumkan karena mereka dikaitkan dalam posisi pengajar. Jika kita daftarkan, kita akan melihat adanya tiga tingkatan:

Pertama, yang menyangkut dua dasar dan satu penerus (rasul, nabi dan pengajar). Semua perjalanan kekristenan tidak boleh keluar dari dasar rasul dan nabi. Kedua dasar ini tidak boleh tidak ada karena inilah dasar yang mutlak dari iman Kristen. Kemudian, guru mengajar berdasarkan ajaran rasul dan nabi di sepanjang sejarah.

Kedua, adalah mukjizat. Mengapa penting? Apakah mukjizat itu? Jika terjadi mukjizat, tetapi kemudian mukjizat itu menjadikan orang tidak lagi mendengar khotbah, atau khotbah dikurangi, itu bukan mukjizat, tetapi penghujatan. Dalam kategori atau tingkatan kedua, mukjizat, kesembuhan dan pelayanan merupakan tingkat kedua yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan rasul, nabi, dan pengajar.

Ketiga, tingkatan terendah adalah pemimpin, seperti ketua majelis atau posisi-posisi kepemimpinan gereja. Dalam kemajelisan, yang memimpin jemaat, berada di tempat atau posisi yang tidak penting sekali. Inilah prinsip Alkitab. Jika kita melihat gereja saat ini, kita melihat keadaan yang sama sekali terbalik. Yang paling penting adalah ketua majelis karena ia yang menentukan mau memanggil pendeta atau tidak. Kalau mau menggusur seorang pendeta mudah sekali. Dengan tidak memberikan gaji yang cukup atau tidak menaikkan gaji pendeta selama tiga tahun, maka pasti pendeta itu pergi sendiri. Gereja sekarang sangat berlawanan dengan prinsip Alkitab. Begitu banyak gereja yang katanya berorganisasi beres, justru tidak dapat bertumbuh karena tidak beres secara prinsip Alkitab.

Karunia bahasa Roh dan menafsir bahasa Roh adalah yang paling akhir dan paling rendah di antara tingkatan ketiga ini. Hari ini orang-orang yang berbahasa Roh jangan bangga karena ia berada di posisi yang sangat rendah, bahkan paling rendah dari semua karunia yang ada. Sekarang ini, justru karunia yang paling tidak penting dianggap yang paling penting; yang paling penting justru dikaburkan. Jabatan yang paling tidak penting justru dianggap yang paling penting. Justru firman Tuhan, hal yang terpenting dilupakan dan disingkirkan. Kebenaran Alkitab dilupakan, prinsip-prinsip nabi dan rasul dilupakan, tetapi yang dipentingkan justru orang yang dapat bernubuat yang tidak penting; bahkan jabatan ketua majelis dianggap berkuasa besar. Semua ini merupakan kenyataan yang sangat berbeda dari ajaran Kitab Suci.

Diambil dari:
Judul buku : Baptisan dan Karunia Roh Kudus
Judul artikel : Karunia-karunia Roh Kudus
Pengarang : Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1996
Halaman : 110 -- 126
Kategori: 
Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA