PPK - Pelajaran 04
Nama Kelas | : | Persiapan Pernikahan Kristen |
Nama Pelajaran | : | Kemurnian Pernikahan Kristen |
Kode Pelajaran | : | PPK-P04 |
Pelajaran 04 -- Kemurnian Pernikahan Kristen
Daftar Isi
- Dasar-Dasar Firman Tuhan Mengenai Seks
- Sebuah Karunia Tuhan
- Pengajaran dari Tuhan Yesus
- Gambaran Tubuh dalam Pernikahan Kristen
- Bait Allah
- Tubuh Kristus
- Mempelai Kristus
- Menjaga Kemurnian Pernikahan
- Murni dalam Pikiran
- Bagaimana Mengendalikan Kehidupan Seks?
- Allah Adalah Kudus dan Setia
Doa
Pelajaran 04: Kemurnian Pernikahan Kristen
Pernikahan Kristen yang murni mencerminkan hubungan Kristus dengan gereja-Nya sehingga pasangan dipanggil untuk menjalani kehidupan yang kudus dan setia, saling menghormati, dan memuliakan Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Dengan menjadikan kemurnian sebagai fondasi, pernikahan Kristen dapat menjadi kesaksian hidup yang menunjukkan kasih Allah kepada dunia, pernikahan yang berpusat pada Kristus, dan hidup dalam kekudusan Tuhan.
- Dasar-Dasar Firman Tuhan Mengenai Seks
- Sebuah Karunia Tuhan
- Pengajaran dari Tuhan Yesus
- Gambaran Tubuh dalam Pernikahan Kristen
- Bait Allah
- Tubuh Kristus
- Mempelai Kristus
- Menjaga Kemurnian Pernikahan
- Murni dalam Pikiran
- Bagaimana Mengendalikan Kehidupan Seks?
- Allah Adalah Kudus dan Setia
Alkitab mengajarkan bahwa seks adalah anugerah ilahi yang diciptakan untuk menguatkan ikatan antara suami dan istri, mencerminkan persatuan yang mendalam dan saling menghormati. Tuhan Yesus sendiri menegaskan pentingnya kesucian dan kesetiaan dalam hubungan pernikahan, menunjukkan bahwa hubungan seksual adalah bagian integral dari rencana Allah bagi umat-Nya sehingga seks dilakukan dengan kasih dan tanggung jawab, memberikan berkat dan kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga.
Percabulan adalah hubungan seks antara dua orang yang tidak terikat dalam pernikahan, disebutkan dilarang paling sedikit 18 kali dalam Alkitab. "Akan tetapi, jangan ada percabulan atau segala macam kecemaran atau keserakahan, bahkan disebut pun jangan karena hal itu tidak layak ada di antara orang-orang kudus." (Efesus 5:3) Sedangkan perzinaan adalah hubungan seks dengan seseorang yang sudah menikah, yang bukan istri, atau suami sendiri, dilarang paling sedikit 15 kali dalam Alkitab. "Karena dari hati timbul pikiran-pikiran jahat, pembunuhan, perzinaan, dosa-dosa seksual, pencurian, kesaksian palsu, dan fitnah." (Matius 15:19)
Dua macam dosa seks di atas, Alkitab dengan sangat jelas melarangnya. Jika disebutkan berulang-ulang kali, hal itu menunjukkan betapa seriusnya dosa ini di hadapan Tuhan. Jika seks bisa menyebabkan dosa yang sangat serius, mengapa Tuhan memberikan seks kepada manusia?
Seks adalah suatu karunia yang indah yang Allah berikan dalam pernikahan. Namun, sangat sering disalahmengerti dan disalahgunakan. Seks sering hanya diartikan sebagai pemuasan hawa nafsu. Tidak! Seks memang adalah salah satu karunia yang paling indah yang Tuhan berikan bagi pria dan wanita, tetapi harus dilakukan dalam konteks pernikahan. Dalam Kejadian 1:28, Tuhan memberi perintah kepada Adam dan Hawa untuk beranak cucu dan memenuhi bumi, menunjukkan bahwa hubungan seksual dalam pernikahan adalah bagian dari desain penciptaan-Nya dan untuk menjalankan mandat budaya yang Allah berikan.
Dalam teks yang sama, ada satu frasa kunci sebelum munculnya perintah tersebut! "Allah memberkati mereka dan Allah berfirman kepada mereka, ..." (Kejadian 1:28). Seks adalah sebuah karunia Allah ketika laki-laki dan perempuan telah diikat dalam perjanjian suami istri dan telah diberkati oleh Allah (dalam hal ini adalah pemberkatan nikah dalam gereja). Namun, jika seks ini dilakukan sebelum mereka diberkati, yaitu di luar pernikahan, seks tidak lagi akan menjadi karunia yang memberikan kenikmatan yang suci, tetapi malah menjadi racun yang akan menghancurkan hidup mereka berdua.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa hubungan pernikahan harus didasarkan pada kesucian dan kesetiaan. Dalam Matius 19:4-6, Yesus menekankan bahwa sejak awal penciptaan, Allah merancang pernikahan sebagai persatuan yang tidak terpisahkan. Yesus juga memperingatkan tentang bahaya hawa nafsu dan kesucian hati dalam Matius 5:27-28. Pengajaran Yesus ini menekankan bahwa kemurnian bukan hanya masalah fisik, tetapi juga pikiran dan hati. Oleh karena itu, menjaga kesucian dalam pernikahan adalah panggilan untuk meniru kasih dan kesetiaan Kristus kepada gereja-Nya serta memelihara hubungan suami istri dalam kasih yang kudus dan pengabdian yang tulus.
Dalam Alkitab, kita menemui beberapa gambaran yang berhubungan dengan tubuh sebagai cara untuk kita memahami kemurnian pernikahan.
Kita adalah Bait Allah. "Apakah kamu tidak tahu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus, yang ada di dalam kamu, yang kamu terima dari Allah, dan bahwa dirimu bukanlah milikmu sendiri?" (1 Korintus 6:19). Jika kita melakukan dosa perzinaan atau percabulan, kita telah melanggar hukum Tuhan. Kebudayaan kita mungkin mengizinkan perbuatan dosa seks, tetapi bagi Allah dosa tetap dosa! Hal itu merupakan ketidaktaatan kepada Allah. Dosa tidaklah bergantung kepada pendapat sosial masyarakat. Patokan dosa atau tidak adalah dari firman Tuhan yang menjadi pedoman hidup orang percaya. Bagaimana kita bisa menyebut diri sebagai orang Kristen, sementara kita tidak mematuhi pengajaran dari Tuhan Yesus? "Siapa pun yang berpegang pada perintah-Ku dan mematuhinya, dia mengasihi Aku. Orang yang mengasihi Aku akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." (Yohanes 14:21) Pertanyaannya, apakah Anda mengasihi Yesus? Jika ya, jagalah tubuhmu karena tubuhmu adalah rumah tempat Roh Kudus berdiam.
Tahukah Anda bahwa setiap orang percaya adalah anggota dari tubuh Kristus, yaitu gereja? Jika kita tahu hal ini, tentu kita tidak akan mengotori hati dan pikiran kita dengan hal-hal yang najis, bukan? Kita akan melukai tubuh Kristus dengan melakukan dosa pencabulan. 1 Korintus 6:18 menekankan perbedaan antara makan, minum, dan dosa percabulan. Apa yang kita makan dan minum nantinya akan masuk dan keluar dari tubuh kita, tetapi dosa percabulan melibatkan keseluruhan diri seseorang; pikiran, emosi, dan tubuh. Melakukan hubungan seks yang salah berarti menyiksa nurani dan menghancurkan pribadi diri sendiri. Jika kita menghancurkan diri sendiri, anggota-anggota tubuh Kristus yang lain akan ikut merasakannya.
Gereja digambarkan dalam Alkitab sebagai mempelai Kristus. Gereja bukanlah gedung, tetapi orang-orang yang jiwa-jiwanya sudah ditebus oleh darah Kristus. Pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, gereja yang terdiri dari umat tebusan ini akan dijemput sebagai mempelai-Nya dan diangkat bersama-sama ke surga. Namun, alangkah sedihnya jika pada saat dijemput, mempelai ini didapati dalam keadaan tercemar dan tidak lagi suci. Kalau kita adalah anggota dari mempelai Kristus, tentu kita tidak akan melakukannya. Oleh sebab itu, haruslah "... kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itulah penyembahanmu, rohanimu. Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan akal budimu sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna." (Roma 12:1-2)
Menjaga kemurnian dalam pikiran adalah langkah pertama menuju kehidupan yang kudus dan setia dalam pernikahan Kristen. Pikiran kita sangat memengaruhi tindakan kita. Paulus menasihati kita agar "... semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang indah, semua yang terpuji, semua yang sempurna, semua yang patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). Dengan mengarahkan pikiran kita kepada hal-hal ini, kita dapat menghindari godaan dan menjaga kemurnian hati kita. Yesus pun dengan tegas mengajarkan bahwa perzinaan bukan hanya tentang tindakan, tetapi pikiran (Matius 5:28).
Petrus juga mendorong jemaatnya, "Sebagai anak-anak yang taat, janganlah tunduk kepada nafsu jahatmu seperti ketika kamu masih hidup dalam kebodohanmu, tetapi kuduslah dalam segala tingkah lakumu, seperti Allah yang memanggilmu adalah kudus." (1 Petrus 1:14-15). Dosa pikiran sering diremehkan karena tidak bisa dilihat oleh orang lain, tetapi dosa yang tersembunyi di balik pikiran kita justru lebih berbahaya. Karena itu, kesucian pikiran, yang dapat dilihat oleh Tuhan, menjadi ukuran seberapa dewasanya kerohanian kita. Mulailah mengambil komitmen untuk memikirkan hal-hal yang di atas, bukan hal-hal yang di bumi (Kolose 3:2). Pikirkanlah apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam pernikahan, bukan apa yang menjadi kehendak kita sendiri.
Ini bukanlah hal yang mudah dan banyak orang yang berpikir ini sangat sulit. Namun, Tuhan memberi perintah, artinya tidak mungkin tidak bisa dilaksanakan. Tuhan memberikan perintah itu bersama tuntunan untuk menolong kita menaati hukum-hukumnya, terkhusus hal mengendalikan nafsu seks. Apa yang harus kita lakukan?
Pertama, harus mengakui, sesuai firman Tuhan, bahwa Anda adalah seorang berdosa dan layak untuk mendapatkan hukuman Allah. Anda harus berbalik dari dosa-dosa Anda dan mengakui bahwa Yesus telah membayar dosa-dosa Anda ketika Dia mati di kayu salib. Allah membangkitkan Dia pada hari ketiga untuk menunjukkan bahwa Allah telah menerima kematian Yesus sebagai penebusan atas dosa-dosa Anda. Anda harus menerima Yesus dalam hidup Anda sebagai Tuhan dan Penguasa. Jika Anda melaksanakan hal ini, Yesus akan tinggal dalam Anda dan menolong. Dia akan mengubah hidup Anda. Tubuh Anda akan menjadi Bait Roh Kudus. Ketika Yesus hidup dalam Anda, Dialah yang bisa berkata, "Tidak!" terhadap segala kecemaran seks.
Jangan kita pikir bahwa seks hanya terjadi ketika ada hubungan langsung antara laki-laki dan perempuan. Seperti perkataan Yesus yang telah dibahas sebelumnya, ketika kita memikirkan hawa nafsu saat melihat orang lain, itu sudah dikatakan berzina! (Matius 5:28). Jangan sepelekan hal ini, terlebih kemudahan mengakses konten-konten negatif, termasuk pornografi. Jangan sampai kita biarkan pikiran negatif menguasai diri kita, tetapi kuasailah pikiranmu dan berubahlah oleh pembaharuan budimu! Mari kita sadar bahwa "Sekarang, kita telah menerima, bukan roh dari dunia, melainkan roh yang dari Allah supaya kita dapat mengetahui hal-hal yang dianugerahkan Allah kepada kita." (1 Korintus 2:12).
Kristus akan setia mengampuni dosa-dosa kita apabila kita memberikan pertobatan yang sungguh-sungguh. Jika ada orang yang telah melakukan dosa percabulan datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan ampuni aku atas apa yang telah kulakukan," Tuhan Yesus siap untuk mengampuninya dan siap mengeluarkannya dari jurang kecemaran. Kristus dapat mengubah hidupnya menjadi "sesuatu yang indah". "Jika kita mengakui dosa-dosa kita, Dia adalah setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa kita dan untuk membersihkan kita dari semua kejahatan." (1 Yohanes 1:9) Kasih sayang Allah sungguh luar biasa! Karena itu, bertobatlah.
Bagaimana Anda dapat melewati pencobaan-pencobaan hawa nafsu? Alkitab mengatakan bahwa Allah setia, karena itu Dia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita karena Dia ada bersama kita (1 Korintus 10:13). Pada waktu pencobaan itu datang, Dia akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat melewatinya. Carilah dan peganglah janji Tuhan, percayakan hidup kita sepenuhnya kepada Allah yang menuntun dan menolong kita.
Akhir Pelajaran (PPK-P04)
Doa
"Tuhan, ajar aku untuk menjaga kekudusan tubuhku supaya tubuhku dapat menjadi persembahan yang berkenan kepada-Mu. Tolonglah aku untuk terus berpegang pada janji-Mu. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA