DAS Pelajaran 03

Nama Kursus : Doktrin Allah Sejati
Nama Pelajaran : Atribut-Atribut Allah
Kode Pelajaran : DAS-P03

Pelajaran 03. ATRIBUT-ATRIBUT ALLAH

Daftar Isi

  1. Istilah "Atribut"
  2. Pembagian Atribut-Atribut Allah
    1. Atribut/Sifat-Sifat Unik (incommunicable)
      1. Ketidakbergantungan Allah
      2. Ketidakberubahan Allah
      3. Kekekalan Allah
      4. Kemahahadiran Allah
      5. Kesatuan Allah
    2. Atribut-Atribut/Sifat-Sifat yang Tidak Unik (communicable)
      1. Keberadaan Allah -- Spiritualitas Allah
      2. Atribut-Atribut Mental/Intelektual
      3. Atribut-Atribut Moral
      4. Atribut-Atribut Lain

Doa

ATRIBUT-ATRIBUT ALLAH

"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib". (1 Petrus 2:9)

  1. Istilah "Atribut"

    Istilah "Atribut" memiliki arti "yang melekat" atau "dimiliki."

  2. Pembagian Atribut-Atribut Allah

    1. Atribut/Sifat yang Unik

      Atribut atau sifat unik Allah dapat diartikan sebagai atribut Allah yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya. Adapun beberapa atribut unik yang dimiliki oleh Allah adalah sebagai berikut.

      1. Ketidakbergantungan Allah

        Allah tidak membutuhkan ciptaan-Nya untuk alasan apa pun juga, namun demikian ciptaan-Nya dapat mempermuliakan Dia dan memberikan sukacita kepada-Nya (Kisah Para Rasul 17:24-25; Ayub 41:11; Mazmur 50:10-12). Tuhan juga tidak menciptakan manusia karena Ia kesepian (Yohanes 17:5,24). Allah Tritunggal di dalam diri-Nya mempunyai kepenuhan kesempurnaan yang mutlak, baik dalam komunikasi, kasih, atau kebutuhan-kebutuhan lain. Ketidakbergantungan Allah juga menyatakan bahwa Allah tidak diciptakan dan tidak ada peristiwa terjadinya keberadaan Allah (Wahyu 4:11; Yohanes 1:3; Mazmur 90:2; Roma 11:35-36; Keluaran 3:14.) Justru keberadaan Allah yang menyebabkan segala sesuatu ada dan tetap ada untuk selama-lamanya.

        Jika Tuhan tidak membutuhkan manusia dan apa pun juga, lalu untuk apa manusia diciptakan-Nya? Tuhan tidak harus menciptakan manusia, tetapi Tuhan memilih untuk menciptakan manusia. Tuhan menciptakan manusia dan ciptaan-Nya yang lain dengan tujuan untuk kemuliaan-Nya.

      2. Ketidakberubahan Allah

        Ketidakberubahan ini adalah kesempurnaan dari Allah, yang dengan-Nya Ia tidak mungkin mengalami perubahan, bukan saja dalam keberadaan-Nya, tetapi juga dalam segala kesempurnaan-Nya. Allah tidak berubah dalam hakikat/jati diri-Nya, tujuan-Nya, dan janji-janji-Nya. Namun demikian, Allah memang bertindak dan merasakan emosi. Ia bertindak dan merasakan secara berbeda dalam merespons situasi-situasi yang berbeda.

        1. Allah tidak berubah sesuai dengan yang dinyatakan Alkitab dalam Maleakhi 3:6; "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap."

        2. Pentingnya doktrin ketidakberubahan Allah

        Allah tidak mungkin berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk. Jika Allah berubah, maka itu berarti bahwa janji-janji Allah juga tidak mungkin bisa dipercaya.

      3. Kekekalan Allah

        Allah tidak mempunyai awal atau akhir; atau urutan-urutan momen dalam hakikat-Nya. Dan, Ia melihat semua waktu secara jelas dan "sederajat"; Allah melihat semua peristiwa dalam waktu dan bertindak dalam waktu.

        Doktrin ini mengajarkan bahwa Allah tidak terbatas/dibatasi oleh waktu. Allah tidak berubah dengan/oleh waktu (Wahyu 1:8). Bagi Allah peristiwa masa lampau, masa yang akan datang, ataupun masa sekarang adalah sama jelasnya.

      4. Kemahahadiran Allah

        Allah tidak mempunyai dimensi bentuk atau tempat dan Ia ada/hadir pada setiap tempat dengan seluruh hakikat-Nya. Namun demikian, Allah bertindak secara berbeda di tempat yang berbeda.

        Allah hadir di mana-mana: Mazmur 139:7-10, "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku." Allah ada di mana-mana: 1 Raja-raja 8:27, "Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini."

      5. Kesatuan Allah

        Atribut ini menekankan kesatuan Allah, kenyataan bahwa Ia secara angka adalah satu dan bahwa Ia adalah unik. Istilah ini juga mengandung pengertian bahwa hanya ada satu keberadaan Ilahi, bahwa dari natur atribut ini tidak mungkin ada yang lain selain satu Keberadaan Ilahi dan semua keberadaan yang lain ada dan melalui serta kepada-Nya. Alkitab mengajarkan kepada kita melalui sejumlah ayat-ayatnya bahwa hanya ada satu Allah yang benar (baca 1 Raja-raja 8:60). Allah tidak terbagi-bagi ke dalam bagian-bagian; namun demikian kita melihat atribut-atribut Allah yang berbeda ditekankan pada saat-saat yang berbeda.

    2. Atribut-atribut/Sifat-sifat yang Tidak Unik

      Atribut/sifat-sifat Allah adalah atribut Allah yang juga dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya; dalam batas-batas tertentu.

      1. Keberadaan Allah

        Spiritualitas Allah, seperti yang tertulis dalam Yohanes 4:24, "Allah adalah 'Roh' dan Allah juga tidak kelihatan (artinya: esensi total Allah; dan semua hakikat spiritual Allah; tidak akan pernah dilihat oleh manusia. Namun demikian, Allah masih memperlihatkan diri-Nya kepada kita melalui hal-hal yang kelihatan dan yang diciptakan."

      2. Atribut-Atribut Mental/Intelektual

        1. Kemahatahuan Allah

          Allah mengetahui segala sesuatu tentang diri-Nya dan juga segala sesuatu dalam tindakan kekekalan. Allah mengetahui segala sesuatu dan mengenalnya secara sempurna, mencakup masa waktu lampau ataupun masa yang akan datang. Ia adalah Pencipta segala sesuatu. Ibrani 4:13, "Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."

        2. Kebijaksanaan Allah

          Kebijaksanaan Allah dapat dianggap sebagai aspek tertentu dari pengetahuan-Nya. Jelas terbukti bahwa hikmat dan kebijaksanaan tidaklah sama, walaupun keduanya terkait erat. Keduanya tidak harus saling menyertai. Seseorang yang tidak berpendidikan mungkin saja lebih unggul dari seorang terpelajar dalam hal kebijaksanaannya. Pengetahuan diperoleh melalui belajar, akan tetapi kebijaksanaan diperoleh melalui pemahaman-pemahaman intuitif atas hal-hal yang di sekitar. Pengetahuan bersifat teoritis, sedangkan kebijaksanaan bersifat praktis, dan menjadikan pengetahuan menjadi pelayan atas tujuan-tujuan yang tertentu. Keduanya tidak sempurna dalam diri manusia, akan tetapi dalam diri Allah keduanya ditandai oleh kesempurnaan yang mutlak. Allah selalu memilih tujuan yang terbaik dan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan itu, dan memilih alat yang terbaik untuk realisasi dari tujuan-tujuan-Nya. Ayub 12:13, "Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian."

        3. Kebenaran dan Kesetiaan Allah

          Allah adalah Yang Benar. Semua pengetahuan kebenaran dan janji-janji-Nya adalah benar dan menjadi standar akhir kebenaran. 1 Yohanes 5:20, "Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal."

      3. Atribut-Atribut Moral

        1. Kebaikan Allah

          Hukum Allah merefleksikan kebaikan Allah. Kebaikan Allah bukan merupakan tindakan yang sembarangan. Allah menaati suatu hukum, tetapi hukum yang Ia taati merupakan hukum yang berdasar pada karakter-Nya. Dia selalu bertindak sesuai dengan karakter-Nya yang kekal, tidak berubah dan pada dasarnya baik. Yakobus mengajarkan bahwa setiap yang baik dan yang sempurna merupakan pemberian Allah. Dia bukan hanya merupakan standar tertinggi dari kebaikan, melainkan juga sumber dari semua kebaikan. Salah satu ayat yang paling terkenal dalam Perjanjian Baru adalah Roma 8:28, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah".

        2. Kasih Allah

          Kita percaya kepada Allah yang adalah kasih, dan bukti kasih Allah kepada manusia adalah melalui anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus. Bukti itu telah digenapi oleh pengorbanan Kristus di kayu salib untuk menebus segala dosa manusia. Allah yang dalam kekekalan-Nya memberikan diri-Nya kepada yang lain. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16) "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8)

        3. Belas kasihan, Kemurahan, Kesabaran Allah

          Belas kasihan, kemurahan, dan kesabaran Allah dapat kita lihat dari penyertaan dan pemeliharaan-Nya yang sempurna dalam kehidupan umat-Nya. Mazmur 103:8, "TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia."

        4. Kekudusan Allah

          Allah itu kudus dan terpisah dari dosa. Kata kudus dalam Alkitab memiliki arti khusus. Yaitu, berarti "keterpisahan" atau "keberbedaan". Pada waktu kita mengatakan bahwa Allah kudus, kita diperhadapkan pada perbedaan yang mendalam antara Allah dengan semua ciptaan. Kekudusan Allah menunjuk pada kemuliaan-Nya, kemahakuasaan-Nya yang tidak tertandingi oleh siapa pun atau apa pun juga, dan ini semua menyebabkan Dia layak untuk menerima penghormatan, kemuliaan, pemujaan, dan penyembahan kita. "Sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16)

        5. Kedamaian Allah

          Allah sebagai sumber damai sejahtera bagi umat-Nya. Dalam hakikat diri-Nya dan tindakan-tindakan-Nya Allah sangat tertib, teratur, dan terkontrol. "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." (Yohanes 14:27)

        6. Keadilan dan Kebenaran Allah

          Keadilan dan kebenaran Allah merupakan unsur kekudusan Allah yang tampak di dalam cara Allah menghadapi manusia ciptaan-Nya. Allah telah menetapkan suatu pemerintahan moral di dalam dunia, menetapkan hukum-hukum yang adil untuk di taati makhluk-makhluk ciptaan-Nya serta menetapkan juga sanksi-sanksinya. Kebenaran Allah membesarkan hati orang percaya karena ia tahu bahwa Allah menghakimi dengan adil, bahwa ia aman di dalam kebenaran Kristus, dan bahwa segala kebaikannya tidak akan dilupakan Allah. Allah selalu bertindak sesuai dengan apa yang benar dan Ia sendiri menjadi standar kebenaran itu. Ulangan 32:4, "Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia."

      4. Atribut-Atribut Lain

        1. Kesempurnaan Allah

          Allah secara mutlak mempunyai semua kualitas kesempurnaan dan tidak ada yang kurang dalam semua aspek kualitas yang baik. Allah lebih dari jumlah total seluruh kesempurnaan-Nya. Seandainya pun kita mendaftarkan semua sifat Allah yang dapat kita kumpulkan dari penyataan, kita belum sepenuhnya menggambarkan Allah. Ini karena Allah tidak bisa dipahami seutuhnya. Bahkan jika seandainya kita dapat mengatakan telah mempunyai sebuah daftar lengkap dari seluruh kesempurnaan Allah, kita tidak dapat mengukur artinya, sebab manusia yang terbatas tidak dapat mengerti Allah yang tak terbatas. Kesempurnaan Allah menggambarkan kesetaraan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Kesempurnaan itu menguraikan hakikat Allah Tritunggal, yakni setiap Pribadi dari Trinitas. Matius 5:48, "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

        2. Kemuliaan Allah

          Istilah "kemuliaan" sering ditemukan dalam Alkitab dan biasanya berarti manifestasi keberadaan Allah. Kemuliaan-Nya mengungkapkan inti keberadaan-Nya sebagai Allah, kemegahan ilahi-Nya dan keilahian-Nya yang murni. Istilah senada "kemahatinggian" menunjukkan sifat Allah yang melampaui realitas yang terbatas. Dalam Alkitab, sifat ini dinyatakan pada saat Allah memperlihatkan diri di Gunung Sinai (Keluaran 19-24). "Tampaknya kemuliaan Tuhan sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu" (Keluaran 24:7). Yehezkiel menerima wahyu yang menakjubkan tentang Allah di tepi sungai Kebar. (Yehezkiel 1) Paulus bersaksi telah melihat "kemuliaan Allah yang tampak pada wajah Kristus" (2 Korintus 4:6) dalam penampakan diri Kristus yang menyilaukan di jalan menuju Damsyik. Kemuliaan ilahi hanya dapat dilihat jika seseorang menyembah sujud di hadapan-Nya dengan rasa khidmat dan memuja. Wahyu 21:23, "Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya."

        3. Kemahakuasaan Allah

          Kemahakuasaan Allah berarti Allah berkuasa atas semua ciptaan-Nya. Tidak ada satu ciptaan pun yang berdiri di luar penguasaan Allah yang berdaulat. Kemahakuasaan Allah merupakan penghiburan yang besar bagi orang Kristen. Kita tahu bahwa kuasa yang Allah nyatakan melalui penciptaan alam semesta merupakan kuasa yang Allah pakai untuk menjamin keselamatan kita. Dia memperlihatkan kuasa-Nya atas kematian pada waktu kebangkitan Tuhan Yesus. Kita tahu bahwa tidak ada bagian dari penciptaan yang dapat menggagalkan rencana-Nya di masa yang akan datang. Tidak ada satu molekul pun yang dapat terlepas dari alam semesta dan mengacaukan rencana Allah. Meskipun kuasa-kuasa dan kekuatan-kekuatan dunia ini berusaha untuk mengancam kita, kita tidak perlu takut. Pengetahuan bahwa tidak ada satu pun yang dapat bertahan melawan kuasa Allah, dapat memberikan kedamaian pada keadaan kita. Hanya Dialah satu-satunya yang terbesar. Lukas 1:37, "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."



Akhir Pelajaran (DAS-P03)

DOA

"Segala kemuliaan hanya bagi-Mu di tempat yang maha tinggi, demikian hati dan jiwa kami mengagungkan Engkau. Kami mengucap syukur atas hikmat dan pengetahuan yang Engkau berikan kepada kami sehingga kami dapat lebih memahami pribadi-Mu yang kudus dan berkuasa. Amin."

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA