IBADAH HARI MINGGU DAN MERAYAKAN SABAT

Umat Kristen berkumpul di hari Minggu bukan untuk merayakan Sabat menurut tata cara agama Yahudi, tetapi bersekutu untuk memuji dan menyembah Tuhan, merayakan karya penebusan dosa oleh Tuhan Yesus. Umat Kristen menyembah Tuhan Yesus yang sampai sekarang ditolak oleh agama Yahudi.

Jika sekarang ada orang Kristen yang tunduk kepada hukum Sabat, maka mereka juga tunduk kepada hukum Taurat, dan HARUS melakukan satu per satu hukum Taurat supaya mereka selamat. Anugerah keselamatan Kristus melalui karya penebusan di atas kayu salib tidak berlaku lagi, karena salah satu tujuan memperingati Sabat menurut agama Yahudi adalah menantikan kedatangan Mesias.

Buku Tanach dan Siddur (buku doa agama Yahudi) menerangkan Sabat memiliki tiga tujuan :
1. Peringatan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir.
2. Peringatan Tuhan menciptakan alam semesta, dimana pada hari ke tujuh Tuhan beristirahat (berhenti) dari pekerjaanNya.
3. Menikmati dunia dalam masa Mesianis, menanti kedatangan Mesias.
Sebuah tradisi menyatakan bahwa Mesias orang Yahudi akan datang jika setiap orang Yahudi secara tekun menguduskan dua Sabat yang berurutan.
(Cara merayakan Sabat menurut agama Yahudi ada di artikel di bawah ini).

Jemaat Kristen mula-mula tidak berkumpul untuk merayakan Sabat menurut agama Yahudi, tetapi memecah roti untuk memperingati karya penyelamatan Kristus. Mulanya mereka diterima berkumpul di Bait Suci maupun Sinagoga karena mereka orang Yahudi, tetapi setelah itu orang-orang Kristen ditolak, diusir, dianiaya dan dibunuh oleh para pengikut agama Yahudi - karena menurut agama Yahudi orang Kristen adalah orang sesat karena menyembah Yesus, manusia yang mereka salibkan. Orang Kristen adalah orang-orang sesat yang harus dipaksa untuk kembali kepada kepercayaan mula-mula, agama Yahudi.

-- "Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem." (Kisah 9:1,2)

-- “Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan (orang Kristen) sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum.” (Kisah 22:4,5)

Jika sekarang mulai ada kegerakan untuk berusaha menarik orang Kristen kepada ritual agama Yahudi dengan segala terminologinya, itu hanyalah perulangan dari yang pernah terjadi pada gereja mula-mula.

-- Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa (hukum Taurat)."' (Kisah 15:5)

Orang Kristen masuk surga bukan karena tunduk dan melakukan hukum Taurat seperti yang dilakukan oleh orang agama Yahudi, tetapi percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya.

-- Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16)

Sebaiknya anak-anak Tuhan di masa akhir ini mempersiapkan diri secara serius untuk menjadi mempelai Allah yang kudus untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali di dalam pengangkatan/rapture dengan hidup kudus dan menjadi pelaku Firman yang setia - dan menghindari hal-hal yang menjauhkan dari kasih Kristus.

-- Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka. (Titus 3:9)

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

SABAT (AGAMA YAHUDI)

Sabat (shabbat, "istirahat" dalam bahasa Ibrani, atau Shabbos dalam ucapan Ashkenazi) adalah hari ke tujuh di akhir minggu Yahudi dan hari istirahat dalam masyarakat Yahudi. Hari Sabat dimulai dari matahari terbenam hari Jumat sampai terlihatnya tiga bintang di langit pada hari Sabtu malam. Oleh karena itu, waktu yang pasti hari Sabat ini berubah-ubah dari minggu ke minggu dan dari tempat yang satu ke tempat yang lain, tergantung dari waktu terbenamnya matahari di setiap lokasi.

Sabat didasarkan pada Kisah Penciptaan di Kitab Kejadan, dimana Allah menciptakan langit dan bumi selama enam hari, dan beristirahat pada hari ke tujuh (Kejadian 1:1-2:3)

Sabat mengacu kepada sebuah hari perayaan, di mana seseorang beristirahat dari pekerjaan rutin hariannya, sehingga bisa merenungkan hal-hal rohani dalam hidupnya, serta bisa meluangkan waktu bersama keluarga. Secara tradisional, pada hari itu makanan yang berlimpah dihidangkan sebanyak tiga kali - yaitu pada malam Sabat, makan siang dan malam hari di akhir Sabat (Secara tradisional orang Yahudi makan dua kali, siang dan malam). Hari itu juga ditandai dengan kegiatan yang dilarang sesuai dengan aturan Sabat yang ditetapkan oleh Rabi agama Yahudi, tetapi tidak semua orang Yahudi mengikuti ketentuan itu, seperti Yahudi Karaite memiliki tradisinya sendiri.

Dari kata Sabat ini diperoleh istilah Sabbath dalam bahasa Inggris, Sabt dalam bahasa Arab, dan Sabtu dalam bahasa Indonesia. Dari kata ini pula muncul konsep sabatikal.

ETIMOLOGI

Kata shabbat dalam bahasa Ibrani berasal dari kata kerja shabat, dalam bahasa yang sama, yang secara harafiah berarti "berhenti", atau shev yang berarti "duduk". Meskipun shabbat hampir secara universal diterjemahkan "istirahat" atau suatu "masa istirahat", terjemahan yang lebih harafiah adalah "berhenti", dengan implikasi "berhenti dari melakukan pekerjaan". Jadi Sabat adalah hari untuk orang berhenti bekerja, dengan implikasinya beristirahat. Kata Ibrani untuk melakukan "mogok", misalnya, shevita, berasal dari akar kata Ibrani yang sama dengan shabbat, dan mengandung implikasi yang sama, yaitu bahwa para buruh yang mogok secara aktif berhenti melakukan pekerjaan, dan bukan secara pasif "beristirahat".

Kebetulan, hal ini menjelaskan pertanyaan teologis yang sering diajukan tentang mengapa Allah perlu "beristirahat" pada hari yang ketujuh dalam penciptaan, seperti yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian. Bila dipahami bahwa Allah "berhenti" bekerja dan bukannya "beristirahat" dari kerjanya, penggunaan ini lebih konsisten dengan pandangan Alkitab tentang Allah yang mahakuasa yang tidak membutuhakn "istirahat". Namun demikian, artikel ini akan mengikuti terjemahan yang jauh lebih umum tentang sabat sebagai "istirahat".

Kebingunan linguistik yang lazim menyebabkan banyak orang percaya bahwa kata itu berarti "hari ketujuh." Meskipun akar kata untuk "tujuh", atau "sheva", sama dengan ucapannya, tulisannya berbeda.

SUMBER ALKITAB

Sabat diberikan status khusus sebagai hari suci di awal Tanakh (Alkitab Ibrani) di Kejadian 2:1-3

Sabat pertama kali diperintahkan setelah eksodus dari Mesir, dalam kitab Keluaran 16:26 (berhubungan dengan berhenti turunnya manna satu hari sebelum Sabat) dan di Keluaran 10:8-11 (sebagai perintah keempat dari Sepuluh Perintah Allah). Pelaksanaan Sabat banyak kali diperintahkan dan dianjurkan di Torah dan Tanakh; persembahan khusus juga harus diberikan pada hari itu. Sabat juga disebutkan oleh nabi Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Amos dan Nehemia.

TEORI AWAL

Sejarah panjang agama Yahudi yang tak pernah putus memelihara Sabat sebagai hari ke tujuh adalah kebudayaan asli bangsa Yahudi, sebagai institusi yang paling sakral dan utama, dimana menurut Musa tradisi ini diciptakan secara khusus, dan bahkan lebih ekstrim lagi dikatakan ada semenjak alam semesta diciptakan.

Sabat hari ke tujuh tidak berasal dari Mesir, dimana bangsa Israel dibebaskan, atau berasal dari teori yang lain yang berkaitan dengan hari-hari Saturnus. Juga tidak termasuk pada perhitungan peredaran planet secara umumnya. Ensiklopedia Universal Yahudi menyampaikan sebuah teori Asiriologis seperti Friedrich Delitzch dimana Sabat mula-mula berasal dari siklus lunar, yang berisi empat minggu dan berakhir di Sabat, ditambah satu atau dua hari tambahan per bulan sebagai koreksi. Kesulitan dari teori ini adalah dalam hal menghitung perbedaan antara minggu yang tidak terputus dan sebuah minggu lunar, dan menjelaskan mengenai ketiadaan tulisan mengenai penamaan minggu Lunar sebagai Sabat di berbagai bahasa.

STATUS SEBAGAI HARI SUCI

Di atas meja Sabat diletakkan : dua challah (roti kepang panggang) bertutup, sebuah cawan kiddush (wine/anggur), dua lilin dan sebuah rangkaian bunga.

Buku Tanach dan Siddur (buku doa agama Yahudi) menerangkan Sabat memiliki tiga tujuan :
1. Peringatan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir.
2. Peringatan Tuhan menciptakan alam semesta, dimana pada hari ke tujuh Tuhan beristirahat (berhenti) dari pekerjaanNya.
3. Menikmati dunia dalam masa Mesianis (menanti kedatangan Mesias).

Agama Yahudi menempatkan Sabat dengan status sebagai hari suci penuh sukacita. Dalam banyak hal, hukum agama Yahudi memberikan Sabat status hari suci yang paling penting dalam kalender Yahudi.

- Sabat adalah hari suci pertama di Alkitab, Tuhan melihatnya dengan berhenti dari penciptaan (Kejadian 2:1-3).

- Liturgi agama Yahudi memerlakukan Sabat sebagi seorang "mempelai" dan "ratu" (Shekhinah)

- Sefer Torah dibaca selama masa pembacaan Torah yang merupakan bagian dari ibadah pagi Sabat, dan dibaca lebih lama dibandingkan pada hari-hari yang lain. Torah dibaca habis sepanjang tahun dibagi dalam 54 parashah, satu parashah dibaca tiap hari Sabat (kadang dua kali). Pada hari Sabat pembacaan dibagi dalam tujuh bagian, lebih banyak dibanding pada hari suci yang lain termasuk Yom Kippur. Kemudian dibaca juga kitab Haftarah dari nabi-nabi Ibrani.

- Sebuah tradisi menyatakan bahwa Mesias orang Yahudi akan datang jika setiap orang Yahudi secara tekun menguduskan dua Sabat yang berurutan.

- Hukuman dari orang yang melanggar kekudusan Sabat pada jaman dahulu adalah dengan dilempari batu sampai mati. Ini adalah hukuman yang paling keras dilaksanakan dalam Hukum bangsa Yahudi.

RITUAL SABAT (KEGIATAN WAJIB)

Sabat adalah hari perayaan dan juga hari beribadah. Orang biasanya merayakan juga dengan makan berlimpah sebanyak tiga kali pada hari Sabat. Ini termasuk makan malam pada malam Sabat (Jumat malam), Sabtu tengah hari dan jamuan makan yang lain sebelum Sabat berakhir di hari Sabtu malam.

Banyak orang Yahudi menghadiri kebaktian di Sinagoga pada hari Sabat, meskipun di hari-hari yang lain mungkin tidak. Kebaktian dilaksanakan pada malam Sabat (Jumat malam) dan Sabat pagi (Sabtu pagi)

Dengan perkecualian untuk hari Yom Kippur, yang disebutkan Torah sebagai "Sabatnya Sabat", hari puasa umum ditunda atau dimajukan sehari jika tiba bersamaan pada hari Sabat. Orang berduka yang menjalani shivah (masa satu minggu meratap untuk kematian pasangan atau keturunan pertama) harus berusaha tampil biasa saja selama hari Sabat. Mereka bahkan dilarang memperlihatkan tanda-tanda kedukaan di depan umum.

Yom Kippur adalah hari suci dalam agama Yahudi yang merayakan Hari Pendamaian antara manusia dengan Allah. Hari ini jatuh pada hari ke-10 dalam bulan Ibrani Tishri. Alkitab menyebut hari ini Yom Hakippurim (bahasa Ibrani, "Hari-hari Pendamaian"). Ini adalah salah satu dari Yamim Noraim (bahasa Ibrani, "Hari-hari yang Menakjubkan"). Hari ini diperingati dengan berpuasa dan doa yang intensif selama 25 jam. Yom Kippur dianggap sebagai hari yang paling suci dalam kalender Yahudi.

Menurut literatur Para Rabi, Tuhan melalui Torah memerintahkan orang Yahudi untuk menghormati (menjaga diri dari kegiatan yang dilarang) dan menguduskan Sabat (dengan kata, pikiran dan tindakan) dan dua kegiatan ini dilambangkan dengan dua lilin Sabat menjelang malam pada hari Persiapan (Di banyak komunitas pada hari jumat, biasanya delapan belas menit sebelum matahari terbenam) yang dipasang oleh wanita Yahudi biasanya oleh istri/ibu, atau bisa juga laki-laki bila mereka tinggal sendiri.

Biasanya ada dua lilin yang dinyalakan, walaupun beberapa keluarga menyalakan lebih banyak, kadang sesuai dengan jumlah anak yang ada.

Walaupun hukum Sabat itu sangat ketat dan banyak larangannya (lihat penjelasan di bawah), tetapi perintah ke empat dari sepuluh perintah Allah di Keluaran yang diambil oleh Talmud juga menyinggung perintah positif mengenai Sabat. Ini termasuk :

- Persiapan menghormati kedatangan Sabat (Kavod Sabat) dengan mandi, memotong rambut, membersihkan dan mempercantik rumah (misalnya dengan rangkaian bunga), atau pada hari Sabat itu sendiri mengenakan pakaian pesta dan menahan diri hari perkataan yang tidak senonoh.

- Merapalkan doa kiddush, atau "penyucian", mengedarkan secawan wine (anggur) di awal Sabat sebelum jamuan makan dan setelah selesai doa pagi.

- Menikmati tiga jamuan makan (shalosh seudot). Jamuan makan dimulai dengan doa berkat terhadap dua buah roti (leche mishneh), biasanya dengan sebuah challah berkepang, sebagai lambang pemberian manna secara ganda oleh Tuhan kepada bangsa Yahudi pada Hari Persiapan selama mereka berada di padang gurun setelah keluar dari tanah Mesir. Biasanya dihidangkan daging atau ikan, kadang keduanya, untuk makan malam Sabat (Jumat malam) dan makan siang Sabat (Sabtu siang). Jamuan makan ke tiga dinikmati pada akhir Sabat (Sabtu malam) disebut Seudah Shlishit (arti harafiahnya, "makan ke tiga"). Ini biasanya sebuah makan yang ringan bisa berupa daging atau susu.

- Menikmati Sabat (Oneg Shabbat). Melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti makan, bernyanyi, berkumpul bersama keluarga dan handai tolan.

- Merapalkan doa havdalah, atau "pemisahan" pada akhir Sabat ketika malam tiba (mengedarkan sebuah piala berisi wine/anggur, dan disertai rempah-rempah wangi dan sebuah lilin)

Biasanya orang menghindari berbicara mengenai uang atau hal-hal bisnis pada Sabat.

KEGIATAN YANG DILARANG PADA HARI SABAT

KE-39 KEGIATAN YANG DILARANG

Hukum Yahudi (halakha) melarang segala bentuk kegiatan melachah (bentuk jamak dari melachot) pada Sabat, dengan beberapa pengecualian. Walaupun melachah umumnya diterjemahkan sebagai "bekerja", tetapi definisi yang lebih baik adalah "kegiatan yang disengaja" atau "keahlian dan kerajinan tangan." Ada 39 kategori dari kegiatan yang dilarang (melachot) dalam daftar Traktat Mishnah Sabat bab 7, Mishna 2.

Aliran-aliran yang berbeda dari agama Yahudi memliki pandangan yang berbeda dalam menentukan jenis pekerjaan yang dilarang. Orang Yahudi konservatif dan ortodoks yang taat, menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan yang dilarang. Kegiatan yang dilarang ini merupakan penjabaran dari Alkitab - dari jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan untuk membangun Kemah Suci. Ini tidak langsung disebutkan di Torah; sedangkan yang lain, mishnah mengatur "hukum Sabat adalah seperti gunung digantung dengan sehelai rambut, karena hanya ada sedikit ayat tetapi dijabarkan dalam banyak hukum" (Hagigah 1:8). Banyak ahli theologia yang menyatakan bahwa pekerjaan yang dilarang ini adalah kegiatan umum yang bersifat "kreatif", atau pengendalian gerakan badan atau penguasaan terhadap lingkungan seseorang.

Ke-39 kategori kegiatan yang tergolong melachah yang dilarang itu adalah:
1. Menabur; 2. Membajak; 3. Menuai; 4. Mengikat berkas gandum; 5. Mengirik gandum; 6. Menampi; 7. Memilih; 8. Mengasah; 9. Memilah; 10. Mengadoni; 11. Membuat roti; 12. Menggunting wol; 13. Mencuci wol; 14. Memukuli wol; 15. Mewarnai wol; 16. Memintal; 17. Menenun; 18. Membuat dua gulungan; 19. Menenun dua lembar benang; 20. Memisahkan dua lembar benang; 21. Mengikat; 22. Melepaskan ikatan; 23. Menjahit robekan; 24. Merobek; 25. Menjerat; 26. Memotong hewan; 27. Menguliti; 28. Mewarnai kulit binatang; 29. Merapikan guntingan pada kulit binatang; 30. Menandai kulit binatang; 31. Memotong kulit hingga menjadi bentuk tertentu; 32. Menulis dua atau lebih huruf; 33. Menghapus dua atau lebih huruf; 34. Membangun; 35. Meruntuhkan bangunan; 36. Mematikan api; 37. Menyalakan api; 38. Memberikan sentuhan terakhir pada sebuah benda; 39. Memindahkan benda dari tempat pribadi ke tempat umum, atau sejauh 4 hasta dalam batas tempat umum;

Dari tiap melachah dibuat beberapa macam larangan. Sehingga akhirnya ada lebih banyak lagi larangan melakukan kegiatan pada hari Sabat, semuanya bisa dirunut balik ke 39 melachot yang prinsip di atas.

Ke 39 melachot yang disampaikan di atas tidak mengacu kepada banyak kegiatan seperti "kategori kegiatan." Sebagai contoh, saat "menampi" biasanya mengacu kepada pemisahan kulit dari bijinya, dan "pemilihan" mengacu kepada pemisahan biji dari kotoran. Hal ini menurut pandangan Talmud adalah sebuah kegiatan yang memisahkan material yang tercampur dari makanan yang dapat dimakan dan tidak dapat dimakan. Jadi menyaring air yang tidak bisa diminum sehingga layak dinimum termasuk dalam kategori ini, seperti halnya mengambil duri ikan dari dagingnya (Salah satu pemecahan masalah ini adalah dengan memakai daging ikan cincang/tepung ikan)

PEMAKAIAN LISTRIK

Pemerintah yang konservatif dan ortodoks mengatur larangan menghidupkan peralatan elektronik karena termasuk dalam "39 kategori kerja (melachot)." Tetapi tidak semua pemerintah sepakat masuk ke dalam kategori yang mana. Satu pandangan mengatakan bahwa percikan kecil saat saklar dinyalakan sama dengan kegiatan "menyalakan api" (kategori 37). Jika peralatan elektronik itu berhubungan dengan cahaya atau panas (seperti bohlam lampu atau oven listrik), maka cahaya atau elemen pemanas bisa dikategorikan sebagai api; jika demikian keduanya termasuk dalam kegiatan "menyalakan api" (kategori 37) dan "memasak" (memanggang roti, kategori 11), dan saat mematikan peralatan itu termasuk dalam kegiatan "mematikan api" (kategori 36)

Pandangan yang lain yaitu sebuah perangkat elektronik yang dimasukkan ke dalam colokan di dinding menjadi bagian dari bangunan, tetapi belum berfungsi karena tombol powernya masih dalam keadaan mati. Saat tombol power dinyalakan, kegiatan itu jadi tergolong dalam "membangun" dan mematikan power tergolong kegiatan "meruntuhkan bangunan" (kategori 35 dan 34). Beberapa sekolah theologi berpikir bahwa pemakaian listrik itu dilarang hanya oleh perintah Rabi, bukan karena melanggar salah satu dari 39 kategori larangan utama.

Sebuah penyelesaian umum untuk masalah ini adalah dengan mempergunakan timer elektonik (jam Sabat) untuk peralatan elektrik, yang bisa menyala dan mati secara otomatis tanpa campur tangan manusia di hari Sabat. Pemerintah konservatif menolak semua argumen mengenai larangan pengunaan listrik dan peralatannya.

KENDARAAN BERMOTOR

Pemerintah konservatif dan ortodoks sama sekali melarang penggunaan kendaraan bermotor selamat Sabat karena melanggar berbagai kategori kegiatan termasuk "menyalakan api" (kategori 37), "memadamkan api" (kategori 26) dan "memindahkan benda dari tempat pribadi ke tempat umum" (kategori 39). Tetapi Komite Gerakan Konservatif dari Hukum dan Standar agama Yahudi mengijinkan mengendari kendaraan bermotor untuk menuju ke sinagoga pada hari Sabat, sebagai sebuah "tindakan darurat", karena jika orang Yahudi kehilangan hubungan dengan kehidupan sinagoga mereka akan terhilang dari bangsa Yahudi.

Sebuah modul halachah Sabat resmi ditambahkan pada power kendaraan Amigo supaya bisa digunakan untuk menghormati hari hari Sabat sesuai dengan batasan jumlah langkahnya. Alat ini biasanya disebut sebagai sekuter Sabat atau Amigo Sabat, diproduksi oleh Institut Zomet di Israel. Tiap aplikasi modul Sabat ini satu per satu diperiksa dan disertifikasi oleh perwakilan dari Zomet. Peralatan ini hanya untuk pribadi perorangan yang akan membatasi mobilitasnya tergantung pada sekuter/POV atau mobil yang secara rutin dipakai sepanjang minggu.

SHOMER SABAT

Shomer Sabat adalah sebutan untuk orang (atau organisasi) yang taat melaksanakan hukum-hukum sabat secara konsisten. Shomer Sabat adalah model dasar yang terdapat dalam lagu-lagu agama Yahudi (misalnya Baruch El Elyon) mengenai berbagai risalah pada hukum Yahudi dan prakteknya pada hari Sabat (misalnya Shmirat Shabbat ke-Hilkhata)

KEADAAN YANG MERINGANKAN

Dalam keadaan ketika hidup manusia berada dalam bahaya (pikuach nefesh), seorang Yahudi bukan hanya diperbolehkan tetapi diminta untuk melanggar setiap hukum Sabat untuk menyelamatkan orang itu. (Kenyataan berbagai hukum agama Yahudi, kecuali pembunuhan, penyembahan berhala, hubungan sex yang dilarang, harus dilanggar sehingga bisa menyelamatkan hidup seseorang yang sedang dalam bahaya). Konsep mengenai hidup dalam bahaya ini diterjemahkan secara luas; contohnya, diperintahkan untuk melanggar Sabat saat membawa seorang wanita yang akan bekerja menuju ke rumah sakit. Yang lebih rendah, larangan rabi biasanya dilanggar karena keadaan darurat misalnya seorang psien yang sakit tapi tidak begitu kritis.

Beberapa prinsip resmi menyatakan kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum Sabat. Contohnya yang termasuk prisip Shinui ("mengganti" atau "penyimpangan") - sebuah pelanggaran keras menjadi tidak keras jika kegiatan larangan itu dibuat akan dipertimbangkan sebagai ketidaknormalan pada hari non Sabat. Contohnya menulis dengan menggunakan tangan yang tidak biasanya (mengacu pada banyak rabi penguasa). Prinsip resmi ini mengoperasikan bedi'avad (ex post facto) dan tidak menyebabkan sebuah kegiatan larangan menjadi diijinkan kecuali dalam keadaan yang meringankan.

TEKNOLOGI UNTUK MELAYANI SABAT

Ketika ada seseorang atau tindakan medis dalam keadaan darurat dimana tidak memiliki perlatan penunjang hidup yang memadai, maka mereka boleh melakukan "pelanggaran" dengan memodifikasi teknologi dimana untuk ini tidak ada hukum yang dilanggar. Contohnya "Lift Sabat", dimana dengan mode Sabat lift akan berhenti otomatis di tiap lantai, supaya orang bisa masuk dan keluar tanpa menekan tombol (menyalakan tombol sama dengan kegiatan "menyalakan api" melanggar kategori 37) yang biasanya dibutuhkan untuk bekerja. (Rem dinamis juga dimatikan jika biasanya digunakan, untuk melangsir energi yang terkumpul dari perjalanan lift dari bawah dan juga energi potensial gravitas penumpang sampai pada jaringan penahan). Ini mencegah "pelanggaran" terhadap larangan Sabat mengenai "pekerjaan yang bermanfaat". Banyak Rabi penguasa menggolongkan pemakaian lift oleh orang normal adalah "pelanggaran" terhadap Sabat, dimana pada hari itu semua perangkat pendukung itu hanya boleh digunakan bagi para penderita cacat.

Banyak orang Yahudi ortodoks menghindari larangan "membawa" dengan mengikat kunci-kunci yang dibuat ke dalam ikatan, atau bagian dari ikat pinggang. Jadi kunci itu menjadi bagian yang sah dari hukum berpakaian atau perhiasan yang bisa dikenakan, bukannya "dibawa". Beberapa orang mempergukan pita elastis yang ada klip di kedua ujungnya, dan kunci-kunci bisa digantungkan di dalamnya seperti sebuah gelang atau bisa dipertimbangkan sebagai sebuah ikat pinggang.

Dewasa ini, lampu Sabat dibuat dengan mempergunakan sensor sinar matahari, sehingga bisa nyala dan mati secara otomatis jika hari gelap. Sebuah mekanis khusus juga bisa menghalangi sinar jika pemiliknya ingin posisi listrik "mati" sesuai dengan yang diinginkan tanpa melanggar larangan Sabat.

PANDANGAN GOLONGAN REFORMIS DAN REKONSTRUKSI

Umumnya penganut Reformasi dan Rekonstruksi agama Yahudi percaya bahwa tiap individu orang Yahudi telah menentukan apakah mengikuti larangan Sabat atau tidak. Contohnya, beberapa orang Yahudi ditemukan sedang beraktivitas seperti menulis atau memasak untuk kesenangan, untuk menikmati Sabat dan kesuciannya, sehingga akan mendorong praktek kegiatan yang lain. Beberapa kaum Reformis Yahudi percaya bahwa kata "bekerja" itu berbeda bagi masing-masing orang, dan bahwa hanya orang itu yang bisa memutuskan "bekerja" seperti apa yang dilarang. Rabi Ignaz Einhorn, Rabi Reformasi dari Hungaria yang radikal, bahkan merubah ibadahnya dari hari Sabat (Sabtu) ke hari Minggu.

Banyak Rabi Yahudi reformasi dan rekonstruksi tradisional yang percaya bahwa halakhah ini umumnya sah, tetapi akhirnya tergantung pada tiap pribadi untuk menentukan bagaimana dan kapan hal itu akan dilaksanakan. Sebuah fraksi kecil agama Yahudi, di dalam komunitas Yahudi Progresif, menerima semua hukum ini sama seperti yang dikerjakan oleh Yahudi ortodoks.

KEGIATAN YANG DIIJINKAN

Kegiatan-kegiatan berikut ini dianjurkan dilakukan pada hari Sabat:
- Merayakan Sabat bersama-sama dengan keluarga dekat;
- Pergi ke sinagoga untuk berdoa;
- Mengunjungi keluarga dan teman (dalam jarak yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki);
- Menerima tamu (hachnasat orchim, "keramah-tamahan");
- Menyanyikan zemirot nyanyian-nyanyian khusus untuk makan Sabat (biasanya dinyanyikan pada saat atau setelah makan).
- Membaca, mempelajari, dan mendiskusikan Torah dan tafsirannya, Mishnah dan Talmud, mempelajari Halakha dan Midrash.
- Berhubungan seksual dengan suami atau istri, khususnya pada malam Sabat (Jumat malam). (Shulchan Aruch menggambarkan hal ini sebagai "mitzvah ganda," karena menggabungkan prokreasi dengan sukacita Sabat, dan keduanya dianggap diperintahkan oleh Torah.) Menurut para rabi Reform, segala sesuatu yang meningkatkan sukacita Sabat sebagai hari yang khusus dan rohani sangat dianjurkan.
- Menikmati tidur sejenak di hari Sabat

SABAT KHUSUS

Sabat khusus adalah Sabat sebelum hari libur penting agama Yahudi, misalnya Sabat Hagadol adalah Sabat sebelum Paskah, Sabat Zachor adalah sabat sebelum Purim dan Sabat Teshuva adalah Sabat sebelum Yom Kippur. (translated from wikipedia)

* * * * *

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA