Hidup Adalah Sebuah Perjalanan
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah." (Yohanes 10:10)
Saya telah mendapatkan kesimpulan, bahwa tidak ada hal yang lebih tragis daripada hidup, tetapi tidak bisa menikmatinya. Saya sendiri telah begitu menyia-nyiakan hidup karena tidak tahu cara menikmati kehidupan di sepanjang tujuan hidup saya.
Hidup adalah sebuah perjalanan. Segala yang ada di dalamnya adalah bagian dari suatu proses. Ada awal, ada pertengahan, dan ada akhir. Segala aspek kehidupan ini selalu berkembang. Hidup selalu bergerak. Tanpa ada gerakan, tanpa peningkatan dan kemajuan, maka tidak ada hidup. Begitu sesuatu berhenti maju, ia mati.
Dengan kata lain, selama Anda dan saya hidup, kita selalu bergerak menuju suatu tempat. Kita diciptakan oleh Allah untuk menjadi para pemilik visi yang berorientasi pada Allah. Tanpa visi, kita berhenti dan menjadi bosan serta tidak berpengharapan. Harus ada sesuatu yang kita raih, namun dalam meraih apa yang ada di masa depan itu, kita tidak boleh kehilangan penglihatan pada apa yang ada sekarang!
Saya melihat prinsip ini di dalam setiap segi kehidupan, namun mari kita uji salah satu segi dari kehidupan ini.
Kehidupan Rohani
Bayangkan seorang yang belum percaya, yang tidak memiliki hubungan dengan Allah, tiba-tiba menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya dan dia mulai mencarinya. Roh Kudus menariknya ke suatu tempat, di mana dia harus menetapkan suatu keputusan untuk beriman di dalam Kristus. Orang itu lalu menerima Dia dan mulai bergerak dari tempat, di mana dia mencari sesuatu yang tidak diketahuinya, untuk menemukan apa atau siapa itu. Dalam melakukannya, dia memasuki suatu tempat, di mana terdapat kepuasan dan kepenuhan sementara.
Perhatikan, saya katakan "sementara" karena Roh Kudus akan segera mulai menarik dia lagi untuk maju ke tempat yang lebih dalam, di dalam Allah. Proses teguran akan dosa mulai berjalan dalam kehidupannya sehari-hari. Roh Kudus adalah Penyingkap Kebenaran (Yohanes 14:16-17), dan Dia terus bekerja di dalam dan bersama orang percaya untuk membawa orang itu ke tingkat kesadaran yang baru. Memasuki suatu tingkat yang baru itu selalu mengharuskan kita meninggalkan yang lama.
Dengan kata lain, kita selalu menuju ke suatu tempat, secara rohani, dan kita harus bisa menikmati perjalanan itu. Mencari kehendak Allah bagi hidup kita -- mengundang Dia untuk mengendalikan sikap dan masalah-masalah kita, rindu untuk mengenal panggilan-Nya dalam hidup kita dan rindu menggenapinya -- semuanya adalah bagian dari perjalanan hidup Kristen kita.
"Merindukan" dan "mencari" adalah kata-kata yang akan sering sekali kita pakai dalam bahasan ini, dan keduanya menandakan bahwa kita tidak bisa diam di tempat kita sekarang. Kita harus terus maju! Namun, justru dalam hal inilah banyak dari kita yang malah kehilangan cara menikmati hidup.
Kita harus belajar untuk mencari fase baru dalam perjalanan kita, tanpa membenci atau mengecilkan tempat di mana kita berada sekarang ini.
Dalam perjalanan rohani saya sendiri, akhirnya saya belajar mengatakan, "Aku memang tidak berada di tempat yang kubutuhkan, namun puji Tuhan, aku tidak lagi di tempatku yang dulu. Aku baik-baik saja, dan aku terus berjalan!"
Parafrasa Ben Campbell Johnson mengenai firman Yesus di dalam Matius 11:29, yang berkaitan dalam hal ini memberi kita wawasan tentang bagaimana seharusnya sikap kita berkenaan dengan pertumbuhan rohani. Uraiannya demikian: "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."
Perhatikan, dalam ayat ini Yesus mengatakan, "Pikullah kuk yang Kupasang...." Sementara, banyak dari kita yang memikul kuk yang tidak pernah Tuhan berikan kepada kita. Kita berusaha menjadi "Roh Kudus junior". Bukan mengundang Roh Kudus berkarya dengan Firman di dalam kita dan mengubah kita dari kemuliaan menjadi kemuliaan, atau dari satu tahap menuju tahap yang lain (2 Korintus 3:18), kita malah berusaha melakukannya dengan kekuatan kita sendiri. Kita bergumul demikian keras untuk meraih tempat berikutnya, yang kita butuhkan menurut pikiran sendiri, sehingga kita tidak bisa menikmati tempat kita sekarang.
Mutlak kita harus menyadari pentingnya setiap fase itu. Setiap fase memegang peranan penting bagi fase berikutnya. Misalnya, seorang anak tidak bisa mencapai usia dua tahun sebelum dia menjalani hari-harinya di antara usia satu dan dua tahun. Ke mana pun arah yang kita tuju, kita tidak akan bisa sampai ke sana lebih cepat daripada waktu yang telah Allah tetapkan bagi kita. Kita harus belajar melakukan bagian kita dan percaya bahwa Allah akan menolong kita menikmati perjalanan kita.
Saya percaya, setiap hari saya berubah. Ada sasaran di dalam setiap segi kehidupan saya. Saya merindukan kemajuan dalam segala hal. Tahun depan, saya akan berbeda dari saya sekarang. Berbagai hal di dalam kehidupan, keluarga, dan pelayanan saya akan mengalami kemajuan. Namun, kabar baiknya adalah saya telah menemukan rahasia yang memuaskan jiwa, tentang cara menikmati tempat di mana pun saya berada sekarang dalam perjalanan menuju tujuan di depan.
Kita bisa mengatakan bahwa selalu ada sesuatu yang baru di cakrawala. Tuhan menunjukkan kebenaran ini kepada saya hampir 20 tahun yang lalu, ketika saya sedang menimbang-nimbang untuk masuk ke sebuah program sekolah Alkitab yang disponsori oleh gereja kami, yang diadakan tiga kali seminggu, pada malam hari. Ini suatu komitmen yang besar bagi saya dan suami saya, Dave. Saat itu, kami memiliki tiga anak yang masih kecil, namun kami merasa Allah memanggil kami pada tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Saya sangat bersemangat, namun takut.
Begitu kami menetapkan keputusan itu, saya mulai merasa bahwa komitmen ini akan menjadi "hal" yang akan membuat "segalanya" berbeda di dunia ini. Sepertinya, "inilah" yang selalu dicari oleh manusia.
Ketika saya sedang menimbang-nimbang keputusan itu, Allah memberi saya suatu penglihatan di cakrawala. Ketika saya dan suami sedang menuju ke sana, satu cakrawala lagi muncul di atas cakrawala yang pertama. Cakrawala yang baru itu mencerminkan suatu tempat lain yang harus dituju, setelah kami sampai di tempat yang pertama.
Ketika saya merenungkan apa yang saya lihat itu, Tuhan menyatakan dalam hati saya bahwa akan selalu ada sasaran-sasaran baru di depan kami. Saya merasa Dia memerintahkan saya untuk tidak berpikir dalam lingkup yang kecil, untuk tidak berpikiran sempit, untuk tidak membuat rencana-rencana yang kecil, melainkan untuk selalu meraih tempat berikutnya, yang akan membawa saya melewati tempat saya sebelumnya. Sayangnya, meskipun saya selalu meraih tempat yang berikutnya itu, dan saya tidak hanya puas dengan apa yang telah saya raih. Namun, perlu waktu beberapa tahun lamanya, sampai saya bisa belajar menikmati setiap tahap perjalanan yang saya lalui.
Saya selalu dalam perjalanan, dan tidak pernah merasa bisa benar-benar menikmatinya. Saya teperdaya oleh pemikiran bahwa saya akan menemukan sukacita setelah saya tiba di tempat tujuan -- bahwa sekarang adalah saat untuk berkorban dan bekerja keras.
Saya sangat bersyukur karena Roh Kudus Penyabar dan terus bekerja di dalam diri saya, mengajarkan cara menikmati setiap aspek kehidupan saya -- awal dari suatu rencana kerja, pada pertengahan dan akhirnya, orang-orang dalam hidup saya, rumah saya, diri saya sendiri, dan ladang pelayanan yang telah Allah tetapkan bagi saya.
Sekarang, saya selalu bersyukur atas hujan maupun panas. Bahkan, saya bersyukur atas waktu yang saya habiskan di bandara, di mana saya harus menunggu karena saya telah terlalu sering bepergian ... dan sebagainya, daftar ucapan syukur saya masih berlanjut.
Setelah kita mempelajari prinsipnya, kita bisa menerapkannya pada setiap segi kehidupan.
Yesus berfirman bahwa Dia datang agar kita memiliki dan menikmati hidup. Jika selama ini Anda tidak bisa menikmati hidup Anda, maka inilah saat yang tepat untuk memulainya. Jika Anda sudah bisa menikmati hidup Anda, bersyukurlah kepada Allah, dan carilah cara-cara untuk bisa lebih menikmatinya.
Diambil dari:
Judul asli buku | : | Enjoying Where You Are On the Way To Where You Are Going |
Judul buku terjemahan | : | Menikmati Kehidupan Sepanjang Tujuan Hidup Anda |
Penulis | : | Joyce Meyer |
Penerjemah | : | Efie Shofia Sompie |
Penerbit | : | Gospel Press, Batam 2006 |
Halaman | : | 3 -- 7 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA