DRK-Pelajaran 01
Nama Kelas | : | Doktrin Roh Kudus |
Nama Pelajaran | : | Pribadi Roh Kudus |
Kode Pelajaran | : | DRK-P01 |
Pelajaran 01 -- Pribadi Roh Kudus
Daftar Isi
- Roh Kudus dalam Alkitab
- Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
- Hadir dalam Penciptaan Alam Semesta
- Menuntun Orang-Orang Pilihan Allah
- Memberikan Nubuat dan Penyataan
- Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
- Hadir dalam Kehidupan dan Pelayanan Kristus
- Menuntun Pelayanan Para Rasul
- Menuntun Sejarah Lahir dan Perkembangan Gereja
- Roh Kudus sebagai Pribadi
- Pengertian Pribadi Roh Kudus
- Arti Pribadi Roh Kudus
- Nama Roh Kudus Sejajar dengan Nama Bapa dan Anak
- Sebutan Pribadi Roh Kudus
- Bukti Roh Kudus sebagai Pribadi
- Sifat-Sifat Roh Kudus sebagai Pribadi
- Tindakan-Nya sebagai Pribadi
- Roh Kudus Menerima Segala Perlakuan sebagai Pribadi
- Roh Kudus Memiliki Hubungan dengan Pribadi Yang Lain
Doa
Pelajaran 01 -- Pribadi Roh Kudus
Kebanyakan orang Kristen kurang memahami tentang Pribadi Roh Kudus dan peranan-Nya, tidak seperti memahami Pribadi Allah Bapa dan Pribadi Anak, Yesus Kristus. Hal ini dikarenakan kurangnya pengajaran yang komprehensif (menyeluruh) tentang Roh Kudus. Akibatnya, banyak orang Kristen yang memahami Roh Kudus hanya sebagai kuasa ataupun lambang kehadiran Allah, bukan sebagai Pribadi Allah. Jadi, bagaimana memahami Roh Kudus dengan benar?
Alkitab adalah sumber utama untuk kita mengenal Roh Kudus. Hanya firman Tuhanlah yang dapat memberikan penjelasan yang paling tepat tentang Roh Kudus. Oleh karena itu, pelajaran pertama yang akan kita bahas di sini adalah apa yang Alkitab ajarkan tentang Pribadi Roh Kudus.
- Roh Kudus dalam Alkitab
- Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
- Hadir dalam Penciptaan Alam Semesta
- Menuntun Orang-Orang Pilihan Allah
- Memberikan Nubuat dan Penyataan
- Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
- Hadir dalam Kehidupan dan Pelayanan Kristus
- Menuntun Pelayanan Para Rasul
- Menuntun Sejarah Lahir dan Perkembangan Gereja
- Roh Kudus sebagai Pribadi
- Pengertian Pribadi Roh Kudus
- Arti Pribadi Roh Kudus
- Nama Roh Kudus Sejajar dengan Nama Bapa dan Anak
- Sebutan Pribadi Roh Kudus
- Bukti Roh Kudus sebagai Pribadi
- Sifat-Sifat Roh Kudus sebagai Pribadi
- Tindakan-Nya sebagai Pribadi
- Roh Kudus Menerima Segala Perlakuan sebagai Pribadi
- Roh Kudus Memiliki Hubungan dengan Pribadi Yang Lain
Mari kita melihat lebih dekat apa yang Alkitab ajarkan tentang Roh Kudus, baik dalam Alkitab Perjanjian Lama (PL) maupun dalam Perjanjian Baru (PB).
Memang kata "Roh Kudus" tidak ditemukan secara eksplisit dalam kitab-kitab PL, tetapi penulis-penulis kitab PL sering menyebut "Roh-Ku", "Roh Allah", dan "Roh Tuhan" yang semuanya mengacu kepada Roh Kudus.
Kata "Roh Allah" pertama kali dipakai dalam Kejadian 1:2, "Roh Allah melayang-layang ...." Kata dalam bahasa Ibrani yang digunakan adalah ruach, yang artinya Roh yang berkuasa memberi napas kehidupan. Ada kata lain dalam bahasa Ibrani untuk menyebut kata "roh", yaitu nephes. Namun, nephes lebih berarti kepada roh yang biasa atau roh manusia, dan roh ini tidak memiliki kuasa.
Dalam PL, Roh Allah kerap turun kepada orang-orang tertentu yang dipilih, diutus, dan dikhususkan-Nya untuk melayani Allah, seperti para nabi, imam, hakim, dan raja. Mereka dikuasai, dibimbing, dan dituntun Roh Allah untuk dapat berbicara, memerintah, dan membawa bangsa Israel menjalankan ketetapan Allah dengan hikmat dan bijaksana yang dari Allah sendiri. Contohnya adalah Yusuf (Kejadian 41:38), Musa dan tujuh puluh tua-tua (Bilangan 11:24-30; Keluaran 28:3; 31:3; 35:31), juga Yosua yang penuh dengan Roh kebijaksanaan saat Musa mendoakannya (Ulangan 34:9).
Apa saja pekerjaan Roh Kudus dalam PL?
Kejadian 1:1-2 dibuka dengan pernyataan bahwa Allahlah yang menciptakan alam semesta. Saat bumi belum berbentuk, kosong, kacau, dan gelap gulita, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Sebuah pernyataan yang lugas bahwa Roh Allah sudah ada sejak awal penciptaan, bahkan sejak kekekalan.
Fakta Roh Allah hadir dalam penciptaan juga diteguhkan oleh penulis-penulis kitab PL yang lain, di antaranya:
- Roh menopang dan memberi kehidupan kepada semua makhluk (Ayub 33:4),
- Roh membentuk manusia (Kejadian 2:7),
- Roh juga berperan mencerahkan langit (Ayub 26:13),
- dan Roh memelihara kehidupan binatang dan membaharui permukaan bumi (Mazmur 104:30).
Penyataan Roh Allah dalam PL biasanya diwujudnyatakan dengan pencurahan minyak. Ketika minyak itu mengurapi seseorang, Roh Allah akan mendiami dan menuntun orang tersebut. Namun, ketika seseorang mulai berlaku jahat di mata Tuhan, Roh Allah akan pergi dari orang itu. Contohnya adalah Saul. Roh Allah menguasai dan membimbing Saul saat Samuel mengurapi Saul dengan minyak urapan untuk dia menjadi raja atas Israel. Namun, ketika Saul mulai berlaku jahat dan menyimpang dari ketetapan-Nya, Roh Allah pun meninggalkan Saul.
Roh Allah menyertai para nabi untuk menuliskan nubuat atau penyataan Allah (Yesaya 61:1). Roh Allah menjamin bahwa berita yang disampaikan para nabi sungguh-sungguh adalah pengilhaman dari Allah (2 Samuel 23:2; Mikha 3:8). Pekerjaan Roh Kudus dalam memberikan nubuat dan penyataan ini berkaitan dengan penulisan Alkitab oleh penulis-penulis yang dipilih Allah.
Dalam PB, kehadiran Pribadi Roh Kudus dalam hidup orang percaya lebih nyata dan jelas. Seperti halnya dalam kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus di dunia, Roh Kudus selalu hadir. Setelah Yesus naik ke surga, Roh Kudus juga terus hadir untuk memimpin para rasul hingga lahirnya gereja dan perkembangan gereja hingga saat ini. Roh Kudus tidak pernah meninggalkan kehidupan orang-orang percaya.
Roh Kudus sudah menyertai Maria sejak ia mengandung, kemudian Yesus lahir berinkarnasi menjadi manusia (Lukas 1:35). Dalam kehidupan Yesus, Roh Kudus memiliki beberapa peranan penting, di antaranya:
- Roh Kudus senantiasa memenuhi hidup Yesus (Lukas 4:1; Kisah Para Rasul 6:3, 5).
- Yesus diurapi Roh Kudus (Lukas 4:18; Kisah Para Rasul 4:27; Ibrani 1:9). Sebagai Mesias, Yesus diurapi Roh Kudus untuk menjalankan pelayanan-Nya sebagai Nabi Besar.
- Sukacita dalam Roh Yesus alami karena Ia dipenuhi oleh Roh Kudus (Lukas 10:21).
- Roh Kudus memberikan kuasa kepada Yesus di sepanjang pelayanan-Nya (Yesaya 42:1-4; 61:1-2; Lukas 4;18; Matius 12:28).
Sebelum terangkat ke surga, Yesus memerintahkan para murid supaya tetap tinggal di Yerusalem untuk menantikan kehadiran Roh Kudus yang akan memenuhi hidup mereka sebagaimana janji-Nya (Yohanes 14:18; 16:7-15). Inilah alasan mengapa Yesus mengatakan bahwa jika Ia tidak pergi, Roh Kudus tidak akan datang (Yohanes 16:7). Para rasul yang berkumpul setelah Yesus bangkit adalah orang-orang yang sungguh percaya (Matius 16:15-20) dan dipersekutukan dengan Kristus (Yohanes 15:1-11). Pengalaman mereka unik karena hidup dalam masa transisi dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru.
Pengalaman mereka hanya terjadi satu kali dan tidak menjadi pola bagi kita untuk masa kini. Sebab, masuknya mereka dalam kepenuhan Roh Kudus terjadi dalam dua tahap yang berbeda, yaitu: mencerminkan sebuah pola yang berkesinambungan dengan kita (Roh yang sama) dan pola ketidaksinambungan dengan kita (hanya dalam peristiwa Pentakosta, Roh Kudus datang dalam tugas dan pelayanan-Nya sebagai Roh Kristus yang dimuliakan).
Perjalanan sejarah lahirnya gereja menunjukkan karya Roh Kudus sebagai penuntun gereja sejak abad pertama gereja mula-mula hingga sekarang ini. Tuntunan Roh Kudus dimulai dari zaman para rasul, zaman gereja mula-mula, zaman bapa-bapa gereja, zaman gereja abad pertengahan, dan zaman gereja modern hingga sekarang ini.
Sering kali, orang percaya salah memahami tentang Roh Kudus dan menganggap bahwa Roh Kudus hanya sebagai kekuatan atau kuasa yang tidak berpribadi (impersonal force). Pola pikir yang keliru ini membuat manusia memperlakukan Roh Kudus seakan-akan sebagai alat bantu jika mereka membutuhkan saja, bukan sebagai Pribadi sejati yang memiliki perasaan, pikiran, dan kehendak.
Roh Kudus adalah Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. Roh Kudus adalah Allah yang ber-Pribadi utuh, yang berbeda dari Pribadi Allah Bapa dan berbeda juga dari Pribadi Allah Anak. Namun, ketiganya adalah Allah yang memiliki satu hakikat.
Sebagai Pribadi yang sejati, Roh kudus melakukan karya-karya yang menyatakan diri-Nya sebagai Pribadi yang hidup, antara lain: mengajar, mengingatkan, bersaksi, menginsafkan, memimpin, berkata, memerintah, berdoa, dan lain sebagainya (Yohanes 14:26; 15:26; 16:7-14; Kisah Para Rasul 16:6-7; Roma 8:26). Roh Kudus bekerja bersama dengan Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan juga dengan orang-orang percaya (Matius 28:19-20; Yohanes 16:14; Kisah Para Rasul 13:2; 15:28).
Dalam Alkitab, penggunaan nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti yang tertulis dalam Matius 28:19 dan 2 Korintus 13:13. Penggunaannya dalam Matius 28:19, nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus disejajarkan dalam susunan nama yang berotoritas dan diimani memiliki kuasa, terkhusus dalam penerapannya pada sakramen baptisan kudus, bahwa setiap orang percaya harus dibaptiskan dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Dalam Yohanes 14:16; 14:26; 15:26; 16:7, Roh Kudus disebut sebagai "Penolong/Penghibur". Dalam bahasa Yunani, beberapa ayat ini menggunakan istilah yang sama yaitu Parakletos. Penggunaan istilah ini untuk Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah Pribadi.
Dalam Yohanes 14:16, disebutkan Roh Kudus sebagai allos parakletos dalam arti 'Penolong yang lain'. Ada dua kata bahasa Yunani yang berarti 'yang lain (= another)', yaitu allos dan heteros. Namun, kedua kata ini memiliki perbedaan. W.E. Vine dalam An Expository Dictionary of New Testament Words mengatakan bahwa allos menunjuk arti 'yang lain dari jenis yang sama' dan heteros menunjuk pada arti 'yang lain dari jenis yang berbeda'.
Berikut adalah bukti-bukti bahwa Roh Kudus adalah Pribadi Allah.
Dalam Pribadi Roh Kudus, ada keseluruhan sifat keilahian, seperti:
1) Memiliki "pikiran" sehingga Ia mengetahui apa yang dipikirkan manusia (1 Korintus 2:11).
2) Memiliki "perasaan" sehingga Ia mampu mengasihi (Roma 15:30).
3) Memiliki "kemauan" sehingga Ia mau mengerjakan atau melaksanakan segala sesuatu menurut kemauan-Nya (1 Korintus 12:11)
Adapun beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh Roh Kudus adalah sebagai berikut:
1) Roh Kudus tidak henti-hentinya memimpin manusia untuk hidup ke dalam kebenaran melalui cara-cara yang biasa dilakukan oleh seorang pribadi, yaitu: melalui mendengar, berbicara, dan menunjukkan (Yohanes 16:13).
2) Roh Kudus juga memiliki peranan menginsafkan manusia dari dosa dan meyakinkan suatu tindakan dosa (Yohanes 16:8).
3) Roh Kudus juga melakukan banyak mukjizat melalui orang-orang pilihan-Nya (Kisah Para Rasul 8:39).
4) Roh Kudus melakukan doa syafaat (Roma 8:26).
Hal-hal di atas hanya dapat dilakukan oleh satu pribadi.
Alkitab mencatat bahwa dalam eksistensi-Nya, Roh Kudus juga mendapat perlakuan yang hanya bisa diterima oleh satu Pribadi. Beberapa perlakuan berikut:
1) Roh Kudus adalah Oknum yang harus ditaati oleh orang-orang percaya (Kisah Para Rasul 10:19-21).
2) Roh Kudus dapat dibohongi oleh manusia (Kisah Para Rasul 5:3).
3) Roh Kudus juga dapat ditentang (Kisah Para Rasul 7:51).
4) Roh Kudus dapat dibuat berduka (Efesus 4:30).
5) Roh Kudus bisa dihujat (Matius 12:31).
6) Roh Kudus bisa dihina (Ibrani 10:29).
Sebagai Pribadi, Roh Kudus selalu berhubungan dengan pribadi yang lain, baik dalam kaitan dengan Allah Tritunggal, ataupun dengan manusia yang percaya.
1) Berhubungan dengan para rasul (Kisah Para Rasul 15:28).
2) Berhubungan dengan Yesus (Yohanes 16:14).
3) Berhubungan dengan Oknum Tritunggal (Matius 28:19; 2 Korintus 13:14).
4) Menyertai Yesus dengan Kuasa-Nya (Lukas 4:14; Kisah Para Rasul 10:38; 1 Korintus 2:4).
Sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya, kiranya kebenaran yang telah kita pelajari ini meneguhkan kita untuk memberikan hormat yang benar akan Roh Kudus sebagai Allah yang berpribadi.
Akhir Pelajaran (DRK-P01)
Doa
"Allah Roh Kudus, aku kagum dan hormat akan Engkau sebagai Pribadi yang Agung yang terus berkarya sehingga kehadiran-Mu dapat aku rasakan. Kiranya Engkau selalu menuntun dan memberikan aku hati yang selalu bergantung sepenuhnya kepada-Mu. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA