PIS - Pelajaran 02
Nama Kelas | : | Pengantar Injil Sinoptik |
Nama Pelajaran | : | Hubungan Perjanjian Lama dengan Injil Sinoptik |
Kode Pelajaran | : | PIS-P02 |
Pelajaran 02 -- Hubungan Perjanjian Lama dengan Injil Sinoptik
Daftar Isi
- Fakta-Fakta Historis dan Presuposisi Teologis
- Fakta-Fakta Historis
- Presuposisi Teologis
- Alkitab Adalah Firman Allah
- Tipologi
- Keyakinan Teologis akan Penggenapan Janji Tuhan
- "Kristo-sentris"
- Tipologi Perjanjian Lama dalam Injil Sinoptik
- Tipologi Pemenuhan Nubuat
- Tipologi Isi Berita
- Isu-Isu Unik Hubungan Perjanjian Lama dan Injil Sinoptik
- Penyataan Allah Bersifat Progresif
- Injil Sinoptik Melanjutkan Penyataan Allah yang Progresif
- Pelajaran Penting dari Hubungan Perjanjian Lama dan Injil Sinoptik
- Perjanjian Lama Adalah Sumber Acuan Injil Sinoptik
- Injil Sinoptik Adalah Kesinambungan Penyataan Allah dalam PL
- Hubungan Perjanjian Lama dan Injil Sinoptik Memberikan Konteks Luas Sejarah Keselamatan Allah
Doa
Pelajaran 02: Hubungan Perjanjian Lama Dengan Injil Sinoptik
Perjanjian Lama adalah dasar dari penulisan kitab Injil Sinoptik. Berkali-kali, para penulis Injil Sinoptik mengutip firman, baik dari kitab Taurat maupun kitab-kitab para nabi. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa ada harmoni antara Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Mari kita mempelajari lebih jauh hubungan PL dengan Injil Sinoptik.
- Fakta-Fakta Historis dan Presuposisi Teologis
- Fakta-Fakta Historis
- Presuposisi Teologis
- Alkitab Adalah Firman Allah
- Tipologi
- Keyakinan Teologis akan Penggenapan Janji Tuhan
- "Kristo-sentris"
- Tipologi Perjanjian Lama dalam Injil Sinoptik
- Tipologi Pemenuhan Nubuat
- Tipologi Isi Berita
- Isu-Isu Unik Hubungan Perjanjian Lama dan Injil Sinoptik
- Penyataan Allah Bersifat Progresif
- Injil Sinoptik Melanjutkan Penyataan Allah yang Progresif
- Pelajaran Penting dari Hubungan Perjanjian Lama dan Injil Sinoptik
- Perjanjian Lama Adalah Sumber Acuan Injil Sinoptik
- Injil Sinoptik Adalah Kesinambungan Penyataan Allah dalam PL
- Hubungan Perjanjian Lama dan Injil Sinoptik Memberikan Konteks Luas Sejarah Keselamatan Allah
Ketika masa PB berlangsung, Kitab Suci PL sudah terkumpul dalam dua versi, yaitu versi bahasa Ibrani dan versi Yunani yang disebut Septuaginta (LXX). Pada awalnya, kisah-kisah mengenai Allah dan hubungan-Nya dengan umat Israel disampaikan dari mulut ke mulut. Barulah sekitar tahun 1200 -- 1000 SM, kisah-kisah tersebut mulai dituliskan. Sekitar tahun 400 SM, Taurat diterima sebagai tulisan suci. Kemudian, kitab nabi-nabi diterima sebagai tulisan suci antara tahun 400 -- 200 SM.
Pada masa PL hingga masa PB, jemaat hanya dapat mendengar pembacaan Kitab Suci di sinagoge atau di Bait Allah. Kitab Suci PL yang digunakan para rabi di Israel adalah terjemahan bahasa Aram yang dinamai Targum. Kitab Suci inilah yang dikutip oleh para penulis PB, termasuk para penulis Injil Sinoptik.
Fakta ini menunjukkan bahwa Kitab Suci PL memainkan peran yang signifikan dalam membentuk konteks rohani dan budaya para penulis Injil Sinoptik.
Berkaitan dengan penggunaan PL dalam Injil Sinoptik, beberapa presuposisi teologis ini penting untuk dimiliki:
Alkitab PL terdiri dari 39 Kitab. Sekalipun ada banyak penulis, seluruh kitab PL harus dibaca sebagai satu kesatuan karena sumber penulisannya adalah satu, yaitu Allah sendiri. Dengan memahami ini, kita dapat mengimani bahwa semua yang Allah janjikan dalam PL pasti Allah genapi. PB adalah penggenapan dari janji Allah dalam PL. Itu sebabnya, Kitab Suci PL memiliki arti penting bagi umat Allah yang hidup pada masa PB.
Dalam PL dan PB, kita melihat Allah sering bekerja dalam pola yang sama. Satu peristiwa yang signifikan dalam PL dipakai Allah untuk mencerminkan peristiwa lain dalam PB yang merujuk kepada Kristus. Inilah yang dimaksud dengan tipologi.
Sebagai contoh, kisah ular tembaga Musa (Bilangan 21:4-9) adalah tipologi dari salib Kristus. Orang Israel yang berdosa akan dipagut ular tedung, tetapi ketika mereka mengarahkan mata kepada ular tembaga, mereka akan tetap hidup (Bilangan 21:9). Salib Kristus lebih daripada ular tembaga Musa. Salib Kristus tidak hanya memberi hidup baru kepada mereka yang mengarahkan matanya kepada Kristus, tetapi juga memulihkan hubungannya dengan Allah. Jadi, peristiwa yang terjadi dalam PL memiliki benang merah dengan peristiwa dalam PB. Di sinilah, kita melihat hubungan yang signifikan antara PL dan Injil Sinoptik.
Allah tidak pernah bohong dalam menggenapi janji-Nya. Mari mengenal istilah teologis ini: already, but not yet. Dalam PL, Allah menjanjikan Mesias untuk datang dan membebaskan manusia dari dosa. Dalam PB, Mesias sudah datang dan membebaskan kita dari dosa, tetapi kita belum menerima pembebasan sepenuhnya karena kita masih hidup dalam darah dan daging. Dalam Injil Sinoptik, Yesus berbicara dan mengajar tentang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah SUDAH datang melalui Yesus (already), tetapi kepenuhan Kerajaan Allah BELUM NYATA (not yet). Pemenuhan Kerajaan Allah ini akan terjadi ketika Kristus datang kedua kalinya untuk memerintah seluruh bumi. Jadi, fakta already, but not yet ini jelas terlihat dalam Injil Sinoptik.
PL dan PB mengacu pada satu tokoh yang sama, yaitu Yesus Kristus. Yesus adalah Kristus yang dijanjikan sejak masa PL, dan Dialah penggenapan dari semua janji Allah. Kedatangan Yesus ke dunia merupakan "Kabar Baik" yang dicatat oleh semua Injil Sinoptik. Seluruh sejarah keselamatan Allah (dari Kejadian sampai Wahyu) berpusatkan pada Yesus Kristus (Kristo-sentris) karena Dialah puncak dari seluruh janji Allah.
PB tidak berdiri sendiri karena selalu melihat dan menggunakan PL saat menjelaskan peristiwa yang terjadi. Karena itu, ada beberapa tipologi PL yang diungkapkan dalam Injil Sinoptik, yang berkaitan erat dengan Pribadi Yesus.
PL adalah kitab-kitab yang penuh dengan nubuat yang bersifat "futuris" (mengacu pada masa depan). Oleh karena itu, para penulis PB biasanya mengutip firman dalam PL dan menunjukkan bahwa nas tersebut sudah digenapi dalam Yesus. Beberapa teks Injil Sinoptik khususnya, merefleksikan penggenapan nubuat secara langsung. Salah satu contohnya adalah pengharapan kedatangan Anak Manusia yang muncul pertama kali dalam Daniel 7:13-14.
Dalam satu penglihatan, Daniel melihat Pemberian kuasa dari Yang Lanjut Usia kepada Anak Manusia. Penglihatan ini tentu masih bersifat samar-samar bagi Daniel, tetapi dalam Injil Sinoptik Yesus menyatakan bahwa Dialah Anak Manusia itu. Bahkan, pemakaian gelar ini menjadi sangat dikenal karena berkali-kali Yesus menyebutkan diri-Nya yang menyandang gelar Anak Manusia (Markus 14:62; Lukas 22:69). Hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa Allah setia dengan janji-Nya. Janji yang ada dalam PL digenapi dalam PB. Bahkan, untuk masa yang akan datang, janji Allah tetap relevan dan akan dipenuhi oleh Allah.
Selain tipologi pemenuhan nubuat, Injil Sinoptik juga kadang menggunakan tipologi dari ide pokok berita dari PL. Para penulis Injil Sinoptik memang tidak mengutip secara langsung, tetapi ide berita yang sudah ada dalam PL disampaikan lagi dengan kata-kata baru dari si penulis. Salah satu contohnya adalah seruan Yohanes Pembaptis. Dalam Markus 1:2-3 dituliskan, " .... Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya." Seruan Yohanes Pembaptis dalam mempersiapkan jalan bagi Mesias sesungguhnya sudah diserukan oleh Nabi Yesaya sebelumnya dalam PL, " .... Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran." (Yesaya 40:3-4)
Apabila kita cermati contoh di atas, kita dapat belajar bahwa Markus 1:2-3 dan Yesaya 40:3-4 memiliki satu ide pokok yang sama, yaitu mempersiapkan jalan bagi Tuhan, tetapi penulis Injil Sinoptik menuliskannya kembali dengan kata-kata baru.
Jadi, jika kita sudah sering membaca kitab-kitab Injil, tipologi PL ini akan menolong kita untuk mengenali berita Injil Sinoptik dengan sudut pandang yang lebih jelas. Pernyataan yang sudah Allah sampaikan dalam PL adalah pernyataan yang dinamis, dan tetap memiliki esensi perjanjian ketika disampaikan oleh para penulis PB, khususnya penulis Injil Sinoptik.
Dalam mempelajari dan memahami Alkitab, terdapat satu isu unik mengenai penulisan Alkitab. Dalam doktrin bibliologi, kita belajar bahwa Allah menginspirasikan firman-Nya kepada para penulis Alkitab. Akan tetapi, apa yang dituliskan oleh para penulis masih bersifat samar-samar pada masa itu. Sebagai contoh dalam Injil Sinoptik, Yesus mengajar para murid dan banyak orang dengan perumpamaan. Namun, sering mereka masih bertanya-tanya tentang maksud perumpamaan tersebut. Simaklah contoh-contoh ini:
- Yesus mengatakan bahwa Ia datang untuk menggenapi hukum Taurat. Meski begitu, orang-orang Farisi, ahli Taurat, dan orang banyak menilai dan menganggap bahwa Yesus datang ingin meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi. Anggapan ini menunjukkan bahwa inti kedatangan Yesus belum dapat diterima dan dipahami dengan benar oleh mereka pada saat itu.
- Dalam perjalanan menuju Kaisarea Filipi, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, "Menurutmu, siapakah Aku ini?" Banyak jawaban yang muncul, tetapi hanya Petrus yang menjawab bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah (Lukas 9:18-21; Markus 8:27-30). Memang orang memandang Yesus dengan berbagai sudut pandang, tetapi sesungguhnya Yesus adalah Mesias yang dijanjikan oleh Allah sejak masa PL.
Masih ada hal-hal yang dirasa samar-samar dalam peristiwa yang dicatat dalam Alkitab. Akan tetapi, ada satu benang merah yang menghubungkan semua peristiwa dalam PL dan PB, yaitu Allah, Sang Pembuat dan Sang Pengukir sejarah bangsa-bangsa. Allah memberikan hikmat kepada semua penulis kitab sehingga mereka dapat menuliskan pernyataan-Nya sesuai dengan yang Allah inginkan. Allah adalah penggerak sejarah dan berotoritas penuh dalam sejarah. Nah, pelajaran apa yang bisa kita ambil?
Pelajaran berharga yang boleh kita dapatkan saat membaca dan menggali seluruh kitab-kitab adalah penyataan Allah yang bersifat progresif. Allah menyatakan penyataan secara berangsur-angsur menuju kepada penggenapan rencana-Nya sehingga pernyataan rencana-Nya terus berkembang. Dari penyataan yang bersifat progresif tersebut, Allah menunjukkan kuasa-Nya bahwa Ia mengingat dan menggenapi janji-janji-Nya. Hal ini juga merupakan sebuah proklamasi untuk bangsa Israel dan semua bangsa bahwa Tuhan Allah Israel adalah Allah yang hidup dan setia akan janji-Nya.
Melihat karya Allah dalam sejarah dan penyataan Allah yang bersifat progresif, para penulis Injil Sinoptik dapat melihat semua peristiwa yang sudah dinyatakan dalam PL dan menghubungkan peristiwa-peristiwa itu dengan Yesus, Sang Anak Allah. Kepada Dialah, penyataan Allah mengarah. Peristiwa yang dirasakan samar-samar dalam PL, perlahan-lahan, tetapi pasti, menjadi semakin jelas dengan kedatangan Mesias, yang mengambil rupa seorang Hamba, melakukan semua kehendak Bapa, mati di salib untuk menebus dosa manusia, bangkit pada hari yang ketiga, naik ke surga, dan mengarah pada kedatangan-Nya yang kedua.
Mempelajari Injil Sinoptik tidak dapat dilepaskan dari mempelajari inti berita PL. Beberapa pelajaran penting tentang hubungan PL dan Injil Sinoptik yang harus diperhatikan:
Injil Sinoptik sangat mengacu pada PL untuk menjadi konteks teologis dan historisnya. Yesus dan murid-murid-Nya adalah orang Yahudi. Karenanya, ajaran serta tindakan mereka berakar kuat dalam Kitab Suci dan tradisi Yahudi. Injil Sinoptik sering mengutip PL dan menggunakan kisah-kisah serta simbol-simbol PL untuk mengilustrasikan poin-poinnya. Oleh karena itu, memahami latar belakang PL sangat penting untuk menafsirkan ajaran dan tindakan Yesus dan para pengikut-Nya yang diungkapkan dalam Injil Sinoptik.
Injil Sinoptik mewakili perkembangan yang signifikan dari penyataan Allah yang progresif yang telah Allah mulai dari PL. Sementara PL menekankan pada hukum Taurat dan perjanjian antara Allah dan Israel, Injil Sinoptik menekankan kedatangan kerajaan Allah dan keselamatan untuk semua orang melalui iman pada Yesus Kristus. Injil Sinoptik menampilkan Yesus sebagai penggenapan nubuat PL dan perwujudan kasih dan belas kasihan Allah atas manusia. Oleh karena itu, memahami hubungan antara PL dan Injil Sinoptik sangat penting untuk memahami kesinambungan dan koherensi dari rencana keselamatan Allah di sepanjang sejarah.
Akhirnya, hubungan antara PL dan Injil Sinoptik penting untuk memahami konteks yang lebih luas dari iman Kristen. PL memberikan fondasi bagi PB, dan Injil Sinoptik adalah bagian penting dari kanon PB yang menunjukkan titik balik penggenapan rencana keselamatan Allah atas manusia. Dengan mempelajari hubungan PL dan Injil Sinoptik, kita dapat memperoleh apresiasi yang lebih dalam terhadap kekayaan dan kompleksitas tradisi Kristen, dan cara-cara yang digunakan Allah sepanjang sejarah untuk mewujudkan rencana dan tujuan-Nya.
Memahami fakta-fakta historis tentang hubungan PL dan Injil Sinoptik ini dapat menolong kita menghargai kesinambungan tradisi Alkitab dan menolong kita menafsirkan PB dalam konteks yang tepat. Selain itu, kita juga dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konteks ajaran Kristen, serta cara-cara yang digunakan Allah dalam mengajarkan rencana dan tujuan-Nya untuk manusia.
Akhir Pelajaran (PIS-P02)
Doa
"Terima kasih Tuhan Yesus, Engkau adalah Perencana ulung keselamatan manusia. Aku bersyukur melalui berita Injil Sinoptik, aku dapat melihat karya besar keselamatan yang Engkau rencanakan itu. Sungguh, Engkau Allah yang luar biasa."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA