DIPANGKU DIPELUK
Ada sebuah lagu yang biasa dinyanyikan oleh anak-anak di seluruh Indonesia, yang liriknya sebagai berikut :
Waktu ku kecil hidupku
amatlah senang
senang dipangku dipangku dipeluknya
serta dicium dicium dimanjakan
namanya kesayangan
Lagu “Bunda Piara” ini diciptakan oleh Pak Dal (Daljono), menceritakan tentang seorang bunda yang menyayangi anaknya. Setiap ibu yang membesarkan anak-anak dengan tangannya sendiri pasti memahami benar makna dari lirik lagu tersebut. Begitu juga dengan anak-anak yang dibesarkan oleh pelukan ibunya juga memahami benar akan kasih dan perlindungan yang diberikan melalui pelukan ibunya.
DIPANGKU DIPELUK
Berbeda dengan lirik lagu di atas, di dalam keluarga saya, yang memangku anak-anak bukan “bunda” tapi bapaknya, karena anak sulung saya (Yezki - Yehezkiel Titus) pada saat masih balita memiliki badan yang cukup berat. Pada umur setahun beratnya sudah mencapai 20 kilogram, sehingga istri tidak kuat kalau memangku. Jadi kalau kita jalan ke luar, istri yang nyopir dan saya duduk memangku Yezki di sebelahnya. Termasuk kalau liburan ke luar pulau atau ke Semarang, istri lebih memilih nyopir selama 9 jam dan saya yang memangku Yezki di sampingnya ...
Saya tidak merasa berat karena yang dipangku adalah anak satu-satunya (anak sulung) yang kita rindukan setelah 8 tahun menikah. Memangku Yezki berjam-jam bukanlah hal yang berat karena saya sangat mengasihi dia. Bahkan bukan hanya dipangku, tetapi juga dipeluk dan di”kudang” (ditimang), sampai tertidur dengan nyaman di pangkuan dan pelukan saya.
Saya bisa merasakan bagaimana Yezki merasa nyaman dan tenang berada di pangkuan dan pelukan bapaknya yang sangat mengasihi dan melindunginya. Bahkan ketika umurnya sudah bertambah, tetap saja tidak mau duduk di kursi belakang tetapi tetap memilih duduk di depan dipangku bapaknya. Baru kalau mamanya sudah capek nyopir dan minta diganti, maka Yezki duduk sendiri di depan dan mamanya duduk di kursi belakang.
Sekarang Yezki beratnya sudah 70 kilogram dan bisa nyopir sendiri, tapi tugas memangku tidak berhenti. Ketika Yezki nyopir, saya sekarang memangku Yere (Yeremia Timotius), anak ketiga. Kemana-mana dia selalu minta dipangku bapaknya di depan dan sangat menikmati perlindungan dan kasih pelukan bapaknya seperti yang pernah dirasakan oleh Yezki. Sedangkan untuk Yezki yang badannya sudah jauh lebih tinggi dari saya, setiap bertemu, ketika bangun tidur, berangkat sekolah atau saya pulang kerja, selalu mendapat pelukan dengan kasih dan kehangatan yang tidak pernah berubah.
Pelukan penuh kasih yang melindungi, membuat anak-anak merasa nyaman, seperti ketika anak tidur di pelukan mamanya. Anak-anak ketika sakit dan rewel, mereka akan tenang dan nyaman ketika digendong dan dipeluk oleh mamanya.
PELUKAN TUHAN
Ketika saya sedang memangku Yere dan melihat dia tidur nyenyak di pelukan, Tuhan Yesus mengingatkan saya akan Mazmur 91:4, “Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.”
Tuhan menyatakan, bahwa Dia melindungi dan mengasihi kita bukan dengan persenjataan atau peralatan perang. Dia melindungi kita dengan tubuhNya sendiri, dengan “sayap-Nya”, dengan “lengan-Nya” yang perkasa! Bahkan Tuhan menebus kita bukan dengan emas dan perak, tetapi dengan diri-Nya sendiri, dengan tubuh dan darahNya!
Seorang anak yang dipeluk dan dilindungi bapanya akan tahu dengan sepenuh hatinya bahwa bapanya mengasihi dia. Itu adalah segala-galanya, sehingga di dalam pelukan dia bisa tidur nyenyak. Termasuk ketika takut, anak-anak akan mencari pelukan bapanya untuk berlindung.
Ada waktu-waktu saya mengajak anak-anak menonton film animasi di bioskop. Ketika musik yang surround berdentam dengan kencang karena ada adegan yang seru, anak saya yang masih kecil biasanya takut, dan minta dipangku dengan wajah disembunyikan di dada. Baru kalau sudah tidak begitu seram dia akan menoleh ke belakang pelan-pelan untuk meneruskan melihat tayangan yang ada, begitu seterusnya.
Tuhan menunjukkan bahwa Mazmur 91:4 bukanlah peribahasa atau kata-kata indah, tetapi itu kejadian sebenarnya yang dilakukan Tuhan terhadap anak-anak yang dikasihiNya. Tuhan melindungi kita dengan tanganNya sendiri. Apa yang dilakukan oleh para orang tua, adalah contoh nyata apa yang dilakukan Tuhan kepada kita semua.
Tuhan melindungi dan mengasihi kita dengan tanganNya sendiri. Betapa berharganya kita. Betapa kita harus memahami bahwa Tuhan sangat mengasihi kita. Kita bisa meletakkan kepala kita di bahu Tuhan ketika kita lelah. Kita bisa berlindung di dalam pelukan lengan Tuhan ketika kita takut. Bahkan kita bisa tidur dengan tenteram di dalam pelukan kasih Tuhan di tengah segala masalah dan ancaman yang ada di sekeliling, seperti yang dialami Daud ketika dia tidur di dalam gua di tengah pengejaran hebat yang dilakukan oleh raja Saul dan seluruh pengikutnya.
(Mazmur 4:9) “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.”
IMAN BERTUMBUH
Memang untuk bisa merasakan pelukan kasih Tuhan bukanlah hal yang instan atau sekejap waktu. Semua itu akan tetap menjadi pusi dan kata-kata indah, ketika kita membuat penyertaan Tuhan sebagai sebuah pengajaran logika. Diperlukan kacamata iman, untuk bisa melihat di dalam Roh bahwa kita tidak sendiri. Ada Tuhan yang selalu menyertai dan melindungi kita setiap waktu.
Untuk bisa memahami penyertaan tangan Tuhan, kita bisa mulai belajar dari hal-hal yang kecil setiap hari. Ketika menghadapi masalah, sekecil apa pun, kita bisa menyerahkannya kepada Tuhan di dalam doa. Kemudian ketika ada jawaban dan solusi sekecil apa pun di dalam kehidupan kita, pada saat itu kita bisa beriman bahwa itu semua adalah karena campur tangan dan pertolongan Tuhan - dan selalu kita biasakan untuk mengucap syukur dan berterima kasih. Itu semua bukanlah kebetulan atau karena kepandaian kita, atau karena pertolongan orang lain. Itu adalah nyata pertolongan dan rencana Tuhan melalui diri kita, lingkungan dan banyak hal.
Ketika setiap masalah apa pun kita serahkan kepada Tuhan, dan setiap kali kita melihat campur tanganNya yang nyata, maka iman kita akan terus bertumbuh dan berkembang dengan kuat untuk bisa melihat bahwa Tuhan itu ada! Tuhan itu nyata. God is real!
Daud bisa tidur dengan nyenyak di dalam gua ketika dikejar-kejar Saul, tidak terjadi dengan sekejap mata; tetapi melalui berbagai peristiwa yang nyata di sepanjang hidupnya. Iman Daud tumbuh dengan nyata dimulai ketika dia masih anak-anak dan menjadi gembala kambing di padang gurun.
Dengan melihat pertolongan Tuhan yang nyata, Daud bisa mengalahkan dan mengusir beruang dan singa yang akan menyerang domba-domba gembalaannya. Iman itu juga yang berbicara, ketika Daud maju menghadapi dan mengalahkan Goliat. Ketika Daud diusir dari istana dan dikejar-kejar raja Saul, pada saat itu Daud tetap melihat dan merasakan perlindungan lengan kasih Tuhan, sehingga pada malam hari dia tetap bisa tidur dengan nyenyak.
TUMBUH DARI HAL SEDERHANA
Kita mengajarkan kepada anak-anak dari kecil untuk menyerahkan masalahnya kepada campur tangan dan pertolongan Tuhan, sehingga kalau ada hal yang dihadapi mereka biasa berkata, “Kita berdoa dulu yah.” Seringkali saya sebagai orang tua merasa malu, karena bagi kita itu masalah kecil, seperti mencari barang yang terselip atau badan sakit. Tetapi ketika anak-anak mengajak berdoa, pada saat itu kita melihat Tuhan sedang mengajar kita untuk menyerahkan segala perkara kepada campur dangan dan pertolongan Tuhan.
Tidak ada perkara yang terlalu kecil dan sepele bagi Tuhan. Kita saja sebagai orang dewasa yang sering merasa kuat dan sombong untuk meminta pertolongan Tuhan. Kita sering membagi-bagi masalah, bagian ini saya masih mampu menyelesaikan dan jika sampai di sini maka baru dibawa di dalam doa kepada Tuhan.
Anak-anak bisa merasakan perlindungan dan pertolongan Tuhan, karena mereka sudah merasakan perlindungan dan kasih yang nyata dari pelukan bapaknya. Pelukan kuat seorang bapa yang sangat melindungi dan mengasihi anak-anaknya.
PRAKTEK IMAN
Sekarang ini saatnya kita semua untuk secara nyata merasakan pelukan kasih dan perlindungan lengan Tuhan yang perkasa. Sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, sebuntu apa pun jalan keluar yang ada di depan kita, pada saat itu kita tetap selalu bisa masuk ke dalam pelukan kasih Tuhan. Pelukan Bapa surgawi yang begitu mengasihi kita. Pelukan Bapa yang memahami benar setiap pergumulan hidup yang sedang kita alami dan rasakan, sehingga dengan lembut berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)
Di dalam doa keluarga, kita selalu mengucapkan doa Penyerahan setiap hari. Doa yang kita ucapkan adalah :
“Tuhan Yesus, FirmanMu berkata, ‘Marilah kepadaKu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Sesuai dengan FirmanMu, sekarang ini kami menyerahkan semua letih lesu, beban berat, pergumulan hidup, sakit penyakit, dosa, ketakukan, kekuatiran, kecemasan, kegentaran roh, penderitaan dan kesengsaraan yang kami alami, kami pikul dan rasakan sampai sekarang ini - semuanya kami serahkan ke dalam tangan Tuhan Yesus. Dan terima kasih, sekarang ini Tuhan Yesus sudah memberikan damai sejahtera, sukacit dan kelegaan dari surga.”
Sebagai imam di keluarga, doa ini saya ucapkan sepenggal kalimat per kalimat, misalnya “Tuhan Yesus,” “FirmanMu berkata,” “Marilah kepadaKu,” “Yang letih lesu,” “Dan berbeban berat,” ... dan seterusnya ... kemudian istri dan anak-anak menirukan dengan bersuara sampai selesai.
Di dalam Roh Tuhan Yesus memperlihatkan, ketika doa kita ucapkan maka roh kita menyerahkan semua beban hidup yang ada kepada Tuhan Yesus, baik kita sebagai orang tua maupun anak-anak sampai yang terkecil. Tuhan Yesus menerima dan dalam sekejap semua beban itu lenyap tak berbekas, kemudian Tuhan Yesus memberikan anugerah damai, sejahtera dan sukacita surgawi. Roh Kita yang tadinya berwarna merah coklat karena kelelahan memikul semua beban berat dan letih lesu, berubah menjadi biru bercahaya karena semua beban lenyap dan digantikan dengan kelegaan, damai sejahtera dan sukacita dari Tuhan Yesus.
Semua orang di rumah perlu mengucapkan doa ini setiap waktu karena setiap orang dari suami, istri sampai kepada anak-anak terkecil memiliki beban penderitaannya sendiri-sendiri. Kita tidak mengatakan kepada anak-anak, bahwa masalah hidup mereka sepele. Apa yang mereka rasakan dan alami itu adalah 100% membebani hidup mereka.
Ada satu peristiwa di mana ada guru yang marah-marah di kelas terhadap seorang murid. Pada saat itu, Yere yang memiliki hati yang lembut merasa ketakutan. Bagi seorang anak kecil, itu adalah masalah besar dan utama dalam hidupnya. Kemudian kita ajarkan kepada Yere untuk selalu mendoakan dan memberkati gurunya supaya tidak marah-marah di kelas. Begitu juga setiap hari kita bersama-sama mengucapkan doa Penyerahan. Setelah beberapa waktu, Yere bercerita kalau gurunya sekarang baik dan dia senang mengikuti mata pelajarannya.
Jangan pernah meremehkan masalah yang dialami oleh anak-anak atau anak muda, karena ketika mereka merasa tidak ada jalan keluar, maka sangat mudah untuk mengambil jalan pintas. Di Jepang, antara tahun 1972 sampai 2013, ada 18.048 anak di bawah usia 18 tahun yang bunuh diri. Penyebab utama adalah karena di-bully temannya. Di Indonesia sendiri banyak berita mengenai siswa SD, SMP maupun SMA yang bunuh diri karena di-bully, tidak bisa bayar sekolah atau putus cinta.
Itulah perlunya setiap ada waktu, kita semua menyerahkan semua letih lesu dan beban berat hidup ke dalam tangan Tuhan Yesus, supaya Tuhan Yesus menggantikan dan memenuhi tubuh, jiwa dan Roh kita dengan kelegaan, damai sejahtera dan sukacita dari surga.
Ketika hati kita penuh kelegaan dan damai sejatera, maka kita bisa berdiam diri untuk bertemu secara pribadi dan intim dengan Tuhan.
(1 Petrus 4:7) “Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.”
Ketika kita berdiam diri di dalam pelukan kasih Tuhan, pada saat itu Tuhan akan menyelesaikan masalah kita secara ajaib.
(Yesaya 30 15) Beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."
Jangan merasa jaim (jaga image) atau segan untuk masuk ke dalam pelukan kasih Kristus. Itu adalah tipu muslihat iblis untuk menjauhkan dan memutuskan ikatan kasih anak-anak Allah dari perlindungan Bapa surgawi. Serkarang saatnya kita bisa mencoba untuk datang bertemu secara pribadi dengan Tuhan di dalam Waktu Teduh, dan berkata dengan penuh penyerahan diri, “Bapa surgawi, ini aku anakMu. Biarkan aku merasakan pelukan kasihMu. Biarkan aku merasakan damai sejahtera, karena hatiku mengetahui bahwa Engkau begitu mengasihiku.”
---
Sekarang Yere sudah kelas 1 SD, dan Tuhan memberikan hikmat sehingga bisa memuji Tuhan dengan main gitar dan drum. Yere terlibat dalam pelayanan Pelepasan dan Pemulihan bersama Yezki dan bapaknya untuk memuji Tuhan dengan gitar atau berdoa sebagai Pelihat. Akan tetapi setiap berangkat sekolah jam 05:30 Yere tetap meminta duduk di kursi depan dipangku bapaknya. Dia begitu menikmati perjalanan 30 menit sampai di sekolah dengan dipangku dan dipeluk bapaknya dengan kepala disandarkan di bahu. Ketika ditanya, “Dek koq dipangku terus. Emang mau sampai kapan?” Dia menjawab dengan enteng, “Sampai kelas dua ...” :D :D :D
(Mazmur 61:5) “Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu!”
Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.
GBU
(Indriatmo/PD Yoel)
* * * * *
KEKUATAN DI BALIK SEBUAH PELUKAN
Banyak orang menganggap bahwa pelukan merupakan suatu hal atau kegiatan yang biasa saja. Tetapi jika dilihat dan diteliti lebih dalam ternyata pelukan merupakan suatu ungkapan kasih sayang yang memiliki efek besar lebih dari yang di bayangkan. Sebuah pelukan selain dapat menenangkan orang yang melakukannya juga akan memberikan efek kesehatan pada orang tersebut. Seperti apabila orang tua memeluk hangat anaknya dengan penuh kasih sayang maka akan mampu meningkatkan kecerdasan otak anak, yakni dimana pelukan dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin yang membuat perasaan tenang pada anak, serta mengurangi racun dari zat berbahaya.
Contoh lain kekuatan pelukan yakni pada tahun 2011 seseorang bernama Melly Puspita Sari tengah mengalami perdarahan tidak biasa yang berlangsung sampai dengan bulan Maret 2012. Sampai pada akhirnya ia memeriksakan diri ke dokter dan kemudian divonis menderita kanker rahim. Dengan kasus seperti di atas maka setiap orang pasti akan merasa sangat takut dan yang terbayang hanyalah bayangan kematian.
Namun pada akhirnya Melly memutuskan untuk mengumpulkan anak-anak dan juga suami tercinta, lalu setelah itu wanita yang merupakan seorang psikolog itu juga meminta anak-anak dan suaminya untuk memberikan dia pelukan setiap hari. Pelukan tersebut bergantian mereka lakukan setiap hari sambil terus melakukan pengobatan kanker. Dan tidak di sangka hanya dalam kurun waktu 5 bulan Melly pun dapat mengalahkan kankernya.
“Luar biasa, saya merasakan benar manfaat pelukan sebagai sebuah self-healing,” ujar Melly yang juga merupakan sorang penulis buku The Miracle of Hug ini.
Selain luar biasanya pelukan yang di rasakan Melly, hal tersebut juga di alami oleh seseorang yang bernama Roostien Ilyas, ia merupakan seorang aktivis sosial dan juga pemerhati anak. Ia menyatakan bahwa dalam pengalamannya mendekati anak-anak jalanan atau anak-anak di tempat pengungsian, Roostien sangat merasakan bahwa pelukan merupakan suatu bentuk komunikasi non-verbal yang sangat efektif.
Ia menyadari di banyak tempat pengungsian, daerah bencana alam maupun daerah konflik yang mana banyak terjadi ketegangan maupaun kesedihan maka cara pertama yang banyak dipakai para relawan dalam mendekati anak-anak yakni dengan cara mengajaknya bermain kemudian sebanyak mungkin memberikan pelukan yang tulus. Walapupun mungkin tidak mengerti bahasa apa yang mereka gunakan, tetapi dengan pelukan akan membuat kebekuan menjadi cair dan menjadi sebuah kehangatan yang memberikan ketenangan dan kedamaian.
Seorang manusia pada umumnya memiliki kebutuhan akan fisik serta emosional. Dan salah satu contoh kebutuhan emosional yakni sebuah pelukan yang dapat memenuhi akan hausnya rasa kasih sayang juga membererikan ketenangan. Maka dari itu sebagai orang tua, ada baiknya jika lebih sering memeluk Anda Anda dengan hangat, hal ini juga di dukung oleh beberapa penelitian yang menyatakan bahwa jika seorang anak sering dipeluk maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang senang berbagi dan berempati pada sesamanya. Hal ini dikarenakan anak telah merasakan bahasa cinta paling kuat dari pada sebuah kata-kata atau nasehat. Maka tidak mengherankan jika pelukan dapat menjadi obat penyembuh fisik dan batin.
Pelukan hangat orang tua kepada anaknya merupakan ungkapan kasih sayang yang tulus serta mendidik anak untuk dapat lebih berempati kepada sesama, maka dari itu jangan ragu untuk memberikan pelukan baik itu dari ibu atau ayah, yang mana akan membuat anak merasa dicintai dan juga di hargai. Namun sering kali anak yang sudah cenderung dewasa mungkin akan malu jika di peluk dan hal ini lah yang sebaiknya di siasati oleh para orang tua yang mana selain pelukan dapat juga di iringi dengan hal lain seperti misalnya mengusap-usap kepala, menepuk bahu, atau menggenggam tangan.
Itulah sekilas mengenai dahsyatnya manfaat sebuah pelukan, semoga hal di atas dapat menginspirasi Anda untuk dapat lebih sering menungkapkan kasih sayang melalui sebuah pelukan kepada orang-orang yang Anda sayangi.(buletin kesehatan.com)
* * * * *
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA