PIS - Pelajaran 01
Nama Kelas | : | Pengantar Injil Sinoptik |
Nama Pelajaran | : | Injil Sinoptik |
Kode Pelajaran | : | PIS-P01 |
Pelajaran 01 -- Injil Sinoptik
Daftar Isi
- Pengertian Injil Sinoptik
- Definisi Injil Sinoptik
- Apa Pentingnya Mempelajari Injil Sinoptik?
- Susunan Injil Sinoptik
- Injil Matius Ditempatkan yang Pertama
- Injil Markus Ditempatkan yang Kedua
- Injil Lukas Ditempatkan yang Ketiga
- Problematika Injil Sinoptik
- Hipotesis Satu Sumber
- Hipotesis Dua Sumber
- Hipotesis Tiga Sumber
- Hipotesis Empat Sumber
- Perbedaan Injil Sinoptik dengan Injil Yohanes
- Perbedaan Materi
- Perbedaan Geografi
- Perbedaan Struktur Penulisan
Doa
Pelajaran 01: Injil Sinoptik
Injil adalah jenis sastra Alkitab yang khusus menceritakan tentang ajaran dan kehidupan Yesus. Ada empat kitab Injil, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Di antara empat Injil ini, ada tiga Injil yang memiliki banyak kemiripan, yaitu Injil Matius, Markus, dan Lukas, sedangkan Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil yang lain. Pernahkah Anda bertanya, mengapa Alkitab perlu memasukkan tiga Injil yang isinya mirip-mirip? Inilah yang akan kita bahas dalam pelajaran 1.
- Pengertian Injil Sinoptik
- Definisi Injil Sinoptik
- Apa Pentingnya Mempelajari Injil Sinoptik?
- Susunan Injil Sinoptik
- Injil Matius Ditempatkan yang Pertama
- Markus Ditempatkan yang Kedua
- Injil Lukas Ditempatkan yang Ketiga
- Problematika Injil Sinoptik
- Hipotesis Satu Sumber
- Hipotesis Dua Sumber
- Hipotesis Tiga Sumber
- Hipotesis Empat Sumber
- Injil Markus sebagai sumber tertua.
- Sumber "M" adalah sumber yang hanya dimiliki oleh Matius.
- Sumber "Q" atau Quelle adalah sumber yang sama-sama digunakan oleh Matius dan Lukas.
- Sumber "L" adalah sumber yang hanya dimiliki oleh Lukas.
- Perbedaan Injil Sinoptik dengan Injil Yohanes
- Perbedaan Sumber Materi
- Perbedaan Geografis
- Yesus mengajar berkeliling di seluruh wilayah Galilea (Matius 4:23-25; Lukas 6:17-19).
- Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum (Matius 8:5-13; Lukas 7:1-10). Kapernaum adalah kota pusat industri perikanan di Galilea. Markus juga menulis bahwa di kota inilah, Tuhan Yesus memanggil para murid (Markus 2:1, 14).
- Betsaida adalah kota di tepi Danau Galilea, tempat Petrus, Yohanes, Yakobus, dan Andreas tinggal (Yohanes 1:44). Di kota ini, Yesus menyembuhkan seseorang yang buta (Markus 8:22-26).
- Kaisarea -- Filipi, terletak di sebelah utara Danau Galilea. Di kota ini, Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias.
- Nain, sebuah desa di tenggara Nazaret, Yesus membangkitkan anak laki-laki seorang janda (Lukas 7:11-17).
- Perbedaan Struktur Penulisan
Injil Sinoptik terdiri dua kata: Injil dan Sinoptik.
- Injil berasal dari kata euaggelion (bhs Yunani), artinya 'kabar baik'.
- Sinoptik berasal dari kata syn + optic, artinya 'melihat secara bersama-sama'.
Injil Sinoptik merujuk kepada tiga kitab Injil, yaitu Matius, Markus, dan Lukas. Ketiga kitab ini melihat secara bersama-sama kehidupan Yesus, mulai dari kelahirannya hingga kematian dan kebangkitan-Nya, tetapi dengan cara pandang yang berbeda-beda sesuai dengan kacamata para penulisnya. Ketiga Injil ini memiliki banyak kesamaan; bukan hanya dalam hal konten naratifnya, tetapi juga struktur dan urutan kisahnya. Banyak teks dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas yang bisa disejajarkan (diparalelkan) karena memiliki kata-kata, istilah, dan struktur kalimat yang sama. Namun, sekalipun banyak kesamaan, ketiga Injil ini juga memiliki perbedaan, terutama dalam detail dan penekanan naratifnya.
Melihat persamaan dan perbedaan ketiga Injil ini, para ahli kitab membuat beberapa hipotesis yang menjelaskan mengapa ada tiga Injil yang mengisahkan ajaran dan kehidupan Tuhan Yesus, dan dari mana persamaan dan perbedaan itu berasal.
Mempelajari Injil Sinoptik penting bagi orang Kristen karena ketiga kitab Injil ini, yaitu Matius, Markus, dan Lukas, merupakan sumber utama untuk kita mempelajari ajaran dan kehidupan Yesus Kristus sebagai dasar iman Kristen kita. Mempelajari Injil-injil ini sangat berharga karena kita dapat mempelajari karakter Yesus, ajaran, dan juga misi-Nya di dunia sehingga tema-tema penting dapat kita pelajari dengan baik.
Mempelajari kesamaan Injil Sinoptik menolong kita melihat kesatuan dari Injil-Injil tersebut sehingga kita semakin dalam memahami tentang Yesus. Mempelajari perbedaan di antara ketiga kitab Injil Sinoptik juga membantu kita memahami berbagai konteks, cara pandang, dan tujuan penulisan dari masing-masing kitab Injil ini.
Ketiga Injil Sinoptik ini ditempatkan dalam Alkitab dalam susunan yang tidak sembarangan. Mari kita pelajari alasan penyusunan Injil-Injil ini.
Dalam kanon PB, Injil Matius ditempatkan sebagai kitab Injil yang pertama, sebelum Injil Markus dan Lukas, bukan karena Injil Matius ditulis lebih dahulu, tetapi karena ada peranan Roh Kudus yang mendorong bapa-bapa gereja menempatkan Injil Matius sebagai kitab pertama. Yang melatarbelakangi pilihan ini adalah kepada siapa Injil Matius ini ditulis. Injil Matius dialamatkan untuk orang Yahudi, yaitu keturunan Abraham sebagai penerima janji keselamatan, yang menanti-nantikan kedatangan Mesias sejak masa PL. Sekarang, Mesias sudah datang dalam diri Yesus. Inilah yang ingin disampaikan Matius kepada orang Israel bahwa Yesus adalah Mesias, penggenapan janji Allah itu.
Sama halnya dengan Injil Matius, dalam proses kanonisasi, Roh Kuduslah yang membuat bapa-bapa gereja menempatkan Injil Markus di belakang Injil Matius. Dalam menuliskan Injilnya, Markus memakai sudut pandang orang bukan Yahudi untuk memperkenalkan Kristus. Markus percaya bahwa orang di luar Yahudi, jika mereka percaya kepada Yesus, mereka pun beroleh keselamatan.
Lukas mengalamatkan Injilnya untuk orang Yunani karena Lukas melihat bagaimana Paulus dan rekan-rekan pelayanan Paulus mengabarkan berita tentang Kristus kepada orang-orang di luar Yahudi, bahkan kepada orang Romawi dan juga ke seluruh dunia.
Demikianlah kitab-kitab Sinoptik ini disusun. Sadar atau tidak, jemaat mula-mula telah mengambil peranan dalam peletakkan ketiga Injil ini. Kemudian, di bawah bimbingan Roh Kudus, bapa-bapa gereja menetapkannya untuk menggenapi rencana dan ketetapan Allah.
Lahirnya Problematika Injil Sinoptik diawali dari penelitian terhadap persamaan dan perbedaan kisah Yesus yang diceritakan dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas. Keadaan ini ditambah karena datangnya masa Pencerahan dan Rasionalisme yang menimbulkan satu babak baru yang dinamakan babak penyelidikan Alkitab dengan menggunakan metode historis kritis. Dari sinilah, muncul berbagai teori yang menjelaskan dari mana persamaan dan perbedaan berasal.
Jadi, Problematika Sinoptik adalah sebuah studi yang mempelajari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dalam ketiga Injil. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab beberapa pertanyaan, seperti:
- Apa dan bagaimana relasi ketiga Injil?
- Bagaimana menjelaskan persamaan dan perbedaan yang ada dalam ketiga Injil?
- Apakah persamaan-persamaan dalam ketiga Injil itu karena persamaan sumber yang dipakai?
- Mungkinkah salah satu Injil dipakai untuk menjadi sumber bagi Injil lain?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, para ahli teologi mengemukakan beberapa hipotesa untuk memecahkan Problematika Injil Sinoptik.
Hipotesis Satu Sumber sering disebut "Hipotesis Farrer". Inti Hipotesis Farrer adalah Injil Markus ditulis lebih dahulu, baru setelah itu Injil Matius dan Injil Lukas. Injil Markus menjadi sumber penulisan bagi Matius dan Lukas saat menuliskan Injil-Injilnya. Hasil dari hipotesis ini menghasilkan pandangan Prioritas Injil Markus. Injil Markus adalah Injil yang pendek, semua kejadian dalam Injil Matius dan Injil Lukas dapat ditelusuri dalam Injil Markus. Selain itu, bahasa Yunani yang digunakan dalam Injil Markus dinilai lebih primitif dan tidak lazim. Saat Matius dan Lukas mengutip dari Markus, mereka membuatnya menjadi kisah dengan bahasa yang lebih indah.
Hipotesis Dua Sumber muncul pada abad modern ini, yaitu abad ke-19. Teori ini sering disebut sebagai "Teori Historis Kritis". Hipotesis Dua Sumber merumuskan bahwa ada dua sumber utama yang digunakan untuk menulis Injil-Injil:
- Sumber pertama: Injil Markus sebagai Injil pertama yang ditulis.
- Sumber kedua: "Q" atau Quelle (bhs. Jerman), artinya 'sumber'.
Akan tetapi, Hipotesis Dua Sumber ini sulit diterima gereja karena:
- Hipotesis ini mengabaikan Matius, sebagai salah satu dari dua belas murid Yesus, dan sekaligus saksi mata langsung dari semua peristiwa yang terjadi tentang Yesus. Jadi, sebagai saksi mata langsung, Matius tidak butuh sumber lain untuk menuliskan Injilnya.
- Hipotesis ini baru muncul pada abad ke-19, belum teruji oleh gereja mula-mula sehingga tidak banyak yang menerimanya.
Hipotesis Tiga Sumber adalah kombinasi dari Hipotesis Dua Sumber dan Hipotesis Farrer. Hipotesis Tiga Sumber diusulkan oleh Heinrich Julius Holtzmann dan Eduard Simon. Mereka menyatakan, "Injil Lukas dan Injil Matius menggunakan Markus dan kumpulan perkataan Yesus sebagai sumber utama, tetapi Lukas juga menggunakan Matius sebagai sumber subsider." Namun, hipotesis ini kurang populer.
Hipotesis Empat Sumber adalah hipotesis yang kini diyakini oleh para ahli kitab PB. Hipotesis ini mengemukakan bahwa terdapat empat sumber utama untuk penulisan Injil, yaitu:
Sekalipun banyak diyakini oleh ahli kitab PB, tetapi hipotesis ini juga memiliki kelemahan, yaitu diasumsikan bahwa para penulis Injil adalah orang-orang yang saling mengenal. Persamaan-persamaan yang ada dalam Injil Sinoptik adalah hasil dari kontak antarpenulis Injil Sinoptik.
Sebagai seorang Kristen, kita harus melihat Problematika Sinoptik dengan kacamata rohani. Perbedaan dan persamaan dalam Injil sesungguhnya bukanlah masalah yang harus dipecahkan dengan berbagai hipotesis. Kita menerima fakta bahwa Matius, Markus, dan Lukas memberikan kepada kita informasi yang unik tentang Yesus dan dengan penekanan yang berbeda-beda dalam Injil-Injil yang mereka tuliskan.
Injil Yohanes dianggap sebagai Injil yang memiliki 90% kekhasan pribadi, yang tidak dimiliki oleh Injil Sinoptik. John Drane mengemukakan, "Yohanes menuliskan Injilnya berdasarkan penafsiran teologis tentang kisah faktual dari Injil-Injil Sinoptik. Sementara itu, dapat disimpulkan bahwa sumber Injil Yohanes adalah sumber yang sahih tersendiri dan dapat berdiri sendiri." Berikut beberapa perbedaan yang ada pada Injil Sinoptik dan Injil Yohanes.
Sebagian besar hipotesis Injil Sinoptik sepakat bahwa Injil Markus adalah Injil yang ditulis paling awal. Matius dan Lukas menjadikan Injil Markus sebagai sumber penulisan, ditambah beberapa sumber yang lain, seperti sumber "M", "Q", dan "L". Bagaimana dengan Injil Yohanes?
Dipercaya bahwa sumber materi yang digunakan Yohanes adalah dari Yohanes sendiri. Rasul Yohanes adalah saksi mata, sehingga ia melihat secara langsung apa yang Yesus lakukan dan ajarkan ketika ia mengikuti Yesus selama 3,5 tahun.
Injil Sinoptik memberi ruang yang besar untuk menuliskan perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, sedangkan Injil Yohanes tidak. Injil Yohanes lebih banyak menulis pengajaran Yesus dalam bentuk percakapan, misalnya kisah Nikodemus (pasal 3), perempuan Samaria (pasal 4), orang buta yang disembuhkan (pasal 9), Lazarus dibangkitkan (pasal 11), dan peristiwa Yesus membasuh kaki para murid (pasal 13). Kekhasan lain dari Injil Yohanes adalah penggunaan simbolisme saat menjelaskan ajaran Kristus, seperti air, terang, anggur, dan gembala, sedangkan Injil Sinoptik tidak memakai simbol-simbol tsb..
Para penulis Injil menuliskan lokasi geografis pelayanan Yesus dengan cara yang berbeda. Matius, Markus, dan Lukas banyak mencatat pelayanan Yesus di daerah Galilea dan sekitarnya:
Injil Sinoptik memiliki cakupan daerah Galilea dan sekitarnya, sampai ke Kaisarea -- Filipi. Sementara itu, Injil Yohanes lebih banyak mencatat pelayanan Yesus di Yudea dan Yerusalem. Yohanes mencatat perjalanan Yesus ke Yerusalem untuk merayakan Paskah sebanyak tiga kali (Yohanes 2:13, 23; 6:4; 13:1), pelayanan Yesus di daerah Yudea, seperti Yerikho, Emaus, dan Betania. Selain itu, minggu terakhir kehidupan Yesus hingga kenaikan Yesus dituliskan Yohanes terjadi di Yerusalem. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Injil Sinoptik memiliki setting geografis di daerah Galilea hingga Kaisarea, sedangkan Injil Yohanes adalah daerah Yudea, khususnya Yerusalem.
Injil Sinoptik memiliki struktur penulisan yang panjang dan detail, khususnya penulisan perumpamaan dan ajaran Yesus, sedangkan Injil Yohanes hanya menuliskan tujuh perumpamaan Tuhan Yesus. Selebihnya, adalah pengajaran-pengajaran Yesus. Oleh karena itu, Injil Yohanes sering disebut sebagai Injil doktrinal, tetapi disampaikan dalam bentuk kisah percakapan.
Injil Yohanes berdiri sendiri sebagai sebuah Injil yang khas dan sahih sebagai karya Yohanes. Sekalipun terdapat perbedaan, para penulis sama-sama menekankan satu tokoh yang sama, yaitu Tuhan Yesus. Ajaran-ajaran Tuhan Yesus, baik dalam Injil Sinoptik maupun Injil Yohanes, adalah ajaran yang bersumber dari Allah Bapa. Penekanan utama para penulis Injil adalah bahwa Yesus datang, mati, bangkit, dan naik ke surga untuk menyelamatkan umat manusia.
Akhir Pelajaran (PIS-P01)
Doa
"Terima kasih Tuhan, hari ini aku dapat belajar tentang apa artinya Injil Sinoptik. Aku bersyukur melalui Injil Matius, Markus, dan Lukas aku dapat semakin mengenal Engkau, Allah yang Benar, dengan cara yang lebih kaya dan mendalam. Terima kasih Tuhan. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA