IDK - Pelajaran 04

Nama Kelas : Identitasku Dalam Kristus
Nama Pelajaran : Pemulihan dari Kerusakan
Kode Pelajaran : IDK-P04

Pelajaran 04 -- Pemulihan dari Kerusakan

Daftar Isi

  1. Peperangan Pikiran
    1. Menghancurkan Benteng-Benteng
    2. Memperbarui Pikiran
    3. Memenangkan Peperangan
  2. Penyembuhan Emosi Masa Lalu
    1. Emosi Menyingkapkan Perasaan kita
    2. Kemerdekaan untuk Mengampuni
      12 Langkah Mengampuni:
  3. Perintah Mengasihi
    1. Hak vs Tanggung Jawab
    2. Jangan Merebut Peran Roh Kudus

Doa

Pelajaran 04 -- Pemulihan dari Kerusakan

Tidak dapat disangkal bahwa dalam hidup manusia lama kita, Iblis telah menodai kita dengan berbagai tipuan dan kebohongan selama bertahun-tahun sebelum kita betul-betul mengenal dan menerima Kristus. Kerusakan-kerusakan pasti sudah terjadi, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Hanya Kristus yang mampu menolong dan memberikan pemulihan. Oleh karena itu, perlu kesadaran untuk mengakuinya dan menyerahkannya kepada Kristus. Inilah beberapa kerusakan yang sering ditimbulkan oleh iblis yang perlu penanganan.

  1. Peperangan Pikiran
  2. Tanpa kita sadari, setiap hari - setiap saat, sebenarnya kita mengalami peperangan rohani, terutama dalam pikiran kita. Peperangan antara kebenaran dan kejahatan atau kebohongan. Mari kita mengerti arti peperangan ini dan bagaimana kita bisa belajar untuk memerangi dan memenangkannya.

    1. Menghancurkan Benteng-Benteng
    2. Benteng-benteng mental adalah jejak ingatan yang tertanam dalam otak kita seiring dengan berjalannya waktu atau oleh intensitas pengalaman traumatis. Pola-pola hidup bisa menjadi mekanisme pertahanan, misalnya penyangkalan, fantasi, penahanan emosi, kemarahan yang salah arah, rasionalisasi, berbohong, dll.. Dalam satu dan lain hal, kita semua telah dibentuk oleh dunia sekitar kita yang mengakibatkan kita salah. Misalnya, salah memilih musik, menonton acara yang salah, memiliki teman yang salah, memikirkan hal-hal yang salah, dll.. Godaan untuk mencoba hidup tanpa Tuhan sangat besar, terkhusus karena kita masih sering hidup dalam kedagingan.

      Bagaimana menghancurkan benteng-benteng kebiasaan yang telah terbentuk melalui jalur saraf otak lita? Ketika kita mencoba melawan jalur lama, sebenarnya kita sedang mengubah susunan kimiawi di otak. Misalnya, ada orang Kristen yang menganggap Tuhan tidak mengasihi mereka. Mereka memiliki benteng-benteng pemikiran lama yang salah yang menentang pengenalan akan Allah. Jika dia tahu bahwa dia adalah ciptaan baru, dia akan mampu menghancurkan benteng-benteng pemikiran seperti ini dengan kuasa identitas dalam Kristus.

    3. Memperbarui Pikiran
    4. Bisakah pikiran yang telah terbangun secara salah diprogram ulang? Bisa! Yaitu dengan memperbarui pikiran kita. Paulus menyebutnya sebagai "menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus" (2Kor. 10:5). Sering kali, Setan telah membutakan pikiran orang-orang yang belum percaya sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil (2Kor. 4:4). Segala pikiran jahat yang dilakukan manusia akan melahirkan tindakan kejahatan karena Iblis (si jahat) membutakan pikiran manusia. Di sinilah, manusia sering kalah dan tidak memenangkan peperangan rohani ini.

      Ketika pemikiran jahat muncul, tanyakan kepada diri sendiri secara sadar, "Apakah saya ingin memikirkan pemikiran jahat ini? Apakah saya membuat pilihan sadar untuk berpikir seperti itu?" Jika tidak, datanglah kepada Tuhan dan lawanlah Iblis dengan bertobat sungguh-sungguh dan dengan iman memercayai kebenaran firman-Nya. Karena pada dasarnya, Iblislah yang menabur pikiran-pikiran dan tipuan/kebohongan supaya kita memercayainya. Ketika Iblis berhasil menipu, kita bertindak. Di sinilah, kemudian Iblis mengendalikan hidup kita.

      Perbaruilah pikiran kita dengan bertindak, jangan pasif. Konfrontasikan kebohongan yang kita percayai itu dengan kebenaran firman Tuhan dan percayailah firman-Nya. Ketahuilah, Iblis sebenarnya adalah musuh yang sudah dikalahkan (ini kebenaran Alkitab) oleh Kristus, kuasanya terbatas, kekuatannya hanyalah menyesatkan dan menjerat mangsa dengan tipu muslihat (Yoh. 8:44). Yesus sudah mengalahkan Iblis. Itu sebabnya, Dia berdoa supaya Bapa melindungi murid-murid-Nya dari si jahat ... dan menguduskan mereka dalam kebenaran, yaitu firman-Nya. Allah bekerja melalui pikiran kita yang telah dijernihkan dengan firman-Nya.

    5. Memenangkan Peperangan
    6. Senjata Iblis adalah tipuan dan kebohongan. Menghadapi Iblis bukan dengan kekuatan/kuasa, tetapi dengan kebenaran. Ketika kita mengekspos kebohongan Iblis dengan kebenaran Tuhan, kuasanya akan hancur. Itulah yang dikatakan Yesus dalam Yoh. 8:32, "kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Paulus juga memberikan perintah untuk memakai perlengkapan senjata ketika melawan Iblis, "berikatpinggangkan kebenaran" (Ef. 6:14). Kegelapan dunia tidak akan bertahan dengan datangnya terang. Kita tidak dipanggil untuk menghilangkan kegelapan, tetapi untuk menyalakan terang.

  3. Penyembuhan Emosi Masa Lalu
  4. Sebagai seorang Kristen, kita harus percaya bahwa kita adalah ciptaan baru dalam Kristus. Hal-hal lama, termasuk trauma atau gangguan emosi masa lalu, sudah berlalu (2Kor. 5:17). Diri Anda yang lama dalam Adam sudah tidak ada lagi karena sudah dikubur bersama dengan kematian Kristus. Gangguan emosi sering berakar dari kebohongan yang diluncurkan oleh Iblis yang kita percayai pada masa lalu. Sekarang, kita sudah diubahkan oleh pembaruan pikiran (Rm. 12:2). Memang pola-pola pemikiran lama masih tertanam dalam ingatan kita, tetapi kita harus secara sadar memilih untuk menyerahkannya pada salib Kristus. Memahami gangguan-gangguan emosi masa lalu dari perspektif identitas baru dalam Kristus adalah awal dari proses penyembuhan emosi yang rusak itu.

    1. Emosi Menyingkapkan Perasaan Kita
    2. Reaksi emosi kemarahan, kekhawatiran, dan depresi semuanya berkaitan dengan cara kita berpikir dan apa yang kita percayai. Emosi menjadi lampu indikator yang memperingatkan ada yang tidak beres. Jangan diabaikan. Tuhan tidak sulit didekati, tetapi ketika emosi kita sudah menumpuk dan meluber, kita justru cenderung tidak mau datang kepada Tuhan.

      Penyebab utama penyakit psikosomatik adalah emosi yang ditekan secara sadar, lalu mereka mengabaikan perasaannya dan memilih untuk tidak menghadapinya. Perasaan emosi yang dipendam atau ditekan terlalu lama akan membuat perasaan kita mendominasi apa yang menggerakkan hidup kita. Daud mengungkapkan perasaan emosinya dengan sangat jelas, "Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari;" (Mzm. 32:4). Memang perasaan kita seakan-akan mati ketika dipendam atau dikubur, tetapi suatu ketika akan muncul dengan cara yang tidak sehat. Menekan emosi sama dengan ketidakjujuran emosi. Akan tetapi, melepaskan emosi secara sembarangan juga sama buruknya karena tidak sehat bagi orang-orang di sekelilingnya. Orang yang sehat secara mental memiliki setidaknya satu teman dimana ia bisa bersikap jujur secara emosional.

      Banyak tanda gangguan emosi lain yang tidak dibahas di sini, tetapi intinya ketika orang percaya mengalami gangguan emosi, sering kali berawal dari pemahaman dan pemikiran yang tidak benar tentang diri sendiri. Sebagai orang Kristen yang sudah percaya kepada Kristus, kita harus menyadari bahwa kita bukan lagi hasil dari masa lalu. Kita adalah ciptaan baru dalam Kristus hasil pekerjaan Kristus di atas kayu salib. Karenanya, kita memiliki hak istimewa untuk mengevaluasi hidup kita berdasarkan siapa kita saat ini. Kesadaran akan hal ini diharapkan membawa kita melakukan tindakan menuju kepada proses pertobatan dan pemulihan.

    3. Kemerdekaan Mengampuni
    4. Tuhan telah mengampuni semua dosa setiap orang percaya, dahulu, sekarang, dan yang akan datang. Melalui pengampunan Kristus, kita pun harus belajar mengampuni orang lain. Mengampuni orang adalah teladan yang dilakukan oleh Yesus. Ada banyak sumber masalah emosi yang disebabkan karena tidak mau mengampuni orang lain. Oleh karena itu, tindakan selanjutnya untuk memulihkan gangguan emosi masa lalu (bebas dari masa lalu) adalah dengan mengampuni.

      12 Langkah Mengampuni:
      - Mintalah Tuhan untuk menyingkapkan di pikiran kita tentang orang-orang yang perlu kita ampuni.
      - Akuilah luka dan kebencian.
      - Sadari bahwa Yesus telah menanggung dosa manusia di atas kayu salib, termasuk dosa orang-orang yang akan kita ampuni.
      - Putuskanlah untuk menanggung beban dosa orang yang akan kita ampuni tanpa menoleransi dosanya.
      - Putuskan untuk mengampuni apapun alasannya.
      - Doakan orang-orang yang ingin kita ampuni di hadapan Tuhan sampai rasa sakit/marah yang kita ingat tertangani.
      - Buanglah pikiran dan ingatan tentang masalah dari orang-orang yang kita sudah doakan.
      - Jangan mengharapkan orang yang kita ampuni akan berubah lebih baik.
      - Cobalah untuk mengerti orang yang kita ampuni tanpa merasionalkan perilakunya.
      - Harapkan hasil positif dari mengampuni.
      - Bersyukur kepada Tuhan.
      - Akuilah juga dosa-dosa kita sendiri yang mungkin kita abaikan atau kecilkan.

      Proses mengampuni adalah tindakan positif yang harus kita lakukan dengan teladan dari Yesus. Yesus berbelaskasihan kepada kita, artinya Yesus memberikan apa yang sebenarnya tidak pantas kita terima. Yesus telah melakukannya di kayu salib. Dia menggantikan posisi kita untuk dihukum, tindakan yang seharusnya tidak layak kita terima.

  5. Perintah Mengasihi
  6. Seluruh tujuan firman Tuhan adalah untuk mengasihi Tuhan dan sesama, walaupun jenis kasih yang Yesus maksud itu mustahil dilakukan secara ukuran manusia. Tuhan mengasihi kita karena Tuhan adalah kasih, tidak tergantung pada objeknya. Sebagai orang percaya, kita harus belajar mengasihi, terutama setelah kita menyadari siapa kita dalam Kristus. Mengasihi orang lain tidak selalu gampang, terutama mengasihi orang yang tidak menyenangkan atau orang yang sulit. Ada dua prinsip utama dalam mengasihi supaya kita memulihkan hubungan yang retak atau yang rusak.

    1. Hak vs Tanggung jawab
    2. Sebagai orang percaya yang telah menjadi ciptaan baru, kita tidak boleh hanya menuntut hak-hak kita tanpa melakukan tanggung jawab kita. Tidak akan ada hubungan yang berkembang dalam orientasi hidup yang egois seperti itu. Menjadi anggota tubuh Kristus adalah hak istimewa yang luar biasa. Hak istimewa ini datang dengan tanggung jawab yang luar biasa yaitu mengasihi satu sama lain. Jikalau ini dijalankan, kehidupan pemulihan akan kerusakan manusia lama kita dalam jemaat akan berjalan dengan sangat menyenangkan dan memuliakan Tuhan.

    3. Jangan Merebut Peran Roh Kudus
    4. Masalah lain yang menyulitkan kita menjalankan perintah saling mengasihi adalah kecenderungan kita untuk menghakimi. Alkitab mengatakan bahwa Roh Kuduslah yang menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yoh. 16:8). Karenanya, jangan mencoba memainkan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang lain, kita salah. Karena itu, ketika kita menolong memulihkan hubungan antarjemaat, ajaklah mereka berdoa dan meminta kepada Tuhan agar Roh Kudus menyingkapkan dosa dalam pikiran sehingga mereka bersedia bertobat.

Pelajaran tentang pemulihan dari kerusakan ini sangat penting dijalankan dengan hati-hati. Mintalah hikmat Tuhan supaya masalah-masalah yang muncul dapat ditangani dan dipulihkan dengan baik, termasuk gangguan emosi yang tidak sehat yang berakar dari kerusakan-kerusakan yang berakar dari identitas manusia lama. Jemaat yang telah menjadi ciptaan baru perlu dibimbing agar pemulihan yang terjadi dalam jemaat mendatangkan sukacita bagi yang mengalaminya dan melalui identitas yang baru mereka terus bertumbuh. Selain itu, kehidupan jemaat juga semakin memuliakan Tuhan.

Referensi=
Judul Buku: Victory Over The Darkness (Kemenangan Atas Kegelapan)
Penulis: Neil T. Anderson
Penerbit: Light Publishing
Tahun Terbit: 2020

Akhir Pelajaran (IDK-P04)

Doa

"Bapa yang baik, ajarilah aku sebagai ciptaan baru untuk terus mengandalkan-Mu sehingga aku terus bertumbuh dalam Engkau. Mampukan aku oleh Roh-Mu untuk mau mengampuni dan mengasihi sebagai bentuk ketaatanku kepada-Mu. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA