Rangkuman Diskusi DIK Jan/Feb 2013
Termin I
Topik 1
Subjek: Terang
Pertanyaan: Salah satu topik tentang penciptaan berhubungan dengan terang di Kejadian 1:3. Menurut Anda, dari manakah asal terang di hari pertama berasal (baca Kejadian 1:3)? Sedangkan matahari dan benda-benda penerang lainnya baru diciptakan pada hari ke-4 (empat) (Kejadian 1:14-18)!
Terang yang dimaksudkan oleh Kejadian 1:3 adalah terang yang berasal dari Allah, dan Allahlah jugalah terang yang dimasksud dalam penciptaan itu (Wahyu 21:23). Dengan kata lain, terang yang dimaksud dalam Kej. 1:3 bukanlah terang berupa cahaya secara fisik. Terang di sini berkorelasi dengan Yohanes 1:1-5. Menjawab pertanyaan dari mana asalnya terang di Kej. 1:3? Terang itu berasal dari Firman (Word of God). Urut-urutannya sebagai berikut: Allah --> Firman --> Terang. Kejadian 1:14-19 bicara ilustrasi mengenai benda-benda penerang, bukan bicara tentang matahari atau benda langit lainnya secara harfiah. (Kejadian 1:14). Dari sini muncul spekulasi dini bahwa terang yang dibicarakan dalam Injil Yohanes adalah Kristus sebagai 'Terang Dunia'. (Yohanes 8:12). Penafsiran yang ada, bahwa terang tersebut menunjuk kepada suatu "Pribadi", bukan "benda". Ini adalah "blue print/master plan" Allah dalam penciptaaan, yaitu asal terang yang mula-mula mendatangi bumi (kata Ibrani untuk terang ialah 'owr yang menunjuk kepada gelombang-gelombang energi terang). Lalu, Allah menempatkan "benda-benda penerang". (Kejadian 1:14)
Topik 2
Subjek: Alkitab dan Penciptaan
Pertanyaan: Mengapa kadang informasi dari ilmu pengetahuan tidak sama dengan Alkitab? Contohnya, pandangan tentang asal usul manusia menurut teori Evolusi (Darwin). Sebagai orang Kristen yang percaya pada Alkitab, bagaimana kita menyikapi hal ini?
- Pandangan yang menyetujui bahwa ilmu pengetahuan tidka bertentangan dengan ALkitab.
- Pandangan yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan bertentangan dengan Alkitab.
- Tanggapan tehadap teori Darwin tentang asal-usul manusia.
Alkitab harus menjadi dasar ilmu pengetahuan, karena Tuhanlah sumber dari hikmat dan pikiran manusia, dan Dia-lah sumber dari segala pengetahuan. Ilmu pengetahaun adalah ciptaan-Nya dan Dia-lah penguasa segalanya. ilmu pengetahuan bukan jawaban akhir atas segala sesuatu, tetapi hanya salah satu cara bagi manusia untuk memuliakan Tuhan. Dengan demikian ilmu pengetahuan harus tunduk kepada Tuhan. Keberadaan ilmu pengetahuan seharusya semakin meneguhkan apa yang telah tertulis dalam Alkitab, bukan sebaliknya. Namun, dalam praktiknya terkadang perbedaan informasi muncul antara ilmu pengetahuan dengan alkitab, faktor penyebabnya adalah karena keterbatasan manusia sehingga manusia tidak dapat menjelaskan dengan benar tetang alam. Di lain pihak, ada pula ilmu pengetahuan yang mengagungkan karya Tuhan dan ilmu pengetahuan yang berusaha menggali apakah Alkitab itu benar atau tidak. Beberapa ilmu pengetahuan juga dibuat dengan sengaja ingin melawan Allah, hal ini dikarenakan pengaruh iblis. Maka, sebagai orang percaya kita harus kembali menyelidiki dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan dengan Firman Tuhan. Karena kita memunyai hak untuk meragukan ilmu pengetahuan dengan hikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita. Ilmu pengetahuan tentu saja bukanlah jawaban akhir dari segala sesuatu, dan yang terpenting adalah Allah yang berperan aktif di dalam semua aspek penciptaan, Allah yang memberikan kita semua akal dan pikiran. Bagaimana cara kita meresponnya? Pengetahuan/kepandaian yang kita miliki harus disertai dengan hikmat Allah agar kita mampu menggunakan pengetahuan/kepandaian tersebut dengan tepat dan benar. ilmu pengetahuan tidak akan mampu menjawab kebenaran Alkitab, hanya iman yang besar disertai dengan pimpinan Roh Kudus yang mampu menjawabnya.
Ilmu pengetahuan tidak sama dengan Alkitab. Alkitab adalah firman Allah yang muncul dari wahyu Allah, sedangkan ilmu pengetahuan berdasarkan logika manusia. Maka tidak heran, apabila informasi dari ilmu pengetahuan tidak sama dengan Alkitab. Persamaan Alkitab dengan Firman Allah hanya satu, yaitu keduanya sama-sama ditulis oleh manusia. Ilmu pengetahuan memang baik untuk perkembangan kehidupan manusia, namun kegunaannya sebatas untuk hal-hal duniawi. Sedangkan firman Tuhan berguna untuk perkembangan kerohanian manusia. Maka, lebih baik kita menggali firman Tuhan yang mampu menumbuhkan hubungan kita dengan Tuhan daripada mendalami ilmu pengetahuan yang dapat melemahkan iman kita. Di dalam kitab Ayub 36:26, dikatakan, "Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki."
Pada dasarnya, Tuhan memberikan kehendak bebas kepada manusia untuk mempelajari alam. Akan tetapi, dalam menyelidiki alam, logika manusia yang terbatas sering menyederhanakan sesuatu yang sifatnya tidak terbatas, sehingga kesipulan yang dibuat manusia sering salah kaprah. Darwin, Galileo, Einstein, Hawking adalah sebagian ilmuwan yang diijinkan Tuhan untuk membuka wawasan dunia. Lalu, apakah mereka pasti benar? Belum tentu. Dalam usahanya menyelidiki ilmu pengetahuan, Darwin memiliki keterbatasan dalam memahami alam sehingga apa yang ia temukan tidak sesuai dengan firman Tuhan. Darwin berpendapat bahwa ada perubahan genetika dari makhluk hidup dalam rangka bertahap hidup melewati seleksi alam. Pandangan ekstrem dari teori ini adalah manusia sebagai hasil dari seleksi alam, berevolusi dari simpanse. Darwin tidak bermaksud menentang Alkitab, namun hanya ingin mengungkapkan apa yang terjadi di alam. Perlu kita pahami, bahwa teori Darwin hanya berdasarkan pada logika manusia semata. Sehingga teori Darwin tentang asal-usul manusia jelas bertentangan dengan Alkitab. Darwin mengatakan bahwa manusia berasal dari kera, namun Alkitab mengatakan bahwa manusia adalah ciptaan yang segambar dengan Allah. Penjelasan konkrit Alkitab tentang penciptaan manusia sudah sangat gamblang menjelaskan bahwa manusia di ciptakan sebagai mahkluk yang sempurna melebihi ciptaan-ciptaan yang lain. (Kejadian 1:26,27 dan 2:7), tidak sama dengan binatang (Kejadian 3:19; 1 Kor. 15:39), memiliki roh yang dari Allah (Kej. 2:7 dan Ayub 33:4). Karena Allah mengasihi kita, oleh sebab itu manusia diciptakan pada hari ke-enam, setelah alam semesta diciptakan-Nya, agar manusia dapat menikmati ciptaan Allah yang semuanya itu baik. Begitu berharganya manusia di mata Tuhan, lebih dari ciptaan Tuhan sebelumnya. Seiring dengan perkembangan yang terjadi pada kehidupan manusia di bumi ini, ilmu pengetahuan juga akan terus berkembang. Tugas kita adalah belajar di area di mana Tuhan menaruh kita sekarang.
Termin II
Topik 1
Subjek: Kejatuhan Manusia
Pertanyaan: Mengapa Tuhan membiarkan setan menggoda manusia sehingga jatuh dalam dosa? Apakah ada perbedaan antara kejatuhan setan dan kejatuhan manusia? Jelaskan!
Tuhan mengizinkan iblis menggoda manusia oleh karena Tuhan ingin manusia taat dan setia kepada Tuhan dengan murni dari hatinya bukan taat dan setia karena sudah terprogram. Inilah awal mula kejatuhan manusia sebagai ciptaan Allah yang sempurna. Manusia tidak diciptakan seperti robot yang tidak memiliki kehendak atas dirinya sendiri. Allah menciptakan manusia dengan spesial dan unik dengan memberikan kehendak/pilihan. Jika manusia jatuh dalam dosa, itu karena ia salah mengunakan kebebasannya untuk memilih kepuasan hawa nafsunya sendiri (baca Yakobus 1:14-15) dari pada menyenangkan hati Tuhan. Allah menciptakan manusia bukan tanpa memiliki kehendak. Makna kebebasan mempunyai dua pengetian, hidup berpusatkan pada Allah atau hidup berpusatkan pada diri sendiri. Sebenarnya Allah tidak pernah membiarkan manusia ciptaan-Nya jatuh dalam dosa. Awal dosa manusia terjadi karena penyalahgunaan terhadap kehendak bebasnya sendiri lebih memilih untuk mengasihi diri sendiri dan ingin menjadi sama seperti Allah (Kejadian 3:6).
Tuhan mengizinkan setan menggoda manusia sehingga jatuh dalam dosa karena Ia ingin ketaatan dan kesetiaan manusia yang diciptakan-Nya bukan dengan paksaan tetapi dengan kesadaran penuh. Ia mau bahwa manusia memiliki Kerinduan yang muncul dari manusia untuk mentaati perintah Tuhan. Perbedaan kejatuhan setan dan manusia:
- Kejatuhan setan bersifat kekal, dan ingin menyamai Allah.
- Kejatuhan manusia, tidak kekal saat manusia bertobat dan telah ditebus melalui kematian Yesus di kayu salib.
Beberapa peserta tidak membedakan tentang kejatuhan setan dan kejatuhan manusia. Baik manusia maupun setan sama-sama ingin menyamai Allah, mereka tidak puas dengan apa yang ada pada dirinya, ada sifat kesombongan. Dan. lebih lagi karena ketidaktaatannya kepada perintah Tuhan. Kejatuhan manusia berawal dari ketidaktaatannya terhadap perintah Allah, dengan jalan lebih memilih untuk memakan buah pohon pengetahuan tentang hal yang baik dan jahat (Kejadian 3:6). Keinginan manusia untuk lebih mengasihi diri sendiri itulah yang menjatuhkan hidupnya ke dalam dosa (Yakobus 1:14-15). Kejatuhan manusia dalam dosa mencemarkan seluruh aspek kemanusiaan kita, termasuk kepekaan dan daya seni manusia. Kejatuhan iblis ditandai dengan adanya kesombongan (1 Timotius 3:6; Yehezkiel 28:15,17), kesombongan untuk sama seperti Pencipta (Matius 25:41).
Topik 2
Subjek: Kehendak Bebas
Pertanyaan: Jika kehendak bebas menjadi penyebab manusia jatuh dalam dosa, mengapa Allah memberikan kehendak bebas kepada manusia? Apakah kehendak bebas yang dimiliki Adam sama dengan kehendak bebas yang kita miliki sekarang?
Manusia diberikan kehendak bebas oleh Allah supaya ia dapat memilih taat. Allah ingin manusia taat kepada Allah dengan penuh kesungguhan hati tanpa adanya paksaan. Kehendak bebas yang diberikan oleh Allah mengandung makna bahwa Allah memberikan kepercayaan kepada manusia. Ketika Allah menciptakan manusia Ia memberikan kehendak bebas kepada manusia untuk memilih taat atau tidak taat kepada-Nya. Kehendak bebas merupakan sebuah penghormatan terbesar dan hak istimewa yang Allah berikan kepada manusia. Natur manusia yang segambar dan serupa Allah menjadikan manusia berpikir cerdas dan dapat memilih yang terbaik bagi dirinya. Hal ini memungkinkan manusia berpikir kritis melampaui apa yang seharusnya dipikirkan. Akan tetapi, kehendak bebas manusia tidak dapat melampaui kehendak Allah. Kehendak bebas yang Allah berikan adalah untuk kebaikan manusia dan bukan untuk kejatuhan kita dalam dosa. Pada dasarnya manusia mempunyai kehendak bebas dalam arti bebas memerintah diri sendiri untuk seturut dengan kehendak Allah. Kita telah diciptakan dan memiliki tanggung jawab moral untuk taat kepada Sang Pencipta. Manusia masih memiliki napas kehidupan rohani yang kecil yang tertinggal di dalam tubuhnya. Manusia masih memiliki sedikit kebenaran dalam hatinya, sedikit kemampuan moral yang tertinggal dalam kejatuhannya. Peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya adalah untuk mengarahkan kehendak bebas tunduk kepada kehendak-Na yang Agung.
Termin III
Topik 1
Subjek: Kelahiran Baru
Pertanyaan: Apakah artinya "lahir baru" dalam Kristus? Apakah pentingnya "lahir baru"? Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah "lahir baru"?
"Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali." (Yohanes 3:6-7)
Kelahiran baru adalah momen di mana seseorang memutuskan dengan sadar dan dengan sepenuh hati untuk meninggalkan kedagingannya serta membuka hati untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Injil Yohanes menyatakan, "Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." (Yohanes 3:8) Ayat tersebut sangat jelas sekali menyatakan bahwa Allah bekerja di dalam hati manusia melalui firman dan Roh-Nya untuk menghidupkan roh manusia yang mati, supaya menjadi ciptaan baru dan memiliki hubungan yang baru dengan Allah (2 Korintus 5:17). Dengan demikian, kita dapat masuk ke dalam kerajaan Allah karena sudah dilahirbarukan (Yohanes 3:3,5). Ini merupakan awal kehidupan baru dan pergeseran status dari orang berdosa menjadi orang-orang kudus di dalam Yesus Kristus. Di dalam 2 Korintus 5:17 dinyatakan, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." Sebab itu, kita harus melahirkan sebuah kehidupan baru yang tidak lagi memusatkan perhatian pada diri sendiri dan kewajiban-kewajiban kita. Akan tetapi, mengarahkan fokus kita kepada Dia dan hidup di dalamnya. Kita percaya di dalam hati kita kalau kita telah diselamatkan (1 Yohanes 5:13) Hidup taat kepada Allah dan kesukaannya hal-hal yang benar dan baik. Membenci dosa dan memiliki kasih terhadap semua orang. Kerinduan kita ingin agar semua orang diselamatkan (1 Yohanes 3:14). Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. (1 Yohanes 4:10)
Topik 2
Subjek: Keselamatan
Pertanyaan: Ada pendapat yang mengatakan bahwa "sekali selamat tetap selamat." Apakah betul bahwa keselamatan yang sudah kita terima dalam Kristus tidak akan hilang?
Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. (Efesus 1:13)
Dalam topik 2 ini, peserta memiliki dua pandangan berbeda mengenai keselamatan:
Pertama, keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada orang percaya perlu dijaga dan dipelihara. Selama kita masih hidup di bumi ini dengan melakukan apa yang Tuhan telah perintahkan kepada kita, hidup sesuai kehendak Allah. Keselamatan adalah kasih karunia, tetapi orang percaya harus terus berjuang sampai akhir untuk mempertahankan kasih karunia itu. Kedua, Keselamatan yang kita terima dari Yesus Kristus tidak akan hilang, sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus. Bila kita percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat maka kita akan memperoleh hidup yang kekal. Karena tidak ada satu orang pun yang dapat datang kepada Bapa kalau bukan melalui Yesus Kristus. Ketika orang datang kepada Kristus sebagai Juru Selamatnya, mereka masuk ke dalam hubungan dengan Allah dan ini merupakan jaminan bahwa keselamatan mereka terjamin selamanya. Keselamatan yang sudah kita terima, itu selalu ada dan tidak pernah hilang. Allah memampukan kita untuk berjalan di dalam pengiringan kepada-Nya. Melalui intervensi Allah dalam diri kita, kita diberi kemampuan untuk terus bergantung sepenuhnya dan berserah kepada pimpinan-Nya yaitu kehidupan kekal.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA