Rangkuman Diskusi TMR Juli/Agustus 2015
Rangkuman Diskusi TMR
Pelajaran 01
Topik 1
Subjek: Penulis Injil Markus
Pertanyaan: Siapa yang menulis Injil Markus? Dalam bacaan disebutkan penulis menulis Injilnya dengan menggunakan sumber dari Petrus. Mengapa tidak Petrus sendiri yang menulis Injil?
Injil Markus ditulis oleh Yohanes Markus. Markus, yang juga dikenal dengan nama Yohanes, dapat diperkirakan telah mengenal pelayan-pelayan Tuhan. Mengapa demikian? Sebab salah satu dari para pelayan itu ada kakak sepupunya yaitu Barnabas, yang menjadi salah seorang pemimpin gereja mula-mula pada saat itu (Kolose 4:10). Dengan demikian, sekalipun Markus bukanlah saksi mata pelayanan Tuhan Yesus, tetapi karena ia telah banyak bertemu dengan murid-murid Tuhan Yesus, maka ia mengetahui banyak kesaksian dari para saksi mata.
Dalam hal ini terutama dengan Rasul Petrus (1 Petrus 5:13). Petrus pernah menyebut Markus sebagai "anaknya". Hal ini memungkinkan bahwa Petruslah yang telah membawa Markus kepada Yesus (1 Petrus 5:13). Ketika bersama-sama dengan Petrus inilah diperkirakan Markus mendapatkan informasi paling banyak tentang segala sesuatu yang dilakukan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus. Terdapat beberapa pendapat yang mendukung bahwa hubungan Markus dengan Petrus bukanlah sekadar hubungan rekan sekerja tetapi juga teman seiman yang dekat. Hal ini tampak dalam beberapa tulisannya yang bersifat agak pribadi (Markus 1:14-20; 1:29-34).
Pelayanan pertama Markus adalah ketika Barnabas dan Paulus mengajaknya bersama-sama ikut dalam salah satu perjalanan penginjilan (Kisah Para Rasul 12:25; 13:5). Tetapi Markus juga pernah mengundurkan diri dari pelayanan, mungkin karena kesulitan penginjilan dan kembali ke kota asalnya yaitu Yerusalem (Kisah Para Rasul 13:13). Ada pendapat yang mendukung kejadian ini, yaitu karena Markus berasal dari keluarga yang cukup berada dan oleh ibunya ia dimanja. Hal ini juga yang menjadi sumber pertentangan antara Paulus dan Barnabas, karena Paulus menolak untuk membawa Markus dalam perjalanan berikutnya, sedangkan Barnabas tetap bertekad untuk membawa Markus (Kisah Para Rasul 15:38), hal ini yang menyebabkan Paulus berpisah dengan Barnabas.
Topik 2
Subjek: Ciri Khas Injil Markus
Pertanyaan: Berbeda dengan Injil Matius dan Injil Lukas, mengapa Injil Markus tidak menuliskan tentang silsilah Yesus? Buatlah daftar kekhasan Injil Markus berdasarkan hasil Anda membaca Injil Markus!
Injil Markus menekankan pada kehambaan Yesus. Yesus adalah hamba yang menderita, itulah yang menjadi tujuan pemberitaan Injil Markus. Dalam tradisi Yahudi, seorang hamba adalah seorang yang tertindas. Hamba hanyalah dipandang sebagai seorang yang bekerja bagi sang tuan, dan tidak ada yang peduli kepada asal-usul si hamba. Demikian pula dalam Injil Markus, Yesus sebagai hamba, Ia hanya datang untuk mengerjakan dan melakukan kehendak Bapa.
Apabila Injil Matius dan Injil Lukas menuliskan tentang silsilah Yesus karena:
- Injil Matius dialamatkan kepada orang Yahudi. Bagi orang Yahudi, silsilah adalah sesuatu yang sangat penting, karena itulah, Matius menuliskan silsilah Yesus.
- Injil Matius menekankan pada Yesus sebagai seorang Mesias dan Raja yang akan membebaskan bangsa Israel pada masa itu. Bagi orang Israel, Raja yang dinanti adalah raja dari silsilah Daud. Itulah sebab, silsilah Yesus dalam Injil Matius adalah silsilah para raja.
- Injil Lukas menuliskan tentang silsilah Yesus karena Injil mengalamatkan Injilnya kepada orang-orang Yunani/bangsa-bangsa lain. Karena itulah, Lukas menarik keturunan Yesus jauh ke belakang yaitu sampai ke Adam. Karena Lukas ingin menyampaikan bahwa karya Yesus berlaku bagi semua umat di segala zaman. Dan, orang Yahudi maupun orang Romawi yang menerima pemberitaan Injil, percaya kepada Yesus dan memberi hidup sepenuhnya kepada Yesus, pastilah mereka akan selamat.
Kekhasan Injil Markus:
- Dari tiga Injil Sinoptik, Injil Markus adalah Injil yang paling pendek. Hanya terdiri dari 16 Pasal.
- Dialamatkan kepada orang-orang Kristen di Romawi.
- Penekanan pada kehambaan Yesus.
- Mengutamakan mukjizat-mukjizat Yesus. (Injil Markus menuliskan 20 mukjizat Yesus yang dicatat dengan lengkap)
- Markus membuka Injilnya dengan kalimat, "Inilah Injil Yesus Kristus." Menekankan bahwa Yesus Kristus adalah Injil itu sendiri atau berita baik/berita sukacita yang harus diwartakan kepada bangsa-bangsa.
- Gelar yang digunakan untuk menyebut Yesus hanyalah satu yaitu, "Guru."
- Injil Markus tidak memberikan keterangan tentang khotbah di bukit, sebagaimana yang terdapat dalam Injil Matius dan Injil Lukas.
Pelajaran 02
Topik 1
Subjek: Studi Alkitab
Pertanyaan: Mengapa studi Alkitab itu penting? Apa perbedaan dari Membaca Alkitab, Mempelajari Alkitab dan Menafsir Alkitab?
Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab tidak hanya sekadar buku, tetapi Alkitab memiliki otoritas khusus dari Allah. Untuk dapat mengenal Allah dan rencana-Nya, manusia perlu belajar dan menggali Alkitab, sebab tanpa belajar dan menggali Alkitab. Kita tidak akan mengenal Allah dengan benar. Mengapa studi Alkitab itu penting?
- Alkitab berotoritas
- Alkitab adalah Kabar Baik
- Alkitab adalah makanan rohani
- Alkitab adalah pesan untuk bermisi.
Setiap orang percaya, harusnya mendisiplin dirinya dengan membaca, belajar dan menggali kebenaran Alkitab. Lebih dari itu, kebenaran-kebenaran Firman Tuhan harus diaplikasikan dalam hidup sehari-hari. Sehingga benar-benar kita hidup di dalam terang dan kegelapan tidak berkuasa atas hidup kita. Apa yang sudah kita dapatkan dari menggali Alkitab, harus menjadi buah dalam hidup kita. Sebab, Firman Tuhan tidak hanya membuat kita kaya dan limpah akan pengetahuan dan wawasan akan Allah. Firman Tuhan juga akan menuntun kita hidup dalam terang kebenaran dan memperbaiki kelakuan kita. (2 Timotius 3:16)
Apa perbedaan dari Membaca Alkitab, Mempelajari Alkitab dan Menafsirkan Alkitab?
- Membaca Alkitab: Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Sehingga membaca Alkitab adalah sebuah kegiatan untuk melihat yang memahami setiap kitab yang kita baca.
- Mempelajari Alkitab: Mempelajari adalah belajar dengan sungguh-sungguh, menelaah, mendalami dan menyelidiki. Kegiatan mempelajari Alkitab adalah kita menelaah dan mendalami dengan sungguh-sungguh. Misalanya kita belajar survei setiap kitab dalam Alkitab, tujuannya adalah supaya kita tahu garis besarnya, siapa penulisnya, siapa penerimanya, apa tema utama kitab itu, dan lain sebagainya.
- Menafsirkan Alkitab: Menafsir adalah menerangkan maksud dari ayat-ayat dalam Kitab Suci, menangkap suatu maksud perkataan tidak menurut apa adanya saja, tetapi juga menerapkan apa yang tersirat. Dalam ilmu teologia, pada satu ilmu yang disebut ilmu menafsir atau Hermeneutika. Dalam bahasa Inggris, kata menafsir sepadan dengan kata "interpret" atau interpretasi dalam bahasa Indonesia. Sehingga menafsir Alkitab adalah proses menentukan apa arti yang dimaksud. Misalnya apa arti dari duri dalam daging, Yesus adalah terang dunia, orang Kristen sebagai surat yang terbuka, dll. Semuanya dicari maksud dan artinya.
Topik 2
Subjek: Tiga Langkah Umum Studi Alkitab Induktif
Pertanyaan: Sebut dan jelaskan tiga langkah umum dalam Studi Alkitab Induktif! Pernahkah Anda mencoba belajar Alkitab/menafsir dengan menggunakan ketiga langkah tersebut?
Tiga langkah umum Studi Alkitab Induktif adalah:
- Pengamatan (Observasi)
Apa yang saya lihat, dengar dan rasakan. Pengamatan adalah tindakan melihat, mengamati sesuai dengan keberadaan objek yang sesungguhnya. Kunci kata dalam proses pengamatan adalah keterbukaan terhadap objek. Akan tetapi, yang sering menjadi kesulitan adalah apa yang harus dicari, dilihat dan ditemukan dalam proses pengamatan itu. Untuk itu keobjektifan, kejelian dan ketelitian pada hal-hal detail sangat diperlukan.
- Penafsiran (Interpretasi)
Apa arti yang dimaksud. Hasil dari pertanyaan-pertanyaan dalam observasi hanyalah menyediakan data-data yang nantinya dapat dipakai untuk langkah intepretasi dan aplikasi. Intepretasi adalah proses menentukan apa arti yang dimaksud. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak lagi apa yang dilihat dipermukaan saja, tetapi melebihi dari fakta-fakta yang ada. Apa pentingnya fakta-fakta itu ada. Akhirnya, interpretasi menyangkut pada pengambilan kesimpulan dengan melihat hubungan-hubungan dalam fakta-fakta tersebut.
- Penerapan (Aplikasi)
Intepretasi bukanlah akhir dari segalanya. Diharap dengan semakin banyak yang kita ketahui, semakin banyak yang kita mengerti, maka semakin mudah dan banyak yang kita lakukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam aplikasi akan bersifat lebih subjektif sehubungan dengan apa yang akan kita perbuat setelah mengetahui data dan mengerti maksudnya.
Pelajaran 03 -- Pendahuluan dan Pelayanan Kristus di Galilea I
Topik 1
Subjek: Pembuka Jalan Mesias
Pertanyaan: Mari kita baca dan amati Markus 1:1-3. Siapa yang mempersiapkan jalan bagi Mesias? Markus mengutip sebuah nubuat dalam Kitab Yesaya, observasi dan intepretasilah nubuat ini. Samakah konteks nubuatan dalam ayat 2-3 dengan di Yesaya 40:3-5?
Pembuka jalan Mesias adalah Yohanes Pembaptis. Sungguh luar biasa cara Allah untuk mempersiapkan jalan bagi anak-Nya. Anak tidak sambut dengan kemewahan, pesta, atau kegiatan yang lainnya. Kedatangan Anak, disambut dengan seruan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis dan respons orang banyak untuk memberi diri dibaptis. Karya Agung keselamatan sudah didesain Allah dengan sedemikian rupa, sehingga Juru Selamat disambut dengan pertobatan banyak jiwa. Tentunya, semua ini adalah kerinduan dan kehendak Allah supaya banyak orang mempersiapkan diri mereka karena Kerajaan Allah sudah dekat.
Yohanes Pembaptis adalah anak dari Zakharia dan Elisabet. Kelahiran Yohanes juga merupakan mukjizat bagi orangtua dan keluarga Zakharia. Sebagai anak seorang imam, tentu Yohanes Pembaptis sudah dididik dan diajar sejak kecil dengan semua ajaran yang terdapat dalam Kitab Taurat dan Kitab Para Nabi, lebih-lebih lagi, ada misi khusus yang dinyatakan Allah dalam diri Yohanes, yaitu misi untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias.
Dalam menyerukan pertobatan, Yohanes Pembaptis mengutip dari apa yang sudah disampaikan oleh Nabi Yesaya dalam Kitab Yesaya 40:3-5. Secara konteks, memang terdapat perbedaan konteks dari Markus 1:2-3 dengan Yesaya 40:3-5. Di manakah letak perbedaannya?
- Yesaya 40:3-5. Nats ini memiliki konteks pengharapan bagi bangsa Yehuda yang akan dibuang ke Babel. Pada saat itu, Yehuda memang belum dibuang, Yesaya baru menyampaikan nubuatan saja bahwa bangsa Yehuda akan dibuang, dan penggenapan dari nubuatan pembuangan Yehuda terjadi pada masa Yeremia. Kata "persiapkanlah jalan" mengacu pada janji pembebasan dan keselamatan bagi mereka yang berada di pembuangan dan akan kembali pulang ke tanah air mereka. Kembali ke tanah air adalah sebuah anugerah bagi bangsa Yehuda, sebab tanah menjadi salah satu legitimasi untuk mereka. Perjalanan jauh dari Babel menuju ke Kanaan, dipersiapkan dengan kepulangan bangsa ini yang dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama di bawah pimpinan Zerubabel, tahap kedua di bawah pimpinan Ezra, dan tahap ketiga di bawah pimpinan Nehemia. "Jalan" sudah digenapi pada masa Ezra dan Nehemia pada saat mereka kembali ke Kanaan pada tahun 538 SM.
- Markus 1:2-3. Nats ini memiliki konteks bahwa menuju kedatangan Kerajaan Allah, "jalan" harus dipersiapkan. Akan tetapi, dalam hal ini bukanlah jalan secara fisik yang dimaksudkan. Pertobatan umat adalah jalan untuk dapat sampai kepada Kerajaan Allah, dan Anak Manusia yang datang adalah Jalan yang akan membawa banyak orang masuk dalam Kerajaan Allah. Tanpa pertobatan, sangatlah mustahil setiap orang dapat melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Kesimpulan:
Sekalipun Yesaya 40:3-5 dan Markus 1:2-3 memiliki konteks yang berbeda, tetapi ada satu benang merah yang menghubungkan keduanya, yaitu Pribadi Yesus itu sendiri. Apabila Yesaya menyerukan kemenangan dan anugerah untuk bangsa Yehuda yang dapat kembali melihat tanah air mereka, Yohanes Pembaptis menyeruakan kemenangan dan anugerah besar untuk melihat Sang Mesias. Mengingat juga bahwa nubuatan dalam Alkitab bersifat "futuris", sehingga apa yang sudah digenapi, masih dapat digenapi di masa yang akan datang.
Topik 2
Subjek: Yesus dibaptis
Pertanyaan: Dituliskan dalam Pasal 9-10 mengenai pembaptisan Yesus. Mengapa Yesus harus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis? Bukankah Ia adalah Mesias, tetapi mengapa Ia harus menerima baptisan sebelum memulai pelayanan-Nya?
Sebelum memulai pekerjaan dan pelayanan-Nya, Yesus terlebih dahulu dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Baptisan-Nya merupakan penampilan pertama-Nya di depan umum, setelah tinggal lama di Nazaret tanpa dikenal orang banyak. Oh, betapa banyak hal berharga yang tersembunyi di dunia ini, yang tertimbun dalam debu hinaan dan tidak bisa diketahui, atau terbungkus tirai kerendahan hati dan tidak akan dikenal! Namun, cepat atau lambat, hal itu akan terungkap juga, sama seperti Kristus.
Mengapa seorang Mesias harus dibaptis?
- Lihatlah betapa dengan rendah hati Ia mengakui Allah, dengan cara memberi diri dibaptis oleh Yohanes; dan dengan demikian Ia menggenapkan seluruh kehendak Allah. Demikianlah Ia mengambil rupa daging yang dikuasai dosa, supaya, meskipun Ia sepenuhnya suci dan tak bernoda, Ia dibasuh seakan telah dikotori; dan dengan demikian Ia menguduskan diri-Nya bagi kita, supaya kita pun bisa dikuduskan dan dibaptis bersama-Nya (Yoh. 17:19).
- Lihatlah betapa dengan penuh hormat Allah mengakui-Nya, ketika Ia merendahkan diri untuk dibaptis oleh Yohanes. Mereka yang mengakui kebenaran Allah dan disebutkan telah melakukannya, melalui baptisan Yohanes, akan dimuliakan oleh-Nya (Luk. 7:29-30).
Ayat 11 dituliskan, "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi." Inilah pengakuan legitimasi dari Allah Bapa kepada Anak-Nya, dan menyatakan bahwa Bapa berkenan kepada Anak, dan Bapa mengasihi Anak. Secara detail kalimat ini berarti:
- Bahwa Ia mengasihi-Nya tanpa mengindahkan keadaan hina dan rendah yang dialami-Nya karena merendahkan diri-Nya sendiri, "Walaupun dikosongkan dan menjadi tak berarti sedikit pun, Dia tetap Anak-Ku yang Kukasihi."
- Bahwa Ia semakin mengasihi-Nya karena tugas mulia dan penuh kasih yang sekarang sedang dipikul-Nya. Allah sangat berkenan kepada-Nya sebagai Pengantara terhadap segala pertentangan antara Dia dan manusia. Dan sama seperti Allah berkenan kepada-Nya, demikian juga Allah berkenan kepada kita yang hidup di dalam Dia.
Topik 3
Subjek: Para Murid yang Pertama
Pertanyaan: Lakukanlah observasi terhadap Markus 1:16-20. Siapa saja murid-murid Yesus yang pertama? Sampaikan pula biografi singkat dari para murid yang pertama.
Setelah Yesus selesai dibaptis, Ia berjalan menyusur tepi danau Galilea. Di tempat inilah Ia memanggil para murid yang pertama, yaitu:
- Simon
Simon adalah saudara Yakobus. Catatan dalam Matius 16:17, Simon adalah anak Yunus. Seorang nelayan yang tinggal di kampung Betsaida. Tuhan memanggilnya menjadi salah satu dari 12 rasul. Namanya diubah oleh Tuhan Yesus menjadi, Petrus. Petrus adalah murid yang mengaku dan menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah "Mesias yang dari Allah." Dalam perjalanannya sebagai seorang murid, pernah Petrus jatuh dosa, salah satunya adalah saat ia menyangkal Yesus sebanyak 3x. Akan tetapi, ia segera bertobat dan menjadi rasul yang dipakai oleh Allah dengan luar biasa.
Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, Petrus bersama para rasul yang lain tetap tinggal di Yerusalem menantikan Roh Kudus yang dijanjikan. Setelah peristiwa Pentakosta, Lukas mencatat dalam Kisah Para Rasul bahwa Petrus menjadi seorang yang giat mengabarkan Injil Yesus, ketika ia berkhotbah 3000 orang memberikan diri untuk dibaptis. Hingga akhir hidupnya, Petrus setia menjadi murid dan menjadi penjala manusia.
- Andreas
Andreas adalah saudara dari Simon Petrus. Ia juga tinggal di Betsaida. Sama seperti Simon, Andreas adalah seorang nelayan. Sebelum menjadi murid Yesus, Andreas adalah murid Yohanes Pembaptis (Lihat Yohanes 1:35-42). Menurut tradisi kuno ia berkhotbah di Rusia Selatan dan di Balkan. Ia mati di salib di Patras (Yunani). Nama Andreas dikaitkan Kitab Apokrif Acta Andreae (dan Matthiae).
- Yakobus
Yakobus adalah anak dari Zebedeus dan Salome (Markus 15:40). Ia juga adalah saudara kandung dari Yohanes. Bersama dengan Petrus dan Yohanes, Yakobus merupakan murid yang terdekat dengan Yesus. Pada tahun 44, Yakobus dibunuh sebagai martir pada zaman pemerintahan Herodes Agripa I (Kis. 12:2).
- Yohanes
Yohanes adalah saudara Yakobus. Alkitab mencatat, bahwa sewaktu ia muda, ia begitu menyala-nyala dan memiliki emosi yang tinggi, tetapi ketika ia sudah berumur, ia berubah menjadi pribadi yang lemah lembut. Pasca Pentakosta, Yohanes bersama dengan Petrus untuk menginjil di Samaria dan membaptis dengan baptisan Roh Kudus. Tetapi selanjutnya, Yohanes menjadi seorang tawanan pemerintah Romawi dan dipenjara di pulau Patmos. Di Patmos, Yohanes mendapat penglihatan dalam menuliskan dalam Wahyu. Setelah bebas dari Patmos, Yohanes menjadi bapa gereja di daerah Asia Kecil. Dan catatan sejarah menuliskan bahwa Yohanes adalah satu-satunya rasul yang meninggal ketika sudah tua dan lanjut umurnya.
Topik 4
Subjek: Mukjizat Kesembuhan di Kapernaum
Pertanyaan:
- Lakukanlah observasi terdapat dalam Markus 2:1- 12. Siapa saja tokoh yang ada dalam perikop tersebut?
- Saat orang lumpuh diturunkan dari atap. Mengapa Tuhan Yesus justru berkata bahwa dosanya sudah diampuni?
- Sebutkan sifat-sifat KeIlahian Tuhan Yesus yang Anda temukan dalam Markus 2:1-12!
Tokoh yang terdapat dalam Markus 2:1-12 adalah:
- Yesus
- Orang yang lumpuh
- Ahli Taurat
- Orang banyak
Melihat mukjizat kesembuhan yang sudah dilakukan Yesus di Kapernaum, orang yang lumpuh ini juga berharap bisa menerima kuasa kesembuhan dari Yesus. Oleh karena itu, empat orang menggotong orang lumpuh ini supaya beroleh kesempatan untuk disembuhkan oleh Yesus.
"Anak Manusia" muncul pertama kali dalam tulisan Daniel. Dalam sebuah penglihatan, Daniel melihat seorang anak manusia datang di awan-awan dan dibawa kepada Yang Lanjut Usianya itu. Setelah masa Daniel, mulailah muncul pengharapan akan datangnya Anak Manusia. Tetapi, pengharapan mereka tidak jauh lebih besar daripada semua hukum yang menjerat mereka dalam berbagai kegiatan rohani.
Wycliffe Bible Commentaries menyatakan Anak Manusia adalah sebuah nama yang jelas-jelas dinyatakan oleh Yesus untuk Diri-Nya sendiri (Lihat Matius 24:30). Di satu sisi, memang bangsa Yahudi begitu terpesona dengan Taurat Tuhan dan melakukan semua peraturan secara lahiriah, tetapi di satu sisi justru melupakan nubuatan besar yang ada yaitu pengharapan akan datangnya Anak Manusia. Sehingga, ketika Yesus menyatakan bahwa Diri-Nya adalah Anak Manusia dan sanggup mengampuni dosa, mereka justru berpikir bahwa Yesus sedang menghujat Allah.
Topik 5
Subjek: Aktivitas di Hari Sabat
Pertanyaan: Simaklah Markus 2:23 - 3:6
- Sebutkan apa saja aktivitas yang dilakukan Yesus dan para murid berdasar pada Markus 2:23 - 3:6!
- Apakah Anda mengetahui kekhasan dari Sabat Yahudi? Bila Anda mengetahui silakan dibagikan!
- Lakukanlah intepretasi terhadap frasa "Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
Sabat adalah hari ketujuh dalam minggu. Peraturan dalam Sabat Yahudi antara lain:
- Baik manusia dan binatang dilarang untuk bekerja.
- Semua kaum Israel harus berhenti bekerja (Kel. 20:8-11)
- Diwajibkan mengunjungi Bait Suci dan sinagoge untuk menyembah Tuhan (Yes. 1:12-13)
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai Taurat Tuhan kepada para guru dan nabi (2 Raj. 4:23)
- Harus menciptakan suasana ketenangan. (Catatan dari Talmud dan Midrash)
Kitab Talmud dan Midrash mencatat terdapat 39 hal yang tidak boleh dilakukan pada saat Sabat. Sementara kita sekarang berada dalam "Sabat Anugerah", Yesus mati di kayu salib adalah anugerah terbesar bagi umat manusia. Kematian Kristus memindahkan posisi manusia, dari yang tidak selamat, menjadi selamat. Sabat adalah anugerah yang dapat dinikmati. Mereka yang berada di bawah Hukum Taurat seharusnya juga dapat merasakan pendamaian Kristus, sebab tertulis "Melalui Kristus saja tersedia bagi mereka yang berada di bawah hukum Taurat." (Ibrani 9:15)
Akhirnya, semuanya harus menuju kepda satu sikap bahwa Tuhan telah melakukan segala sesuatu melalui cara-Nya. Kita harus bersukacita meluangkan waktu untuk mencari hadirat Tuhan. Kita semua berada di satu masa di mana kita menanti Sabat yang kekal, satu hari perhentian yang kekal bersama-sama dengan Tuhan.
Pelajaran 04
Topik 1
Subjek: Yesus dan Beelzebul
Pertanyaan: Bacalah Markus 3:20-30. Siapakah Beelzebul itu? Mengapa Yesus berkata bahwa hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni?
Secara literal, Beelzebul memiliki arti dewa lalat. Kata Beelzebul pertama kali digunakan dalam Vulgata kemudian diikuti oleh Authorized Versions (AV -- Alkitab dalam Bahasa Inggris). Dalam sinonim kata, Beelzebul adalah Setan, iblis, belial, dll.
Pada masa Yesus, orang-orang Farisi mengejek bahwa kuasa Yesus bukanlah kuasa mesianik, melainkan kuasa demonis (iblis). Sebab, mukjizat yang dilakukan Yesus adalah mukjizat yang spektakuler dan mereka berpikir bahwa hanya Setan yang bisa melakukan kuasa itu. Lebih lagi, orang Farisi mengejek Yesus mengusir Setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, bila diliteralkan maka Yesus mengusir Setan dengan kuasa Setan. Akan tetapi, Yesus mengusir Setan dengan kuasa Allah, karena Setan tidak akan bisa diusir dengan kuasa Setan bahkan tidaklah mungkin Setan disuruh untuk membunuh dirinya sendiri.
Apa arti dosa menghujat Roh Kudus? Hujat yang dimaksudkan di sini sama sekali bukan hujat melawan pribadi atau keilahian Roh Kudus, atau sesuatu mengenai tindak-tanduk pribadi-Nya, atau penolakan terhadap pekerjaan-Nya di dalam hati orang berdosa, sebab jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan? Di dalam hukum negara dinyatakan bahwa tindakan pemberian grasi (pembebasan dari hukuman) harus dilakukan atas dasar anugerah dan pengampunan, dan oleh sebab itu pengecualian terhadap tindakan pemberian grasi ini tidak bisa diperluas melebihi apa yang perlu. Injil merupakan suatu tindakan pemberian grasi. Di dalamnya tidak ada pengecualian untuk seseorang dengan nama tertentu atau untuk alasan tertentu, selain mereka yang menghujat Roh Kudus. Karena itu, pemberian grasi menurut Injil harus dipandang dalam pengertian yang paling sempit, yaitu bahwa semua orang yang dipandang berdosa dapat bebas berdasarkan syarat-syarat pemberian grasi, yaitu iman dan pertobatan, dan karena itu, tidak boleh ada pengecualian-pengecualian lainnya. Namun, penghujatan ini merupakan pengecualian, bukan karena kurangnya anugerah Allah atau kebaikan Kristus, melainkan karena hujat itu sudah pasti akan membuat orang berdosa tetap tidak mau percaya dan tidak mau bertobat. Sangat beralasan untuk berpikir bahwa orang yang percaya kepada Kristus sebagai Anak Allah dan yang dengan tulus ingin mendapat bagian dalam kebaikan dan anugerah-Nya tidak akan bersalah atas dosa ini, dan orang yang takut telah berbuat dosa ini menunjukkan suatu pertanda yang baik bahwa mereka tidak melakukannya. Cendekiawan Dr. Whitby mengamati dengan baik bahwa dalam hal ini Kristus tidak berbicara mengenai suatu hal yang terjadi pada saat itu (Mrk. 3:28; Luk. 12:10), tetapi mengenai apa yang akan dikatakan di kemudian hari, siapa yang menghujat (KJV, "Siapa yang akan menghujat"). Mengenai orang-orang yang menghujat Kristus ketika Ia masih di bumi dan memanggil-Nya si Peminum anggur, Penipu, Penghujat, dan semacamnya, mereka ini mempunyai alasan untuk dimaafkan, karena mereka melihat rupa Kristus yang hina dan ada prasangka-prasangka buruk bangsa Yahudi terhadap-Nya. Lagi pula, bukti terhadap misi ilahi-Nya belum disempurnakan sebelum kenaikan-Nya ke sorga. Karena itu, ketika bertobat, mereka akan diampuni, dan diharapkan mereka akan dapat diyakinkan dengan dicurahkannya Roh Kudus, seperti yang memang terjadi pada banyak di antara mereka yang dulunya mengkhianati dan membunuh-Nya. Tetapi jika setelah Roh Kudus diberikan, beserta karunia-karunia penyataan-Nya, misalnya berbicara dalam bahasa lidah dan sebagainya seperti yang dikaruniakan Roh Kudus kepada para rasul, namun mereka terus menghujat Roh Kudus sebagai roh jahat, maka tidak ada harapan bahwa mereka bisa dibawa untuk percaya kepada Kristus. Sebab,
- Karunia-karunia Roh Kudus dalam diri para rasul itu adalah bukti terakhir yang dirancang dan dipakai Allah untuk meneguhkan pesan Injil, yang sebelumnya disimpan ketika cara-cara lain masih digunakan.
- Roh Kudus merupakan bukti yang paling kuat dan yang lebih berkuasa untuk meyakinkan orang daripada mujizat-mujizat itu sendiri.
- Oleh karena itu, orang yang menghujat di dalam zaman Roh Kudus ini tidak mungkin akan percaya kepada Kristus. Jika orang memandang pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus sebagai suatu perjanjian dengan Iblis, seperti pandangan orang-orang Farisi terhadap mujizat Kristus, maka dengan apa lagi mereka ini dapat diyakinkan? Keadaan mereka ini sudah menjadi suatu bentuk ketidakpercayaan yang begitu kuatnya sampai tidak bisa diruntuhkan lagi, dan karena itu tidak dapat diampuni, sebab dalam keadaan seperti ini pertobatan sudah tersembunyi dari mata si pendosa itu.
Topik 2
Subjek: Pengajaran dengan Perumpamaan
Pertanyaan: Mengapa Yesus harus mengajar para murid dan orang banyak dengan perumpamaan? Temukan berapa jumlah perumpamaan dalam Markus Pasal 4. Dari semua perumpamaan itu, perumpamaan manakah yang paling memberkati Anda?
Perumpamaan adalah cara/metode yang digunakan Yesus untuk mengajar orang banyak. Perumpamaan atau ibarat, yang dapat memancing mereka untuk mendengar, karena orang lebih suka mendengarkan pembicaraan dalam bahasa mereka sendiri, dan juga para pendengar yang acuh tak acuh akan menangkap maksud perbandingan yang sederhana yang diambil dari hal-hal biasa di sekitar mereka; mereka dapat mengingat dan mengulang kembali kebenaran yang dijelaskan dan digambarkan melalui perbandingan itu bila mereka lupa atau bahkan mungkin tidak menanggapinya sama sekali.
Perumpamaan yang terdapat dalam Markus pasal 4, yaitu:
- Perumpamaan tentang seorang penabur
- Perumpamaan tentang pelita dan ukuran
- Perumpamaan tentang benih yang tumbuh
- Perumpamaan tentang biji sesawi
Topik 3
Subjek: Pengutusan 12 Rasul
Pertanyaan: Lakukanlah observasi terhadap Markus 6:6b-12. Bagaimana cara Yesus mengutus para rasul? Pesan-pesan apa saja yang diberikan Yesus kepada para rasul? Tugas apa yang diemban 12 rasul dalam misi pengutusan ini?
Cara Yesus mengutus para rasul:
- Yesus memanggil mereka dan mengutus mereka berdua-dua.
- Yesus juga memberikan mereka kuasa atas roh-roh jahat.
Pesan yang diberikan Yesus:
- Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat.
- Tidak boleh membawa tongkat
- Tidak boleh membawa uang saku sekalipun itu dalam ikat pinggang
- Boleh memakai alas kak, tetapi tidak boleh mengenakan 2 baju
- Jika sudah diterima dalam satu rumah, mereka boleh tinggal di situ. Namun, jika mereka tidak mau menerima, maka para rasul harus keluar dari rumah itu dan mengebaskan debu dari kaki mereka.
Tugas yang diemban para rasul:
- Memberitakan Injil
- Mengajar banyak orang
- Mengadakan mukjizat
Topik 4
Subjek: Perintah Allah vs Adat Istiadat Yahudi
Pertanyaan: Sebutkan adat istiadat Yahudi yang Anda temukan dalam Markus 7:1-23. Dalam masa sekarang ini, bagaimana seharus orang Kristen bersikap dan menempatkan diri di antara adat istiadat dan menjalankan perintah Allah?
Adat istiadat yang terdapat dalam Markus 7:1-23:
- Sebelum makan, tangan harus dibasuh dengan air. Tangan yang tidak dibasuh adalah tangan yang najis.
- Membersihkan diri setelah pulang dari bepergian. (Termasuk pasar)
- Mencuci kendil, cawan dan perkakas dari tembaga.
Sebenarnya orang Kristen tidak boleh antipati dengan tradisi dan kebudayaan. Sebab, ada nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi dan budaya. Namun, apabila ada tradisi yang berhubungan dengan dunia mistis dan spiritual, kita harus berani untuk menolaknya. Sebab, orang Kristen menyekutukan Tuhan. Orang Kristen harus lebih bijak dalam memandang tradisi dan budaya.
Lebih bijak, apabila budaya itu diubah nilainya yang lama dan menggunakan budaya untuk penginjilan dan memuliakan nama Tuhan melalui budaya kita.
Pelajaran 05
Topik 1
Subjek: Perempuan Siro Fenisia
Pertanyaan: Lakukanlah observasi. Siapakah perempuan Siro Fenesia itu? Mengapa seorang wanita asing (Siro Fenesia) dapat menemui Yesus? Lakukan intepretasi terhadap Markus 7:27!
Perempuan Siro-Fenesia adalah orang Yunani, orang asing bagi bangsa Israel dan tidak tergolong umat perjanjian (Matthew Henry Bible Commanteries).
Ditambah lagi sebenarnya, Tirus dan Sidon merupakan daerah di luar Israel. Tirus dan Sidon adalah kota pelabuhan yang sangat penting pada sejak masa Daud (Kayu aras yang digunakan untuk membangun Bait Allah dikirim oleh Raja Hiram dari pelabuhan ini) hingga masa Kerajaan Romawi. Matthew Henry juga menjelaskan, di Tirus dan Sidon sebenarnya tidak semua orang mengenal Yesus. Sementara, tujuan Yesus datang ke tempat ini bukan untuk mengajar atau mengadakan mukjizat. Yesus ingin diam di Sinagoge. Akan tetapi, rupanya pada saat itu seorang Ibu datang kepada-Nya dan memohon kepada-Nya untuk menyembuhkan anaknya yang kerasukan roh jahat.
Sebenarnya perkataan Yesus terhadap perempuan ini cukup mengecilkan hati. Betapa tidak, Yesus justru mengatakan supaya "anak-anak dikenyang dahulu dengan roti." Tetapi, mendengar perkataan Yesus justru perempuan ini tidak berkecil hati, imannya justru membuat ia untuk menerima mukjizat dari Mesias.
Topik 2
Subjek: Ragi Farisi vs Ragi Herodes
Pertanyaan: Apakah makna ragi dalam Markus 8:14-21? Temukanlah perbedaan antara ragi Farisi dengan ragi Herodes?
Injil Markus menulis tentang ragi orang Farisi, sementara Injil Matius menambah satu lagi yaitu tentang ragi orang Saduki. Apa artinya?
- Ragi orang Farisi: Pada masa Yesus, orang Farisi berkali-kali menyerukan meminta tanda. Mereka memiliki Hukum Tuhan, mereka adalah umat perjanjian, tetapi mereka meminta tanda, tanda dan tanda. Semua hal yang sudah dan terus Allah lakukan tidaklah berharga bagi mereka dan mereka masih saja meminta tanda.
- Ragi orang Saduki: Orang Saduki memilih satu doktrin bahwa mereka tidak mempercayai kebangkitan orang mati. Orang mati yang hidup kembali adalah sesuatu yang tidak bisa diterima. Dan, orang-orang Saduki juga meminta tanda bahwa kebangkitan hidup dapat mereka terima.
- Ragi Herodes: Herodes adalah raja wilayah Yudea. Siapakah Herodes? Sejatinya Herodes hanyalah gelar saja (Ingat para Firaun, raja-raja yang memerintah Kerajaan Mesir memiliki namanya sendiri seperti Thutmose I, Thutmose II, dll. Tetapi mereka disebut Firaun karena Firaun itu adalah gelar bagi mereka.) Herodes sejatinya adalah orang Edom dari wangsa Hasmonia. Orang Edom tidak menyembah kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Sekalipun Esau adalah cicit Abraham, nyatakan ia mengambil istri dari perempuan Kanaan dan menyembahkan dewa-dewa mereka. Kerajaan dipimpin oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah Israel. Secara politik mereka berkuasa, tetapi secara spiritual mereka tidak memahami karya Allah atas umat pilihan-Nya.
Topik 3
Subjek: Pengakuan Petrus
Pertanyaan: Salah satu bagian penting dalam pelayanan Yesus adalah pengakuan Kristus. Mengapa Yesus harus berjalan sampai ke Kaisarea Filipi untuk menanyakan kepada orang banyak siapakah Dia sebenarnya? Apa yang melatarbelakangi pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah?
Tuhan Yesus menjadi tokoh yang fenomenal di Palestina pada masa itu. Betapa tidak, semua orang mengelu-elukan Yesus, tapi golongan ahli Taurat dan orang-orang Farisi mencemooh Yesus. Pada masa itu banyak sekali anggapan tentang Kristus, ada yang menganggap Yesus adalah Elia, ada orang Farisi bahwa Yesus memiliki mukjizat karena kuasa Beelzebul dan sebagainya. Lalu, dalam perjalanan menuju Kaisare Filipi, Yesus menanyakan pandangan orang-orang mengenai Diri-Nya. Tentu banyak jawaban yang diterima Yesus. Akan tetapi, jawaban yang istimewa datang dari Simon Petrus, salah satu dari 12 murid.
Simon Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang datang dari Allah. Jawaban Petrus tidak sekadar jawaban, tetapi ada ekspresi iman yang muncul. Allah menyatakan kepada Petrus bahwa Guru yang ia ikuti bukan sekadar Guru, tetapi Ia adalah Mesias yang dijanjikan Allah sejak masa Perjanjian Lama. Mesias yang berasal dan datang dari Allah untuk memenuhi semua nubuatan dalam Kitab Taurat dan Kitab Para Nabi.
Topik 4
Subjek: Transfigurasi Kristus
Pertanyaan: Ceritakan ulang kisah transfigurasi Kristus. Dalam peristiwa ini, ketiga murid melihat Elia dan Musa. Apakah hubungan antara Musa dan Elia dengan transfigurasi Kristus? Menurut Anda, makna teologis apakah yang terdapat dalam peristiwa transfigurasi ini?
Transfigurasi Kristus selalu dihubungkan dengan kedatangan dan pendirian Kerajaan Allah di bumi. Catatan dari peristiwa ini adalah reaksi para murid yang bisa dikatakan "konyol". Mengapa?
- Ketiga murid meminta izin untuk memdirikan kemah bagi Musa, Elia dan Yesus.
- Melihat Musa dan Elia, ketiga murid merasa bahagia, mereka tidak mengetahui maksud dari peristiwa itu.
- Pengharapan yang dimiliki para murid adalah harapan yang sangat manusiawi, karena mereka berharap bahwa Musa, Elia dan Yesus akan tinggal dalam kemah yang akan didirikan untuk selamanya.
Lalu, apa makna teologis dari transfigurasi Kristus?
- Ketiga murid sudah mendapat penglihatan bahwa ada kehidupan setelah kematian. Pada masa PL, kehidupan setelah kematian keliatan samar-samar, tetapi pada masa Perjanjian Baru, semua itu disingkapkan langsung oleh Anak Manusia.
- Wajah kemuliaan Kristus sudah dilihat ketiga murid, wajah itu pula yang akan mereka lihat setelah kebangkitan Kristus dari antara orang mati.
- Otoritas Kristus adalah jauh lebih besar dari Musa dan Elia. Musa dan Elia adalah tokoh besar di masa PL, tetapi Kristus memiliki otoritas yang besar dari keduanya.
- Transfigurasi Kristus melukiskan keagungan dan kemuliaan Allah ( Lihat 1 Tawarikh 29:11 dan Habakuk 3:3)
Pelajaran 06
Topik 1
Subjek: Belajar dari Anak Kecil
Pertanyaan: Bacalah: Markus 9:33-37; 10:13-16. Temukan alasan-alasan mengapa kita harus belajar dari anak kecil? Bagaimana cara kita dalam menyambut Yesus? Apa saja upah yang kita dapatkan bila kita menyambut Tuhan seperti anak kecil?
Tuhan Yesus memberikan kita teladan untuk meneladani sikap anak kecil. Ketika para murid sedang berdebat dan mempertanyakan siapakah yang terbesar di antara mereka, Tuhan Yesus mengambil seorang anak kecil dan menyatakan rahasia Kerajaan Surga kepada para murid. Mengapa kita harus belajar dari anak kecil?
- Seorang anak kecil tidak memiliki hasrat dan kesombongan.
Lihatlah seorang anak, tingkah laku dan karakter mereka masih alami. Mereka mengekspresikan kesedihan, sukacita dan kegembiraan dengan alamiah. Mereka tidak pernah berpura-pura. Mereka tidak mencari kesombongan, saat mereka berhasil melakukan sesuatu yang anak-anak rasakan adalah sukacita dan kegembiraan semata.
- Spontanitas anak kecil
Anak kecil adalah manusia dengan spontanitas yang tinggi. Aksi dan reaksi mereka sangat besar. Tuhan Yesus ingin mengajarkan bahwa sikap kita dalam menyambut Kerajaan Surga hendaknya seperti anak kecil. Mereka tentu tidak kenal siapa Yesus, tetapi anak-anak dapat percaya dan berlari untuk bisa duduk di pangkuan Yesus. Sebagaimana firman Tuhan, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, tapi percaya."
Pelajaran yang Tuhan Yesus ajarkan adalah Tuhan rindu setiap umat dapat mengenal pemberitaan Injil Kerajaan Allah, dan meresponsnya dengan berlari mendatangi Yesus. Jangan biarkan Injil itu hilang begitu saja, tetapi marilah kita memiliki sikap seperti seorang anak kecil, yang bersukacita dan penuh semangat menyambut Kristus dan Injil-Nya.
Topik 2
Subjek: Perceraian
Pertanyaan: Temukan konsep pernikahan Kristen yang Anda dapatkan dalam Markus 10:1-12. Apakah diperbolehkan ada perceraian dalam pernikahan Kristen? Untuk masa sekarang ini, perceraian kerap terjadi dalam pernikahan Kristen. Apa saja faktor pemicu perceraian?
Konsep pernikahan dalam Kristen adalah pernikahan yang monogami. Sejak manusia diciptakan Allah sudah menentukan dalam ketetapan dan kedaulatan-Nya bahwa hendaknya seorang laki-laki menikah dengan seorang perempuan. Dalam Kejadian 2:24 dituliskan, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." Kata yang digunakan dalam Kitab Kejadian adalah "seorang", hal ini berarti sejak manusia diciptakan, konsep pernikahan yang dikehendaki Allah adalah pernikahan monogami.
Pada hakikatnya, dalam pernikahan Kristen tidak membenarkan adanya perceraian. Mengapa demikian? Karena apa yang sudah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Bersatunya laki-laki dan perempuan dalam pernikahan sehingga keduanya menjadi satu daging, karenanya persatuan mereka tidak boleh dipisahkan. Akan tetapi, ironisnya sekarang ini pernikahan Kristen juga rawan dengan bahaya perceraian. Berbagai alasan diajukan untuk bisa mengakhiri pernikahan. Gelombang dalam pernikahan adalah hal yang lumrah dan wajar. Setiap bahtera tentunya pernah tergoyang karena badai dan gelombang, tetapi perlu diingat bahwa pantai yang teduh sudah menanti bahtera kita. Saat rumah tangga mengalami konflik dan masalah, hal pertama kita dapat melakukan konseling dan rekonsiliasi dengan pasangan kita. Jangan biarkan kita hanya mengikuti ego dan emosi untuk berpisah. Perlu kita mengingat kebenaran firman Tuhan, bahwa Tuhanlah pemrakarsa pernikahan Kristen, Tuhan berketetapan bahwa kita bersatu dengan pasangan kita sampai maut yang memisahkan.
Topik 3
Subjek: Orang Kaya Sukar Masuk Kerajaan Surga
Pertanyaan: Bacalah Markus 10:17-27. Lakukan intepretasi siapakah orang kaya ini? Apa yang menjadi pergumulan berat bagi orang kaya ini? Lakukanlah intepretasi terhadap ayat 27?
Seorang muda datang dan berlari-lari menemui Yesus dan ingin menanyakan bagaimana caranya untuk masuk dalam Kerajaan Surga. Orang ini adalah orang yang masih muda (Lihat dalam Matius 19:20, 22) dan ia adalah seorang pemimpin (Lihat Lukas 18:18). Tidak hanya itu, dalam pengakuannya kepada Yesus, ia menyatakan bahwa ia sudah melakukan semua tuntutan dalam hukum Taurat. Hal itu menandakan bahwa ia adalah seorang yang taat kepada hukum Tuhan. Kendati demikian, seorang muda ini memiliki pertanyaan besar mengenai Kerajaan Surga. Oleh karena itulah, ia lari tergesa-gesa untuk mendapatkan Yesus.
Pertanyaannya kepada Yesus sangat serius dan berbobot, yakni, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Hidup yang kekal merupakan suatu inti dari pengakuan imannya, walaupun pada masa itu disangkal oleh orang-orang Saduki, salah satu partai yang berkuasa. Ia bertanya, apakah yang harus dilakukannya sekarang supaya ia bisa hidup bahagia selamanya. Kebanyakan orang bertanya apakah yang selamanya bisa mereka miliki di dalam dunia ini (Mzm. 4:7), semua yang baik; sedangkan ia bertanya apa yang selamanya harus ia lakukan di dalam dunia ini, supaya bisa menikmati hal-hal yang sangat baik di dalam dunia yang lain. Ia tidak bertanya, siapakah yang dapat membuat kita bisa melihat yang baik? Tetapi yang ditanyakannya adalah, "Siapakah yang bisa membuat kita melakukan yang baik?"
Orang muda itu tampaknya layak masuk sorga, karena bebas dari segala pelanggaran perintah ilahi. Sejauh ini ia dapat menuruti perintah-perintah tersebut (ay. 20), Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku. Ia pikir bahwa ia telah menuruti semua perintah itu, dan teman-temannya juga berpikir demikian. Perhatikanlah, kurangnya pengetahuan akan keluasan dan sifat rohani dari hukum ilahi, membuat orang-orang berpikir bahwa diri mereka berada dalam keadaan yang lebih baik daripada yang sebenarnya. Rasul Paulus sendiri hidup tanpa hukum Taurat. Tetapi, ketika ia melihat hukum tersebut sebagai sesuatu yang rohani, ia melihat dirinya bersifat duniawi (Rm. 7:9, 14). Namun, siapa yang berkata bahwa dirinya bebas dari dosa yang memalukan, ia sudah berjalan lebih jauh di jalan yang menuju kehidupan kekal daripada banyak orang lain. Walaupun kita tidak sadar akan sesuatu, itu bukan berarti bahwa kita bisa dibenarkan karena ketidaktahuan tersebut (1Kor. 4:4).
Kristus menaruh kasih kepadanya; Yesus memandang dia, menaruh kasih kepadanya (ay. 21). Kristus senang mendapatkan orang muda itu hidup dengan benar, dan senang melihat bahwa dia ingin mengetahui bagaimana memiliki kehidupan yang lebih baik. Kristus sangat senang melihat orang-orang muda dan juga orang-orang kaya menanyakan jalan ke sorga serta mengarahkan pandangan mereka ke sana.
Inilah bagian yang menyedihkan antara Kristus dan orang muda tersebut. Kristus memberikan perintah untuk menguji dia, supaya dengan perintah tersebut akan tampak apakah dia benar-benar menginginkan kehidupan yang kekal dan berusaha keras untuk mendapatkannya. Tampaknya hati orang muda itu sangat menginginkannya, dan jika benar begitu, seharusnya dia bertindak demikian. Tetapi, apakah dia menginginkan kehidupan kekal itu dengan sepenuh hati? Baiklah dia diuji untuk itu.
- Dapatkah ia berpisah dengan kekayaannya demi mengikuti Kristus? Ia mempunyai harta kekayaan yang banyak. Pada masa Gereja Kristen yang mula-mula, keadaan yang mendesak mengharuskan mereka yang mempunyai tanah untuk menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul (Kis. 4:34-35); dan bagaimana orang muda tersebut, apakah ia mau melakukan hal demikian juga? Pada saatnya nanti, kesusahan dan penganiayaan akan terjadi karena firman dan memaksanya untuk menjual hartanya, atau hartanya itu akan diambil darinya, dan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan ini? Jadi, biarkan ia mengetahui hal yang terburuk sekarang, dan jika ia tidak sanggup memenuhi persyaratan ini, biarkan ia mundur dengan ketidaksungguhannya itu, baik sekarang maupun di kemudian hari. "Juallah apa yang kaumiliki yang jumlahnya melebihi apa yang cukup bagi dirimu." Barangkali ia tidak mempunyai keluarga yang menjadi tanggungannya, kalau begitu halnya, biarlah ia menjadi bapa untuk yang miskin, dan menjadikan mereka sebagai ahli-ahli warisnya. Setiap orang, menurut kemampuannya, harus menolong yang miskin, dan sedapatnya berusaha membatasi dirinya sehingga dapat melakukan hal tersebut. Kekayaan dunia diberikan kepada kita, bukan hanya untuk memelihara kehidupan kita di dalam dunia ini, sesuai dengan kedudukan kita di dalamnya, tetapi juga sebagai talenta, yang harus digunakan untuk kemuliaan Guru besar kita di dalam dunia ini, yang telah mengatur, bahwa orang miskin selalu ada bersama kita sebagai pihak penerima.
- Sanggupkah ia melaksanakan tugas pelayanan yang paling sukar dan mahal ini sebagai seorang murid Kristus dan hanya mengandalkan Dia sebagai imbalan di sorga? Ia bertanya kepada Kristus apa lagi yang harus ia lakukan lebih dari yang telah dikerjakannya selama ini untuk memperoleh kehidupan kekal, dan Kristus menguji dia, apakah dia sungguh percaya dan menghargai kehidupan kekal yang dicarinya itu? Apakah ia sungguh-sungguh percaya bahwa terdapat harta sejati di sorga yang cukup untuk menggantikan semua yang ia tinggalkan, atau kehilangan, atau sisihkan, bagi Kristus? Apakah ia bersedia untuk percaya kepada kata-kata Kristus? Dapatkah ia mempercayai Dia untuk semua yang layak diterimanya dan bersedia untuk memikul salibnya sekarang, dengan pengharapan akan mendapat mahkota nanti?
Orang muda itu pergi setelah mendengar perkataan Yesus (ay. 22); Ia pergi dengan sedih. Ia merasa menyesal tidak dapat menjadi pengikut Kristus dengan cara yang lebih mudah daripada meninggalkan segalanya untuk mengikuti Dia, bahwa ia tidak dapat memperoleh kehidupan kekal dan sekaligus dapat menjaga harta miliknya yang bersifat sementara itu. Akan tetapi, walaupun tidak dapat memenuhi syarat menjadi seorang murid, ia tidak menunjukkan sifat munafik. Sejujurnya, Ia pergi dengan sedih. Di sini kita dapat melihat kebenaran dalam penyataan bahwa kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (Mat. 6:24) karena ketika dia berpegang kepada Mamon, sebenarnya dia telah merendahkan Kristus, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang lebih memilih dunia di hadapan-Nya. Ia berusaha untuk mendapatkan apa yang ia inginkan di pasar, dan sekarang ia pergi dengan sedih hati dan meninggalkan keinginannya itu, karena ia tidak sanggup membayar harga untuk mendapatkan kehidupan kekal itu. Ada dua kata yang berlaku dalam penawaran, pernyataan saja bukanlah suatu persetujuan. Yang menghancurkan orang muda ini adalah, ia mempunyai harta yang banyak; demikianlah kekayaan orang bodoh menghancurkan mereka, dan orang-orang yang menghabiskan hari-hari mereka dalam kekayaan akan tergoda untuk berkata kepada Allah, "Tinggalkanlah kami!," atau kepada hati mereka, "Tinggalkan Allah!"
Pelajaran 07
Topik 1
Subjek: Mesias Dielu-elukan
Pertanyaan: Mengapa penduduk Yahudi yang notabene membenci Yesus justru mengelu-elukan-Nya? Lakukanlah intepretasi, mengapa harus keledai muda yang dinaiki Mesias? Apakah ada makna khusus dari daun-daun palem (Lihat Yohanes 12:12-15) yang dibawa oleh penduduk kota Yerusalem?
Dapat dikatakan bahwa Yesus adalah sosok yang fenomenal pada masa itu. Ajaran dan mukjizat-Nya membuat banyak orang mengelu-elukan Dia. Namun, ada beberapa golongan orang Yahudi yang benci dan tidak suka kepada Yesus, seperti orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat. Yerusalem, tempat yang sudah dipilih oleh Allah untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia seolah-olah mempersiapkan diri untuk menyambut sang Raja. Bandingkan dengan kemenangan Daud di masa Perjanjian Lama, cara Yesus dielu-elukan adalah cara mengelu-elukan seorang raja yang memasuki gerbang kota dengan membawa kemenangan pasca perang.
Dalam konteks dunia saat itu, seorang raja yang pergi berperang dan pulang membawa kemenangan, seluruh rakyat di ibu kota akan menyambut sang raja dengan sukacita dan sorak-sorai. Demikian pula Kristus, Ia memasuki pintu gerbang Yerusalem dengan diiringi sorak-sorai dari penduduk kota Yerusalem. Dalam peristiwa ini, Yesus menaiki seekor keledai muda.
Keledai adalah binatang hina dan jelek rupanya. Lebih-lebih lagi, keledai yang dinaiki Yesus adalah keledai yang belum pernah ditunggangi orang, karena itu, keledai ini pasti kasar punggungnya karena punggungnya belum pernah dipangkas, dan tidak hanya demikian, keledai seperti ini tentunya masih liar dan sulit dikendalikan. Alas yang dipakai di atas punggung keledai juga adalah alas yang sederhana, setelah itu Yesus menaikinya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus menunjukkan kuasa-Nya adalah makhluk ciptaan-Nya dengan mengendarai keledai yang belum pernah ditunggangi. Penundukan ciptaan yang lebih rendah di bawah kuasa manusia dinyatakan melalui pekerjaan Kristus (Bandingkan Mazmur 8:6-7 dan Ibrani 2:8).
Topik 2
Subjek: Bait Allah Disucikan
Pertanyaan: Sebutkan fungsi utama dari Bait Allah! Mengapa pada masa Yesus, terdapat meja penukar uang dan tempat jual beli di Bait Allah? Intepretasikan kalimat Yesus berikut ini, "Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."
Pembersihan Bait Allah dari para pedagang dan dari orang-orang yang menjadikannya sebagai tempat berlalu lalang. Kita tidak menemukan bahwa Kristus mendapat makanan di tempat lain setelah Ia tidak memperoleh apa-apa dari pohon ara itu. Namun begitu, walaupun tidak makan, hati-Nya yang sangat berkobar-kobar akan rumah Allah membuat Dia lupa akan diri-Nya sendiri, sehingga Ia datang ke Yerusalem dalam keadaan lapar dan langsung menuju Bait Allah, mulai merombak dan mengoreksi segala bentuk penyalahgunaan yang telah Ia tandai pada hari sebelumnya itu. Dengan ini Ia memperlihatkan bahwa pada saat Penebus datang ke Sion, tujuan-Nya adalah untuk menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub (Rm. 11:26), dan bahwa Ia tidak datang, seperti yang dituduhkan kepada-Nya, untuk menghancurkan Bait Allah, tetapi sebaliknya, untuk memurnikan dan memperbaiki keadaannya, serta mengembalikan Gereja-Nya kepada keadaannya yang benar seperti pada mulanya.
Ia mengusir para pembeli dan penjual, menjungkirbalikkan meja-meja penukar uang (dan melemparkan uangnya ke tanah, yaitu tempat yang lebih cocok untuknya) dan bangku-bangku pedagang merpati. Semua ini dilakukan-Nya sebagai seorang yang memiliki kuasa atau otoritas untuk itu, sebagai seorang Anak di dalam rumah-Nya sendiri. Kenajisan Putri Sion sedang dibersihkan, bukan dengan kekuatan, bukan dengan kekuasaan, tetapi oleh roh yang mengadili dan roh yang membakar. Dan Ia melakukannya tanpa perlawanan, karena apa yang dilakukan-Nya merupakan perwujudan dari apa yang baik dan benar, bahkan menurut suara hati mereka yang menyetujui semua perilaku jahat yang terjadi dalam Bait Allah itu, karena mereka mendapatkan uang darinya. Perhatikanlah, kejadian ini bisa jadi memberikan semangat bagi para pembaru yang sering kali bersemangat untuk memberantas korupsi dan memperbaiki yang salah, bahwa sebenarnya pekerjaan ini lebih mudah daripada yang disangka orang. Usaha-usaha yang bijaksana kadang-kadang mendatangkan keberhasilan melebihi apa yang diharapkan tanpa berhadapan dengan singa-singa yang menghadang di tengah jalan, yang selalu suka membuat orang merasa ketakutan terlebih dulu.
Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang, harta benda atau barang dagangan apa saja, melintasi Bait Allah atau halaman-halamannya, karena orang biasanya melewati Bait Allah supaya lebih dekat dan cepat (ay. 16). Orang Yahudi mengakui bahwa tindakan tersebut merupakan salah satu contoh penghormatan kepada Bait Allah, yaitu untuk tidak menjadikan Bait Allah jalan atau tempat perlintasan umum, atau untuk masuk ke dalamnya dengan barang bawaan.
Ia memberikan sebuah alasan yang baik untuk masalah ini karena ada tertulis bahwa Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa (ay. 17). Perkataan ini tertulis dalam Yesaya 56:7, dan isinya berlaku bagi semua orang. Rumah-Nya akan menjadi rumah doa bagi segala bangsa, dan demikianlah yang terjadi pada Bait Allah yang dibangun pertama kali. Ketika Salomo mempersembahkannya, Bait Allah itu juga diperuntukkan bagi orang asing (1Raj. 8:41). Dan sudah dinubuatkan bahwa akan menjadi lebih dari itu. Kristus akan mempunyai Bait Allah, seperti sejenis Gereja-Injil, yang menjadi:
- Rumah Doa. Setelah mengusir semua lembu jantan dan merpati dari Bait Allah, yang saat itu biasa dipakai sebagai korban untuk persembahan, Ia menghidupkan kembali tempat itu sebagai rumah doa yang sebenarnya. Dengan ini Ia mau mengajarkan kepada kita bahwa ketika semua korban dan persembahan dihapuskan, korban rohani berupa doa dan pujian harus terus berlanjut dan ada sampai selamanya.
- Ini juga berlaku pada semua bangsa, dan bukan hanya bagi bangsa Yahudi saja, karena barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan, walaupun secara daging bukan berasal dari keturunan Yakub. Karena itulah tidak semestinya bangsa Yahudi membuat Rumah Doa itu menjadi sarang penyamun, sehingga bisa menimbulkan prasangka bangsa-bangsa lain mengenai tempat itu, padahal mereka ini justru seharusnya diundang untuk datang ke sana. Pada waktu Kristus mengusir para pembeli dan penjual di awal pelayanan-Nya, Ia hanya menyalahkan mereka karena menjadikan Bait Allah tempat berjualan (Yoh. 2:16). Tetapi, sekarang Ia menuduh mereka menjadikannya sarang penyamun, sehingga sejak saat itu mereka telah dua kali mencoba untuk melempari Dia di Bait Allah (Yoh. 8:59; 10:31). Para pedagang di sana terkenal dengan kecurangan mereka terhadap para pelanggan, dan mengambil keuntungan dari kebodohan dan kebutuhan orang-orang desa, yang tidak lebih baik daripada tindakan merampok. Mereka beribadah dengan segala pikiran duniawi yang sia-sia, sehingga membuat rumah doa menjadi tempat berjualan. Dengan berpura-pura mereka mengucapkan doa-doa yang panjang-panjang untuk memeras rumah janda-janda, sehingga menjadikan rumah doa itu sebagai sarang penyamun.
Topik 3
Subjek: Hukum Terutama
Pertanyaan: Sebutkan 2 hukum terutama yang Anda temukan dalam Markus 12:29-34. Apakah korelasi antara hukum terutama ini dengan hukum Taurat? Setelah hukum terutama diproklamirkan, bagaimana kedudukan hukum Taurat?
Hukum yang terutama dalam Markus 12:29-34 adalah:
- Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
- Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Korelasi Hukum Kasih dengan Hukum Taurat adalah:
- Allah adalah Sang Pemberi Hukum.
- Dalam Hukum Taurat, Titah 1 -- 4 mengatur hubungan manusia dengan Allah, Titah 5 -- 6 mengatur hubungan manusia dengan sesama. Sedangkan Hukum Kasih, Hukum Pertama mengatur hubungan manusia dengan Allah, dan Hukum Kedua mengatur hubungan manusia dengan sesamanya.
- Baik Hukum Taurat maupun Hukum Kasih berlaku wajib bagi umat Allah. Tidak ada tawar menawar untuk melakukan hukum ini.
- Spirit of Law dari Taurat adalah Hukuman, sedangkan Spirit of Law dari Hukuman Kasih adalah "Mercy" atau "Belas Kasihan."
Hukum Kasih diberikan bukan untuk meniadakan Taurat. Taurat tetap ada dan berlaku. Hukum Kasih justru menyempurnakan Taurat. Apalagi dalam Taurat, umat Israel hidup di bawah tuntutan Taurat, di masa kini umat Tuhan hidup di bawah tuntutan Hukum Kasih.
Topik 4
Subjek: Hubungan Mesias dengan Daud
Pertanyaan: Mengapa Mesias disebut sebagai anak Daud? Intepretasikan ayat 37.
Mereka mengatakan kepada orang-orang bahwa Mesias yang akan datang nanti adalah Anak Daud (ay. 35), dan mereka memang benar; Ia bukan saja keturunan dari rusuknya, tetapi juga akan duduk di atas takhtanya (Luk. 1:32), Tuhan akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, Bapa leluhurnya. Alkitab sering menyatakan hal ini, tetapi orang-orang menanggapinya menurut yang dikatakan oleh ahli-ahli Taurat. Padahal, yang benar adalah bahwa kebenaran-kebenaran mengenai Allah seharusnya dikutip dari Alkitab dan bukan dari hamba-hamba Tuhan, karena dalam Alkitab terdapat keaslian kebenaran-kebenaran itu.
Akan tetapi, mereka tidak bisa menjelaskan kepada orang-orang, mengapa Daud menyebut Kristus Tuannya, seperti yang dilakukannya itu -- padahal itu sangatlah pantas dilakukan Daud dalam roh nubuat (Mzm. 110:1). Mereka mengajarkan orang-orang tentang Mesias yang akan membawa kehormatan bagi bangsa mereka -- bahwa Ia haruslah merupakan keturunan dari keluarga raja mereka; tetapi mereka tidak peduli untuk mengajar orang-orang itu apa yang akan menjadi kehormatan bagi Sang Mesias itu sendiri, yaitu bahwa Ia adalah Anak Allah, sehingga dengan demikian, Ia juga, yang menjadi Tuan Daud dan bukan sebaliknya. Dengan demikian, para ahli Taurat itu memegang kebenaran dalam ketidaksalehan, dan bersikap tidak adil dalam memperlakukan Injil, serta juga hukum Taurat, yang diberitakan dalam Perjanjian Lama. Mereka mampu untuk mengatakan dan membuktikan bahwa Kristus adalah anak Daud. Tetapi, jika ada orang yang mempersoalkan, kalau demikian halnya, lalu Bagaimana mungkin Daud sendiri memanggil Dia Tuan? mereka tidak tahu bagaimana menghindar dari serangan pertanyaan ini. Perhatikanlah, mereka ini tidak layak untuk menempati kedudukan Musa, karena walaupun mampu mengkhotbahkan kebenaran, mereka tidak mampu untuk mempertahankan apa yang sudah mereka khotbahkan itu dan meyakinkan orang-orang yang menentang.
Nah, kejadian ini menyakitkan hati ahli-ahli Taurat itu, karena kebodohan mereka benar-benar disingkapkan, sehingga, tanpa ragu lagi, membuat mereka menjadi lebih menentang Kristus. Namun, di lain pihak, orang banyak mendengarkan Dia dengan penuh minat (ay. 37). Apa yang dikhotbahkan-Nya mengejutkan dan menggugah hati, dan walaupun menyinggung ahli-ahli Taurat, khotbah itu mengandung pelajaran bagi mereka, yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Mungkin ada sesuatu yang lebih dari biasa, yang membuat suara dan cara penyampaian-Nya kedengaran begitu menarik dan memikat sampai membuat orang banyak terkagum-kagum kepada-Nya; karena walaupun kita tidak menemukan seorang pun yang terpengaruh untuk percaya kepada-Nya dan mengikuti Dia, tetapi bagi mereka Ia sama dengan Yehezkiel yang adalah seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi untuk para pendengarnya (Yeh. 33:32).
Topik 5
Subjek: Eskatologi dan Kedatangan Anak Manusia
Pertanyaan: Buatlah daftar tentang peristiwa yang akan datang yang sudah dituliskan dalam Markus Pasal 13. Apabila ada nubuatan dan informasi saat ini yang menyatakan bahwa kedatangan Yesus Kedua Kalinya, bagaimana sikap dan respons kita?
Peristiwa yang akan terjadi menjelang Kedatangan Anak Manusia dalam Markus pasal 13 adalah:
- Akan datang banyak orang dengan memakai nama Yesus (ayat 6).
- Deru perang (ayat 7).
- Gempa bumi di segala tempat (ayat 8).
- Kelaparan (ayat 8).
- Injil harus diberitakan kepada semua bangsa (ayat 10).
- Saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, dsb. (ayat 12).
- Jemaat Kristus akan dibenci oleh semua orang (ayat 13).
- Siksaan yang berat (ayat 19).
- Munculnya mesias-mesias palsu (ayat 22).
- Matahari akan menjadi gelap dan bulan menjadi tidak bercahaya (ayat 24).
- Bintang-bintang berjatuhan dan kuasa langit akan goncang. (ayat 25)
Topik 6
Subjek: Sikap Menyambut Anak Manusia
Pertanyaan: Pesan apakah yang diberikan Yesus kepada kita dalam menyambut Anak Manusia? Mengapa Tuhan Yesus memerintah kita untuk berjaga-jaga?
Sikap orang percaya dalam menyambutkan datangnya Hari Tuhan adalah senantiasa berjaga-jaga (Markus 13:33-37). Mengapa penting bagi kita untuk berjaga-jaga?
- Kita tidak pernah tahu kapan dan saatnya.
- Hari Tuhan akan datang seperti pencuri.
- Berjaga-jaga menunjukkan bahwa kapan saja Tuhan akan datang, kita sudah siap menyambut-Nya.
Waspadalah terhadap segala sesuatu yang akan membuatmu tidak layak untuk menyongsong kedatangan Tuanmu dan yang akan mengacaukan tindakan dan rohmu. Berjaga-jagalah akan kedatangan-Nya, supaya hal itu tidak mengejutkanmu kapan pun terjadinya, dan berdoalah untuk anugerah yang bisa membuatmu memenuhi syarat, sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Kamu perlu menyiapkan diri setiap hari untuk itu, yang akan datang pada hari apa saja." Semuanya ini digambarkan-Nya melalui sebuah perumpamaan, untuk mengakhiri khotbah-Nya.
Tuan kita sedang pergi jauh, dan meninggalkan sesuatu untuk dipercayakan kepada kita, dan kita wajib bertanggung jawab atasnya (ay. 34). Dia seperti seorang yang bepergian karena Dia pergi jauh untuk beberapa waktu lamanya, Dia meninggalkan rumah-Nya di bumi dan menyerahkan tugas kepada hamba-hamba-Nya, dengan memberikan wewenang kepada sebagian orang sebagai pengawas, dan pekerjaan kepada sebagian yang lain sebagai pekerja. Mereka yang diberikan wewenang juga memperoleh pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka, karena mereka yang mempunyai kuasa yang paling besar juga mempunyai pekerjaan yang paling banyak. Sedangkan kepada mereka yang diberikan pekerjaan, Dia juga memberikan semacam kewenangan untuk melakukan pekerjaan itu. Ketika akan berangkat, Dia memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga, untuk selalu siap membukakan pintu bagi-Nya pada saat Ia kembali, dan sementara menunggu pintu, si penjaga itu harus memperhatikan untuk siapa dia harus membukakan pintu, yaitu bukan untuk pencuri dan perampok, melainkan hanya untuk para sahabat dan hamba Tuannya. Demikianlah Tuhan Yesus, ketika Dia naik ke tempat yang tinggi, Dia meninggalkan sesuatu untuk dilakukan semua hamba-Nya, dengan berharap bahwa mereka semua tetap melayani-Nya sewaktu Ia tidak ada, dan siap menerima-Nya pada saat Ia kembali. Semua orang ditugaskan untuk bekerja, namun sebagian saja yang diberi wewenang untuk memerintah.
Kita harus selalu berjaga-jaga dalam mengharapkan kedatangan-Nya (ay. 35-37).
- Tuhan kita akan datang, dan Dia akan datang sebagai Tuan rumah, untuk menuntut pertanggungjawaban dari hamba-hamba-Nya, mengenai pekerjaan mereka dan kemajuan yang telah mereka buat.
- Kita tidak tahu kapan Dia akan datang; dan Dia dengan bijak membuat kita tetap tidak mengetahui hal ini secara pasti supaya kita bisa selalu siap. Kita tidak tahu kapan Dia akan datang, kapan waktu tepatnya; Tuan rumah itu mungkin akan datang pada petang hari, pada jam sembilan malam, atau mungkin pada tengah malam, atau pada waktu ayam berkokok, pada jam tiga pagi, atau mungkin tidak akan datang sebelum jam enam. Ini berlaku untuk kedatangan-Nya kepada kita secara khusus, yaitu pada waktu kematian kita, dan juga pada hari penghakiman besar. Kehidupan kita sekarang ibarat malam, malam yang gelap, dibandingkan dengan kehidupan kita nanti; kita tidak tahu pada jam berapakah Tuan kita akan datang pada malam hari, apakah pada waktu kita berusia muda, paruh baya, atau tua. Tetapi, segera setelah kita dilahirkan, kita mulai berjalan menuju kematian, dan oleh sebab itu segera setelah kita mampu menantikan sesuatu, kita juga harus menantikan kematian kita.
- Perhatian kita yang terutama haruslah bahwa kapan pun Tuhan kita datang, jangan sampai Dia mendapati kita sedang tidur, merasa aman-aman saja, tidak berjaga-jaga, enak-enakan dan bermalas-malasan, lalai bekerja, dan tidak peduli dengan kedatangan Tuhan kita. Janganlah kita hanya siap untuk berkata, "Dia tidak akan datang," tetapi tidak siap untuk menemui-Nya.
- Kedatangan-Nya sungguh akan terjadi secara tiba-tiba. Kedatangan itu akan mendatangkan kejutan dan ketakutan yang besar bagi mereka yang tengah lengah dan terlelap, dan akan datang kepada mereka seperti pencuri di malam hari.
- Oleh sebab itu merupakan kewajiban yang luar biasa penting bagi semua murid Kristus untuk berjaga-jaga, untuk terjaga, dan untuk tetap terjaga, "Apa yang Kukatakan kepada kamu berempat (ay. 37), Kukatakan kepada semua dua belas murid, atau lebih tepatnya, apa yang Kukatakan kepadamu kedua belas murid-Ku, Kukatakan juga kepada semua murid dan pengikut-Ku; apa yang Kukatakan kepada kamu dari angkatan ini, Kukatakan juga kepada mereka yang akan percaya melalui perkataanmu di segala masa. Berjaga-jagalah, harapkanlah kedatangan-Ku yang kedua kali, persiapkanlah dirimu untuk hari itu, supaya kamu Kudapati ada dalam keadaan damai, tanpa noda dan tiada bercela."
Pelajaran 08
Topik 1
Subjek: Rencana Membunuh Mesias
Pertanyaan: Bacalah Markus 14:1-2. Siapa saja yang merencanakan untuk membunuh Yesus? Mengapa mereka membuat konspirasi untuk tidak membunuh Yesus pada saat perayaan?
Yang merencanakan untuk membunuh Yesus:
- Imam-imam kepala
- Ahli-ahli Taurat
Mengapa pembunuhan direncanakan pada saat perayaan:
- Agar kematian dan penderitaan-Nya dapat diketahui oleh lebih banyak orang, sehingga semua orang Israel, termasuk mereka yang terserak dan berdatangan dari segenap penjuru bumi untuk mengikuti perayaan Paskah itu, bisa menjadi saksi atas kematian-Nya itu, dan atas keajaiban yang menyertainya.
- Bahwa apa yang dilambangkan sebelumnya dengan perayaan Paskah itu kini benar-benar akan digenapi. Kristus, Domba Paskah kita, dikorbankan bagi kita dan membawa kita keluar dari rumah perbudakan pada saat yang sama ketika anak domba Paskah dikorbankan dan pembebasan bangsa Israel keluar dari Mesir diperingati.
Topik 2
Subjek: Yudas Mengkhianati Yesus
Pertanyaan: Apa tujuan Yudas menyerahkan/menjual Yesus kepada imam-imam kepala? Setujukah Anda dengan pendapat teolog, "Yudas memang ditetapkan Allah untuk binasa."?
Yudas, yang menjadi musuh dalam selimut bagi-Nya, bersepakat dengan mereka untuk menyerahkan Dia (ay. 10-11). Ia disebut sebagai salah satu dari dua belas murid Kristus, yang akrab dengan-Nya dan dilatih untuk melayani kerajaan sorga. Lalu pergilah ia kepada imam-imam kepala dengan maksud menawarkan jasanya untuk menyerahkan Dia.
Yudas menawarkan jasa kepada imam kepala untuk menyerahkan Yesus dengan syarat ia akan mendapatkan sejumlah uang.
Topik 3
Subjek: Paskah dan Perjamuan Malam
Pertanyaan: Persiapan apa saja yang harus dilakukan untuk merayakan Paskah Yahudi? Apa ada pergeseran makna Paskah dalam PL, PB dan pada masa kini?
Kristus makan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya pada malam sebelum Ia wafat. Perjamuan itu memberi Dia sukacita dan penghiburan, sebagai persiapan yang Ia lakukan sendiri untuk menyongsong penderitaan-Nya. Walaupun penderitaan-Nya sudah sangat mendekat, Ia tidak merasa terhalang untuk menikmati malam yang khidmat ini. Perhatikanlah, ketika kita punya kesempatan untuk beribadah, ketakutan akan kesukaran, baik yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi, tidak boleh menghalangi kita untuk menghadiri ibadah itu.
Yesus memberi tahu murid-murid-Nya cara menemukan tempat di mana Ia akan makan perjamuan Paskah. Dengan ini Ia memberikan bukti lain mengenai kesempurnaan pengetahuan-Nya tentang hal-hal yang akan terjadi jauh di masa depan (yang bagi kita hanya tampak sebagai perkiraan kemungkinan belaka), sama seperti ketika Ia menyuruh mereka mencari keledai muda untuk ditunggangi-Nya dalam kemenangan (11:6), "Pergilah ke kota (karena domba Paskah itu harus dimakan di Yerusalem), dan di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air (yaitu seorang pelayan yang disuruh mengambil air untuk membersihkan ruangan-ruangan di rumah tuannya), ikutilah dia, masuklah ke mana ia masuk, tanyakan siapa tuannya, yaitu pemilik rumah yang dimasukinya (ay. 14) dan mintalah ia menunjukkan sebuah ruangan." Tidak diragukan lagi penduduk Yerusalem memiliki ruangan yang disewakan untuk keperluan ini, yang disediakan bagi mereka yang berasal dari luar kota untuk menjalankan ibadah perjamuan Paskah. Ruangan seperti itulah yang akan digunakan Kristus, bukan rumah seorang sahabat, bukan pula rumah yang sebelumnya sering Ia gunakan, karena tentunya Ia akan berkata, "Pergilah ke rumah si Anu, sahabat kita," atau, "Kamu tahu rumah yang biasa kita gunakan, pergilah ke sana dan persiapkanlah." Mungkin Ia pergi ke tempat di mana Ia tidak dikenal, sehingga Ia dan murid-murid-Nya tidak terganggu. Mungkin Ia memberitahukan hal itu dengan menggunakan sebuah tanda, untuk merahasiakannya dari Yudas, sehingga ia tidak akan tahu sampai ia tiba di tempat itu. Tanda itu juga menunjukkan bahwa Ia akan tinggal di dalam hati yang bersih, hati yang dibasuh dengan air yang bersih. Ke mana pun Ia berencana akan datang, sekendi air harus mendahului-Nya (Yes. 1:16-18).
Setelah itu, Yesus makan bersama kedua belas murid-Nya, yang menjadi keluarga-Nya, untuk mengajarkan orang-orang yang memiliki tanggungan keluarga, bukan hanya keluarga yang terdiri dari anak-anak saja, tetapi juga keluarga yang terdiri dari para pelayan, orang-orang terpelajar, atau murid-murid, untuk peduli terhadap agama dan menyembah Allah bersama-sama. Ketika Kristus datang bersama kedua belas murid itu, Yudas juga ada bersama-sama mereka, meskipun pada saat itu ia merencanakan untuk menyerahkan Gurunya. Dengan sendirinya sudah jelas bahwa ia harus ada di sana (ay. 20), ia tidak boleh tidak hadir, kalau tidak ia bisa dicurigai oleh yang lainnya. Seandainya kursinya kosong pada perayaan ini, mereka akan berkata seperti Saul berkata mengenai Daud, mungkin ia tidak tahir, ya, tentu ia tidak tahir (1Sam. 20:26). Orang-orang yang munafik, meskipun tahu bahwa tindakan itu mereka lakukan atas risiko sendiri, akan tetap ikut berhimpun dalam ibadah-ibadah khusus demi mempertahankan nama baik mereka, dan menyembunyikan kejahatan mereka yang tersembunyi. Kristus tidak menghalanginya mengikuti perayaan ini, meskipun Ia mengetahui kejahatannya, karena kejahatan itu belum terungkap di hadapan umum dan juga belum dilakukan. Rancangan Kristus adalah untuk memberikan kunci Kerajaan Sorga kepada orang. Tetapi untuk maksud ini, Ia harus menguji orang terlebih dahulu. Karena orang hanya dapat menilai orang lain dari penampilan luarnya saja, Ia mengarahkan dan mendorong mereka untuk ikut dalam perjamuan-Nya supaya iman pengakuan mereka benar-benar teruji, karena biasanya orang tidak bisa mengerti adanya akar pahit sebelum akar itu bertunas keluar.
Topik 4
Subjek: Petrus Menyangkal Yesus
Pertanyaan: Intepretasikan makna dari ayat 27&28. Mengapa Petrus bisa menyangkal Yesus? Apakah itu karena iman Petrus sedang tergoncang? Dilanjutkan dalam Markus 14:66-72, mengapa ada perubahan sikap yang drastis dari Petrus?
Tuhan Yesus menubuatkan bahwa Ia akan disangkal, khususnya oleh Petrus. Ketika mereka pergi keluar menuju Bukit Zaitun, kita mungkin mengira bahwa murid-murid akan menjelek-jelekkan Yudas (ia telah lari meninggalkan mereka), dan mulai membangga-banggakan diri sendiri bahwa mereka tetap melekat pada Guru mereka ketika Yudas meninggalkan Dia. Akan tetapi, Kristus berpesan kepada mereka bahwa meskipun mereka tetap terpelihara oleh anugerah-Nya dari kemurtadan seperti yang dilakukan Yudas, mereka tidak mempunyai alasan untuk membanggakan kesetiaan mereka itu. Perhatikanlah, meskipun Allah menjaga kita agar tidak menjadi sejahat yang paling jahat, kita juga perlu merasa malu bahwa sebenarnya kita tidak lebih baik daripada keadaan kita yang sekarang ini.
- Petrus merasa yakin bahwa ia tidak akan melakukan hal yang jahat seperti murid-murid-Nya yang lain (ay. 29); Biarpun mereka semua tergoncang imannya, (semua saudara-saudaranya hadir ketika itu), aku tidak. Ia bukan hanya menganggap dirinya lebih kuat daripada yang lain, tetapi jauh lebih kuat, sehingga mampu menerima kejutan sebuah pencobaan, dan menanggungnya sendirian, untuk tetap teguh berdiri, meskipun tidak seorang pun berdiri di sampingnya. Memang sudah menjadi tabiat alami kita untuk berpikir yang baik-baik tentang diri sendiri, dan mempercayai hati kita sendiri.
- Kristus mengatakan bahwa Petrus akan melakukan sesuatu yang lebih buruk lagi daripada siapa pun di antara mereka. Mereka semua akan meninggalkan-Nya, tetapi ia akan menyangkal Dia; dan bukan hanya sekali saja, tetapi tiga kali, dan hal itu dinyatakan demikian, "Sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku dengan mengatakan bahwa engkau tidak tahu apa-apa tentang Aku, atau mengenal Aku, seperti orang yang malu dan takut mengakui Aku."
- Petrus tetap teguh dengan janjinya, "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau; aku akan tetap melekat kepada-Mu, meskipun aku harus kehilangan nyawaku." Tidak diragukan lagi bahwa ia berpikir seperti apa yang dikatakannya. Yudas tidak berkata-kata seperti ini, ketika Kristus mengatakan bahwa ia akan menyerahkan Dia. Yudas berbuat dosa melalui suatu perencanaan, sedangkan Petrus tiba-tiba atau langsung tanpa rencana. Yudas merancang kedurjanaan (Mi. 2:1), sedangkan Petrus tanpa pikir jatuh ke dalam pelanggaran ini (Gal. 6:1). Apa yang buruk yang dilakukan Petrus adalah melawan Gurunya. Kalau saja ia berkata dengan takut dan gemetar, "Tuhan, berikan aku anugerah untuk mencegahku menyangkali Engkau, janganlah membawa aku ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah aku dari yang jahat," maka mungkin hal itu akan bisa dicegah. Tetapi mereka semua sudah menjadi begitu yakin, sehingga tidak bisa memikirkan yang demikian. Mereka yang tadinya berkata, "Bukan aku, ya Tuhan?" sekarang berkata, "Pasti bukan aku." Kemudian, setelah bebas dari ketakutan akan menyerahkan Kristus, mereka sekarang sudah merasa aman. Akan tetapi, siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, berhati-hatilah supaya jangan ia jatuh; dan siapa yang baru menyandangkan pedang janganlah memegahkan diri seolah-olah dia sudah menanggalkannya.
Topik 5
Subjek: Di taman Getsemani dan Penangkapan Yesus
Pertanyaan: Diskripsikan tentang Taman Getsemani? Mengapa Yesus pergi ke taman ini untuk berdoa? Ketika Yesus ditangkap, mengapa Yudas menyerahkan Yesus dengan ciuman?
Getsemani adalah adalah sebuah taman di kaki bukit Zaitun di Yerusalem. Kata Gethsemane muncul pada Injil Matius dan Injil Markus berbahasa Yunani sebagai "Gethsemani" yang artinya “alat pemeras (penghasil) minyak”.Berdasarkan Perjanjian Baru, Taman Getsemani adalah tempat dimana Yesus dan murid-muridnya sering berkunjung, yang mana memudahkan Yudas Iskariot untuk menemukan Yesus pada malam penangkapan-Nya. Berdasarkan Lukas 22:43-44, disana Yesus sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." Kondisi ini dalam dunia medis dikenal sebagai hematidrosis.
Yudas menyerahkan Dia dengan sebuah ciuman. Ia menyalahgunakan kebebasan yang diberikan Kristus untuk mengizinkan murid-murid-Nya mencium pipi-Nya pada saat kembali dari bepergian. Ia memanggil-Nya, Rabi, Rabi, lalu mencium-Nya. Ia menyebut-Nya Rabi, Rabi, seolah-olah sekarang ia lebih menghormati Dia daripada biasanya. Cukup hanya dengan sebutan Rabi, Rabi, orang bisa dipandang (Mat. 23:7), dan dengan sanjungan semacam inilah Kristus diserahkan. Yudas menyuruh mereka untuk menangkap-Nya, dan membawa Dia dengan selamat. Beberapa orang berpendapat bahwa ia mengatakan hal ini dengan maksud yang berlawanan, karena ia mengetahui bahwa mereka tidak akan mampu menangkap-Nya, kecuali bila Ia berkenan, karena Simson yang satu ini akan sanggup meremukkan tali pengikatnya seperti tali rami sehingga terlepas dan meloloskan diri-Nya, dan sesudah itu ia sendiri akan mendapatkan uang, sedangkan Kristus memperoleh kemuliaan, dan tidak ada yang dicelakakan. Saya juga akan berpendapat demikian juga, seandainya tidak ingat bahwa Yudas telah kerasukan Iblis, sehingga maksud yang terburuk dan paling berbahaya dari tindakan ini tidaklah terlampau sulit untuk dibayangkan. Tidak, bukankah ia telah sering mendengar gurunya berkata bahwa kalau diserahkan, Ia akan disalibkan, sehingga tidak ada alasan untuk berpikir untuk meloloskan diri.
Topik 6
Subjek: Yesus Diadili
Pertanyaan: Bacalah Markus 14-15. Dalam nats dituliskan bahwa Yesus dibawa ke Mahkamah Agama lalu ke hadapan Pilatus. Pada saat Yesus diadili, hukum manakah yang dikenakan kepada-Nya? Hukum Yahudi atau Romawi?
Kristus yang sudah ditangkap segera dibawa ke rumah Kayafas, istananya, demikian disebut, karena begitulah keadaan penghidupannya. Di sanalah, meskipun di tengah malam buta, semua imam kepala, tua-tua dan ahli Taurat diam-diam bersidang, siap menyambar mangsa. Mereka begitu yakin akan hal itu.
Dilakukan usaha keras, dengan kata manis dan uang, untuk mengadakan bermacam kesaksian palsu melawan Kristus. Mereka telah menangkap-Nya sebagai seorang pelaku kejahatan, dan sekarang ketika sudah menahan-Nya, tidak juga mereka memiliki tuduhan untuk diajukan terhadap-Nya, tidak ada kesalahan yang bisa dituduhkan ke atas-Nya. Karena itu, mereka mencari-cari kesaksian yang memberatkan Dia. Mereka mencecar Dia dengan pertanyaan-pertanyaan menjerat, menawarkan uang suap kepada yang lain, supaya bisa mendakwa-Nya, dan berusaha menakut-nakuti pihak lain, bila mereka tidak bersedia (ay. 55-56). Secara hukum, imam-imam kepala dan tua-tua itu dipercaya untuk mengusut dan menghukum saksi-saksi palsu (Ul. 19:16-17), tetapi sekarang mereka malah menjadi pemimpin kejahatan yang menjungkir-balikkan semua keadilan. Kalau sudah begini jadinya, maka inilah saatnya untuk menangis, "Tolonglah ya Tuhan, karena tabib-tabib negeri sudah berbalik menjadi pengacau, dan orang-orang yang seharusnya menjaga perdamaian dan keadilan malah telah merusaknya."
Perundingan yang dilakukan oleh Mahkamah Agama dalam menentukan hukuman yang pantas bagi Tuhan Yesus. Mereka bertemu pagi-pagi benar dan membentuk semacam panitia utama untuk mencari cara dan sarana apa yang bisa digunakan untuk membuat Kristus dihukum mati. Mereka tidak membuang-buang waktu tetapi langsung menindaklanjuti rencana mereka dengan sungguh-sungguh supaya jangan sampai timbul kegaduhan di antara orang banyak. Kerajinan dan perasaan tidak kenal lelah pada orang jahat dalam berbuat kejahatan seharusnya membuat kita malu akan ketertinggalan dan kemalasan kita dalam berbuat kebaikan. Orang yang berperang melawan Kristus dan jiwamu sudah bangun pagi-pagi; sedangkan kamu, hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring?
Pemeriksaan Kristus oleh Pilatus (ay. 2); "Engkaukah raja orang Yahudi?" Apakah Engkau mengaku seperti itu, mengaku sebagai Mesias yang diharapkan orang Yahudi untuk menjadi raja di dunia ini?" -- "Ya," jawab Kristus, "seperti yang engkau sendiri katakan, Akulah Mesias itu, tetapi bukan mesias seperti yang mereka harapkan." Mesias yang dimaksudkan adalah raja yang akan memerintah dan melindungi umat Israel-Nya menurut roh, yaitu orang Yahudi yang disunat hatinya secara rohani, dan raja yang akan menahan dan menghukum orang Yahudi yang duniawi, yang tetap tidak mau percaya.
Berbagai tuduhan pelanggaran yang dilontarkan untuk melawan-Nya dan sikap bungkam-Nya di bawah tuduhan dan dakwaan itu. Imam-imam kepala lupa akan martabat jabatan mereka ketika mereka berubah menjadi pemberi informasi, dan secara pribadi mengajukan banyak tuduhan terhadap Kristus (ay. 3), serta bersaksi melawan-Nya (ay. 4). Banyak dari nabi-nabi Perjanjian Lama mendakwa para imam pada zaman mereka dengan kejahatan yang besar, dan lewat dakwaan-dakwaan ini mereka bernubuat dengan tepat tentang para imam pada zaman Kristus ini (lih. Yeh. 22:26; Hos. 5:1, 6:9; Mi. 3:11; Zef. 3:4; Mal. 1:6, 2:8). Penghancuran Yerusalem oleh orang Kasdim dikatakan terjadi karena kedurjanaan imam-imamnya yang di tengah-tengahnya mencurahkan darah orang yang tidak bersalah (Rat. 4:13). Perhatikanlah, imam yang jahat pada umumnya merupakan manusia yang paling buruk. Semakin baik suatu hal, semakin buruk jadinya hal itu apabila hal itu rusak. Penyiksa yang adalah orang awam pada umumnya lebih berbelas kasihan daripada penyiksa yang adalah seorang imam. Para imam ini sangat gaduh dan menggebu-gebu dalam melontarkan tuduhan mereka; tetapi Kristus sama sekali tidak menjawab (ay. 3). Ketika Pilatus mendesak-Nya untuk memberikan pembelaan, dan ia ingin agar Kristus melakukannya (ay. 4), Kristus tetap diam (ay. 5), Ia sama sekali tidak menjawab, dan ini sangat aneh menurut Pilatus. Kristus memberikan jawaban langsung kepada Pilatus (ay. 2), tetapi tidak mau menjawab para pendakwa dan saksi, karena hal-hal yang mereka tuduhkan itu nyata sekali tidak benar, dan Kristus tahu bahwa Pilatus sendiri yakin bahwa tuduhan mereka palsu. Perhatikanlah, ketika Kristus berbicara, Ia membangkitkan kekaguman, dan begitu pula halnya ketika Ia terus berdiam diri.
Usulan yang diajukan Pilatus kepada orang banyak, untuk membebaskan Yesus bagi mereka, karena telah menjadi kebiasaan pada hari raya untuk menunjukkan belas kasihan di dalam khidmatnya hari raya itu dengan membebaskan seorang tahanan. Orang banyak mengharapkan dan meminta Pilatus untuk berbuat seperti yang selama ini dia lakukan terhadap mereka (ay. 8). Praktik semacam ini bukanlah praktik yang keliru, dan mereka ingin agar praktik ini terus dijalankan. Nah, Pilatus melihat bahwa imam-imam kepala menyerahkan Yesus karena dengki, karena Kristus mempunyai reputasi yang membuat reputasi para imam kepala itu pudar (ay. 10). Dengan membandingkan betapa bersemangatnya para pendakwa dan begitu tipisnya bukti-bukti yang ada, maka mudahlah untuk melihat bahwa bukan kesalahan-Nya melainkan kebaikan-Nya, bukan sesuatu yang jahat atau merusak, melainkan sesuatu yang patut dipuji dan mulia, yang membuat imam-imam kepala ini berang. Oleh sebab itu, mendengar betapa Kristus menjadi pujaan orang banyak, Pilatus berpikir bahwa dia bisa dengan aman mengalihkan permohonan dari para imam kepada orang banyak dengan harapan bahwa mereka akan merasa bangga untuk menyelamatkan-Nya dari tangan para imam. Pilatus mengajukan suatu cara agar orang banyak dapat melakukannya tanpa menimbulkan kegaduhan; biarlah mereka meminta agar Kristus dibebaskan, maka Pilatus akan siap melakukannya dan membungkam mulut para imam dengan hal itu -- yaitu agar orang banyak bersikeras sehingga Ia dibebaskan. Memang saat itu ada satu tahanan lain yang bernama Barabas yang mempunyai hak untuk dibebaskan melalui pungutan suara orang banyak, tetapi Pilatus tidak ragu bahwa suara yang diberikan kepada Yesus akan jauh mengunggulinya.
Topik 7
Subjek: Yesus Disalibkan
Pertanyaan: Salib bukanlah hukuman Yahudi. Mengapa Kristus dijatuhi hukuman Salib? Tuduhan apa yang dikenakan kepada Tuhan Yesus sehingga Ia dijatuhi hukuman salib? Sebutkan makna yang terkandung dalam salib Kristus!
Hukuman salib pada mulanya adalah hukuman yang dimiliki oleh bangsa Persia. Kemudian, hukuman salib disempurnakan oleh bangsa Romawi. Tiang yang semula hanyalah satu menjadi dua tiang yang disalingkan dan sering kali disebut sebagai salib romawi. Tuhan Yesus dijatuhi hukuman salib karena saat itu kekaisaran Romawi menguasai Yudea, sehingga hukum yang berlaku adalah hukum Romawi. Sekalipun hukum Taurat masih berlaku, akan tetapi dalam hal-hal sipil dan kemasyarakatan, sebuah negara atau kerajaan yang berlaku, maka hukum dan aturan kerajaan itulah yang akan berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itulah, hukuman salib yang diberikan kepada Yesus.
Dalam peristiwa penyaliban Yesus, Yesus diadili melalui 2 cara yaitu berdasarkan pengadilan Yahudi dan pengadilan Romawi. Pertama-tama, Yesus diadili di hadapan Imam Besar. Dalam pengadilan ini, biasanya seorang terdakwa hanya diam dan mendengarkan saksi-saksi saja. Sebab, dalam pengadilan Yahudi, kesaksian seorang saksi jauh lebih berharga dan dapat dipercaya dibandingkan kesaksian orang yang dinyatakan bersalah tersebut. Kemudian Yesus masih diadili dan dibawa di hadapan Mahkamah Agung, akan tetapi semua saksi justru mengatakan yang tidak benar, sebab kesaksian satu orang dengan yang lain sama-sama bertentang. Usai itu, Yesus diadili dengan pengadilan Romawi, Ia dibawa ke hadapan Pontius Pilatus, Wali Negeri pada waktu itu. Di sini pun sesungguhnya Pontius Pilatus tidak menemukan kesalahan dalam Diri Yesus. Akan tetapi, imam besar dan orang-orang Yahudi berteriak-teriak, mereka meminta supaya Barabas dilepaskan dan Yesus disalibkan. Pontius Pilatus sudah mengatakan dan menanyakan keinginan mereka, akan tetapi mereka terus menerus berteriak-teriak dan meminta supaya Yesus disalibkan.
Tuduhan yang disangkakan kepada Yesus terdapat dalam Injil Yohanes. Dalam pernyataan Yesus bahwa Ia adalah Anak Allah, rupanya membuat orang-orang Yahudi menjadi marah dan menilai bahwa Yesus telah menghujat Allah, sebab Ia telah menamakan Diri-Nya dengan Allah. Padahal, apabila mengacu pada Taurat, pada hukum yang keempat dituliskan bahwa "Jangan menyebut nama TUHAN Allahmu dengan sembarangan." Mereka menilai bahwa Yesus telah menghujat Allah dengan menyatakan bahwa Diri-Nya adalah Anak Allah. Hal inilah yang membuat mereka untuk menyalibkan Yesus.
Topik 8
Subjek: Yesus Mati dan Dikuburkan
Pertanyaan: Tanda-tanda apa saja yang terjadi saat Yesus sudah mati? Siapa yang meminta tubuh Yesus untuk dikuburkan? Pertanyaan aplikasi: Apa makna kematian Kristus bagi Anda?
Ada kegelapan yang pekat di seluruh daerah itu (sebagian orang berpikir di seluruh bumi), selama tiga jam, dari siang sampai jam tiga. Nah, dalam peristiwa ini nas Alkitab digenapi, Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah (Am. 8:9), dan, Baginya matahari sudah terbenam selagi hari siang (Yer. 15:9). Orang Yahudi sering kali menuntut Kristus untuk memberikan suatu tanda dari langit; dan sekarang mereka diberi tanda itu, tetapi suatu tanda yang melambangkan pembutaan mata mereka. Ini adalah tanda bahwa kegelapan yang datang dan sedang menghampiri jemaat dan bangsa Yahudi. Mereka melakukan segala daya upaya untuk memadamkan Matahari Kebenaran, yang sekarang sedang terbenam, tetapi yang segera akan terbit lagi namun tidak diakui oleh mereka. Jadi apa lagi yang dapat diharapkan oleh mereka selain kegelapan yang lebih parah lagi daripada kegelapan yang terjadi pada bangsa Mesir dulu? Ini menunjukkan kepada mereka bahwa hal-hal yang membawa kedamaian bagi mereka sekarang tersembunyi dari mata mereka, dan bahwa hari Tuhan sudah dekat, yang bagi mereka akan merupakan suatu hari gelap gulita dan kelam kabut (Yoel 2:1-2). Di dalam kuasa kegelapanlah kini mereka berada, pekerjaan-pekerjaan kegelapanlah yang sedang mereka lakukan saat ini; dan demikianlah malapetaka yang memang pantas menimpa mereka, karena mereka lebih menyukai kegelapan daripada terang.
Tepat pada saat Kristus mati di Bukit Kalvari, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah (ay. 38). Kejadian ini berbicara mengenai suatu hal yang sangat penting, yaitu:
- Mengenai kengerian yang mengancam orang-orang Yahudi yang tidak percaya; karena terbelahnya Bait Suci itu merupakan suatu pertanda bagi kehancuran total umat dan bangsa Yahudi, yang memang terjadi tidak lama setelah itu. Kehancuran ini bagaikan terpotongnya tongkat kemuliaan, karena tabir Bait Suci itu sangatlah indah dan mulia (Kel. 26:31), dan ini terjadi pada saat yang sama ketika mereka menghargai-Nya sebanyak tiga puluh keping perak, untuk membatalkan perjanjian yang telah Dia ikat dengan bangsa itu (Zak. 11:10, 12). Sekaranglah waktunya untuk menjerit, "Ikabod. Telah lenyap kemuliaan dari Israel." Sebagian orang berpikir bahwa kisah yang diceritakan Joseph mengenai pintu Bait Suci yang terbuka sendiri, yang kemudian diikuti dengan ajakan, "Marilah pergi dari sini," beberapa tahun sebelum kehancuran Yerusalem, merupakan peristiwa yang sama dengan yang terjadi di sini; tetapi hal ini kecil kemungkinannya. Namun demikian, peristiwa ini juga sama pentingnya, sesuai dengan yang tertulis, "Aku ini akan menerkam, lalu pergi" (Hos. 5:14).
- Peristiwa ini sangat menyinggung mengenai penghiburan bagi semua orang Kristen yang percaya, karena ini menandakan suatu pengudusan dan terbukanya suatu cara yang baru dan yang hidup untuk memasuki tempat mahakudus dengan darah Yesus.
Topik 9
Subjek: Kebangkitan Yesus
Pertanyaan: Yesus bangkit menjadi Buah Sulung Kebangkitan. Apa yang dimaksudkan dengan buah sulung? Jelaskan!
Buah sulung adalah sampel, teladan, sebagai contoh,Allah adalah setia dan jujur, sebagaimana kebangkitan Kristus. Kita juga akan dibangkitkan; sebagaimana Kristus memiliki tubuh yang mulia, kita juga akan memiliki tubuh yang mulia. Sebagaimana Kristus memiliki tubuh yang tidak rusak, kita juga akan memiliki tubuh yang tidak rusak. Sebagaimana Yesus memiliki tubuh sorgawi, kita juga akan mendapatkan tubuh surgawi. Sebagaimana tubuh Yesus yang kekal, yang tidak berubah lagi, kita pun demikian. Sekarang ketika Saudara bercermin, Saudara menemukan diri terlihat keriput dan lelah. Katakanlah kepada cermin: ini adalah keadaanku yang sekarang, kelak pada saat hari kebangkitan, tubuhku akan lain! Jangan mau diperdaya oleh tubuhmu, tidak usah takut pada kelemahan tubuh karena kepada kita telah dijanjikan tubuh yang kuat. Sekarang, selama tubuh yang lemah ini masih bisa menjadi alat untuk memuliakan Tuhan, marilah kita menggunakannya dengan baik untuk Tuhan.
Kata buah sulung dalam bahasa Yunani adalah "aparge", yang berarti "produk yang pertama dari bumi". Buah pertama dari suatu pohon akan menjadi jaminan bahwa buah-buah berikutnya akan muncul terus-menerus. Beginilah gambaran tentang masa depan orang percaya, karena Kristus yang adalah buah buah sulung itu bangkit dari antara orang mati, maka orang percaya juga akan bangkit kembali dari kematian. Jadi kebangkitan Kristus bukan sekadar suatu peristiwa besar, tetapi suatu permulaan, dasar, jaminan, dan garansi kebangkitan kita dari antara kematian. Hal ini harus diberitakan untuk menjadi dasar pengharapan akan berkat dan kehidupan masa depan.
Ketiga, dalam konteks ini buah sulung berarti adalah:
- Hasil pertama dari penyelamatan manusia atas dosa-dosanya.
- Hasil pertama dari pembenaran Allah atas manusia.
- Hasil dari penebusan itu sendiri
Topik 10
Subjek: Mesias Naik ke Surga dan Mandat Misi
Pertanyaan: Dalam Markus 16:9-20, di ayat manakah terdapat Mandat Misi? Tanda-tanda apa yang diberikan Yesus dalam misi pemberitaan Injil?
Sesudah memberikan mandat, maka terangkatlah Yesus ke surga. Intepretasikan frasa "terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah" (ayat 19)!
Mandat misi dalam Injil Markus terdapat dalam pada Markus 16:15, "Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." Perintah yang Tuhan Yesus berikan adalah supaya kita pergi dan memberitakan Injil kepada segala makhluk.
Tanda-tanda apa diberikan Yesus dalam misi pemberitaan Injil:
- Mereka akan mengusir setan demi nama Yesus.
- Mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru.
- Mereka akan memegang ular.
- Mereka tidak akan mendapat celaka.
- Mereka akan mampu menyembuhkan orang yang sakit.
Ia terangkat, dan disambut dalam kemegahan sorak-sorai bala tentara sorgawi. Lalu Ia duduk di sebelah kanan Allah, duduk dalam sikap istirahat, sebab sekarang Ia telah menyelesaikan tugas-Nya, dan Ia juga duduk dalam sikap memerintah, sebab sekarang Ia menguasai kerajaan-Nya. Ia duduk di sebelah kanan Allah, yang melambangkan wibawa kedaulatan yang diberikan kepada-Nya dan kuasa atas segala sesuatu yang dipercayakan kepada-Nya. Apa saja yang dilakukan Allah sehubungan dengan diri kita, apa saja yang diberikan kepada kita atau yang diterima dari kita, semuanya melalui Anak-Nya. Sekarang Ia dipermuliakan dengan kemuliaan yang dimiliki-Nya sebelum dunia ada.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA