Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Latar Belakang Kitab-Kitab Injil dan Kehidupan Tuhan Yesus |
Kode Pelajaran | : | PPB-P03 |
Injil adalah kata kunci yang mewakili seluruh PB. Oleh karena itu, untuk mempelajari latar belakang PB, sangat tepat jika kita terlebih dahulu mempelajari pengertian tentang Injil dan juga kehidupan Kristus sebagai tokoh utama dari berita Injil.
Injil memiliki beberapa arti dalam Alkitab, khususnya dalam konteks PB. Mari kita mempelajarinya lebih dalam.
Kata 'Injil' berasal dari bahasa Yunani euanggelion, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "Kabar Baik" atau "Berita Baik". "Kabar Baik" ini secara khusus menunjuk kepada berita bahwa Yesus Kristus datang ke dunia membawa kabar baik tentang sukacita besar kepada manusia (Luk. 2:10-11)
Kata "Injil" juga merujuk kepada 4 kitab pertama PB, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Injil di sini dimengerti sebagai jenis sastra Alkitab yang menceritakan tentang kehidupan Yesus Kristus.
Selain dua arti di atas, masih ada arti-arti lain dari Injil yang tidak akan kita bahas dalam pelajaran ini.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar kita mengerti kitab-kitab Injil dengan benar.
Kitab-kitab Injil bukanlah kitab-kitab yang ditulis oleh Tuhan Yesus sendiri, melainkan oleh murid dan pengikut-Nya.
Kitab-kitab Injil bukanlah kitab-kitab yang berisikan "biografi" lengkap Tuhan Yesus, tetapi kisah selektif tentang kehidupan dan pengajaran Yesus Kristus selama kira-kira 3 tahun saja.
Isi pemberitaan kitab-kitab Injil berhubungan erat dengan teologi sang penulis karena memberikan pernyataan-pernyataan besar dan definitif tentang diri Tuhan Yesus dan hubungannya dengan Allah.
Isi kitab-kitab Injil sesuai dengan tujuan masing-masing penulisnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari secara saksama latar belakang penulisnya sehingga dapat mengerti isi Injil dengan tepat.
Istilah "Sinoptik" berarti 'melihat dari sudut pandang yang sama'. Dalam hal ini, kitab-kitab Injil yang dimaksud adalah Injil Matius, Markus, dan Lukas.
Yang disebut "masalah sinoptik" adalah masalah yang muncul sehubungan dengan sumber apa yang dipakai oleh ketiga Injil: Apakah sumber yang dipakai sama? Kalau sama, mengapa mereka membuat 3 kesaksian yang berbeda?
Ada banyak ahli kritik sastra Alkitab yang setuju bahwa Injil Markus ditulis terlebih dahulu dan menjadi sumber bagi Matius dan Lukas. Beberapa bukti:
- Pemakaian kata-kata: Setengah kosakata yang dipakai Markus terdapat dalam Matius dan Lukas, tetapi ada bagian yang sama yang hanya ada di Matius dan Lukas.
- Urutan: Matius, Markus, dan Lukas memakai urutan peristiwa dan garis besar yang sama dalam penyusunan tulisannya.
- Isi: 606 ayat dari 661 ayat dalam Markus ada di Matius (1060); dan 350 ayat dari Markus ada di Lukas (1150). Kalau Matius dan Lukas dibandingkan, ada 250 ayat yang sama, tetapi tidak ada dalam Markus.
- Gaya bahasa: Markus memakai bahasa Yunani yang lebih rendah kualitasnya daripada Matius dan Lukas. Juga Markus memakai beberapa bahasa Aram di tulisannya.
Keterangan yang didapatkan dari kitab-kitab Injil, tulisan sejarawan Yahudi, F. Yosefus, dan cerita-cerita tradisi yang beredar pada zaman itu, maka kehidupan Tuhan Yesus bisa diringkas sebagai berikut:
Berikut adalah ringkasan yang kita dapatkan tentang silsilah dan kehidupan muda Yesus serta akhir hidupnya yang dicatat dalam kitab-kitab PB.
Injil Matius (Mat. 1:1-17) memberikan urutan kronologis silsilah Tuhan Yesus, yang menjelaskan bahwa secara biologis Tuhan Yesus adalah keturunan Raja Daud, sesuai yang dinubuatkan Yes. 11:1; Yer. 23:5.
- Data Matius 2:1: Karena Herodes Agung mati pada tahun 4 SM, maka dapat dipastikan bahwa Yesus lahir sebelum 4 SM.
- Data Lukas 2:1-2: Data di luar Alkitab (Yosefus) membenarkan bahwa memang pernah ada sensus yang diselenggarakan pada permulaan tarikh Masehi. Dan, ada seorang bernama Kirenius dikirim ke Siria dan Yudea untuk tugas itu. Kalau itu benar, tahun kelahiran Yesus adalah sekitar 6 - 7 SM.
- Data Lukas 3:1: Tiberius menjadi penguasa kekaisaran Roma pada tahun 14 M, tahun ke-15 adalah tahun 28 M. Namun, menurut data, diketahui bahwa Tiberius sudah memegang kekuasaan tiga tahun sebelumnya. Ini bisa disimpulkan bahwa pada tahun 25 - 26 M, Tuhan Yesus berumur 30 tahun. Jadi, kelahirannya antara 5 - 4 SM, yaitu sebelum Herodes mati.
Tidak banyak data yang bisa dikumpulkan tentang masa kanak-kanak Yesus. Injil Lukas dan latar belakang tradisi Yahudi mengatakan bahwa:
- Keluarga Yesus mengikuti tradisi Yahudi. Yesus disunat pada hari kedelapan (Luk. 2:21). Dia juga "ditebus" dengan membayar persembahan sebanyak 5 syikal (sepasang burung tekukur dan 2 anak burung merpati). Untuk penahiran-Nya, Maria memberikan kurban untuk orang miskin (Luk. 2:24).
- Karena ancaman kekejaman Raja Herodes Agung yang ketakutan karena telah lahir "Raja orang Yahudi", maka oleh mimpi, Yusuf dituntun untuk membawa keluarganya meninggalkan Betlehem dan mengungsi ke Mesir (Mat. 2:14). Setelah Herodes mati, barulah mereka kembali. Namun, karena anak Raja Herodes (Arkhelaus) masih memerintah di Yudea, dan karena tuntunan mimpi, maka akhirnya mereka menetap di Nazaret (Mat. 2:19-23)
- Yusuf adalah seorang tukang kayu. Profesi masyarakat biasa yang dapat ditemui di kota kecil Nazaret. Namun, kita mengetahui dengan jelas bahwa keluarga Yusuf tidak tergolong kaya, malah dapat dikatakan miskin.
- Walaupun Yesus tidak berasal dari keluarga kaya, tetapi terlihat bahwa Yesus mempunyai pendidikan yang cukup baik. Bahkan, Dia dapat membaca bahasa Ibrani (Luk. 4:16-20)
- Karena dibesarkan di daerah Galilea, Yesus kemungkinan besar dapat berbicara 3 bahasa (Aram, Yunani, Ibrani).
- Satu-satunya data tentang masa muda Yesus ditemukan dalam Luk. 2:40-52, yaitu pada waktu Yesus berusia 12 tahun. Pengetahuan-Nya tentang PL sangat mencengangkan para ahli Taurat.
Pada usia 30 tahun, Tuhan Yesus mendatangi Yohanes untuk dibaptis. Awalnya, Yohanes menolak karena baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan dosa. Namun, Yesus mau merendahkan diri, menjadi sama seperti manusia yang berdosa (meskipun Dia tidak berdosa) karena Ia akan memikul dosa umat manusia sebagaimana dikehendaki Allah Bapa (Mat. 3:15). Setelah peristiwa baptisan yang sangat menguatkan ini, Yesus dibawa oleh Roh untuk dicobai Iblis.
Perjalanan pelayanan Yesus selama 3 tahun dapat dibagi menjadi 5 urutan:
Pelayanan awal Yesus adalah di daerah Yudea. Hanya Injil Yohanes yang memberikan kesaksian tentang pelayanan Tuhan yang pertama-tama, khususnya tentang hubungan-Nya dengan Yohanes Pembaptis. Di Betani, Tuhan Yesus memilih 5 murid-Nya yang pertama. Lalu, Yesus pergi ke Kana (daerah Galilea) dan membuat mukjizat-Nya yang pertama. Lalu, Ia pergi ke Kapernaum dan Yerusalem untuk perayaan Paskah. Percakapan dengan Nikodemus juga terjadi pada saat itu. Pemenjaraan Yohanes Pembaptis mendorong Yesus pergi ke daerah Galilea. Dalam perjalanan ke sana, Yesus sempat berbicara kepada perempuan di Samaria.
Kapernaum sering disebut sebagai markas pelayanan Yesus. Selain mengajar di sinagoge pada hari Sabat, Ia sering dijumpai membuat mukjizat dan menyembuhkan orang sakit sehingga membuat-Nya sangat populer, khususnya di kalangan rakyat jelata. Hal ini menimbulkan kecemburuan yang semakin besar bagi orang Farisi dan ahli Taurat. Pemilihan kedua belas murid memulai babak baru pelayanan misi Yesus. Pelayanan Yesus menjadi semakin luas, pengikut-Nya juga semakin banyak, baik dengan motivasi benar maupun salah.
Pada akhir pelayanan-Nya di Galilea, Yesus lebih banyak mengonsentrasikan diri kepada dua belas murid-Nya. Ketika para ahli Taurat dan Farisi semakin gencar melawan pelayanan Yesus (termasuk menangkap Dia), mulailah Yesus mengundurkan diri dari orang banyak. Mereka tidak berhasil mencelakai Yesus karena waktu-Nya belum sampai.
Tujuh puluh orang diutus oleh Yesus untuk pergi ke seluruh kota Israel memberitakan tentang "Kerajaan Allah". Yesus masih tetap mengajar dan membuat banyak mukjizat meskipun banyak tantangan. Yesus semakin melihat bahwa waktu kesengsaraan akan segera datang sehingga Dia banyak berbicara tentang kesengsaraan dan kematian-Nya kepada murid-murid-Nya.
Persiapan kematian Yesus didahului dengan peristiwa-peristiwa sbb.: pengurapan minyak Narwastu oleh Maria, Yesus ke Yerusalem dan disambut dengan sorakan "Hosana", perjamuan malam dan mencuci kaki murid-murid-Nya. Sebelum peristiwa perjamuan makan malam terakhir (pada hari Paskah), Yudas telah terlebih dahulu mengkhianati Yesus dengan menjual-Nya kepada pihak Sanhedrin seharga 30 keping perak (harga seorang budak pada zaman itu). Pada saat Yesus ada di taman Getsemani untuk berdoa, para prajurit menangkap Yesus dengan bantuan Yudas.
Proses pengadilan Yesus dilaksanakan dengan sangat tidak adil karena walaupun tidak ditemukan satu kesalahan pun, Yesus tetap dijatuhi hukuman mati. Yesus disalib pada pukul 09.00, hari Jumat. Menjelang petang, Yesus mati. Tubuh-Nya diambil dan dikuburkan oleh Yusuf Arimatea dan Nikodemus.
Pada hari yang "ketiga" (Minggu), Yesus bangkit dari kematian. Para wanita yang akan memberi rempah-rempah menemukan kubur Yesus kosong. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih melayani murid-murid-Nya, yaitu dengan menguatkan dan menghibur mereka serta memberikan perintah-Nya yang terakhir, yang dikenal sebagai Amanat Agung Yesus Kristus.
Dalam Alkitab, ada banyak gelar yang diberikan kepada Yesus. Namun, di sini hanya akan dijelaskan 4 gelar untuk mewakili gelar-gelar lainnya.
Gelar yang hanya diberikan kepada Tuhan Yesus. Gelar yang memberikan konsep baru yang tidak sama dengan konsep Mesias Yudaisme (Mat. 9:6; 10:23; 11:19).
Gelar yang mempunyai makna yang sama dengan Kristus, yang dalam bahasa Ibrani berarti 'Yang diurapi' (Kis. 4:27; 10:38; Mrk. 9:41; 14:61-62).
Gelar yang menunjukkan pada keallahan-Nya, sebagai Pribadi kedua dari Allah Tritunggal (Mat. 4:3, 6; 16:16; Luk. 22:70; Yoh. 1:49).
Gelar yang biasa dipakai untuk menunjukkan pemilikan ("Tuan"), tetapi kadang juga dipakai untuk menunjukkan keallahan (Mrk. 12:36-37; Luk. 2:11; Mat. 7:22).
Jabatan-jabatan Yesus adalah penggenapan atas nubuat dalam PL.
Allah akan memberikan Nabi besar, Utusan-Nya yang akan membawa firman Allah secara utuh kepada umat-Nya (Ul. 18:15), Yesuslah Nabi dan Firman yang dinubuatkan itu (Kis. 3:22).
Imam adalah seorang yang dipilih Allah untuk mewakili manusia bertemu dengan Allah, khususnya untuk mempersembahkan kurban sebagai "pendamaian". Yesus menjadi Imam dan Dia sendirilah yang telah menjadi Kurban Pendamaian antara manusia dengan Allah (Ibr. 7:25; 9:24).
Yesus adalah "Kepala" jemaat (Ef. 1:22). Dia juga telah menang melawan kuasa si Jahat (1Kor. 15:24-28) sehingga Ia berkuasa untuk memerintah sebagai Raja selama-lamanya.
Kita tidak akan menemukan seluruh kisah kehidupan, pelayanan, dan pengajaran Yesus secara lengkap dalam salah satu Injil saja. Sebagaimana yang Yohanes akui, masih ada banyak hal yang tidak dicatat (Yoh. 20:30). Namun, pengajaran penting yang Yesus ajarkan selama di dunia telah secara lengkap dicatat oleh keempat Injil. Oleh karena itu, kita harus melihat keempat Injil secara paralel.
"Bapa yang baik, aku sungguh bersyukur kepada-Mu melalui firman-Mu yang senantiasa menguatkan aku. Kiranya aku juga selalu mengingat tentang kasih-Mu melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, dan terus berpadanan dengan Injil-Mu. Amin."
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Latar Belakang Gereja Mula-mula |
Kode Pelajaran | : | PPB-P05 |
Sebelum Yesus naik ke surga, Dia memberikan perintah "Amanat Agung" kepada para murid-Nya untuk pergi ke ujung dunia (Mat. 28:19-20). Namun, sebelum melaksanakannya, mereka harus menunggu di Yerusalem sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Dengan kuasa yang diberikan Roh Kudus, Yesus berjanji akan memperlengkapi murid-murid-Nya untuk menjadi saksi-saksi, bukan hanya di Yerusalem, tetapi sampai ke ujung-ujung bumi (Kis. 1:1-11). Pada hari turunnya Roh Kudus inilah, gereja lahir. Janji itu digenapi oleh Kristus dan perintah itu ditaati oleh murid-murid-Nya.
Kata "gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia dari kata Kaleo, artinya 'aku memanggil/memerintahkan'. Secara umum, ekklesia diartikan sebagai 'perkumpulan orang-orang'. Dalam konteks PB, kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-orang Kristen sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus.
Periode gereja mula-mula dimulai dari pelayanan yang dilakukan oleh Petrus dan Paulus serta rekan-rekan pelayanan mereka, yang dengan tidak henti-hentinya memberitakan tentang Kristus. Lahirlah gereja-gereja di Palestina dan juga di luar Palestina.
Pertobatan dimulai dari orang-orang Yahudi yang biasa disebut sebagai penganut Yudaisme di Yerusalem, ketika mereka mendengar Petrus berkhotbah pada hari Pentakosta. Oleh karena itu, jemaat Yerusalem menjadi pusat gereja yang pertama. Isi dan dasar khotbah Petrus adalah Yesus Kristus sebagai Mesias yang menyelamatkan manusia.
Tidak lama setelah hari Pentakosta, gereja terbuka bagi orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah kepada orang-orang Samaria (Kis. 8:5). Melalui khotbahnya, banyak orang menjadi percaya kepada Kristus. Bukan itu saja, Rasul Petrus berkhotbah kepada keluarga Kornelius yang bukan termasuk orang Yahudi. Dalam pelayanan tersebut, keluarga Kornelius menerima Kristus (Kis. 10).
Secara garis besar, permulaan gereja di Palestina adalah sbb.:
- Gereja pertama lahir di Yerusalem (Kis. 1:8).
- Petrus dan beberapa murid Tuhan Yesus yang lain membawa Injil ke Yudea (Kis. 1-7).
- Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (Kis. 8).
Allah memanggil seorang mantan penganiaya jemaat (Saulus) untuk memberitakan Injil dengan tekun di berbagai wilayah secara luas di luar Palestina. Setelah bertobat, namanya menjadi Paulus. Selain Paulus, banyak rasul lain yang juga pergi memberitakan Injil di luar Palestina.
Secara garis besar, permulaan gereja di luar Palestina adalah sbb.:
- Petrus membawa Injil ke Roma.
- Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (Kis. 8).
- Sebelum tahun 100 M, Injil sudah tersebar ke Siria, Persia, Afrika (Kis. 9).
- Paulus ke Asia Kecil dan Eropa (Kis. 10-28).
- Apolos ke Mesir (Kis. 18).
- Lalu ke ujung-ujung bumi (Siria, Persia, Gaul, Afrika Utara, dan Asia).
Pertumbuhan gereja mula-mula adalah pertumbuhan yang eksponensial (Kisah Para Rasul). Dari 11 orang murid Tuhan Yesus yang sangat sederhana, bertumbuh menjadi jemaat-jemaat yang tersebar di berbagai tempat di dunia. Sungguh merupakan pencapaian yang tidak bisa dianggap kecil. Padahal, menjadi orang Kristen pada abad pertama kekristenan sangatlah berat, harga yang harus dibayar sangatlah tinggi. Mengapa kekristenan tumbuh begitu eksponensial? Apa yang ditawarkan kekristenan yang jauh lebih besar daripada risiko yang harus ditanggung?
Alasan utama tentulah Allah dan Roh Kudus-Nya yang memberi pertumbuhan pada gereja mula-mula. Namun, adakah orang-orang, situasi, dan kondisi yang Allah pakai untuk menghasilkan buah pertobatan yang luar biasa ini?
Paling sedikit ada 2 alasan bagaimana Allah bekerja dengan leluasa sehingga kekristenan bertumbuh dengan sangat pesat pada abad-abad pertama.
Apa yang diajarkan Kristus sangat berbeda dengan apa yang saat itu terjadi di masyarakat. Di satu sisi, cara hidup orang Kristen sangat melawan arus, tetapi di sisi lain, perbedaan ini menjadi daya tarik yang tinggi. Mengapa? Karena mereka melihat kebenaran dalam ajaran Kristen adalah kebenaran yang agung dan indah. Contoh-contoh pola hidup yang diubahkan:
- Keadaan zaman itu wajar jika seorang laki-laki (bahkan yang sudah menikah) berhubungan seks dengan pelacur, budak, atau anak-anak karena dianggap status mereka lebih rendah. Kekristenan melarang hubungan seks di luar pernikahan heteroseksual.
- Upacara keagamaan yang sering mengizinkan orang mengorbankan bayi dan melakukan aborsi bayi, yang tidak menginginkan anak, adalah hal yang wajar. Kekristenan mengutuk praktik-praktik seperti ini.
- Menelantarkan orang miskin, orang cacat, dan orang-orang marginal sangatlah umum dilakukan karena kepercayaan mereka akan nasib dan status. Perbedaan yang mencolok jika dibandingkan dengan kekristenan yang sangat peduli dengan orang miskin dan mereka jauh lebih murah hati, bahkan terhadap orang-orang dari ras/etnis yang berbeda.
Cara hidup orang-orang Kristen gereja mula-mula dipandang sebagai ancaman bagi tatanan sosial karena melawan budaya-budaya yang sudah mapan saat itu, misalnya budaya balas dendam yang dianggap norma mulia untuk menjaga harga diri dan martabat keluarga. Sebaliknya, gereja mula-mula adalah komunitas yang mengajarkan budaya mengampuni dan rekonsiliasi untuk mendamaikan mereka yang berseteru. Sekalipun mereka dianiaya, diejek, dibunuh, dan diperlakukan tidak adil, mereka tidak membalas dan memilih untuk mengampuni.
Perbedaan lainnya yang cukup signifikan adalah orang Kristen memilih untuk hidup berdampingan secara damai dengan orang-orang dari berbagai ras/etnis. Identitas mereka bukan didasarkan atas ras/etnis, melainkan dari identitas dalam Kristus sehingga mereka menjunjung tinggi keragaman multietnis, yang tentu belum pernah terjadi dalam agama-agama yang dianut zaman itu. Contohnya bisa kita lihat dari Alkitab yang menunjukkan cara hidup jemaat mula-mula yang hidup dalam kesatuan (Kis. 13).
Gereja mula-mula bukan hanya bertumbuh, tetapi mereka juga memiliki akar yang sehat untuk terus bertumbuh. Ajaran alkitabiah sebagai fondasi yang kuat menjadi daya tarik yang besar bagi orang-orang yang belum percaya untuk meninggalkan kepercayaan mereka yang lama.
Agama yang dianut zaman itu adalah penyembahan kepada dewa-dewi yang memiliki sifat temperamental. Karena itu, mereka menyembah dan memberi persembahan-persembahan untuk alasan takut dicelakai jika dewa-dewi itu marah. Mereka adalah dewa-dewi yang tidak mungkin dekat dan berelasi secara pribadi dengan manusia. Kekristenan menawarkan pengenalan kepada Allah Pencipta yang sangat berbeda. Allah Pencipta menawarkan hubungan dan relasi yang pribadi, yang bukan karena nafsu dan keserakahan, tetapi kasih yang sejati. Dia adalah Allah yang ingin dipanggil "Abba" dan memiliki kedekatan hubungan dengan anak-anak-Nya.
Usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan adalah salah satu ciri yang selalu kita temui dalam semua agama, termasuk agama-agama yang dianut zaman gereja mula-mula, kecuali kekristenan. Usaha manusia tidak pernah dapat memberikan kepastian akan kehidupan abadi setelah kematian. Hanya kekristenan yang menawarkan jaminan keselamatan, pada saat kita masih hidup, sebab keselamatan adalah kasih karunia bukan usaha manusia. Yesus Kristuslah yang mengerjakan keselamatan bagi kita sehingga harga keselamatan sudah dibayar lunas kepada Allah yang menuntut keadilan bahwa dosa harus dihukum.
Inilah hal-hal yang membuat kekristenan mula-mula bertumbuh dengan sehat. Sekalipun melawan arus budaya zaman, kekristenan menawarkan yang lebih baik, bahkan jalan keluar bagi masalah-masalah budaya saat itu. Sekalipun ada harga yang mahal yang harus dibayar, bahkan dengan nyawa sekalipun, mereka tetap tertarik kepada berita Injil yang menghidupkan kerohanian mereka yang sesungguhnya.
Seperti yang kita telah pelajari sebelumnya, gereja mula-mula mengalami pertumbuhan yang luar biasa karena kuasa Roh Kudus bekerja sangat nyata di tengah jemaat. Namun demikian, tantangan dan kesulitan juga mewarnai pertumbuhan jemaat mula-mula itu.
Namun, hal yang luar biasa, justru gereja semakin berkembang karena keadaan yang sulit itu.
Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Salah satu peraturan yang muncul pada masa pemerintahannya adalah menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka, walaupun mereka masih diizinkan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal mereka.
Namun demikian, ada perkecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang menjunjung tinggi monoteisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini terjadi karena mereka takut kalau orang-orang Yahudi memberontak dan membuat keonaran yang menyusahkan orang-orang Romawi.
Kehadiran kekristenan saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme. Itu sebabnya, orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Namun, setelah orang-orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak peristiwa penyaliban Kristus), barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme, tetapi agama baru. Sejak saat itu, keharusan menyembah kepada Kaisar diberlakukan bagi orang-orang Kristen. Mereka yang tidak patuh akan mendapat hukuman dan penganiayaan yang sangat berat.
Salah satu bukti kesetiaan orang Kristen kepada Kristus ditunjukkan dengan kesetiaan mereka menjalankan pengajaran Alkitab dan menolak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Alkitab. Karena itulah, orang-orang Kristen sering harus membayar harga yang mahal demi kepercayaan mereka kepada Kristus, salah satunya dengan penganiayaan. Beberapa penyebab penganiayaan adalah karena:
- orang Kristen menolak untuk menyembah Kaisar,
- orang Kristen dituduh melakukan hal-hal yang menentang kemanusiaan, misal menolak menjadi tentara, mengajarkan tentang kehancuran dunia, membiarkan perpecahan keluarga, dll.,
- orang Kristen dituduh mempraktikkan immoralitas dan kanibalisme, misalnya melakukan cium kudus, minum anggur, dosa inses (menikah dengan saudara seiman), makan darah dan daging manusia (dalam sakramen perjamuan kudus), dll..
Berita penganiayaan terhadap orang Kristen zaman gereja mula-mula tercatat secara jelas dalam sejarah. Berapa banyak orang Kristen yang telah mati demi iman mereka sungguh tak terhitung. Kalau bukan karena kasih karunia Allah melalui para martir ini, berita Injil tidak tersebar ke seluruh dunia.
Memang ada banyak orang Kristen yang mati dalam penganiayaan, tetapi jumlah orang Kristen tidak semakin berkurang, justru semakin bertambah banyak. Inilah fakta-fakta yang tercatat dalam sejarah gereja. Orang Kristen semakin berani. Sekalipun dianiaya, mereka tetap mempertahankan iman mereka (lihat surat Petrus). Kekristenan juga semakin menyebar keluar dari Yerusalem, ke daerah-daerah sekitarnya, dan ke seluruh dunia (lihat Kisah Para Rasul). Orang-orang Kristen semakin memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat sehingga mereka betul-betul menjadi saksi yang hidup (lihat surat-surat Paulus).
Jadi, bagaimana gereja mula-mula bertahan dari penganiayaan?
- Karena mereka memiliki iman yang menghasilkan ketaatan.
- Karena mereka memercayai Tuhan dan mereka melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
- Karena mereka memiliki gairah yang menghasilkan persatuan tubuh Kristus.
- Karena mereka memiliki kebutuhan yang suci yang menghasilkan kehidupan doa.
- Karena mereka memiliki Roh Kudus yang memberikan kekuatan dan ketabahan.
Darah para martir menjadi fondasi gereja untuk bertumbuh di berbagai tempat di dunia, termasuk di Indonesia. Mari kita mencontoh gereja mula-mula dengan mengobarkan semangat bermisi bagi pelebaran Injil Kerajaan Allah.
"Terima kasih atas seluruh pelajaran mengenai sejarah gereja mula-mula yang aku dapatkan, ya Tuhan. Mampukan aku sehingga aku teguh dalam panggilanku sebagai Gereja dan dapat mendeklarasikan kebenaran-Mu kepada siapa pun di sekelilingku. Amin."
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Latar Belakang Dunia Perjanjian Baru |
Kode Pertanyaan | : | PPB-T01 |
INSTRUKSI
Sebelum mengerjakan tugas, diharapkan setiap peserta memperhatikan petunjuk berikut ini:
Selamat mengerjakan!
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang tepat!
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Latar Belakang Dunia Perjanjian Baru |
Kode Pelajaran | : | PPB-P01 |
Ada gap yang cukup besar antara dunia Alkitab dan dunia kita saat ini. Penulisan Alkitab sangat dipengaruhi oleh latar belakang tempat para penulis Alkitab hidup. Jika kita tidak memahami latar belakang Alkitab dengan tepat, kemungkinan besar kita akan menafsirkan Alkitab dengan salah. Nah, untuk memulainya, mari kita terlebih dahulu mengerti apa yang dimaksud dengan ilmu Pembimbing Perjanjian Baru (PPB).
Pertama, kita akan mengenal terlebih dahulu istilah-istilah dan pengertian yang dipakai agar kita memiliki pandangan yang sama tentang ilmu Perjanjian Baru ini.
Memperkenalkan dunia PB, terutama dilihat dari sisi latar belakang agama, politik, sosial, dan ekonomi. Dibahas juga pengetahuan seputar PB: kanonisasi PB, kehidupan Tuhan Yesus, latar belakang Injil dan Kisah Para Rasul, dan gereja mula-mula.
Memperkenalkan latar belakang masing-masing kitab PB dengan bertanya: Siapa penulisnya? Kapan dan di mana ditulis? Kepada siapa dan dengan maksud apa kitab itu ditulis? Dll..
PPB adalah bagian dalam Ilmu Teologi Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke-19. Sumbangsih ilmu ini sangat besar, khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita mengenal latar belakang dunia PB.
Secara umum, PPB adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari latar belakang dunia PB, zaman Tuhan Yesus, zaman rasul-rasul, serta sejarah gereja mula-mula.
Membuka wawasan yang luas tentang dunia PB dan seputarnya agar kita dapat memahami apa yang ditulis dalam kitab-kitab PB sehingga kita dapat memberikan interpretasi (penafsiran) yang tepat terhadap isi dan pengertian firman Tuhan yang diinspirasikan dalam kitab-kitab PB.
Dunia PB tidak lahir dalam kekosongan atau kebetulan. Oleh providensia Allah, dunia PB lahir dengan latar belakang agama, politik, sosial, dan ekonomi yang telah dirancang oleh Allah untuk mempersiapkan kedatangan Kristus sehingga rencana keselamatan-Nya dapat terjadi sebagaimana yang Allah kehendaki.
Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak berlangsung lama (hanya sampai abad pertama) karena rakyat Yunani tidak melihat manfaatnya. Malahan, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda. Pemujaan beralih kepada kaisar yang menganggap diri sebagai dewa. Hal ini menguntungkan negara karena mendatangkan kesatuan, tetapi bagi orang Kristen menimbulkan masalah penganiayaan karena mereka menolak menyembah kaisar.
Di sisi lain, pemikiran-pemikiran filsafat yang sistematis lebih disukai oleh bangsa Yunani karena sanggup memuaskan intelektual mereka. Contoh: Gnostisisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme, dll..
Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia PB karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua penulis PB berlatar belakang Yudaisme.
Ketika bangsa Israel dibuang dari tanah airnya dan menjadi jajahan bangsa-bangsa lain, orang-orang Yahudi yang setia kepada Allah Yehova mulai merasa kesulitan untuk tetap beribadah kepada Allah dan menaati Hukum Taurat. Bahkan, banyak dari mereka yang mengadopsi agama dan cara hidup kafir (Dan. 1:5-8; 3:4-7).
Melihat tantangan ini, orang-orang Yahudi sadar betapa berharganya iman kepercayaan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Dari sinilah, Yudaisme secara resmi lahir, dan Ezra menjadi salah satu pelopor utama Yudaisme. Badan Sinagoge Agung yang terdiri dari 120 orang bertugas menghidupkan, memulihkan, dan menggolong-golongkan kitab-kitab Perjanjian Lama. Badan ini akhirnya diganti menjadi dewan Sanhedrin (Ezr. 7:1-6).
1) Pusat Ibadah Yahudi
Sebelum masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi. Setelah mereka dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah Yerusalem dihancurkan (586 SM). Upaya mereka untuk menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat di pembuangan (di luar Palestina) menjadi pusat ibadah mereka yang baru dan dilakukan di sinagoge (Mzm. 137:1-5).
2) Bentuk Ibadah
Sejak zaman penyebaran/pembuangan, peranan sinagoge dalam melestarikan agama dan budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah, Yudaisme bertumbuh dan mengalami kedewasaan. Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang Yahudi ini sangat mengesankan sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke tanah airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktikkan sampai zaman Yesus dan para rasul (Mrk. 5:22; Luk. 13:14; Kis. 13:5; 14:1; 15:43, dst.).
3) Aliran-Aliran Keagamaan Yudaisme
Ada beberapa aliran dalam keagamaan Yudaisme yang disebutkan dalam PB:
- Kaum Farisi
Berasal dari kata parash, artinya 'memisahkan' atau 'orang yang mengasingkan diri'. Mereka adalah para ahli tafsir Perjanjian Lama (PL), yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya. Karena keahliannya inilah, mereka disebut ahli Taurat. Kelompok ini paling banyak dijumpai berselisih paham dengan Yesus walaupun tidak semua orang Farisi munafik dan ada juga yang baik (Lih. Mat. 23:13-15).
-Kaum Saduki
Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah kecil, tetapi sangat berpengaruh dalam pemerintahan karena anggota mereka adalah para imam di Bait Allah di Yerusalem. Kebanyakan anggota Saduki adalah imam-imam kepala dan para bangsawan (kelompok ningrat rohani). Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak percaya pada kebangkitan dan hal-hal supernatural atau kehidupan sesudah kematian. Mereka berpegang ketat hanya pada tafsiran-tafsiran harfiah Taurat (2Sam. 15:24-29; Kis. 23:8; Mat. 16:1-12), baik golongan Farisi maupun Saduki, termasuk anggota-anggota Mahkamah Agama.
- Kaum Zelot
Siapakah kaum Zelot? Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Oleh karena itu, mereka sering mengadakan pemberontakan melawan pemerintah Romawi (Kis. 5:37; Mrk. 12:14).
- Kaum Eseni
Eseni artinya 'saleh' atau 'suci'. Mereka ini tidak secara resmi disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang.
- Kaum Helenis
Kelompok ini disebut kaum Helenis, sebab mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi, tetapi telah mengadopsi budaya dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.
4) Hari-Hari Raya Yahudi
Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang pada umumnya dihubungkan dengan perayaan keagamaan yang memiliki latar belakang erat dengan sejarah kehidupan bangsa Israel (diatur dalam Hukum Musa), al.: Perayaan Paskah, Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Pentakosta, Hari Raya Tahun Baru, Hari Perdamaian, dan Hari Raya Pondok Daun. Sesudah masa pembuangan, mereka menambah perayaan Hari Raya Meniup Serunai dan Hari Raya Purin.
Bagaimana situasi politik dalam Perjanjian Baru?
Masa sesudah PL dan sebelum PB ini berlangsung kurang lebih 400 tahun, dan sering disebut sebagai masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian, sekalipun kelihatannya diam, Allah bekerja di balik sejarah untuk mempersiapkan masa penting untuk umat manusia menerima pelaksanaan rencana keselamatan-Nya. Pada masa ini, Allah memakai 3 bangsa untuk mengambil peran utama dalam mempersiapkan masa PB:
1) Bangsa Yahudi
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam menaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah sehingga Allah sering harus menghukum dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan, mereka disadarkan betapa pentingnya mempertahankan iman untuk menyembah Allah Yehova dan menaati Hukum Taurat. Melalui bangsa Yahudi, Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk memelihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.
2) Bangsa Yunani
Aleksander memberi sumbangsih besar dalam mempersatukan seluruh dunia saat itu dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Untuk mengukuhkan kemenangannya, ia menetapkan bahasa Yunani menjadi bahasa umum (bahasa internasional) yang mempersatukan Asia, Eropa, dan Afrika. Memperkenalkan bahasa Yunani sama dengan memperkenalkan budaya Yunani, yaitu budaya berpikir yang sangat rasional. Hal ini menjadi keuntungan besar bagi penulis-penulis PB sehingga mereka dapat mengungkapkan istilah-istilah teologi dengan benar dan akurat.
3) Bangsa Romawi
Kerajaan Romawi menciptakan suasana yang relatif damai bagi daerah-daerah jajahannya sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Jalan-jalan raya sangat menolong semua orang untuk dapat bepergian ke seluruh bagian wilayah kerajaan dengan mudah. Hal ini menjadi keuntungan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan penyebaran Injil.
Latar belakang politik dalam dunia PB adalah kekaisaran Romawi. Negara Romawi berawal dari kelompok masyarakat beberapa desa (753 SM) dan setelah merebut banyak kota, akhirnya menjadi kerajaan yang besar (265 SM). Kekaisaran Romawi dipimpin oleh kaisar. Pada masa PB, kaisar-kaisar Romawi yang memerintah adalah:
1) Agustus (27 SM - 14 M) - Tuhan Yesus lahir.
2) Tiberius (14 - 37 M) - Tuhan Yesus dewasa sampai mati.
3) Caligula (37 - 41 M) - Jemaat Kristen mula-mula yang banyak mengalami penganiayaan karena tidak mau menyembah kepada kaisar.
4) Nero (54 - 68 M) - Paling kejam. Di tangan dialah, Paulus dan Petrus mati syahid.
5) Vespasian (69 - 79 M) - Kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan Bait Allah.
6) Domitianus (81 - 96 M) - Sangat kejam terhadap orang Kristen.
Ada 4 bahasa yang lazim digunakan saat itu: Latin, Yunani, Aramaik, dan Ibrani. Bahasa Aramaik dipakai dalam percakapan sehari-hari. Bahasa resmi/formal, khususnya untuk urusan pemerintahan, adalah bahasa Yunani. Bahasa Ibrani dipakai oleh kalangan rohaniwan agama Yahudi, sedangkan bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk kalangan hukum dan militer.
Ilmu arsitektur sudah maju pesat, terbukti adanya banyak jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian, dan patung-patung. Ilmu yang populer dikenal adalah ilmu pengobatan umum, bahasa, pidato, dan perbintangan.
Masyarakat/keluarga Yahudi memberikan perhatian yang besar dalam pendidikan generasi mudanya, terutama untuk memelihara budaya dan agama nenek moyang.
Dalam masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di Bait Suci, sedangkan mayoritas penduduk biasanya miskin. Pada masa itu, keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah subur. Jadi, selain menjadi petani, mereka juga peternak, nelayan, dan pembuat keramik. Kelas masyarakat non-Yahudi: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak, dan penjahat.
Banyak pertunjukan musik untuk menghibur kaum jelata (tambur, kecapi, seruling, dan harpa). Sedangkan untuk kaum ningrat (kaya) adalah pertarungan berdarah antara manusia dan hewan (gladiator) di arena-arena pertunjukan.
"Aku mengucap syukur kepada-Mu, ya Bapa, yang empunya langit dan bumi, yang sungguh mengasihi aku sebagai anak-Mu. Terima kasih karena Engkau memberikan kesempatan kepadaku untuk terus belajar mengenai latar belakang dunia Perjanjian Baru. Berikan aku hikmat atas apa yang sudah aku pelajari agar aku dapat mengerti. Amin."
Nama Kursus | : | Pengantar Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Sejarah Gereja Mula-Mula |
Kode | : | PPB-T06 |
Pertanyaan 06 - SEJARAH GEREJA MULA-MULA
INSTRUKSI
Sebelum mengerjakan tugas, diharapkan setiap peserta memperhatikan petunjuk berikut ini:
Selamat mengerjakan!
Pertanyaan (A)
Jawablah pertanyaan di bawah ini memilih jawaban yang paling tepat!
Pertanyaan (B)
Jawablah pertanyaan ini dengan uraian yang tepat!
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Overview dan Kanon Kitab-Kitab PB |
Kode Pelajaran | : | PPB-P02 |
Ada dua bagian yang akan kita bahas dalam Pelajaran 2 ini. Pertama adalah Overview Kitab-Kitab PB yang akan membahas hal-hal umum tentang Kitab-Kitab PB. Kedua adalah Kanon Kitab-Kitab PB yang akan menjelaskan seputar Kanon Kitab-Kitab PB.
Nama "Perjanjian Baru" berasal dari bahasa Latin Novum Testamentum. Istilah Testament atau covenant (bahasa Inggris) diartikan sebagai 'persetujuan antardua pihak yang mengikat, yang lebih kuat dari sekadar janji'.
"Perjanjian Baru" dalam bahasa Yunani adalah He Kaine Diatheke, artinya 'pesan atau wasiat terakhir, yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan tidak dapat diubah'.
Jadi, makna kata "Perjanjian Baru" disimpulkan sebagai perjanjian tertulis yang dibuat Allah sebagai persetujuan/kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus.
Isi dari PB adalah penyataan rahasia janji Allah yang baru, yang diwujudkan dalam catatan tentang kata-kata/pengajaran Yesus dan para pengikut-Nya. Catatan ini terdiri dari 27 kitab, yang ditulis dalam kurun waktu 50 - 60 tahun, oleh 8 - 9 orang penulis (orang Yahudi, kecuali Lukas).
Seluruh kitab PB biasanya digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
- Kitab-kitab Sejarah: 4 kitab-kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) dan 1 Kisah Para Rasul.
- Kitab Surat-surat: 13 surat-surat Paulus, 1 surat Ibrani, dan 7 surat-surat Am (Umum).
- Kitab Eskatologi/Nubuat: 1 kitab Wahyu.
Perlu kita ketahui bahwa susunan kitab-kitab, baik PL atau PB dalam Alkitab, tidak diurutkan secara kronologis, melainkan berdasar jenis literaturnya.
Susunan kitab-kitab PB diawali dengan kitab-kitab sejarah, yaitu Injil dan Kisah Para Rasul, karena menceritakan riwayat hidup Kristus dan asal mula gereja.
Matius - "Yesus Kristus, Raja orang Yahudi" diperkenalkan. Dalam kitab Injil ini tercatat penggenapan dari nubuat-nubuat PL tentang kedatangan Sang Mesias.
Markus - Gambaran Yesus sebagai "Hamba Allah". Ia adalah Hamba yang setia melakukan pekerjaan yang diberikan Bapa-Nya. Ia juga adalah Hamba yang mulia yang telah menyelesaikan pekerjaan penebusan.
Lukas - Gambaran Yesus sebagai "Anak Manusia", yang memberi teladan kemanusiaan yang sempurna. Dia memberikan nyawa-Nya "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (19:10). Rasa simpati dan kebaikan hati Kristus dititikberatkan.
Yohanes - Menampilkan Yesus sebagai "Anak Allah", yang adalah Firman yang menjadi daging dan tinggal bersama-sama manusia. Injil ini memberi tekanan akan hubungan Kristus dengan orang-orang di sekeliling-Nya.
Kisah Para Rasul adalah lanjutan Injil Lukas dan mengisahkan Kristus yang 'bangkit' bekerja melalui para rasul-Nya yang telah diberi kuasa oleh Roh Kudus. Tema Kisah Para Rasul adalah asal mula lahirnya gereja, yaitu tubuh Kristus, dan perluasannya sampai ke ujung bumi.
Ada tiga belas surat kiriman yang ditulis oleh Rasul Paulus. Sembilan dari surat-surat Paulus ditujukan ke gereja-gereja dan empat ditujukan kepada perorangan. Kebanyakan dari surat-surat tersebut membahas masalah-masalah yang timbul dalam gereja (kecuali surat Efesus). Ada beberapa yang bernada sangat akrab (Filipi dan 2 Korintus), yang lain memiliki gaya yang lebih resmi/formal, dan dalam unsur-unsur pokoknya (tidak termasuk pembukaan dan penutup yang biasanya bersifat pribadi) menunjuk pada hal-hal praktis atau gabungan antara ajaran dan hal-hal praktis.
Surat-surat Rasul lainnya, walaupun penulisnya bermacam-macam, dapat dikelompokkan dengan baik di bawah dua judul utama. Pertama, membicarakan masalah penderitaan (Ibrani, Yakobus, dan I Petrus), sedangkan sisanya membicarakan masalah ajaran palsu (I dan II Petrus, I, II, III Yohanes, dan Yudas). Pada waktu Yohanes menuliskan surat-surat kirimannya, golongan Gnostik (guru-guru yang mengaku memiliki jenis pengetahuan filsafat agama yang luar biasa) sedang mengganggu gereja. Surat-surat kirimannya merupakan tanggapan terhadap masalah ajaran sesat tersebut.
Yang terakhir adalah kitab nubuat, yaitu kitab Wahyu (Apokaliptein atau penyingkapan). Sebagian besar isi kitab Wahyu menguraikan penghukuman Allah pada akhir zaman terhadap "semua orang yang diam di atas bumi". Dalam Wahyu, klimaks penebusan digambarkan. Kata-kata Paulus yang pernah diucapkan sebelumnya bahwa rencana Allah ialah "mempersatukan ... segala sesuatu ... di dalam Kristus" (Ef. 1:10), telah menjadi kenyataan ketika Yohanes menulis, "Pemerintahan dunia telah menjadi pemerintahan Tuhan kita dan Dia Yang Diurapi-Nya, dan Dia akan memerintah sampai selama-lamanya" (Why. 11:15).
Susunan kitab-kitab dalam Alkitab juga tidak diurutkan berdasarkan usia penulisannya, melainkan kronologi peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa dalam PB dapat dibagi menjadi 3 periode waktu:
Pengumpulan naskah-naskah PB terjadi sebagai proses pimpinan Roh Kudus dalam memelihara hasil inspirasi yang ditulis oleh para penulis Alkitab. Proses pengumpulan naskah-naskah PB yang akhirnya diterima sebagai kitab-kitab PB dalam Alkitab ini disebut Kanonisasi. Melalui beberapa peristiwa, penyeleksian penyusunan daftar kitab (kanon) itu akhirnya diterima gereja.
Kata kanon berasal dari kata Yunani kanon, artinya 'buluh'. Pemakaian "buluh" dalam kehidupan sehari-hari zaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga berarti sebatang tongkat/kayu pengukur atau penggaris.
Namun, pada abad ke-4, Athanasius memberikan arti teologis sehingga "kanon" akhirnya dipakai untuk menunjuk kepada kitab-kitab yang resmi dimasukkan dalam Alkitab. Secara lengkap, arti kanon adalah daftar naskah kitab-kitab dalam Alkitab yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standar peraturan-peraturan tertentu yang diterima oleh Gereja Tuhan sebagai kitab-kitab Kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah dan memiliki otoritas penuh dan mutlak atas iman dan perbuatan orang Kristen.
Dalam penerimaan kanon Alkitab, paling tidak ada tiga faktor utama yang menentukan keabsahannya:
Kitab-kitab kanon sangat diperlukan oleh jemaat Tuhan mula-mula untuk tujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan orang Kristen yang baru mengenal Kristus dan ajaran-Nya sehingga mereka memiliki sumber yang jelas untuk dipertanggungjawabkan. Hal ini terutama untuk menentang ajaran-ajaran salah yang beredar di sekitar jemaat. Ketika para rasul meninggal dunia, kebutuhan akan pengesahan kitab-kitab ini sangat penting supaya mereka memiliki kepastian akan ajaran yang murni yang harus mereka ikuti.
Kitab-kitab PB ditulis dalam jangka waktu kurang lebih 50 - 60 tahun dan ditulis dalam bahasa Yunani Koine, yaitu bahasa Yunani sehari-hari. Pengakuan kitab-kitab kanon ini terjadi tidak seketika, tetapi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Juga, keputusan kitab-kitab ini menjadi kanon bukan oleh seseorang atau bahkan oleh gereja atau konsili gereja-gereja, tetapi oleh Allah sendiri. Jika ada penetapan kanon, itu sebenarnya adalah kata lain dari penerimaan gereja terhadap kitab-kitab yang memang sudah dipakai oleh jemaat.
Beberapa Daftar Kanon PB yang pernah berlaku dalam sejarah gereja:
Daftar buku PB yang tertua disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat yang bernama Marcion. Menurut Marcion, kitab PL harus ditolak dan juga kitab-kitab PB yang dipengaruhi oleh Yudaisme. Karena menurutnya, Allah PL mempunyai status yang lebih rendah dari Allah yang dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya, kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian:
- Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme).
- 8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu 1 dan 2 Korintus, Efesus (Laodikia), Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika, Filemon.
Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan Fragmen Muratori, berasal dari Roma pada akhir abad ke-2. Pada daftar kanonnya dimasukkan:
- Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.
- 9 Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada perorangan.
- 2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes, dan Wahyu Petrus (kitab dari apokrifa).
Konsili gereja di Afrika Utara ini menerima daftar 27 kitab PB yang kita pakai sekarang. Penerimaan mereka didasarkan pada kesadaran akan nilai kitab-kitab itu sebagai yang diinspirasikan oleh Allah. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kitab-kitab tersebut telah umum digunakan oleh gereja-gereja saat itu.
Kisah dari mulut ke mulut tentang Yesus Kristus dituliskan antara tahun 70 - 100 M. Injil Markus, Matius, dan Lukas yang disebut Injil Sinoptik ditulis lebih awal daripada Injil Yohanes. Keempat Injil, yang sudah umum diterima jemaat Kristen saat itu, dikumpulkan dan dibakukan pada tahun 150. Akhirnya, pada tahun 180, Injil dan surat-surat digabungkan menjadi satu pengakuan kepercayaan dan sumber iman Kristen.
Pada mulanya, kitab-kitab Injil itu merupakan satu kumpulan kitab dalam bentuk tunggal, tetapi disebutkan sebagai "Menurut Matius", "Menurut Markus", dsb.. Namun, pada tahun 115 M, Ignatius mengenal lebih dari satu Injil, jadi mungkin yang dimaksud adalah kumpulan Injil-Injil yang sudah dipisah-pisah.
Sekitar tahun 170 M, seorang bernama Tatianus membuat Injil rangkap empat menjadi satu cerita yang bersambung, atau disebut "Harmoni Injil-Injil" (Diatessaron), salah satu format yang disukai banyak orang.
Walaupun ada lebih dari 4 Injil yang dikenal zaman itu (mis. Injil Barnabas dll.), tetapi Ireneus mengatakan bahwa tidak ada Injil lain selain 4 Injil yang sudah dikenal (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Ia mengatakan, seperti halnya 4 arah mata angin, maka gereja juga mempunyai 4 Injil sebagai tiang penyangga gereja.
Kitab Kisah Para Rasul mendapatkan pengakuan kanonik karena penulisnya sama dengan Injil ketiga (Lukas). Kedudukan kitab ini penting dalam kanon PB karena merupakan kitab yang sentral, menjadi penghubung (jembatan) antara kitab-kitab Injil dan surat-surat kiriman/rasul-rasul.
Kumpulan surat Paulus sejak awal sudah diakui oleh rasul-rasul, misalnya Rasul Petrus. Surat-surat Paulus juga telah dipakai dalam kebaktian-kebaktian jemaat mula-mula dan dibacakan sebagai khotbah. Pada tahun 95 M, surat-surat ini dikumpulkan dan menjadi bagian yang baku dalam kebaktian-kebaktian jemaat, demikian juga dengan Kisah Para Rasul. Surat Yakobus, Petrus, Yohanes, dan Yudas yang juga dipakai dalam kebaktian-kebaktian jemaat, ditambahkan pada surat-surat Paulus dan menjadi satu kumpulan surat pada tahun 100 - 105.
Sungguh bersyukur atas keberadaan Alkitab di tengah-tengah umat percaya. Allah bukan hanya telah merencanakan, memilih, dan menginspirasikan firman-Nya kepada para penulis Alkitab untuk dituliskan, tetapi Ia juga yang memelihara firman-Nya yang sudah ditulis itu untuk kita miliki dan menjadi pedoman bagi iman kita. Sungguh besar anugerah-Nya!
"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, sebab Engkau memberikan firman-Mu sebagai sebuah standar mutlak dalam kehidupanku. Tuntun aku agar selalu dapat memuliakan Engkau dan dengar-dengaran akan firman-Mu. Amin."
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Latar Belakang Surat-Surat Paulus dan Kehidupan Paulus |
Kode Pelajaran | : | PPB-P04 |
Surat-surat Paulus yang berjumlah 13 surat menjadi bagian terbesar dari PB. Karena itu, kita perlu memberi perhatian secara khusus, terutama apa saja yang melatarbelakangi penulisan surat-surat ini dan sekaligus melihat latar belakang kehidupan Paulus.
Dalam kedaulatan-Nya, Allah mengatur bukan hanya memilih para penulis Alkitab, tetapi juga apa yang mereka tulis. Mari kita melihat keindahan rancangan Tuhan ini melalui latar belakang surat-surat yang Paulus tulis.
Kitab Kisah Para Rasul adalah jembatan antara kitab-kitab Injil dan surat-surat Paulus. Dalam kitab-kitab Injil, Yesus memberikan nubuat akan berdirinya gereja (Mat. 16:18) dan ini digenapi dalam kitab Kisah Para Rasul. Kitab Kisah Para Rasul menjadi latar belakang gereja-gereja kepada siapa surat-surat Paulus ditulis.
- Surat Galatia: Antiokhia, Ikonium, Listra, Derbe (Kis. 13:14-14:28)
- Surat Filipi: Filipi (Kis. 16:11-40).
- Surat 1 dan 2 Tesalonika: Tesalonika (Kis. 17:1-9).
- Surat 1 dan 2 Korintus: Korintus (Kis. 18:1-16).
- Surat Efesus: Efesus (Kis. 19:1-41; 20:17-35)
Ada keistimewaan yang bisa kita pelajari dari surat-surat Paulus kepada jemaat-jemaat yang dia layani. Mari kita lihat setiap bagiannya.
Surat-surat Paulus yang kita terima sekarang berjumlah 13 surat walaupun seharusnya lebih dari 13 surat (hilang). Dari kesaksiannya, Paulus berkeyakinan kuat akan panggilan Allah dalam hidupnya (Rm. 1:6). Ia juga mempunyai kepercayaan yang kuat akan otoritas dari surat-surat yang ditulisnya karena surat-surat itu adalah Firman yang Allah berikan melalui dirinya kepada gereja-gereja (jemaat) Kristen saat itu.
Jangkauan daerah pelayanan Paulus sangat luas sehingga tidak memungkinkan untuk sering dikunjungi satu per satu. Namun, jemaat-jemaat yang masih muda itu perlu dinasihati, didorong, dihibur, dan dikuatkan. Ditambah lagi, saat itu, jemaat-jemaat belum mempunyai salinan kitab-kitab PL (masih menggunakan tradisi lisan). Oleh karena itu, surat menjadi alat yang sangat penting bagi Paulus untuk berkomunikasi dan menyampaikan firman Allah.
Catatan: Jumlah perjalanan yang ditempuh Paulus dalam km adalah 7800 km darat. Seluruh perjalanan ini harus ditempuh dengan berjalan kaki dan hanya 900 km yang lewat laut. Contoh:
- Dari Korintus ke Atena dibutuhkan 3 hari perjalanan kaki.
- Dari Efesus ke Troas dibutuhkan 10 hari perjalanan kaki.
Sama seperti model-model surat zaman itu, surat biasanya disusun dalam struktur sebagai berikut:
Nama penulis (misal: Paulus ...)
Nama penerima (Kepada jemaat Allah di ...)
Salam pembukaan (kasih karunia dan damai sejahtera dari ...)
Doa harapan dan ucapan syukur (aku mengucap syukur kepada Allah ...)
Isi surat (tubuh surat)
Salam penutup/perpisahan (kasih karunia ...)
Gaya pikiran dalam surat Paulus dikenal melompat-lompat. Selain itu, juga sulit dimengerti karena sarat dengan konsep-konsep abstrak yang disampaikan dengan bahasa filsafat.
Untuk memahami surat-surat Paulus, perlu dipelajari hal-hal penting berikut:
- Harus mengenal pembaca/penerima surat Kiriman tersebut dan kebutuhan mereka.
- Surat-surat Paulus sebenarnya tidak ditulis untuk tujuan indoktrinasi, tetapi karena masalah dalam jemaat.
- Masing-masing surat harus dibaca/dimengerti berdasarkan konteksnya.
Mempelajari surat-surat Paulus tidak bisa dilepaskan dari mempelajari latar belakang Paulus dan kehidupannya.
Walter M. Dunnett melukiskan latar belakang Paulus sbb.: Paulus adalah seorang Yahudi tulen. Inilah faktor utama untuk bisa mengerti perangai dan kegiatannya. Dia dilahirkan dalam keluarga Yahudi di Kota Tarsus, Provinsi Kilikia, dan karenanya selama bertahun-tahun dia terkenal sebagai Saulus dari Tarsus. Menurut pengakuannya sendiri, dia seorang Farisi, demikian juga ayahnya (Kis. 23:6), berbicara bahasa Aram ("orang Ibrani asli"), dan diajar membuat tenda pada masa mudanya (Kis. 18:3). Dia berasal dari suku Benyamin (Flp. 3:5). Menurut sejarahnya, suku Benyamin itu orang-orang yang berjiwa pejuang, dan agaknya, Paulus menyatakan semangat yang amat besar dalam semua usahanya, terutama sekali dalam penganiayaan terhadap gereja (Gal. 1:13). Pada usia muda, dia pergi ke Yerusalem, dan menurut kesaksiannya yang tertulis dalam Kisah Para Rasul, dia belajar di bawah pimpinan Rabi Gamaliel I yang terkenal, guru yang utama pada sekolah Hilel (Kis. 22:3). Dari kata-katanya sendiri di surat Galatia, kita tahu bahwa Saulus "jauh lebih maju" dari banyak temannya karena dia sangat rajin dalam memelihara adat istiadat nenek moyangnya (Gal. 1:14).
Permulaan usaha Saulus untuk membasmi gereja bertepatan dengan pembunuhan Stefanus (Kis. 7:58-8:3). Dia tidak saja menganiaya ... "laki-laki dan perempuan" di Yerusalem, tetapi dengan surat kuasa Imam Besar (Yusuf Kayafas), dia pergi ke kota-kota lain untuk melaksanakan tugasnya (Kis. 26:10-11). Pada perjalanan dinas seperti itulah, Saulus dari Tarsus berjumpa dengan Yesus dan bertobat secara luar biasa.
Berikut adalah catatan kronologis kehidupan Paulus setelah mengalami pertobatan, baik catatan dari Lukas maupun Paulus sendiri.
Berkhotbah di Damaskus (Kis. 9:20).
Pergi ke Arabia (Gal. 1:17).
Kembali ke Damaskus (Gal. 1:17).
Mengunjungi Yerusalem (Gal. 1:18).
Dicurigai oleh gereja (Kis. 9:27).
Berteman dengan Barnabas (Kis. 9:27).
Orang Yahudi menganiayanya (Kis. 9:29).
Visi untuk pergi menginjili (Kis. 22:17-18).
Pergi ke Tarsus (Kis. 9:30).
Barnabas membawanya ke Antiokhia (Kis. 11:25-26).
Bekerja di Antiokhia (Kis. 11:26).
Dari hasil pelayanan Paulus di berbagai tempat, terlihat bahwa Tuhan juga berkenan memanggil orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir) untuk masuk dalam persekutuan dengan Kristus. Paulus sejak awal pelayanannya tahu bahwa Allah memanggilnya secara khusus untuk menjadi alat untuk menjangkau bangsa-bangsa lain (Kis. 9:15). Dan, dalam beberapa kesaksiannya, Paulus dengan tegas mengatakan bahwa Allah memilihnya untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi.
Paulus adalah contoh seorang misionaris yang berhasil di sepanjang sejarah kekristenan. Hasil pelayanannya meliputi seluruh wilayah Laut Tengah (meliputi 3 benua). Rahasia keberhasilan pelayanannya adalah:
Paulus menginjili bukan dengan kuasa manusia, melainkan dengan kuasa yang datang dari atas.
Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia saat itu, Paulus betul-betul termasuk seorang yang luar biasa. Misalnya, tidak tersedianya peta wilayah (dunia), seluruh perjalanan darat harus ditempuh dengan berjalan kaki, selalu siap melayani, dan siap menghadapi setiap kemungkinan (baik pemimpin agama, politikus, atau orang biasa/baik di pasar atau di istana). Selain cerdas, Paulus juga rajin belajar dan tidak takut menghadapi apa pun, bukan hanya rela mengeluarkan keringat, tetapi juga darah dan air mata. Paulus juga mengadopsi cara berpikir Yunani dalam menyampaikan Injil kepada orang-orang non-Yahudi. Budaya Yunani adalah budaya yang diagung-agungkan pada zaman itu. Karenanya, mengerti budaya Yunani merupakan satu cara memenangkan mereka.
Secara garis besar, perjalanan misi Paulus yang pertama (Kis. 13:4-14:28) adalah:
- Berlayar ke Siprus, Salamis, Papos (Kis. 13:5-11).
- Namanya diganti menjadi Paulus (Kis. 13:9, 13).
- Ke Perga, Markus mengundurkan diri (Kis. 13:13).
- Khotbah di Antiokhia (Kis. 13:14-41).
- Di Ikonium (Kis. 13:51).
- Di Listra -- Paulus dirajam batu (Kis. 14:8-19).
- Di Derbe -- Kota terakhir yang dikunjungi (Kis. 14:20).
- Perjalanan pulang (Kis. 14:21-26).
Setelah pelayanan di Asia Kecil selesai, dia kembali ke Antiokhia untuk melaporkan apa yang telah Tuhan kerjakan melalui mereka (Kis. 14:26-28).
Dalam perjalanan kedua, terjadi perselisihan antara Barnabas dengan Paulus karena Barnabas menginginkan Yohanes Markus ikut dalam misi kedua, sementara Paulus menolaknya (Kis. 13:13). Akhirnya, Barnabas membawa Yohanes Markus ke Siprus dan mengikutsertakan dia dalam pelayanan di sana. Paulus bersama-sama dengan Silas berangkat ke Asia Kecil.
Secara garis besar, perjalanan misi Paulus yang kedua (Kis. 15:36-18:22) adalah:
- Di Listra dan Sisilia (Kis. 15:41).
- Listra -- Timotius bergabung (Kis. 16:1-3).
- Di Pergia dan Galatia (Kis. 16:6).
- Visi ke Troas melalui mimpi (Kis. 16:9).
- Di Filipi, Lidia dan penjaga penjara (Kis. 16:13-34).
- Gereja Tesalonika ditemukan (Kis. 17:4).
- Orang-orang percaya di Berea (Kis. 17:11-12).
- Khotbah di Areopagus di Atena (Kis. 17:16-33).
- Visi Korintus -- gereja ditemukan (Kis. 18:1-8).
- Di Efesus -- kunjungan singkat (Kis. 18:19-20).
- Kembali ke Antiokhia (Kis. 18:22).
Korintus merupakan tempat terlama yang dilayani oleh Paulus, di sana dia melayani bersama dengan rekan-rekan sekerjanya (Kis. 18:1-17). Ketika melayani di daerah itu, Paulus menumpang di rumah Priskila dan Akwila, yang adalah sepasang suami istri. Mereka adalah perintis jalan bagi Paulus di banyak tempat.
Di Korintus, Paulus menulis surat untuk jemaat di Tesalonika. Surat yang pertama ditulis pada akhir tahun 50 atau pada permulaan tahun 51 Masehi. Surat tersebut merupakan surat tertua di antara surat-surat yang ditulis oleh Paulus. Lewat Efesus, Paulus tiba di Kaisarea dan Yerusalem sebelum dia kembali ke Antiokhia.
Secara garis besar, perjalanan misi Paulus yang ketiga (Kis. 18:23-21:17) adalah:
- Mengunjungi Galatia dan Pirgia (Kis. 18:23).
- Efesus (Kis. 19).
- Di Makedonia dan Grece (Kis. 20:1-2).
- Khotbah di Troas (Kis. 20:6-12).
- Perpisahan dengan penatua Efesus (Kis. 20:17-35).
- Di Tirus (Kis. 21:1-4).
- Kaisaria (Kis. 21:8).
Dalam pelayanan kali ini, Asia kecil dikunjungi lebih dahulu. Sasaran yang pertama adalah Efesus, yaitu ibu kota provinsi Asia. Selama hampir tiga tahun, Kota Efesus merupakan pusat pelayanan Paulus.
Sebelum Paulus datang ke Efesus, Priskila dan Akwila sudah melayani di sana. Ada juga Apolos dan Alexandria, seorang ahli Taurat, yang sudah dilayani. Dikatakan bahwa mereka dengan teliti menjelaskan kepadanya jalan Allah (Kis. 18:26).
Pelayanan Paulus di Efesus sangat berhasil. Setelah diusir dari sinagoge (rumah ibadat umat Yahudi), dia setiap hari berbicara di ruang kuliah di Tiranus (Kis. 19:9). Pengaruh pelayanan Paulus juga sangat luas sehingga seluruh penduduk Asia, baik orang Yahudi maupun non-Yahudi mendengarkan firman Tuhan (Kis. 19:10).
Selama pelayanannya di Efesus, Paulus menulis surat pertama kepada jemaat di Korintus. Dan, dalam perjalanannya menuju Korintus, dia menulis surat yang kedua kepada jemaat di Korintus. Kemudian, pada waktu dia tinggal di Korintus selama musim dingin, dia menulis surat Roma meskipun sebenarnya Paulus belum pernah pergi ke Roma (Rm. 15:23-24).
Tidak ada waktu Paulus yang terbuang dan tidak ada kesempatan yang dia lewatkan, semuanya dia pakai untuk menunaikan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan kepadanya. Paulus adalah sebuah contoh hidup dari seorang pelayan Tuhan yang telah menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan.
"Tuhan, sungguh luar biasa Engkau dalam hidupku. Aku bersyukur karena dapat belajar dari kehidupan Paulus dan usahanya dalam melayani Engkau. Mampukan aku untuk dapat menjadi anak-Mu yang berani bersaksi bagi Kristus seperti Paulus. Amin."
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Overview dan Kanon Kitab-Kitab PB |
Kode Pertanyaan | : | PPB-T02 |
INSTRUKSI
Sebelum mengerjakan tugas, diharapkan setiap peserta memperhatikan petunjuk berikut ini:
Selamat mengerjakan!
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang tepat!
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Latar Belakang Kitab-Kitab Injil dan Kehidupan Tuhan Yesus |
Kode Pertanyaan | : | PPB-T03 |
INSTRUKSI
Sebelum mengerjakan tugas, diharapkan setiap peserta memperhatikan petunjuk berikut ini:
Selamat mengerjakan!
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang tepat!
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Latar Belakang Surat-Surat Paulus dan Kehidupan Paulus |
Kode Pertanyaan | : | PPB-T04 |
INSTRUKSI
Sebelum mengerjakan tugas, diharapkan setiap peserta memperhatikan petunjuk berikut ini:
Selamat mengerjakan!
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang tepat!
Nama Kelas | : | Pembimbing Perjanjian Baru |
Nama Pelajaran | : | Latar Belakang Gereja Mula-mula |
Kode Pertanyaan | : | PPB-T05 |
INSTRUKSI
Sebelum mengerjakan tugas, diharapkan setiap peserta memperhatikan petunjuk berikut ini:
Selamat mengerjakan!
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang tepat!