DRK - Pelajaran 04
Nama Kelas | : | Doktrin Roh Kudus |
Nama Pelajaran | : | Berdosa terhadap Roh Kudus |
Kode Pelajaran | : | DRK-P04 |
Pelajaran 04 -- Berdosa terhadap Roh Kudus
Daftar Isi
- Arti Berdosa terhadap Roh Kudus
- Arti Dosa
- Apakah yang Disebut Berdosa terhadap Roh Kudus?
- Bentuk-Bentuk Dosa terhadap Roh Kudus
- Menolak Roh Kudus
- Menghujat Roh Kudus
- Karena Menolak Roh Kudus Satu-Satunya yang Dapat Menerangi Hati Manusia
- Karena Mengatakan Perbuatan Roh Kudus Adalah dari Setan
- Karena Menutup Mata terhadap Kebenaran
- Mendustai Roh Kudus
- Mendukakan Roh Kudus
- Menentang Roh Kebenaran (Yohanes 14:17)
- Menentang Roh Iman (2 Korintus 4:13)
- Menentang Roh Kasih Karunia (Ibrani 10:29)
- Menentang Roh Kekudusan (Roma 1:4)
- Memadamkan Roh Kudus
- Api yang Menyala
- Api yang Padam
Doa
Pelajaran 04: Berdosa terhadap Roh Kudus
Dari pelajaran sebelumnya, kita mengetahui bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang memiliki pikiran, perasaan, dan juga kehendak. Karenanya, sangat mungkin kita melakukan dosa-dosa yang membuat Roh Kudus sedih dan berduka, bahkan marah. Selanjutnya, mari kita membahas dosa-dosa apa saja yang dapat dilakukan manusia terhadap Roh Kudus.
- Arti Berdosa terhadap Roh Kudus
- Arti Dosa
- Apakah yang Disebut Berdosa terhadap Roh Kudus?
- Bentuk-Bentuk Perbuatan Dosa terhadap Roh Kudus
- Menolak Roh Kudus
- Menghujat Roh Kudus
- Karena Menolak Roh Kudus Satu-Satunya yang Dapat Menerangi Hati Manusia
- Karena Mengatakan Perbuatan Roh Kudus Adalah dari Setan
- Karena Menutup Mata terhadap Kebenaran
- Mendustai Roh Kudus
- Mendukakan Roh Kudus
- Menentang Roh Kebenaran (Yohanes 14:17)
- Menentang Roh Iman (2 Korintus 4:13)
- Menentang Roh Kasih Karunia (Ibrani 10:29)
- Menentang Roh Kekudusan (Roma 1:4)
- Memadamkan Roh Kudus
- Api yang Menyala
- Api yang Padam
Roh Kudus ada dalam diri setiap orang percaya yang sudah lahir baru. Roh Kudus aktif bekerja memurnikan hati nurani untuk menjadi penolong, pembimbing, dan mengingatkan setiap orang percaya agar hidup menurut kehendak Tuhan. Namun, pada kenyataannya, tidak sedikit orang-orang percaya yang malah melakukan perbuatan-perbuatan dosa terhadap Roh Kudus. Seperti apa dosa terhadap Roh Kudus?
Dosa diartikan sebagai pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yohanes 3:4), dan dalam arti luas didefinisikan sebagai pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan oleh Allah. Dosa juga dapat diartikan sebagai perlawanan menentang karakter Allah (Roma 3:23). Jadi, sifat dosa itu sendiri sebenarnya terletak pada arah yang bertentangan dengan karakter Allah (Mazmur 51:6; Roma 8:7).
Jika dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah, berdosa terhadap Roh Kudus adalah tindakan manusia yang menentang atau melawan Pribadi Roh Kudus. Roh Kudus ada dalam diri orang percaya, terutama untuk memimpin mereka hidup dalam Roh. Namun, orang percaya tidak selalu mau menuruti-Nya, mereka kadang lebih memilih menuruti keinginan daging daripada hidup menuruti Roh Kudus. Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi, dan Ia adalah Allah. Karena itu, ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang menentang dan melawan Roh Kudus, tentu saja tindakan tersebut adalah berdosa. Itulah yang disebut dengan berdosa terhadap Roh Kudus.
Roh Kudus tinggal dalam diri orang percaya saat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Oleh karena itu, hidup dalam Roh dan menghormati-Nya adalah penting. Setiap orang percaya yang taat kepada Roh Kudus akan menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23) dan memuliakan Allah dan Yesus Kristus. Sebaliknya, berdosa terhadap Roh Kudus akan mendatangkan hukuman atas diri sendiri.
Ada ajaran-ajaran baru yang muncul sehubungan dengan doktrin Roh Kudus sejak abad ke-20, yang mungkin secara sengaja atau tidak sengaja malah menyebabkan kita melakukan perbuatan-perbuatan dosa terhadap Roh Kudus. Berikut ini akan kita pelajari beberapa istilah sehubungan dengan perbuatan-perbuatan dosa terhadap Roh Kudus yang disebutkan dalam Alkitab.
Menolak Roh Kudus adalah dosa yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus. Konsekuensi dari dosa menolak Roh Kudus adalah kematian kekal. Jika seseorang menolak Roh Kudus untuk hadir dalam hidupnya, berarti dia juga menolak Yesus sebagai Anak Allah yang memberikan penebusan bagi manusia. Konsekuensi menolak Yesus berarti kematian kekal karena hanya dengan darah Yesus, Anak Allah, manusia dapat diperdamaikan dengan Allah (Yohanes 3:16).
Stefanus, martir pertama dalam sejarah kekristenan, dengan tegas berkata kepada orang-orang Yahudi yang akan membunuhnya, "Hai, kamu orang-orang yang keras kepala, dengan hati dan telinga yang tidak bersunat, kamu selalu menentang Roh Kudus, seperti yang dilakukan oleh nenek moyangmu!" (Kisah Para Rasul 7:51) Stefanus menyamakan orang Yahudi dengan nenek moyang mereka yang telah menolak pemberitaan para nabi utusan Allah, padahal pemberitaan para nabi adalah "Penyataan" dari Roh Kudus. Karena itu, Stefanus mengingatkan, jika mereka menolak mendengarkan rasul-rasul Kristus dan orang yang telah dipilih oleh Roh Kudus untuk berbicara, mereka juga menolak Roh Kudus.
Dalam Injil dikatakan bahwa dosa yang tidak dapat diampuni adalah dosa menghujat Roh Kudus. "Karena itu, Aku mengatakan kepadamu bahwa setiap dosa dan hujatan manusia akan diampuni, tetapi hujatan terhadap Roh tidak akan diampuni." (Matius 12:31) Sikap menolak dan tidak mengakui pekerjaan Roh Kudus inilah yang dimaksud dengan menghujat Roh Kudus.
Mengapa dosa menghujat Roh Kudus tidak dapat diampuni?
Semua manusia, termasuk orang yang percaya kepada Yesus, memiliki potensi untuk berbuat dosa. Namun, dengan bertobat sungguh-sungguh dan memohon pengampunan kepada Tuhan Yesus, dosa-dosanya akan diampuni. Mengapa dosa menghujat Roh Kudus tidak dapat diampuni? Ini dilakukan oleh orang-orang yang membenci kebenaran. Menghina Yesus masih dapat diampuni karena ketidaktahuan, tetapi menghujat Roh Kudus tidak terampuni karena mereka sengaja menolak kebenaran yang Roh Kudus kerjakan saat menerangi hati mereka.
Dalam kitab Injil, diceritakan kisah perdebatan antara Yesus Kristus dan beberapa ahli Taurat. Mereka datang dari Yerusalem ke Galilea untuk melihat pengajaran yang diberitakan oleh Yesus Kristus. Bagi mereka, Yesus Kristus hanyalah guru yang melakukan penyesatan di antara orang-orang Galilea. Sekalipun mereka telah mendengar pengajaran Yesus dan melihat banyak mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, mereka tetap saja menuduh bahwa segala mukjizat yang dilakukan Yesus itu adalah kuasa dari setan, "Dia kerasukan Beelzebul! Dan, dengan kuasa penghulu setan, Dia mengusir setan." (Markus 3:22)
Beelzebul adalah nama dewa orang Kanaan yang berarti 'ilah dari tempat yang tinggi', tetapi dalam hal ini digunakan oleh para ahli Taurat itu untuk menunjukkan dari mana kuasa Yesus berasal. Yesus mengetahui hal itu, karenanya Ia mengatakan bahwa tidak mungkin kuasa setan melawan dirinya sendiri. Selanjutnya, Ia menyatakan bahwa mereka telah menghujat Roh Kudus karena dengan sengaja mereka menganggap apa yang dilakukan Roh Kudus berasal dari setan.
Satu contoh lagi perbuatan dosa menghujat Roh Kudus, yaitu pada saat Yesus sedang mengajar tentang Kerajaan Allah dan kesembuhan dari roh jahat di tengah-tengah pelayanan-Nya. Para ahli Taurat melihat terjadinya kesembuhan itu, tetapi mereka tetap menuduh bahwa Yesus telah melakukan semuanya itu dengan bantuan penghulu setan. Mata mereka tertutup rapat bagi terang Allah, bagi mereka terang itu telah menjadi kegelapan, yang baik telah menjadi yang jahat, dan yang tidak benar di mata mereka adalah kebenaran.
"Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, semua dosa anak-anak manusia dan hujatan apa pun yang mereka ucapkan akan dapat diampuni. Akan tetapi, siapa yang menghujat Roh Kudus tidak akan pernah diampuni, karena dia bersalah atas dosa kekal." (Markus 3:28-29)
Dalam Perjanjian Baru, kisah Ananias dan Safira menggambarkan perbuatan dosa mendustai Roh Kudus. Mereka hidup dalam kepalsuan dengan menyembunyikan bagian dari hasil penjualan tanah mereka. Meskipun dosanya tampak tidak begitu besar, Rasul Petrus sangat prihatin karena mereka telah mendustai Roh Kudus.
Pada awalnya, Ananias merasa iri terhadap Barnabas yang dipuji karena telah memberikan seluruh harta miliknya kepada para rasul untuk kepentingan pelayanan. Ananias dan Safira ingin mendapatkan kehormatan yang sama seperti itu, tetapi mereka melakukannya dengan menipu dan tidak berkata jujur tentang harta yang dipersembahkannya. Rasul Petrus menegur mereka dengan keras karena telah melakukan perbuatan dosa, yaitu berdusta terhadap Roh Kudus. Seketika itu juga Ananias dan Safira mati. Mereka mendapatkan hukuman dari dosa yang telah diperbuatnya.
Namun, Petrus berkata, 'Ananias, mengapa Iblis memenuhi hatimu sehingga kamu berbohong kepada Roh Kudus dan menahan sebagian hasil penjualan tanah itu? Ketika belum dijual, bukankah tanah itu tetap milikmu? Dan, setelah terjual, bukankah tanah itu ada di bawah kuasamu? Mengapa kamu memikirkan perbuatan ini di dalam hatimu? Kamu bukan berbohong kepada manusia, melainkan kepada Allah.'" (Kisah Para Rasul 5:3-4)
Rasa dukacita sering kali hadir karena kesedihan yang diakibatkan oleh rasa kecewa dan disakiti. Rasa itulah yang juga dialami oleh Roh Kudus pada waktu orang-orang yang dikasihi-Nya menyakiti dan mengecewakan-Nya. Roh Kudus sangat mengasihi orang-orang percaya, sebagaimana Yesus mengasihi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Akan tetapi, secara sadar maupun tidak sadar, orang-orang percaya sering menyakiti dan mendukakan Roh Kudus (Efesus 4:25-31). Contoh ayat-ayat yang mendukakan Roh Kudus:
Segala sesuatu yang bersifat palsu, penipuan, ataupun kemunafikan berakibat pada mendukakan Roh Kudus.
Segala sesuatu yang bersifat keragu-raguan, ketidakpercayaan, kegelisahan, dan kekhawatiran berakibat mendukakan Roh Kudus.
Segala sesuatu yang ada dalam kita yang bersifat keras, pahit, dengki, tidak ramah, tidak mengampuni, atau tidak mengasihi juga berakibat mendukakan Roh Kudus.
Segala sesuatu yang tidak bersih, yang mengotorkan, dan menghina juga berakibat mendukakan Roh Kudus.
Lalu, apa yang terjadi jika kita mendukakan Roh Kudus?
Roh Kudus ada dalam diri orang percaya. Jika kita dekat dengan Tuhan, kita akan lebih peka terhadap kehadiran Roh Kudus. Namun, jika kita tidak hidup seturut dengan firman Tuhan, kita telah mengabaikan Roh Kudus. Mendukakan Roh Kudus menyebabkan kita kehilangan sukacita dan damai sejahtera. Namun, jika orang itu bertobat, Roh Kudus akan mengembalikan damai sejahtera dan sukacita dalam hidupnya karena kembali hidup seperti yang Tuhan kehendaki.
"Jangan mendukakan Roh Kudu"s Allah, sebab oleh karena Dia kamu dimeteraikan untuk hari penebusan." (Efesus 4:30)
Memadamkan Roh Kudus adalah salah satu perbuatan yang sering kali dilakukan oleh orang-orang percaya. Kata "memadamkan" berarti 'mematikan atau menonaktifkan', yang dapat dihubungkan dengan gambaran firman Tuhan mengenai Roh Kudus sebagai api. Pada waktu kita memadamkan Roh Kudus yang ada dalam diri kita, maka secara sadar maupun tidak sadar, kita telah memadamkan kerohanian kita. Gambaran api memberikan dua aspek:
Api Roh Kudus akan terus menyala selama kita terus mengobarkan iman kita dalam Yesus melalui membaca firman-Nya, berdoa, bersaksi, mengabarkan Injil, dan menggunakan karunia pelayanan. Dengan demikian, kita akan tetap dipimpin oleh Roh Kudus dalam perjalanan iman sesuai dengan firman Tuhan.
Namun, perbuatan dosa dapat menyebabkan api Roh Kudus menjadi padam, sama seperti air atau tanah yang memadamkan api. Perbuatan dosa menghentikan karya Roh Kudus dalam diri orang percaya. "Janganlah memadamkan Roh!" (1 Tesalonika 5:19), diartikan jangan memadamkan pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita karena tanpa pertolongan Roh Kudus, hidup kita akan jauh dari kehendak Tuhan. Kita harus hidup dalam pimpinan Roh Kudus setiap waktu.
Kiranya pelajaran-pelajaran di atas menolong kita memahami bahwa melakukan dosa terhadap Roh Kudus memiliki konsekuensi yang sangat berat. Roh Kudus sangat berperan besar dalam hidup orang percaya karena tanpa Roh Kudus, hidup kita menjadi hidup yang tanpa terang Tuhan.
Akhir Pelajaran (DRK-P04)
Doa
"Tuhan yang baik, aku tahu bahwa aku adalah manusia yang berdosa. Sering kali aku mendukakan Roh-Mu yang Kudus, tidak peka, dan tidak mau dengar-dengaran. Ampuni aku, ya Tuhan. Biarlah aku selalu mau dipimpin dan ditegur oleh Roh-Mu sehingga aku senantiasa menyenangkan Engkau. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA