YAA - Pelajaran 05
Nama Kelas | : | Yesus Anak Allah |
Nama Pelajaran | : | Yesus Adalah Firman Allah |
Kode Pelajaran | : | YAA-P05 |
Pelajaran 05 -- Yesus Adalah Firman Allah
Daftar Isi
- Pengertian Firman Allah
- Arti "Firman"
- Cara Allah Berfirman
- Melalui Ciptaan-Nya (Mzm. 19:1)
- Melalui Para Nabi Zaman Dahulu (Hos. 12:10; Ibr. 1:1)
- Melalui Roh Kudus (Yoh. 16:13; Kis. 16:6)
- Melalui Kitab Suci (Ibr. 4:12)
- Apa Arti "Firman" dalam Yoh. 1:1
- Firman Sudah Ada Sejak Semula (dari Kekekalan)
- Firman Itu Ada Bersama-Sama dengan Allah (Personal dan Hidup)
- Firman Itu Setara dengan Allah
- Mengapa Yesus Disebut Firman Allah?
- Yesus Adalah Firman Allah
- Firman yang Menjadi Daging
- Firman yang Setara dengan Allah
- Firman yang Berinkarnasi
- Firman yang Menjadikan Segala Sesuatu
- Firman yang Memberi Hidup
- Membawa Orang Berbalik kepada Allah
- Membawa Orang Melihat Allah
- Membawa Orang kepada Keselamatan
- Membawa Orang untuk Hidup dalam Kehendak Allah
Penutup
Doa
Pelajaran 05: Yesus Adalah Firman Allah
Sampailah kita pada pelajaran terakhir dari Modul Yesus Anak Allah. Dalam pelajaran yang terakhir ini, kita akan mempelajari satu bagian penting dari ke-Allah-an dan Kemanusiaan Yesus, yaitu Yesus sebagai Firman Allah.
- Pengertian Firman Allah
- Arti "Firman"
- Cara Allah Berfirman
- Melalui ciptaan-Nya (Mzm. 19:1).
- Melalui para nabi zaman dahulu (Hos. 12:10; Ibr. 1:1).
- Melalui Roh Kudus (Yoh. 16:13; Kis. 16:6).
- Melalui Kitab Suci (Ibr. 4:12 ).
- Melalui Pribadi Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus (Yoh. 14:9).
- Apa Arti "Firman" dalam Yoh. 1:1
- Firman sudah ada sejak semula (dari kekekalan).
- Firman itu ada bersama-sama dengan Allah (personal dan hidup).
- Firman itu setara dengan Allah.
- Mengapa Yesus Disebut Firman Allah?
- Yesus Adalah Firman Allah
- Firman yang Menjadi Daging
- Firman yang Setara dengan Allah
- Firman yang Berinkarnasi
- Harus dilahirkan "di bawah hukum Taurat" (Gal. 4:4).
- Harus ada pencurahan darah (Ibr. 9:22).
- Harus tidak bercacat (Yoh. 8:46; Ibr. 4:15; 7:26).
- Firman yang Menjadikan Segala Sesuatu
- Firman yang Memberi Hidup
- Membawa Orang Berbalik kepada Allah
- Membawa Orang Melihat Allah
- Membawa Orang kepada Keselamatan
- Membawa Orang untuk Hidup dalam Kehendak Allah
Kata "Firman" dalam bahasa Yunani adalah Logos, yang berarti "pikiran", "ekspresi" atau "kata-kata/perkataan". Dalam Alkitab, Logos secara umum diartikan sebagai "pikiran Allah" atau "Firman Allah" yang disampaikan kepada manusia (Kis. 11:1; 1 Tes. 2:13).
Ungkapan "Firman Allah" berarti lebih dari sekadar kata-kata yang dicetak menjadi buku Alkitab. Allah adalah Allah yang berkomunikasi karena sejak awal dunia dijadikan Allah telah berfirman, baik kepada alam maupun kepada manusia. Bagaimana cara Allah berfirman? Allah berfirman melalui berbagai cara.
Ketika kita berbicara tentang "Firman", ingatan kita akan tertuju kepada Yohanes yang menulis tentang kata yang penting ini dalam kalimat pertama Injilnya: "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yoh. 1:1)
Ayat di atas menjelaskan beberapa fakta penting:
Jadi, siapakah yang dimaksud Yohanes dengan Firman itu? Dari ayat-ayat selanjutnya, Yohanes menjelaskan dengan lebih tegas bahwa Firman itu bukan hanya Allah, tetapi juga Yesus.
"Firman itu telah menjadi daging dan tinggal di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan Anak Tunggal Bapa, penuh dengan anugerah dan kebenaran." (Yoh. 1:14)
Yohanes menyebut Yesus adalah Firman karena dia telah melihat perkataan dan pribadi Yesus sebagai pikiran dan kebenaran Allah. Diri Yesus dan pekerjaan-Nya adalah kebenaran utama yang Allah ungkapkan kepada manusia. "Akulah ... kebenaran," kata Yesus (Yoh. 14:6). Perpaduan kemanusiaan dan ke-Allah-an Yesuslah yang memungkinkan perkataan Yesus benar adanya. Untuk lebih jelasnya, kita akan mempelajari lebih saksama pernyataan Yohanes ini.
Injil Yohanes adalah buku catatan Yohanes tentang kehidupan, pekerjaan, dan pengajaran yang Yesus lakukan selama di dunia. Yesus adalah Sosok yang sangat Yohanes kenal. Yesus bukan hanya temannya, tetapi juga gurunya, yang memiliki darah dan daging, sebab Yesus adalah manusia yang dapat dilihat, didengar, dan disentuh oleh Yohanes.
"Sesuatu yang sudah ada sejak semula, yang sudah kami dengar, yang sudah kami lihat dengan mata kami, yang sudah kami perhatikan dan sentuh dengan tangan kami, yaitu Firman kehidupan, ...." (1 Yoh. 1:1)
Namun demikian, kedekatan Yohanes dengan Yesus tidak cukup membuatnya mengenal Yesus luar dan dalam. Dibutuhkan waktu lebih dari 3 tahun untuk Yohanes benar-benar mengetahui siapakah Yesus yang sesungguhnya, dan dibutuhkan 21 pasal untuk menceritakan semua yang akhirnya dia ketahui tentang Yesus. Mari kita pelajari fakta-fakta berikut ini.
Yesus adalah Manusia agung, dan yang Ilahi, yang diceritakan Yohanes sejak dari awal Injilnya.
"Firman itu telah menjadi daging dan tinggal di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan Anak Tunggal Bapa, penuh dengan anugerah dan kebenaran." (Yoh. 1:14)
Yesuslah Firman Allah itu. Kemanusiaan dan keilahian Yesus berpadu dalam diri-Nya. Dengan merendahkan diri-Nya, Dia memasuki hidup kemanusiaan dengan segala keterbatasan. Sekalipun demikian, ketika Yesus datang ke dunia yang dijadikan-Nya, dunia tidak mengenal-Nya. Dia juga datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya (Yoh. 1). Bagaimana ini bisa terjadi? Ikuti bagaimana Yohanes memperkenalkan Pribadi Yesus. Semakin dalam kita membaca Injil Yohanes, semakin besar keinginan tahu kita tentang siapakah Yesus yang Yohanes kenal ini.
Ketika Yohanes menyebutkan bahwa Firman itu adalah Allah, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan esensi antara Firman dan Allah, demikian juga antara Yesus dan Allah. Ada banyak bukti dalam Firman Tuhan yang menunjukkan kesetaraan antara Yesus dan Allah. Beberapa di antaranya ada di Yoh. 5:19-47:
"... Aku berkata kepadamu, Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jika Dia tidak melihat Bapa mengerjakannya; karena apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak." (ayat 19)
"Sebab, sama seperti Bapa membangkitkan orang mati dan memberi mereka kehidupan, demikian juga Anak memberi kehidupan kepada siapa yang Ia ingini." (ayat 21)
"Bapa tidak menghakimi siapa pun, tetapi telah memberikan seluruh penghakiman itu kepada Anak, ...." (ayat 22)
"... Orang yang tidak menghormati Anak, tidak menghormati Bapa yang mengutus-Nya." (ayat 23)
"Karena sebagaimana Bapa memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga Dia memberikan kepada Anak hidup dalam diri-Nya sendiri, ..." (ayat 26)
"... dan Bapa memberi kuasa kepada Anak untuk menjalankan penghakiman karena Dia adalah Anak Manusia ...." (ayat 27)
Catt.: Inkarnasi adalah istilah yang digunakan oleh para teolog untuk menjelaskan tentang Yesus, Anak Allah, yang mengambil rupa manusia yang berdarah daging melalui kelahiran seorang perawan. Jadi, dalam berinkarnasi, Yesus harus 100% Allah dan 100% manusia.
Yohanes 1:14 berkata, "Firman itu telah menjadi daging ...." Dengan kata lain, Anak Allah yang dalam kekekalanlah yang berinkarnasi. Anak Allah yang memiliki hubungan kekal dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus, rela merendahkan diri-Nya dalam ketaatan-Nya kepada Bapa-Nya untuk mengambil kodrat manusia demi keselamatan manusia (Flp. 2:6-8).
Apakah tujuan dari inkarnasi Yesus? Tujuan inkarnasi bukan sekadar menjadi manusia dan merasakan apa yang dirasakan manusia. Anak Allah datang sebagai manusia untuk menjadi Juru Selamat umat manusia. Untuk itu, ada beberapa persyaratan:
Manusia telah gagal memenuhi tuntutan Hukum Taurat. Yesus datang sebagai manusia, hidup di bawah Hukum, untuk menggenapi hukum Allah untuk kepentingan manusia (Mat. 5:17; Gal. 4:5).
Pengurbanan darah hanya dapat dihasilkan dari tubuh yang berdarah daging. Tanpa inkarnasi, Yesus tidak bisa benar-benar mati.
Yesus mengalami hidup dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa, tetapi Dia tidak memiliki dosa asal karena Dia bukan keturunan benih Adam yang berdosa. Dan, selama Yesus hidup di dunia, sekalipun mengalami berbagai pencobaan, Dia tidak pernah berbuat dosa.
Alkitab mencatat dengan jelas bahwa Yesus adalah Allah, lalu berinkarnasi menjadi manusia. Namun, selama hidup di dunia, Dia tidak pernah melepaskan keilahian-Nya. Dia adalah Allah 100% dan manusia sejati 100%.
Tujuan Yohanes menuliskan Injilnya adalah untuk menetapkan fakta bahwa Yesus adalah Allah dan manusia dalam satu pribadi. Dengan hadirnya Yesus sebagai Firman, yang melalui-Nya segala sesuatu diciptakan, Yohanes mengatakan bahwa Allah memilih Yesus sebagai utusan-Nya untuk memberitahukan kepada kita siapa diri-Nya. Yesus adalah Allah dan pewahyuan Allah Bapa, bahwa Dia adalah Pencipta dan Pemelihara ciptaan dan ciptaan baru. Hal ini didukung oleh Ibr. 1:2 yang juga berkata, ".... yang melalui-Nya juga Allah menciptakan alam semesta."
Kedatangan Yesus ke dunia ini adalah untuk menjalankan misi dari Bapa-Nya. Misi apakah itu? Menuntun dan memperdamaikan orang-orang dengan Allah. Jadi, melalui Yesus, Allah membuat kita berbalik kembali kepada Dia supaya kita memiliki hidup. Mengikuti teladan Yesus, kita pun ditugaskan untuk membawa orang lain berbalik kepada Allah.
Melalui Yesus, Allah juga menginginkan kita melihat Allah Bapa. Nabi-nabi dalam PL telah mencoba berbagai cara untuk menjelaskan sifat Allah dengan benar kepada manusia, tetapi mereka tidak sanggup karena mereka tidak mengetahui segalanya tentang Allah. Kini, manusia bisa melihat Allah seutuhnya dalam diri Yesus Kristus sehingga manusia boleh sungguh-sungguh mengetahui sifat Allah.
Manusia tahu bahwa dosa menjadi penghalang antara manusia dan Allah. Jika seorang manusia menginginkan lepas dari dosa dan memperoleh keselamatan dari Allah, Dia harus belajar mengikuti jalan dan rencana Allah. Jalan itu adalah Yesus Kristus.
"Akulah jalan, dan kebenaran, dan kehidupan. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." (Yoh. 14:6)
Kehendak Allah, di atas segala-galanya, telah dinyatakan dalam hidup Yesus. Karena itu, orang Kristen harus membaca Alkitab untuk mempelajari kehidupan Yesus dan mengikuti teladan-Nya.
"Bapa-Ku, kalau mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari-Ku. Akan tetapi, jangan seperti yang Aku kehendaki, melainkan seperti kehendak-Mu." (Mat. 26:39)
Yesus telah meletakkan kehendak Allah di atas keinginan sendiri sehingga ada jalan keselamatan untuk kita pada hari ini. Kita harus senantiasa mengingat hal ini. Yesus adalah firman Allah untuk semua manusia. Dia tidak hanya menerangkan kepada manusia bahwa mereka harus mematuhi Allah, tetapi Dia menunjukkan kepada mereka bagaimana harus mematuhi Allah. Mereka harus melakukan itu dengan meletakkan keinginan Allah di atas semua keinginan dalam hidup mereka.
Penutup
Modul Yesus Anak Allah (YAA) yang terdiri dari 5 pelajaran telah selesai dipelajari. Kiranya pembelajaran bukti-bukti tentang Yesus sebagai Anak Allah menolong kita untuk semakin mengenal siapakah Yesus yang sesungguhnya. Fakta bahwa Dia adalah Manusia sejati dan Allah yang sejati sangat penting untuk menyadarkan kita betapa istimewanya kedudukan Anak Allah yang kita kenal dalam diri Yesus Kristus. Biarlah iman kita semakin berakar teguh dalam kebenaran Alkitab supaya tidak mudah digoyangkan oleh ajaran-ajaran yang tidak alkitabiah. Tuhan memberkati!
Akhir Pelajaran (YAA-P05)
Doa
"Bapa, terima kasih karena Engkau telah mengirimkan Yesus Kristus, yang adalah Firman, untuk menjadi daging, sehingga aku dapat melihat contoh teladan hidup-Nya sebagai manusia yang taat menjalankan kehendak-Mu. Ajari aku untuk setia kepada-Mu sampai mati. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA