SYK - Pelajaran 05
Nama Kelas | : | Siapakah Yesus Kristus |
Nama Pelajaran | : | Yesus Adalah Firman Allah |
Kode Pelajaran | : | SYK-P05 |
Pelajaran 05 -- Yesus Adalah Firman Allah
Daftar Isi
- Pengertian Firman Allah
- Arti "Firman"
- Cara Allah Berfirman
- Apa Arti "Firman" dalam Yohanes 1:1
- Mengapa Yesus Disebut Firman Allah?
- Yesus Adalah Firman Allah
- Firman yang Menjadi Daging
- Firman yang Setara dengan Allah
- Firman yang Berinkarnasi
- Firman yang Menjadikan Segala Sesuatu
- Firman yang Memberi Hidup
- Membawa Orang Berbalik kepada Allah
- Membawa Orang Melihat Allah
- Membawa Orang kepada Keselamatan
- Membawa Orang untuk Hidup dalam Kehendak Allah
Doa
Pelajaran 05 -- Yesus Adalah Firman Allah
Kita telah sampai pada pelajaran terakhir dari modul Siapakah Yesus Kristus (SYK). Dalam pelajaran ini, kita akan mendalami salah satu aspek penting dari keAllahan dan kemanusiaan Yesus, yaitu Yesus adalah Firman Allah. Sebagai Firman yang berinkarnasi, Yesus tidak hanya mencerminkan sifat-sifat Allah, tetapi sepenuhnya adalah Allah sendiri, yang hadir dalam rupa manusia untuk menyatakan kemuliaan-Nya, membawa terang kepada dunia yang gelap, dan memberikan hidup kekal bagi umat-Nya.
- Pengertian Firman Allah
- Arti "Firman"
- Cara Allah Berfirman
- Apa Arti "Firman" dalam Yohanes 1:1
- Mengapa Yesus Disebut Firman Allah?
- Yesus Adalah Firman Allah
- Firman yang Menjadi Daging
- Firman yang Setara dengan Allah
- Firman yang Berinkarnasi
- Harus dilahirkan "di bawah hukum Taurat" (Gal. 4:4).
- Harus ada pencurahan darah (Ibr. 9:22).
- Harus tidak bercacat (Yoh. 8:46; Ibr. 4:15; 7:26).
- Harus menjadi perantara yang sempurna antara Allah dan manusia (1Tim. 2:5).
- Harus membawa kehidupan melalui kebangkitan-Nya (Yoh. 11:25-26; Rm. 6:9-10).
- Firman yang Menjadikan Segala Sesuatu
- Firman yang Memberi Hidup
- Membawa Orang Berbalik kepada Allah
- Membawa Orang Melihat Allah
- Membawa Orang kepada Keselamatan
- Membawa Orang untuk Hidup dalam Kehendak Allah
Untuk memahami Yesus adalah Firman Allah, kita perlu terlebih dahulu menggali arti dan makna dari kata "Firman". Firman Allah bukan sekadar perkataan atau bentuk komunikasi, melainkan wujud dari penyataan diri Allah kepada manusia. Dalam Yohanes 1:1, Firman tidak hanya digambarkan sebagai sesuatu yang kekal, hidup, dan ilahi, tetapi ditunjukkan sebagai hubungan unik antara Firman dengan Allah. Bagian ini akan menjelaskan bagaimana Firman Allah dinyatakan dan mengapa Yesus disebut sebagai Firman yang hidup.
Kata "Firman" dalam bahasa Yunani adalah "Logos", yang berarti 'pikiran', 'ekspresi' atau 'kata-kata/perkataan'. Dalam konteks Alkitab, "Logos" sering dipahami sebagai 'pikiran Allah' atau 'Firman Allah' yang disampaikan kepada manusia (Kis. 11:1; 1Tes. 2:13). Di Perjanjian Baru, khususnya dalam Yohanes 1:1, "Logos" digunakan untuk menyatakan keberadaan Yesus sebagai Firman yang kekal, yang bersama-sama dengan Allah sekaligus adalah Allah. Jadi, Yesus adalah wahyu tertinggi dari Allah. Ia bukan sekadar penyampai pesan, tetapi Pribadi yang sepenuhnya mewujudkan kehendak, karakter, dan kuasa Allah dalam bentuk manusia. Itulah sebabnya, Dia disebut sebagai Firman yang menjadi daging, "Logos" yang hidup di tengah-tengah kita.
Ungkapan "Firman Allah" bermakna jauh lebih dalam daripada sekadar kata-kata yang tertulis dalam Alkitab. Allah adalah Pribadi yang berkomunikasi, dan sejak awal penciptaan, Dia telah menyatakan diri-Nya melalui firman-Nya, baik melalui alam semesta maupun manusia. Bagaimana cara Allah berfirman? Allah berfirman melalui berbagai cara:
- Melalui ciptaan-Nya (Mzm. 19:1)
- Melalui para nabi (Hos. 12:10; Ibr. 1:1)
- Melalui Roh Kudus (Yoh. 16:13; Kis. 16:6)
- Melalui Kitab Suci (Ibr. 4:12)
- Melalui Pribadi Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus (Yoh. 14:9).
Ketika kita membahas tentang "Firman", pikiran kita langsung tertuju kepada Yohanes di awal Injilnya yang berbunyi: "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yoh. 1:1)
Ayat di atas menjelaskan beberapa fakta penting mengenai Firman:
- Firman sudah ada sejak semula (dari kekekalan)
- Firman itu bersama-sama dengan Allah (personal dan hidup)
- Firman itu setara dengan Allah, menegaskan keAllahan-Nya.
Jadi, siapakah yang dimaksud Yohanes dengan "Firman" itu? Dalam ayat-ayat selanjutnya, Yohanes menjelaskan bahwa "Firman" itu bukan hanya Allah, tetapi juga Yesus Kristus yang menjadi manusia. "Firman itu telah menjadi daging dan tinggal di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan Anak Tunggal Bapa, penuh dengan anugerah dan kebenaran." (Yoh. 1:14)
Yohanes menyebut Yesus sebagai Firman, karena dia melihat bahwa perkataan dan pribadi Yesus sepenuhnya mencerminkan pikiran dan kebenaran Allah. Diri Yesus dan pekerjaan-Nya menjadi kebenaran tertinggi yang diungkapkan Allah kepada manusia. Yesus berkata, "Akulah ... kebenaran," (Yoh. 14:6). Perpaduan sempurna antara kemanusiaan dan keAllahan Yesus mendasari kepastian bahwa setiap perkataan-Nya adalah kebenaran yang mutlak.
Injil Yohanes adalah catatan Yohanes tentang kehidupan, pekerjaan, dan pengajaran Yesus selama di dunia. Hal inilah yang membuat Injil Yohanes memiliki keunikan dibandingkan dengan Injil Sinoptik. Yohanes tidak hanya menulis tentang Yesus, tetapi dia juga mengenal-Nya secara pribadi. Yesus adalah gurunya, Pribadi yang nyata dalam darah dan daging. Yohanes melihat, mendengar, bahkan menyentuh Yesus secara langsung (1Yoh. 1:1).
Yesus adalah Pribadi yang agung. Yohanes menggambarkan keagungan ini sejak awal tulisannya, dengan menekankan kemanusiaan dan keAllahan Yesus sebagai inti dari Injilnya.
"Firman itu telah menjadi daging dan tinggal di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan Anak Tunggal Bapa, penuh dengan anugerah dan kebenaran." (Yoh. 1:14)
Yesus adalah Firman Allah yang hidup, penyataan Allah secara sempurna. Dalam diri-Nya, keAllahan dan kemanusiaan bersatu harmonis. Sebagai Allah, Dia adalah Sang Pencipta yang berkuasa atas segalanya, tetapi dalam kerendahan, Dia mengambil rupa manusia dan masuk ke dunia ciptaan-Nya (Flp. 2:6-8). Kehadiran-Nya sebagai Firman yang berinkarnasi menunjukkan kasih Allah yang tak terhingga. Ironisnya, dunia yang diciptakan-Nya tidak mengenal Dia. Bahkan, umat pilihan-Nya menolak-Nya (Yoh. 1:10-11). Yohanes menggambarkan Yesus sebagai Allah dan manusia, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:14).
Ketika Yohanes menyatakan bahwa Firman itu adalah Allah, dia menegaskan bahwa Yesus memiliki esensi yang sama dengan Allah—bukan sekadar setara, tetapi satu dalam hakikat keAllahan. Banyak bukti dalam Alkitab yang mendukung kesetaraan Yesus dengan Allah (Yoh. 5:19-47).
Inkarnasi adalah istilah teologis yang menggambarkan Yesus, Anak Allah, yang menjadi manusia melalui kelahiran seorang perawan. Dalam inkarnasi-Nya, Yesus sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Hal ini memungkinkan-Nya untuk mewakili manusia secara sempurna dalam kematian-Nya sebagai pengorbanan untuk penebusan dosa (Ibr. 9:22). Tanpa inkarnasi, kematian-Nya tidak dapat menggantikan manusia yang berdosa.
Yohanes 1:14 menyatakan, "Firman itu telah menjadi daging ...." Ini berarti Anak Allah yang kekal berinkarnasi. Dalam hubungan kekal-Nya dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus, Anak Allah rela merendahkan diri dalam ketaatan kepada Bapa untuk mengambil kodrat manusia demi keselamatan manusia (Flp. 2:6-8).
Tujuan utama inkarnasi adalah agar Yesus dapat menjadi Juru Selamat yang sempurna. Melalui inkarnasi, Dia memenuhi hukum Allah, mencurahkan darah untuk penebusan dosa, dan menjadi perantara antara Allah dan manusia (1Tim. 2:5). Untuk itu, ada beberapa persyaratan:
Sebagai manusia, Yesus hidup di bawah Hukum Taurat untuk menggenapinya demi kepentingan manusia yang gagal memenuhinya (Mat. 5:17).
Penebusan dosa membutuhkan darah, yang hanya bisa dipersembahkan oleh tubuh yang berdarah daging. Darah Yesus menjadi persembahan sempurna yang memenuhi keadilan Allah.
Yesus tidak memiliki dosa asal karena bukan keturunan Adam, dan Dia hidup dengan tidak berbuat dosa meski berada di dalam dunia yang penuh dosa.
Sebagai Allah, Yesus memahami kesucian Allah, dan sebagai manusia, Ia mengerti kelemahan manusia. Hal ini menjadikan-Nya Penghubung (Mediator) yang sempurna (Ibr. 2:17-18).
Kebangkitan Yesus membuktikan kemenangan atas dosa dan maut, memberikan hidup kekal bagi mereka yang percaya (1Kor. 15:17).
Injil Yohanes dimulai dengan pernyataan bahwa "Firman" (Logos) adalah Allah dan Firman sudah bersama dengan Allah sejak kekekalan (Yoh. 1:1). Firman ini bukan hanya Pribadi yang ilahi, tetapi juga memiliki peran aktif dalam penciptaan: "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan" (Yoh. 1:3). Hal ini juga disebutkan dengan jelas dalam Ibrani 1:2. Ini menunjukkan bahwa Yesus, Sang Firman, adalah sumber segala keberadaan.
Yesus sepenuhnya adalah Allah, tetapi Ia mengambil natur manusia untuk tinggal di antara umat-Nya. Melalui Yesus, kasih karunia dan kebenaran Allah dinyatakan secara penuh, dan Dia membawa terang kehidupan kepada dunia yang gelap (Yoh. 1:4-5, 1:14).
Yesus datang ke dunia untuk menjalankan misi dari Bapa-Nya, yaitu menuntun dan memperdamaikan manusia dengan Allah. Melalui Yesus, Allah memanggil kita kembali kepada-Nya agar kita memperoleh hidup. Kita juga ditugaskan untuk membawa orang lain berbalik kepada Allah, mengikut teladan-Nya.
Para nabi dalam PL telah berusaha menjelaskan sifat Allah dengan benar kepada manusia, tetapi keterbatasan mereka membuat penjelasan itu tidak dapat dipahami dengan lengkap. Kini, melalui Yesus Kristus, manusia dapat melihat Allah secara utuh dan benar-benar memahami sifat-Nya.
Manusia menyadari bahwa dosa menjadi penghalang antara dirinya dan Allah. Untuk lepas dari dosa dan menerima keselamatan dari Allah, manusia harus mengikuti jalan dan rencana Allah. Jalan itu adalah Yesus Kristus (Yoh. 14:6).
Kehendak Allah adalah di atas segala-galanya dan hal itu telah dinyatakan dalam hidup Yesus. Sebagai orang Kristen, kita harus membaca Alkitab untuk belajar dan mengikuti teladan ketaatan-Nya kepada kehendak Allah. Dalam doa-Nya, Yesus berkata, "Bapa-Ku, kalau mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari-Ku. Akan tetapi, jangan seperti yang Aku kehendaki, melainkan seperti kehendak-Mu." (Mat. 26:39) Ketaatan Yesus yang sempurna terlihat saat Dia menempatkan kehendak Allah di atas keinginan-Nya sendiri, bahkan hingga mati di kayu salib.
Yesus adalah Firman Allah yang hidup, perwujudan sempurna dari Allah yang menyatakan kehendak, kuasa, dan kasih-Nya kepada dunia. Sebagai "Logos", Yesus adalah Allah yang kekal, yang berinkarnasi menjadi manusia untuk membawa keselamatan, kebenaran, dan kehidupan.
Kita telah sampai pada akhir dari modul Siapakah Yesus Kristus. Kita telah mempelajari fakta bahwa Yesus adalah Manusia sejati sekaligus Allah yang sejati menegaskan kedudukan Yesus yang sangat istimewa sebagai Anak Allah, terkhusus dalam rencana keselamatan Allah. Dia menjadi Perantara (Mediator) yang sempurna antara Allah dan manusia supaya Allah dimuliakan dalam setiap kehendak-Nya. Biarlah kebenaran ini memperkuat iman kita, meneguhkan kita untuk semakin berakar dalam firman-Nya, dan tidak mudah digoyahkan oleh ajaran yang menyimpang. Mari kita terus bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Kristus dan setia melayani-Nya. Tuhan memberkati!
Akhir Pelajaran (SYK-P05)
Doa
"Tuhan Yesus, aku sungguh bersyukur Engkau, Sang Firman yang telah menjadi manusia. Oleh kehadiran-Mu, aku sekarang memiliki hidup yang bertujuan dan bermakna. Ajari aku untuk setia kepada-Mu dan terus menjunjung tinggi Nama-Mu sampai akhir hidupku. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA